Uploaded by User51719

BAB 1-3 STRATEGI PEMBELAJARAN MODUL3&4

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi
yang ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang
diarahkan kepada tujuan dan proses tersebut melalui berbagai pengalaman.
Kegiatan pembelajaran dilakukan oleh dua orang pelaku, yaitu guru dan
siswa. Perilaku mengajar dan perilaku belajar tersebut terkait dengan bahan
pembelajaran.
Untuk mencapai keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran terdapat
beberapa komponen yang dapat menunjang yaitu komponen materi,
komponen strategi belajar mengajar, komponen prosedur pembelajaran dan
komponen evaluasi. Masing-masing komponen tersebut saling terkait dan
saling mempengaruhi satu sama lain. Dan komponen-komponen tersebut
harus diperhatikan oleh guru dalam memilih dan menentukan model-model
pembelajaran apa yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
Model-model pembelajaran biasanya disusun berdasarkan berbagai prinsip
atau teori sebagai pijakan dalam peengembangannya. Model-model
pembelajaran didasarkan pada teori belajar yang dikelompokkan menjadi
empat model. Untuk mencapai tujuan pembelajaran hendaknya guru
menggunakan model belajar dan sesuai dan efisien.
Seperti yang sudah diketahui juga bahwa proses pembelajaran merupakan
upaya yang dilakukan guru untuk membantu terjadinya proses belajar pada
diri siswa. Oleh karena itu, pembelajaran harus dirancang dan dilaksanakan
secara sistematis. Sebagai seorang guru tentu juga dituntut untuk mampu
merancang dan melaksanakan pembelajaran dengan baik. Maka selain modelmodel pembelajaran, penggunaan prosedur pembelajaran yang sesuai juga
sangat penting dalam kegiatan pembelajaran. Prosedur pembelajaran terdiri
dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Pelaksanaan
pembelajaran harus sesuai dengan prosedur yang tepat agar dapat mencapai
keberhasilan dalam pembelajaran.
1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan paparan di atas, dalam makalah ini penulis menentukan rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Apa sajakah macam model-model belajar itu?
2. Apa sajakan macam model rumpun belajar?
3. Apa yang dimaksud dengan prosedur dalam sebuah pembelajaran?
4. Apa saja langkah-langkah yang harus dilakukan dalam kegiatan pra dan
awal pembelajaran dalam sebuah prosedur pembelajaran?
5. Apa saja langkah-langkah yang harus dilakukan dalam kegiatan inti
pembelajaran dalam sebuah prosedur pembelajaran?
6. Apa saja langkah-langkah yang harus dilakukan dalam kegiatan akhir dan
tindak lanjut dalam sebuah prosedur pembelajaran?
C. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui apa saja model-model dalam belajar.
2. Mengetahui macam dari rumpun model belajar.
3. Mengetahui langkah-langkah yang harus dilakukan dalam kegiatan pra
dan awal pembelajaran dalam sebuah prosedur pembelajaran.
4. Mengetahui langkah-langkah yang harus dilakukan dalam kegiatan inti
pembelajaran dalam sebuah prosedur pembelajaran.
5. Mengetahui langkah-langkah yang harus dilakukan dalam kegiatan akhir
dan tindak lanjut dalam sebuah prosedur pembelajaran.
2
BAB II
PEMBAHASAN
MODUL 3
MODEL-MODEL BELAJAR DAN RUMPUN MODEL BELAJAR
A. MODEL-MODEL BELAJAR
a) BELAJAR KOLABORATIF (Collaborative Learning)
1.
Hakikat Belajar Kolaboratif
Belajar kolboratif adalah suatu kegiatan yang dilakukan dua orng atau
lebih bekerja bersama, memecahkan masalah bersama untuk mencap ai
tujuan tertentu. Unsur-unsur penting dalam belajar kolaboratif, yaitu:
a. Adanya tujuan yang sama, maksudnya adalah siswa bekerja sama
dengan teman untuk menentukan strategi pemecahan masalah yang
ditugaskan oleh guru.
b. Ketergantungan yang positif, maksudnya adalah setiap anggota
kelompok hanya dapat berhasil mencapai tujuan apabila seluruh
anggota bekerja sama dan ketergantungan individu sangat tinggi.
Prinsip-prinsip belajar kolaboratif, yaitu:
1) Mengajarkan keterampilan kerja sama, mempratikkan, dan balikan
diberikan dalam hal seberapa baik keterampilan-keterampilan
digunakan.
2) Kegiatan kelas ditingkatkan untuk melaksanakan kelompok yang
kohesif.
3) Individu-individu diberi tanggung jawab untuk kegiatan belajar dan
perilaku masing-masing.
3
2. Manfaat Belajar Kolaboratif
a.
Meningkatkan pengetahun anggota kelompok karena interaksi dalam
kelompok merupakan faktor berpengaruh terhadap penguasaan
konsep.
b.
Pebelajar belajar memecahkan masalah bersama dalam kelompok.
c.
Memupuk rasa kebersamaan antar siswa, setiap individu tidak dapat
lepas dari kelompoknya, mereka perlu mengenali sifat, pendapat yang
berbeda dan mampu mengelolanya.
d.
Meningkatkan keberanian memunculkan ide atau pendapat untuk
pemecahan masalah bagi setiap individu yang diarahkan untuk
mengajarkan atau memberitahu kepada teman kelompoknya jika
mengetahui dan menguasai permasalahan.
e.
Memupuk rasa tanggung jawab individu dalam mencapai suatu tujuan
bersama dalam bekerja agar tidak terjadi tumpang tindih atau
perbedaan pendapat yang prinsip.
f.
Setiap anggota melihat dirinya sebagai milik kelompok yaang merasa
memiliki
tanggung jawab karena
kebersamaan dalam beljar
menyebabkan mereka juga sangat memperhatikan kelompok.
b) BELAJAR KUANTUM (Quantum Learning)
1.
Hakikat Belajar Kuantum
Belajar kuantum adalah suatu kegiatan belajar dengan suasana yang
menyenangkan karena guru mengubah (mengorkestrasi) segala sesuatu
yang ada disekelilingnya sehingga pebelajar bergairah (bersemangat).
Pembelajaran kuantum mengedepankan unsur-unsur kebebasan , santai,
menakjubkan, menyenangkan, menggairahkan. Indikator keberhasilan
pembelajaran kuantum adalah siswa sejahtera. Siswa dikatakan sejahtera
kalau aktivitas belajarnya menyenangkan dan menggairahkan.
4
2.
Prinsip-prinsip Utama Pembelajaran Kuantum
a.
Segalnya berbicara, segala sesuatu, lingkungan kelas hingga bahasa
tubuh guru, dari kertas yang dibagikan sampai rancangan
pembelajaran, semuanya mengirim pesan tentang pembelajran.
b.
Segalanya bertujuan, semua yang terjadi dalam penggubahan
mempunyai tujuan.
c.
Berangkat dari pengalaman, proses belajar paling baik terjadi ketika
siswa telah mengalami informasi sebelum memperoleh label untuk
sesuatu yang dipelajari.
d.
Hargai setiap usaha, belajar mengandung risiko, belajar berarti
melangkah ke luar dari kenyamanan, saat siswa mengambil langkah
ini, mereka patut mendapatkan pengakuan atas kecakapan dab
kepercaayaandirinya.
e.
Rayakan setiap keberhasilan; perayaan memberikan umpan balik
tentang kemajuan belajar dan meningkatkan asosiasi emosi yang
positif.
3.
Manfaat Belajar Kuntum
a.
Suasana kelas yang menyenangkan sehingga siswa bergairah belajar.
b.
Siswa dapat memanfaatkan segala sesuatu yang ada di sekelilingnya
sebagai pendorong belajar.
c)
c.
Siswa belajar sesuai dengan gaya belajar masing-masing.
d.
Apa pun yang dilakukan oleh siswa sepatutnya dihargai.
BELAJAR KOOPERATIVE (Cooperative Learning)
1.
Hakikat Belajar Kooperatif
Belajar kooperatif learning adalah pembelajaran yang menggunakan
kelompok kecil sehingga siswa bekerja bersama untuk memksimalkan
kegitan belajarnya sendiri dan juga anggota yang lain. Idenya sangat
sederhana, anggota kelas diorganisasikan ke dalam kelompok-kelompok
kecil setelaah menerima pembelajaran dari guru. Kemudian, para siswa
5
itu mengerjakan tugas sampai semua anggota kelompok berhasil
memahaminya.
2.
Prinsip-prinsip Utama Pembelajaran Kooperatif
a.
Kesamaan tujuan
Tujuan yang sama pada anak-anak dalam kelompok membuat
kegiatan belajar lebih kooperatif. Jika satu kelas bekerja sama dalam
suatu permainan, tujuan kelompok
permainan
yang
menyebabkan
adalah menghasilkan suatu
anak-anak
lain
senang
atu
mengapresiasi kelompok itu.
b.
Ketergantungan positif
Ketergantungan antara individu-individu dapat dilakukan dengan
berbagai cara yaitu:
1.
Beri anggota kelompok peran khusus untuk membentuk
pengamat, peningkat, penjelas atau perekam.
2.
Bagilah tugas menjadi sub-sub tugas yang diperlukan unuk
melengkapi keberhasilan tugas.
3.
Nilailah kelompok sebagai satu kesatuan yang terdiri dari
individu –individu.
4.
Struktur
tujuan
kooperatif
dan
kompetitif
dapat
dikoordinaasikan dengan menggunakan kelompok belajar
kooperatif, menghindari pertentangan satu sama lain.
5.
Ciptakan situasi fantasi yang menjadikan kelompok bekerja
bersama untuk membangung kekuatan imajinatif, dengan aturan
yang ditetapkan oleh situasi.
Perbedaan antara belajar kooperatif dengan belajar kelompok adalah
sebagai berikut:
Belajar Kooperatif
Belajar Kelompok
Memiliki beragam model dan teknik
Hanya
memiliki
satu
model,
yaitu
beberapa siswa tergabung dalam satu
kelompok.
Memiliki struktur, jumlah, dan teknik
6
Memiliki satu cara, yaitu menyelesaikan
tertentu
tugas tertentu bersama-sama
Mengaktifkan semua anggota
Menimbulkan
kelompok untuk berperan serta dalam
antaranggota kelompok
gejala
ketergantungan
penyelesaian tugas tertentu.
Belajar kooperatif menggalang
Sangat tergantung dari niat baik setiap
potensi sosialisasi diantara
anggota kelompok
anggotanya
3.
Manfaat Belajar Kooperatif
a.
Meningkatkan hasil belajar pebelajar.
b.
Meningkatkan hubungan antar kelompok.
c.
Meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi belajar.
d.
Menumbuhkan realisasi kebutuhan pebelajar untuk belajar berpikir.
e.
Memadukan dan menerapkan pengetahuan dan ketermpilan.
f.
Meningkatkan perilaku dan kehadiran di kelas.
g.
Relatif murah karena tidak memerlukan biaya khusus untuk
menerapkannya.
4.
Keterbatasan pembelajaran kooperatif
a.
Memerlukan waktu yang cukup bagi setiap siswa untuk bekerja
dalam tim.
b.
Memerlukan latihan agar siswa terbiasa belajar dalam tim.
c.
Model belajar kooperatif yang diterapkan harus sesuai dengan
pembahasan materi ajar.
d.
Memerlukan format penilaiaan belajar yang berbeda.
e.
Memerlukan kemampuan khusus bagi guru untuk mengkaji berbagai
teknik pelaksanaan belajar kooperatif.
d) BELAJAR TEMATIK
1.
Hakikat Belajar Tematik
Belajar tematik adalah suatu jenis pembelajaran yang memadukan
beberapa bidang studi berdasarkan suatu tema sebagai payung (kerangka
7
isi). Dengaan demikian pebelajar diharapkan memahami hubungan
antarbidang studi (mata pelajaran) secara terpadu.
2.
Prinsip belajar Tematik
Belajar tematik menggunakan tema sentral dalam kegiatan belajar yang
berlangsung. Semua kegiatan belajar dipusatkan sekitar tema tersebut.
Menurut Meinbach pembelajaran tematik mengombinasikan struktur,
urutan, dan strategi yang diorganisasikan dengan baik. Kegiatankegiatan, bacaan, dan bahan-bahan digunakan untuk mengembangkan
konsep-konsep tertentu.
3.
Karakteristik pembelajaran Tematik
a.
Memberikan pengalaman langsung dengan objek-objek yang nyata
bagi pebelajar untuk menilai dan memanipulasinya.
b.
Menciptakan
kegiatan
dimana
anak
menggunakan
semua
pemikirannya.
c.
Membangun kegiatan sekitar minat-minat umum pebelajar.
d.
Membantu
pebelajar
mengembangkan
pengetahuan
dan
keterampilan baru yang didasarkan pada apa yang telah mereka
ketahui dan kerjakan.
e.
Menyediakn kegiatan dan kebiasaan yang menghubungkan semua
aspek perkembangan kognitif, emosi, sosial, dan fisik.
f.
Mengakomodasi kebutuhan pebelajar untuk bergerak dan melakukan
kegiatan fisik, interaksi sosial, kemandirian, dan harga diri yang
positif.
g.
Memberi kesempatan bermain untuk menterjemahkan pengalaman
ke dalam pengertian.
h.
Menghargai perbedaan individu, latar belakang budaya, dan
pengalaman di keluarga yang dibawa pebelajar ke kelasnya.
i.
Menemukan cara-cara untuk melibatkan anggota keluarga pebelajar.
8
4.
Perlunya pembelajaran Tematik, khususnya di SD
a.
Pada dasarnya siswa SD kelas awal memahami suatu konsep secara
utuh, global/tematis, makin meningkat kecerdasannya, dan makin
terperinci serta spesifik pemahamannya terhadap konsep tertentu.
b.
Siswa SD kelas awal mengembangkn kecerdasannya secara
komprehensif, semua unsur kecerdasan ingin dikembangkannya
sehingga muncul konsep pentingnya multiple intelligent untuk
dikembangkan.
c.
Kenyataan hidup sehari-hari menampilkan fakta yang utuh dan
tematis.
d.
Ada konteksnya.
e.
Guru SD adalah guru kelas, akan lebih mudah mengajar satu konsep
secara utuh, akan sulit mengajar sub-sub konsep secara terpisahpisah.
5.
Manfaat Belajar Tematik
Dalam pembelajaran tematik, peranan guru berubah dari seorang
pemimpin dan penyedia kebijakan serta pengetahuan fasilitator,
pembimbing, penantang, pemberi saran, dan organisator. Pembelajaran
tematik menghadapkan pebelajar pada arena yang realistik, mendorong
pebelajar memanfaatkan suatu konteks dan literatur yang luas. Sehingga
pemahaman pebelajar akan meningkat dengan apa yang dipelajari.
Pembelajaran tematik selain memperhatikan kompetensi dan bahan ajar
juga perlu memperhatikan logika, estetika, etika, dan kinestetika serta life
skills.
B. RUMPUN MODEL BELAJAR
a) Rumpun Model Sosial
Rumpun model sosial dipaparkan pertama kali karena perkembangan sosial
pelajar sangat penting pada semua kegiatan pembelajaran. Model mengajar
sosial diciptakan untuk membentuk masyarakat belajar, kegiatan terpenting
9
dalam pengelolaan kelas sebenarnya merupakan pengembangan hubungan
kooperatif di dalam kelas
1.
Partner dalam Belajar
Prosedur belajar kooperatif bertujian me membantu belajar lintas bidang
studi dalam suatu kurikulum.
2.
Investigasi Kelompok
Guru mengorganisasikan proses kelompok dan mendislipinkan serta
membantu pebelajar mengorganisasikan kelompok.
3.
Bermain Peran
Bermain peran membantu siswa mengumpulkan dan mengorganisasikan
informasi untuk meningkatkan keterampilan sosial pelajar.
4.
Inkuiri Yurisprudensi
Pembelajar diajak mengidentifikasi masalah – masalah kebijakan publik,
juga disediakan pilihan untuk pemecahannya.
5.
Kepribadian dan Gaya Belajar
Individu itu lebih kompleks maka lingkungan perlu disesuaikan dengan
pembelajar, agar dapat tumbuh secara konseptual.
6.
Inkuiri Sosial
Mengajarkan informasi, konsep – konsep, cara berfikir dan studi tentang
nilai – nilai sosial.
b) Rumpun Model Pemrosesan Informasi
Model
pemrosesan
informasi
menekankan
menekankan
pada
cara
meningkatkan pembawan seseorang memahami dunia dengan memperoleh
dan mengorganisasikan data memahami masalah dan mencari pemecahannya.
1.
Berpikir Induktif
Merupakan model yang sangat penting untuk belajar dan mengajarkan
berbagai bidang studi.
2.
Pencapaian Konsep
Model ini memberikan cara efektif untuk menyajikan informasi yang
lias.
3.
Inkuiri Ilmiah
10
Pelajar dibawa ke proses ilmiah dan dibantu mengumpulkan dan
menganalisis data.
4.
Latihan Inkuiri
Model ini memberikan rancangan untuk mengajar lebih baik.
5.
Mnemonic
Mnemonic merupakan suatu strategi untuk mengingat dan mengasimilasi
informasi.
6.
Sinektik
Model ini dirancang untuk memecahkan masalah dan menulis kegiatan –
kegiatan.
7.
Pengorganisasian Awal
Model ini dirancang untuk memberi struktur kognitif untuk memahami
materi.
8.
Penyesuaian dengan Pebelajar
Membantu pembelajar mempelajari informasi, konsep – konsep, ide – ide
baru dan memecahkan masalah.
c)
Rumpun Model Personal
Model belajar personal dimulai dari pandangan harga diri individu, seseorang
berusaha memperoleh pendidikan dan berusaha memahami diri sendiri
dengan lebih baik.
1. Pengajaran Nondirektif
Model ini menekankan kerjasama antara pelajar dan guru.
2. Meningkatkan Harga Diri
Membimbing suatu program dalam dalam hal rasa harga diri dan
kemampuan aktualisasi diri.
d) Rumpun Model Sistem Perilaku
Manusia memiliki sistem komunikasi koreksi diri yang memodifikasi
perilaku dalam merespon informasi tentang seberapa jauh keberhasilan tugas
– tugas yang dikehendaki.
11
1.
Belajar Tuntas dan Pembelajaran Terprogram
Pembelajar mengerjakan bagian demi bagian dengan cara maju
berkelanjutan.
2.
Pembelajaran Langsung
Penilaian yang lebih efektif dikaitkan dengan serangkaian panduan untuk
memperoleh kegiatan belajar.
3.
Belajar Melalui Simulasi : Latihan dan Latihan Mandiri
Dua jenis latihan pendekatan dikembangkan dari teori perilaku kelompok
cybernetic. Salah satu di antaranya adalah model teori praktik dan yang
lain adalah simulasi.
12
MODUL 4
PROSEDUR PEMBELAJARAN
C. KEGIATAN PRA PEMBELAJARAN
Proses pembelajran akan berhasil dengan baik apabila guru dapat
mengkodisikan kegiatan belajar secara efektif. Kegiatan pra pembelajaran disebut
juga kegiatan prainstruksional adalah kegiatan pendahuluan pembelajaran yang
diarahkan untuk menyiapkan siswa mengikuti pembelajaran. Upaya yang dapat
dilakukan guru pada tahap prapembelajaran adalah
1.
Menciptakan sikap dan suasana kelas yang menarik
Guru harus memperlihatkan sikap yang menyenangkan supaya siswa tidak
merasa tegang,kaku bahkan takut mengikuti pembelajaran.
2.
Memeriksa kehadiran siswa
Kegiatan yang dilakukan guru pada jam pertama pembelajran adalah
mengecek kehadiran siswa,mengajukan pertayaan kepada siswa yang hadir
tentang siswa yang tidak hadir dan alasan ketidak hadirannya.
3.
Menciptakan Kesiapan Belajar Siswa
Kesiapan (readinees)belajar siswa merupakan salah satu prinsip belajar yang
sangat berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar siswa.
Ada beberapa alternatif
yang dapat dilakukan guru dalam kesiapan dan
semangat siswa dalam belajar :
a.
Membantu atau membimbing siswa dalam mempersiapkan fasilitas
sumber yang diperlukan dalam kegiatan belajar.
b.
Menciptakan kondisi belajar untuk meningkatkan perhatian siswa dalam
belajar.
c.
Mennujukan minat dan penuh semangat yang tinggi dalam belajar.
d.
Mengontrol (mengelola) seluruh aktivitas siswa mulai dari awal sampai
akhir pembelajaran.
e.
Menggunakan berbagai media pembelajaran sesuai dengan tujuan
pembelajaran dan minat siswa.
f.
Menggembangkan kegiatan belajar yang memungkinkan siswa dapat
melakukan.
13
4.
Menciptakan Suasanan Belajar yang Demokratis
Belajar yang demokratis dapat dikondisikan melalui pendekatan proses
bvelajar CBSA (cara belajar siswa aktif). Untuk menciptakan belajar yang
demokratis guru harus membimbing siswa agar berani menjawab, berani
bertanya, berani berpendapat atau berani mengeluarkan ide-ide dan berani
nmemperlihatkan ujuk kerja.
D. KEGIATAN AWAL PEMBELAJARAN
Kegiatan awal pembelajaran dilaksanakan untuk menyiapkan mental sisiwa
dalam memasuki kegiatan inti pembelajaran. Kegiatan awal dilaksanakan untuk
membangkitkan
motivasi
dan
poerhatian
siswa
dalam
mengikuti
pembelajaran,memberikan gambaran yang jelas tentang batas-batas tugas atau
kegiatan yang akan dilaksanakan dan menujukkan hubungan antara pengalaman
anak dengan meteri yang akan dipelajari.
Kegiatan –kegiata yang dapat yang dapat dilakukan dalam tahap kegiatan
awal pembelajaran.
1.
Menimbulkan Motivasi dan Perhatian Siswa
Siswa perlu difokuskan perhatiannya pada materi yang akan dibahas. Untuk
itu guru hendaknyanmelakukan kegiatan yang dapat menarik perhatian siswa.
2.
Memberi Acuan
Sebagai upaya guru dalam menyampaikan secara spesifik dan singkat gambar
umum tentang hal-hal yang akan dipelajaran dan kegiatan yang akan
ditempuh selama pembelajaran berlangsung. Kegiatan yang akan dilakukan
guru dalam memberi acuan adalah:
a.
Memberitahukan tujuan (kemampuan) yang diharapkan atau garis besar
materib yang akan dipelajari.
Kegiatan paling awal yang dilkukan guru sebelum membahas
pelajaran,adalah
memberitahukan
tujuan
atau
kemampuan
yang
diharapkan dikuasai siswa setelah pembelajaran dilakukan atau garis
besar materi yang akan dipelajari siswa.
14
b.
Menyiapkan alternatif kegiatan belajar yang akan ditempuh siswa.
Dengan
menyampaikan
kegiatan
yang
akan
dilakukan
selama
pembelajaran berlangsung siswa akan terarah usahanya untuk mencapai
kemampuan atrau menguasai topic-topik tersebut.
3.
Membuat Kaitan
Beberapa cara diantaranya yang dapat dilakukan guru dalam membuat kaitan.
a. Mengajukan pertanyaan tentang bahan pelajaran yang sudah dpelajari
sebelumnya.
b. Menunjukan manfaat materi yang dipelajari.
c. Meminta siswa mengemukakan pengalaman yangb berkaitan dengan
materi yang akan dibahas.
4.
Melaksanakan Tes Awal
Tes awal atau pre-test dilaksanankan untuk mengukur dan mengetahui sejauh
mana materi atau bahan pelajaran yang akan dipelajari sudah dsikuasai oleh
siswa. Tes awal dapat dilakukan dengan cara lisan yang ditunjukan pada
beberapa siswa yang diangap representatif (mewakili) seluruh siswa.
Beberapa hal yang harus dilkukan oleh guru sejalan dengan tuhgasnya
disekolah,khususnya dalam melaksanakan kegiatan awal pembelajaran
diantaranya adalah :
a.
Memahami latar belakang (termasuk kemampuan).
b.
Dapat membangkitkan (menarik) perhatian siswa sehingga perhatian
siswa terpusat pada pelajaran yang akan diikutinya,
c.
Dapat memberikan bimbingan belajar secara kelompok maupum individu
d.
Dapat menciptakan interaksi edukatif yang efektif sebagai siswa
merasakan adanyan suasana belajar yang aman dan menyenangkan .
e.
Memberikan penguatan pada sisiwa
f.
Menanamkan disiplin pada siswa.
E. KEGIATAN INTI DALAM PEMBELAJARAN
Kegiatan inti pembelajaran merupakan kegiatan yang utama dalam proses
pembelajaran atau dalam proses penguasaan pengalaman belajar (learning experience)
siswa dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam
15
kurikulum. Pada prinsipnya kegiatan inti dalam pembelajaran adalah suatu proses
pembentukan pengalaman dan kemampuan siswa secara terprogram yang dilaksanakan
dalam durasi waktu tertentu. Dikelompokkan menjadi tiga bentuk kegiatan pembelajaran
yaitu pembelajaran secara klasikal, pembelajaran secara kelompok, dan pembelajaran
secara perseorangan.
a) Pembahasan Materi Pelajaran dalam Pembelajaran Klasikal
Kegiatan pembelajaran klasikal cenderung digunakan apabila dalam proses
pembelajarannya guru lebih banyak menyajikan materi (eksploratif) dan lebih
menekankan pada kegiatan pemberian informasi atau penjelasan materi yang belum
dipahami siswa. Alternatif metode yang sering digunakan dalam pembelajaran
klasikal adalah metode ceramah dan tanya jawab bervariasi atau metode lain yang
dianggap sesuai dengan karakteristik materi pelajaran.
1. Prinsip – prinsip Pembelajaran Klasikal
a. Sistematis
Bahan pelajaran harus disajikan secara berurutan dan selalu berorientasi pada
tujuan yang telah ditetapkan, mulai dari yang mudah sampa pada yang sulit
atau dari sifatnya konkret sampai pada yang abstrak.
b. Perhatian dan aktivitas
Guru harus selalu memberikan perhatian terhadap aktivitas siswa secara
menyeluruh dalam kelas dan harus mampu membangkitkan perhatian siswa
selama proses pembelajaran berlangsung. Dan juga perlu lebih banyak
membimbing dan mengarahkan aktivitas siswa serta memberikan stimulusstimulus dalam pembelajaran sehingga siswa dapat melakukan aktivitas dan
merespon semua kegiatan yang dilakukan oleh guru.
c. Media pembelajaran
Penggunaan media pembelajaran merupakan salah satu hal yang dapat
dilakukan untuk mengoptimalkan efektivitas pembelajaran. Keunggulan
penggunaan media pembelajaran adalah dapat mengurangi verbalisme siswa
terhadap informasi yang diberikan oleh guru.
Pembelajaran yang dianggap efektif ialah pembelajaran yang berbasis
kontekstual artinya semua objek yang berada di lingkungan siswa yang
dianggap sesuai dengan karakteristik materi dan tujuan pembelajaran dapat
digunakan guru menjdi media maupun sumber belajar siswa.
16
d. Latihan atau penugasan
Guru perlu memberikan latihan atau tugas-tugas pada siswa tetapi tidak boleh
berlebihan karena latihan dan tugas yang tidak sesuai dengan kemampuan
siswa akan menjadikan beban bagi siswa dan dapat menyebabkan siswa
frustasi sehingga tujuan pemberian latihan dan tugas tidak tercapai.
2. Kegiatan Inti dalam Pembelajaran Klasikal
Setelah melaksanakan pendahuluan tahapan selanjutnya dalam kegiatan inti
pembelajaran klasikal adalah :
a.
Menyajikan (presentasi) bahan pelajaran dengan ceramah bervariasi.
b.
Melakukan asosiasi dan memberikan ilustrasi untuk meningkatkan
pemahaman siswa terhadap bahan pelajaran dengan cara menghubungkan
atau mengaitkan materi yang sedang dipelajari dengan situasi nyata atau
dengan bahan pelajaran yang menggambarkan sebab akibat.
Pada akhir pembelajaran klasikal guru dapar meminta siswa untuk melakukan
kegiatan berikut :
a.
Aplikasi bahan pelajaran yang telah dipelajari dengan cara tertulis atau lisan,
misalnya siswa diminta untuk mengerjakan soal-soal atau menjawab
pertanyaan.
b.
Menyimpulkan bahan pelajaran yang telah dipelajari. Kesimpulan ini
sebaiknya dibuat siswa di bawah bimbingan guru.
b)
Pembahasan Materi Pelajaran dalam Pembelajaran Kelompok
Pembelajaran kelompok merupakan suatu proses pembelajaran yang didesain dalam
bentuk kelompok denga jumlah siswa antara 4 sampai 6 orang sesuai dengan kebutuhan
dan tujuan belajar.
Kegiatan belajar secara kelompok perlu dikembangkan dalam pembelajaran agar
siswa memiliki kemampuan sosial seperti kemampuan bekerja sama, kemampuan
berkomunikasi, kemmpuan bermusyawarah, dan kemampuan berinteraksi yang dibentuk
melalui kelompoknya. Beberapa metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran
kelompok diantaranya adalah diskusi, kerja kelompok, pemevahan masalah, inkuiri,,
diskaveri, simulasi, dan penelitian sederhana (observasi).
17
1.
Prinsip-prinsip pembelajaran kelompok
a. Adanya topik dan permasalahan
Tujuan utama dalam pembelajaran kelompok sesuai dengan esensi pembelajaran
kooperatif yaitu membentuk siswa untuk memiliki kemampuan bekerja sama
serta memiliki sikap toleransi bertanggung jawab sehingga materi pelajarannya
mengandung permasalahan maupun proyek yang harus dipecahkan atau
diselesaikan oleh siswa melalui kerja sama.
Tugas guru pada umumnya adalah mengkondisikan/mengarahkan kegiatan
belajar sehingga siswa mampu bekerja sama dalam memecahkan masalah atau
mengkaji bahan pelajaran atau dalam mengerjakan suatu tugas maupun proyek
yang ditugaskan guru.
b. Pembentukan kelompok
Pembelajaran kelompok harus didasarkan pada pengelompokan siswa sesuai
dengan karakteristik siswadan tujuan pembelajaran.
c. Kerja sama
Kerja sama merupakan hal utama yang harus terjadi dalam pembelajaran
kelompok karena pembelajaran kelompok dilaksanakan untuk mengembangkan
kemampuan siswa bekerja sama, rasa solidaritas, rasa toleransi, dan rasa
tanggung jawab terhadap tugas yang harus dikerjakan dalam kelompok tersebut.
d. Perhatian
Guru harus memperhatikan siswa secara kelompok sekaligus memperhatikan
siswa sebagai individu dalam kelompok. Setiap perhatian yang diberikan oleh
guru akan dapat membangkitkan perhatian dan keterlibatan siswa dalam kegiatan
kelompoknya.
e. Motivasi
Guru hatus memberikan motivasi dan bimbingan terhadap siswa secara individu
dalam kelompok. Motivasi belajar siswa akan muncul apabila guru dapat
memberikan suasana belajar yang kondusif.
f.
Sumber belajar dan fasilitas
Ketersediaan sumber belajar dan fasilitas yang diperlukan akan menunjang
keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran secara optimal. Oleh karena itu
sumber belajar dan fasilitas belajar harus diupayakan oleh pihak sekolah guna
menunjang optimalisasi belajar secara kelompok.
g. Latihan dan tugas
18
Untuk memperkuat hasil kerja atau hasil belajar kelompok guru harus
memberikan tugas dan latihan-latihan pada semua siswa secara efektif dalam
belajar kelompok.
2.
Kegiatan Inti dalam Pembelajaran Kelompok
Metode yang sering digunakan dalam pembelajaran kelompok diantaranya adalah
metode diskusi, karena membina siswa untuk belajar secara sistematis berdasarkan
pada prosedur yang harus ditempuh.
Berikut ini contoh prosedur pembelajran kelompok dengan metode diskusi :
a. Guru menyampaikan tujuan yang diharapkan dan topik pembelajaran yang akan
dibahas dalam kegiatan kelompok.
b. Guru mengelompokkan siswa sesuai kriteria yang telah ditentukan dan
memberikan penjelasan pada siswa tentang tahapan belajar.
Setelah semua siswa memahami tugas dan kegiatan yang harus dilakukan dalam
kelompok, selanjutnya siswa melakukan diskusi sebagai kegiatan inti pembelajaran
dengan langkah-langkah sebagai beriku :
1)
Merumuskan masalah berdasarkan topik pembahasan dan tujuan pembelajaran.
2)
Mengidentifikasi masalah atau subsub masalah berdasarkan permasalahan yang
telah dirumuskan.
3)
Analisis masalah berdasarkan sub-sub masalah .
4)
Menyusun laporan oleh masing-masing kelompok.
5)
Presentasi kelompok atau melaporkan diskusi kelompok kecil pada seluruh
kelompok dilanjutkan diskusi kelas yang langsung dibimbing oleh guru.
6)
Siswa di bawah bimbingan guru menyimpulkan hasil diskusi berdasarkan
rumusan masalah dan sub-sub masalah.
c)
Pembahasan Materi Pelajaran dalam Pembelajaran Perseorangan
Kegiatan pembelajaran perseorangan dapat membantu proses pembelajaran yang
mengarah pada optimalisasi kemampuan siswa secara individu. Kegiatan pembelajaran
perseorangan ditujukan untuk menampung kegiatan pengayaan dan perbaikan.
Program pengayaan (enrichment) perlu diberikan kepada siswa yang memiliki
prestasi atau kemampuan yang melebihi dari teman sekelasnya. Sementara program
19
perbaikan (remedial) dilaksanakan untuk membantu siswa yang kurang berhasil atau yang
prestasi belajarnya di bawah rata-rata teman sekelasnya. Program perbaikan juga
disediakan untuk siswa yang ketinggalan pelajaran karena tidak masuk dengan alasan izin
atau sakit.
Pembelajaran perseorangan pada umumnya lebih banyak diterapkan dalam
pemberian tugas atau latihan. Setelah menyampaikan tujuan pembelajaran dan
memberikan pengarahan tentang tahapan atau teknik yang harus ditempuh oleh siswa
(kegiatan awal pembelajaran), langkah selanjutnya (kegiatan inti pembelajaran) yang
dilakukan guru adalah sebagai berikut :
1) Menjelaskan secara singkat tentang materi pelajaran yang akan ditugaskan atau
yang akan dilatihkan kepada siswa.
2) Memberikan lembaran kerja atau tugas.
3) Memantau dan menilai kegiatan siswa.
4) Memeriksa dan menilai tugas atau latihan yang telah dikerjakan oleh siswa serta
memberikan balikan terhadap pekerjaan siswa.
5) Membuat kesimpulan bersama-sama siswa tentang materi pelajaran yang telah
ditugaskan.
F.
KEGIATAN AKHIR DAN TINDAK LANJUT PEMBELAJARAN
Kegiatan akhir dan tindak lanjut pembelajaran dilakukan untuk menyakinkan
guru terhadap penguasaan kompetensi oleh siswa dan
upaya pemantapan
penguasaan kompetensi yang diharapkan.
a) Kegiatan Akhir Pembelajaran
Kegiatan yang biasa dilakukan guru dalam kegiatan akhir ini adalah
memberikan memberikan tes, baik lisan maupun tertulis.
1. Meninjau kembali penguasaan siswa
Untuk meninjau kembali penguasaan siswa , guru dapat melakukan dua
cara yaitu merangkum (menyimpulkan) pokok materi atau membuat
ringkasan mareri pelajaran. Dalam melaksanakan kegiatan membuat
rangkuman /kesimpulan/ringkasan, hendakanya memperhatikan kriteria
berikut
20
a.
Berorientasi pada acuan hasil belajar kompetensi dasar.
b.
Singkat,jelas dan bahasa (tulisan/lisan) mudah dipahami
c.
Simpulan atau rangkuman atau ringkasan tidak keluar dari topik yang
telah dibahas
d.
Dapat menggunakan waktu sesingkat mungkin.
Selain untuk memantapkan penguasaan siswa terhadap pokok-pokok
materi yang dipelajari, rangkuman atau kesimpulan/ringkasan akan sangat
berguna sekali karena mereka dapat mempelajarinya kembali.
2. Melaksanakan Penilaian
Kegiatan penilaian dalam proses pembelajaran merupakan kegiatan mutlak
yang harus dilaksanakan oleh guru dalam pembelajaran. Tes yang
dilakukan pada akhir pembelajaran disebut tes akhir (post-tes), yaitu tes
yang ditujukan untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap
materi yang telah dipelajari.
3. Melaksanakan kegiatan tindak lanjut pembelajaran
1. Memberikan tugas atau pelatihan yang harus dikerjakan dirumah
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam tugas kepada
siswa. Pertama, menjelaskan singkat tentang topik tugas yang
dikerjakan oleh siswa. Kedua, menjelaskan tentang tahapan tugas tugas
. ketiga, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya
tentang tugas yang belum dipahaminya. Keempat, guru menjelaskan
tentang proses penyelesaian tugas. Kelima, siswa diminta unuk
menyerahkan dan mengerjakan tugas sesuai dengan kriteria yang telah
ditentukan. Keenam, guru harus memeriksa dan membahas setiap
tugas yang diberikan.
2. Membahas kembali bahan pembeelajan yang belum dikuasai oleh
siswa.
Dari hasil evaluasi yang dilakukan, guru mengetahui kemampuan yang
belum dikuasai siswa. Ada dua kemungkinan kegiatan yang dapat
dilakukan untuk membantu para siswa menguasai materi kopetensi
21
yang belum dikuasainya. Pertama, membahas waktu yang tersedia,
Kedua, membahas kembali materi tersebut pada pertemuan berikutnya
apabila membutuhkan waktu yang relatife lama.
3. Membaca materi pelajaran tertentu
Kegiatan ini dapat ditugaskan kepada siswa yang belum maupun yang
sudah menguasai kompetensi yang diterapkan.
4. Memberikan motivasi atau bimbingan belajar
Bimbingan ini berupa arahan atau petunjuk yang jelas kepada siswa
sehingga tugas yang diberikan dapat dikerjakan secara optimal dan
menjadi dorongan bagi siswa untuk terus belajar.
5. Mengemukaan tentang topik yang akan dibahas pada waktu yang akan
dating.
Guru perlu merencanakan serta melaksanakan kegiatan akhir dan
tindak lanjut pembelajaran secara efektif , efisien, fleksibe, dan
sistematis sehingga siswa yang memperoleh hasil
optimal.
22
belajar yang
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Belajar
kolaboratif
tidak
sama
dengan
kerja
kelompok.
Kerja
kelompokmenerkankan pada adanya pembagian kerja untuk menyelesaikan suatu
tugas. Belajar kolaboratif ada ketergantungan antar anggota untuk keberhasilan
tugas kelompok dalam berkompetensi dengan kelompok lain. Belajar quantum
intinya adalah belajar yang menyenangkan. Belajar kooperatif pebelajar saling
bekerja sama dalam hal yang saling bantu untuk menyelesaikan tugas masingmasing. Belajar tematik artinya menggabungkan beberapa mata pelajaran menjadi
satu tema.
Rumpun model belajar ada 4, yaitu model sosial, pemrosesan informasi,
personal dan model sistem perilaku. Model sosial dirancang untuk menilai
keberhasilan dan tujuan akademik, termasuk studi tentang nilai-nilai sosial,
kebijakan publik dan memecahkan konflik tujuannya untuk membentuk
masyarakat yang belajar. Model pemrosesan informasi menekankan pada cara
meningkatkan pembawaan seseorang memahami dunia dengan memperoleh dan
mengorganisasikan
data,
memahami
masalah,memecahkannya
dan
mengembangkan konsep dan bahasa untuk menyampaikan. Model personal
dimulai dari pandangan diri sendiri tentang keberhasilan pendidikannya. Model
sistem perilaku bisa disebut dengan teori belajar sosial yang memodifikasi
perilaku dalam merespon informasi tentang seberapa jauh keberhasilan tugastugas yang diinginkan.
Prosedur pembelajaran dibagi menjadi tiga yaitu: pembelajaran pra, awal
pembelajaran, inti pembelajaran, dan tindak lanjut pembelajaran. Kegiatan pra
pembelajaran adalah kegiatan pendahuluan untuk menyiapkan siswa mengikuti
pembelajaran. Kegiatan awal pembelajaran dilaksanakan untuk menyiapkan
mental siswa dalam memasuki kegiatan inti pembelajaran. Kegiatan inti
pembelajaran adalah kegiatan yang utama dalam proses pembelajaran, dan
kegiatan akhir pembelajaran adalah kegiatan akhir dalam sebuah pembelajaran.
23
B. SARAN
Untuk guru dna calon guru yang natinya akan melakukan pembelajaran di
kelas semoga dengan membaca makalah ini guru dan calon guru lebih selektif
dalam pemilihan model pembelajaran yang akan digunakan dan juga menerapkan
prosedur dalam pembelajaran yang tepat sesuai dengan kurikulum, siswa, dan
sarana prasarana sekolah.
Penulis menyadari bahwa makalah di atas jauh dar kesempurnaan dan banyak
kesalahan. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran mengenai
pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas.
24
DAFTAR PUSTAKA
Anitah W, Sri dkk.2019.Strategi Pembelajaran di SD.Tangerang Selatan:PT Prata
Sejati Mandiri
25
Download