Uploaded by deannachristine72

Pancasila Sebagai Sistem Filsafat - Makalah Radikalisme di Kalangan Mahasiswa Polban (Autosaved)

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang Masalah
Filsafat negara merupakan pandangan hidup bangsa yang diyakini
kebenarannnya dan diaplikasikan dalam kehidupan masyarakat yang
mendiami negara tersebut. Pandangan hidup bangsa merupakan nilai-nilai
yang dimiliki oleh setiap bangsa. Nilai-nilai tersebut kemudian adalah hal
yang mempengaruhi segala aspek suatu bangsa.
Sistem nilai (filsafat) yang dianut suatu bangsa merupakan filsafat
masyarakat budaya bangsa. Bagi suatu bangsa, filsafat merupakan sumber
dari segala sumber hukum yang berlaku dalam suatu masyarakat, bangsa,
dan negara. Oleh karena itu, filsafat berfungsi dalam menentukan
pandangan hidup suatu masyarakat dalam menghadapi suatu masalah,
hakikat dan sifat hidup, hakikat kerja, hakikat kedudukan manusia, etika dan
tata krama pergaulan dalam ruang dan waktu, serta hakikat hubungan
manusia dengan manusia lainnya (Prayitno, 1989:2).
Indonesia adalah salah satu negara yang juga memiliki filsafat seperti
bangsa-bangsa lain. Filsafat ini tak lain adalah yang kita kenal dengan nama
Pancasila yang terdiri dari lima sila. Pancasila merupakan filsafat hidup
bangsa Indonesia.Perjalanan Pancasila sebagai Filsafah Bangsa Indonesia
merupakan perjalanan panjang dari sejarah Indonesia. Banyak rintangan
yang telah dilalui Bangsa Indonesia dalam mempertahankan Pancasila
sebagai system filsafat. Pancasila ini diperjuangkan dalam rangka
mempertahankan keutuhan Bangsa agar tetap satu dalam menghadapi
tantangan yang cukup berat.
Dewasa ini Bangsa Indonesia tengah menghadapi masalah yang begitu
rumit, di suatu sisi adanya kecendrungan kehidupan yang semakin global
seolah dunia ini tanpa ada batas, sementara di sisi lain adanya realita dalam
masyarakat, jiwa, dan semangatnya mulai mengendor. Masyarakat kota-
kota dalam label etnik, golongan, agama, dan ras yang berpotensi
menimbulkan konflik yang memicu perpecahan bangsa dan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Salah satu permasalahan yang sedang marak adalah radikalisme.
Radikalisme adalah suatu ideologi (ide atau gagasan) dan paham yang ingin
melakukan perubahan pada sistem sosial dan politik dengan menggunakan
cara-cara kekerasan/ ekstrim. Inti dari tindakan radikalisme adalah sikap
dan tindakan seseorang atau kelompok tertentu yang menggunakan caracara kekerasan dalam mengusung perubahan yang diinginkan. Kelompok
radikal umumnya menginginkan perubahan tersebut dalam tempo singkat
dan secara drastis serta bertentangan dengan sistem sosial yang berlaku.
Oleh karena itu dibutuhkan peran serta seluruh bangsa Indonesia dalam
menjaga Persatuan dan kesatuan Negara Republik Indonesia. Salah satu
tombak utamanya yaitu mahasiswa.
Mahasiswa dapat didefinisikan sebagai individu yang sedang menuntut
ilmu ditingkat perguruan tinggi. Mahasiswa dinilai memiliki tingkat
intelektualitas yang tinggi, kecerdasaan dalam berpikir dan kerencanaan
dalam bertindak. Berpikir kritis dan bertindak dengan cepat dan tepat
merupakan sifat yang cenderung melekat pada diri setiap mahasiswa, yang
merupakan prinsip yang saling melengkapi. Menurut Siswoyo (2007:121)
mahasiswa adalah manusia yang tercipta untuk selalu berpikir yang saling
melengkapi.
Sepanjang sejarah, mahasiswa di berbagai negara mengambil peran penting
dalam suatu sejarah negara. Peran para pemuda dan mahasiswa di Indonesia
sangat berpengaruh terhadap pertahananan negara ini. Sebagai mahasiswa
yang memiliki jiwa petualang namun masih sangat rentan untuk
dipengaruhi. Hal ini juga menjadi fokus dan dikaitkan dengan yang sedang
hangat dibicarakan yaitu isu radikalisme yang terjadi di Indonesia. Di
khawatirkan sikap dan paham radikalisme masuk ke dalam kampus untuk
menyerang mahasiswa dan mengubah pola pikir mahasiswa. Sartono
Kartodirdjo mengartikan radikalisme sebagai gerakan sosial yang menolak
secara menyeluruh tertib sosial yang sedang berlangsung dan ditandai oleh
kejengkelan moral yang kuat untuk menentang dan bermusuhan dengan
kaum yang memiliki hak-hak istimewa dan yang berkuasa. Sedangkan
dalam studi Ilmu Sosial, Radikalisme diartikan sebagai pandangan yang
ingin melakukan perubahan yang mendasar sesuai dengan interpretasinya
terhadap realitas sosial atau ideologi yang dianutnya.
b. Idetifikasi Masalah
1. Mulai terkikisnya Pancasila sebagai Sistem Filsafat Negara dalam
kehidupan masyarakat Indonesia
2. Fenomena radikalisme di Indonesia dan Kampus Politenik Negeri
Bandung
c. Rumusan Masalah
1. Apa arti Pancasila sebagai filsafat bangsa Indonesia?
2. Apa arti Radikalisme?
3. Apa faktor-faktor penyebab munculnya radikalisme di Indonesia /
lingkungan sekitar kampus Politenik Negeri Bandung?
4. Bagaimana cara mengantisipasi adanya gerakan radikalisme?
d. Pendekatan dan Metode Penelitian
Data yang dikemukakan dalam makalah ini diperoleh melalui dua cara.
Pertama, dengan memabca bukubuku sumber yang ada hubungannya
dengan Pancasila sebagai Sistem Filsafat. Kecuali buku, ada juga
artikel-artikel yang tersebar di internet. Di samping itu, data juga
diperoleh melalui wawancara dengan narasumber yakni mahasiwa dan
mahasiswi Politenik Negeri Bandung. beberapa artikel, buku
Pendidikan Pancasila, serta beberapa e-book yang tersebar di internet.
e. Sistematika Makalah
Sistematika penulisan yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. BAB I PENDAHULUAN
Memuat latar belakang, rumusan masalah, metode penulisan,
dan sistematika penulisan
2. BAB II LANDASAN TEORI
Memuat masalah tentang Pancasila sebagai Sistem Filsafat
negara yang mulai terkikis dalam kehidupan masyarakat
Indonesia
3. BAB III KAJIAN TEORI
Memuat teori tentang Pancasila sebagai Sistem Filsafaat yang
diperoleh dari buku ajar Pendidikan Pancasila untuk Perguruan
Tinggi – Belmawa Dikti.
4. BAB IV PEMBAHASAN
Memuata pengertian radikalisme dan hasil wawancara
5. BAB V PENUTUP
Memuat kesimpulan dan saran atau rekomenda
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Sistem Filsafat
Pengertian
Sistem adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling
bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Secara keseluruhan merupakan
suatu kesatuan yang utuh.
Suatu system filsafat sedikitnya mengajarkan tentang sumber dan hakikat realitas,
falsafat hidup, dan tata nilai (etika),termasuk teori terjadinya pengetahuan manusia
dan logika.
Pancasila Sebagai Sistem Filsafat
Sila-sila Pancasila yang merupakan sistem filsafat pada hakikatnya merupakan
suatu kesatuan organik. Sila-sila dalam pancasila saling berkaitan, saling
berhubungan bahkan saling mengkualifikasi. Sila yang satu senantiasa
dikualifikasikan oleh sila-sila lainnya. Dengan demikian, Pancasila pada
hakikatnya merupakan suatu sistem, dalam pengertian bahwa bagian-bagian (silasilanya) saling berhubungan secara erat sehingga membentuk suatu struktur yang
menyeluruh. Pancasila sebagai suatu sistem juga dapat dipahami dari pemikiran
dasar yang terkandung dalam Pancasila, yaitu pemikiran tentang manusia dalam
hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa, dengan dirinya sendiri, dengan
sesama manusia, dengan masyarakat bangsa dan negara.
Kenyataan Pancasila yang demikian ini disebut kenyataan yang obyektif, yaitu
bahwa kenyataan itu ada pada Pancasila sendiri terlepas dari sesuatu yang lain atau
terlepas dari pengetahuan orang. Sehingga Pancasila sebagai suatu sistem filsafat
bersifat khas dan berbeda dengan sistem-sistem filsafat yang lain misalnya:
liberalisme, materialisme, komunisme, dan aliran filsafat yang lain.
Kesatuan sila-sila Pancasila pada hakekatnya bukanlah hanya merupakan kesatuan
yang bersifat formal logis saja, namun juga meliputi kesatuan dasar ontologis, dasar
epistimologis, serta dasar aksiologis dari sila Pancasila
B. Konsep Pancasila sebagai Sistem Filsafat
Berdasarkan watak dan fungsinya :
1. Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepercayaan terhadap kehidupan dan
alam yang biasanya diterima secara tidak kritis. (arti informal)
2. Filsafat adalah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan
sikap yang sangat dijunjung tinggi. (arti formal)
3. Filsafat adalah usaha untuk mendapatkan gambaran keseluruhan. (arti
komprehensif).
4. Filsafat adalah analisa logis dari bahasa serta penjelasan tentang arti kata
dan konsep. (arti analisis linguistik).
5. Filsafat adalah sekumpulan problematik yang langsung mendapat perhatian
manusia dan dicarikan jawabannya oleh ahli-ahli filsafat. (arti aktualfundamental).
Pancasila merupakan suatu sistem mendasar karena mendasari seluruh kebijakan
penyelenggaraan negara, maka sistem tersebut dapat dinamakan sebagai sistem
filsafat. Oleh karena itu, Pancasila dijadika sebagai system filsafat. Alasan-alasan
lain Pancasila menjadi sistem filsafat, yaitu:
 Dalam sidang BPUPKI, 1 Juni 1945, Soekarno m. Noor Bakry menjelaskan
bahwa Pancasila sebagai sistem filsafat merupakan hasil merumuskan dasar
negara dari para tokoh kenegaraan Indonesia.
 Pancasila sebagai Weltanschauung, artinya nilai-nilai Pancasila itu
merupakan sesuatu yang telah ada dan berkembang di dalam masyarakat
Indonesia, yang kemudian disepakati sebagai dasar filsafat negara
(Philosophische Grondslag)
Urgensi Pancasila sebagai Sistem Filsafat ditujukan dalam berbagai aspek, yakni:
1. Pertama, agar dapat diberikan pertanggungjawaban rasional dan mendasar
mengenai sila-sila dalam Pancasila sebagai prinsip-prinsip politik.
2. Kedua, agar dapat dijabarkan lebih lanjut sehingga menjadi operasional
dalam bidang-bidang yang menyangkut hidup bernegara
3. Ketiga, agar dapat membuka dialog dengan berbagai perspektif baru dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara
4. Keempat, agar dapat menjadi kerangka evaluasi terhadap segala kegiatan
yang bersangkut paut dengan kehidupan bernegara, berbangsa, dan
bermasyarakat,
serta
memberikan
perspektif
pemecahan
terhadap
permasalahan nasional (Sastrapratedja, 2001: 3).
C. Alasan Diperlukannya Kajian Pancasila sebagai Sistem Filsafat
1. Filsafat Pancasila sebagai Genetivus Objectivus dan Genetivus
Subjectivus
Pancasila sebagai genetivus-objektivus, artinya nilai-nilai Pancasila dijadikan
sebagai objek yang dicari landasan filosofisnya berdasarkan sistem-sistem dan
cabang-cabang filsafat yang berkembang di Barat.
Pancasila sebagai genetivus-subjectivus, artinya nilai-nilai Pancasila dipergunakan
untuk mengkritisi berbagai aliran filsafat yang berkembang, baik untuk menemukan
hal-hal yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila maupun untuk melihat nilai-nilai
yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
2. Landasan Ontologis Filsafat Pancasila
Landasan ontologis Pancasila artinya sebuah pemikiran filosofis atas hakikat dan
raison d’etre sila-sila Pancasila sebagai dasar filosofis negara Indonesia. Oleh
karena itu, pemahaman atas hakikat sila-sila Pancasila itu diperlukan sebagai
bentuk pengakuan atas modus eksistensi bangsa Indonesia.
3. Landasan Epistemologis Filsafat Pancasila
Landasan epistemologis Pancasila artinya nilai-nilai Pancasila digali dari
pengalaman (empiris) bangsa Indonesia, kemudian disintesiskan menjadi sebuah
pandangan yang komprehensif tentang kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
4. Landasan Aksiologis Pancasila
Landasan aksiologis Pancasila artinya nilai atau kualitas yang terkandung dalam
sila-sila Pancasila. Sila pertama mengandung kualitas monoteis, spiritual,
kekudusan, dan sakral. Sila kemanusiaan mengandung nilai martabat, harga diri,
kebebasan, dan tanggung jawab. Sila persatuan mengandung nilai solidaritas dan
kesetiakawanan. Sila keempat mengandung nilai demokrasi, musyawarah, mufakat,
dan berjiwa besar. Sila keadilan mengandung nilai kepedulian dan gotong royong.
D. Menggali Sumber Historis, Sosiologis, Politis tentang Pancasila sebagai
Sistem Filsafat
1) Sumber Historis Pancasila sebagai Sistem Filsafat
Pembahasan sila-sila Pancasila sebagai sistem filsafat dapat ditelusuri dalam
sejarah masyarakat Indonesia sebagai berikut. (Lihat Negara Paripurna, Yudi Latif).
a. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
Tuhan telah menyejarah dalam ruang publik Nusantara. Hal ini dapat dibuktikan
dengan masih berlangsungnya sistem penyembahan dari berbagai kepercayaan
dalam agama-agama yang hidup di Indonesia. Pada semua sistem religi-politik
tradisional di muka bumi, termasuk di Indonesia, agama memiliki peranan sentral
dalam pendefinisian institusi-institusi sosial.
b. Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
Tampak jelas bahwa sila kemanusiaan yang adil dan beradab memiliki akar yang
kuat
dalam
historisitas
kebangsaan
Indonesia.
Kemerdekan
Indonesia
menghadirkan suatu bangsa yang memiliki wawasan global dengan kearifan lokal,
memiliki komitmen pada penertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian,
dan keadilan sosial serta pada pemuliaan hak-hak asasi manusia dalam suasana
kekeluargaan kebangsan Indonesia (Yudi-Latif, 2011: 201).
c. Sila Persatuan Indonesia.
Kebangsaan Indonesia merefleksikan suatu kesatuan dalam keragaman serta
kebaruan dan kesilaman. Indonesia adalah bangsa majemuk paripurna yang
menakjubkan karena kemajemukan sosial, kultural, dan teritorial dapat menyatu
dalam suatu komunitas politik kebangsaan Indonesia. Indonesia adalah sebuah
bangsa besar yang mewadahi warisan peradaban Nusantara dan kerajaan-kerajaan
bahari terbesar di muka bumi. Jika di tanah dan air yang kurang lebih sama, nenek
moyang bangsa Indonesia pernah menorehkan tinta keemasannya, maka tidak ada
alasan bagi manusia baru Indonesia untuk tidak dapat mengukir kegemilangan
(Yudi-Latif, 2011:377).
d. Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan.
Demokrasi sebagai bentuk pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat
memang merupakan fenomena baru di Indonesia, yang muncul sebagai ikutan
formasi negara republik Indonesia merdeka. Sejarah menunjukkan bahwa
kerajaan-kerajaan pra-Indonesia adalah kerajaan feodal yang dikuasai oleh rajaraja autokrat. Meskipun demikian, nilai-nilai demokrasi dalam taraf tertentu telah
berkembang dalam budaya Nusantara, dan dipraktikkan setidaknya dalam unit
politik kecil
e. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Masyarakat adil dan makmur adalah impian kebahagian yang telah berkobar
ratusan tahun lamanya dalam dada keyakinan bangsa Indonesia. Impian
kebahagian itu terpahat dalam ungkapan “Gemah ripah loh jinawi, tata tentrem
kerta raharja”. demi impian masyarakat yang adil dan makmur.
2) Sumber Sosiologis Pancasila sebagai Sistem Filsafat
Sumber sosiologis Pancasila sebagai sistem filsafat dapat diklasifikasikan ke dalam
2 kelompok. Kelompok pertama, masyarakat awam yang memahami Pancasila
sebagai sistem filsafat yang sudah dikenal masyarakat Indonesia dalam bentuk
pandangan hidup, Way of life yang terdapat dalam agama, adat istiadat, dan budaya
berbagai suku bangsa di Indonesia. Kelompok kedua, masyarakat ilmiah-akademis
yang memahami Pancasila sebagai sistem filsafat dengan teori-teori yang bersifat
akademis.
3) Sumber Politis Pancasila Sebagai Sistem Filsafat
Sumber politis Pancasila sebagai sistem filsafat berlaku juga atas kesepakatan
penggunaan simbol dalam kehidupan bernegara. Garuda Pancasila merupakan salah
satu simbol dalam kehidupan bernegara. Dalam pasal 35 Undang-Undang Dasar
1945 berbunyi sebagai berikut. ”Bendera Negara Indonesia ialah sang merah
putih”. Pasal 36, ”Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia”. Pasal 36A, ”Lambang
Negara ialah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika”. Pasal 36B,
”Lagu kebangsaan Indonesia ialah 165 Indonesia Raya”. Bendera merah putih,
Bahasa Indonesia, Garuda Pancasila, dan lagu Indonesia Raya, semuanya
merupakan simbol dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia.
E. Membangun Argumen tentang Dinamika dan Tantangan Pancasila
sebagai Sistem Filsafat
a) Dinamika Pancasila sebagai Sistem Filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafat mengalami dinamika sebagai berikut. Pada era
pemerintahan Soekarno, Pancasila sebagai sistem filsafat dikenal dengan istilah
“Philosofische Grondslag”. Gagasan tersebut merupakan perenungan filosofis
Soekarno atas rencananya berdirinya negara Indonesia merdeka. Ide tersebut
dimaksudkan sebagai dasar kerohanian bagi penyelenggaraan kehidupan bernegara.
b) Tantangan Pancasila sebagai Sistem Filsafat
Pertama, kapitalisme, yaitu aliran yang meyakini bahwa kebebasan individual
pemilik modal untuk mengembangkan usahanya dalam rangka meraih keuntungan
sebesar-besarnya merupakan upaya untuk menyejahterakan masyarakat.
Kedua, komunisme adalah sebuah paham yang muncul sebagai reaksi atas
perkembangan kapitalisme sebagai produk masyarakat liberal. Komunisme
merupakan aliran yang meyakini bahwa kepemilikan modal dikuasai oleh negara
untuk kemakmuran rakyat secara merata
Pentingnya Pancasila sebagai sistem filsafat ialah agar dapat diberikan
pertanggungjawaban rasional dan mendasar mengenai sila-sila dalam Pancasila
sebagai prinsip-prinsip politik; agar dapat dijabarkan lebih lanjut sehingga menjadi
operasional dalam penyelenggaraan negara; agar dapat membuka dialog dengan
berbagai perspektif baru dalam kehidupan berbangsa dan bernegara; dan agar dapat
menjadi kerangka evaluasi terhadap segala kegiatan yang bersangkut paut dengan
kehidupan bernegara, berbangsa, dan bermasyarakat.
BAB III
PEMBAHASAN
Menurut para ahli, Radikalisme adalah suatu ideologi (ide atau gagasan) dan
paham yang ingin melakukan perubahan pada sistem sosial dan politik dengan
menggunakan cara-cara kekerasan/ ekstrim Inti dari tindakan radikalisme adalah
sikap dan tindakan seseorang atau kelompok tertentu dalam mengusung perubahan
yang diinginkan. Kelompok radikal umumnya menginginkan perubahan tersebut
dalam tempo singkat dan secara drastis serta bertentangan dengan sistem sosial
yang berlaku. Radikalisme juga bisa disebut kefanatikan yang berlebihan terhadap
suatu ajaran tetapi menjalar kearah yang buruk dan juga sering dikaitkan dengan
ajaran agama .Sedangkan menurut kamus besar Bahasa Indonesia Radikalisme
adalah paham atau aliran yang menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial
dan politik dengan cara kekerasan atau drastis
Dahnil mengatakan, “kata radikal dalam istilah radikalisasi tak selalu
berkaitan dengan teror. “ "Dalam usulan kami melihat istilah radikalisasi,
deradikalisasi, itu problematis. Radikal itu bisa dari sisi pikiran mendasar (atau)
dalam. Tetapi radikal itu tidak selalu diikuti oleh tindakan kekerasan," sambung
dia. Menurutnya, pikiran radikal baru akan berbahaya bila pemikiran radikal itu
menyimpang kemudian diikuti oleh tindakan kekerasan.( Dr. Dahnil Anzar
Simanjuntak,
S.E.,
M.E.
-
Ketua
Umum
Pengurus
Pusat
Pemuda
Muhammadiyah)
Ciri Ciri Radikalisme

Orang-orang yang menganut paham radikalisme biasanya memiliki
keyakinan yang kuat terhadap program yang ingin mereka jalankan.

Penganut radikalisme tidak segan-segan menggunakan cara kekerasan
dalam mewujudkan keinginan mereka.

Penganut radikalisme memiliki anggapan bahwa semua pihak yang berbeda
pandangan dengannya adalah bersalah.
Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara yang kita lakukan menurut Narasumber yang
kami wawancarai, inti dari pengertian radikalisme adalah suatu paham yang
bertentangan dengan filasafah bangsa Indonesia yaitu Pancasila. Radikalisme juga
biasa disebut juga dengan suatu kefanatikan berlebihan terahadap suatu ajaran yang
buruk.
Lalu menurut narasumber-narasumber yang kami wawancarai di kampus
Politeknik Negeri Bandung, tidak ada indikasi gerakan radikalisme di dalam
kampus Politeknik Negeri Bandung, tetapi menurut narasumber juga dapat
diketahui bahwa terdapat indikasi gerakan radikalisme di sekitaran kampus
Politeknik Negeri Bandung (Ciwaruga) yang berpotensi masuk kedalam
lingkungan Politeknik Negeri Bandung. Disinilah peran mahasiswa dibutuhkan
untuk mengantisipasi masuknya gerakan radikalisme ke dalam kampus. Hal ini
sesuai dengan tiga peran utama mahasiswa yakni sebagai agent of change, social
controler, iron force, moral force, dan the future leader.
Selain itu, hal yang dapat diketahui dari wawancara, ialah penyebab
terjadinya radikalisme, yakni adanya seseorang atau lembaga memiliki pikiran
radikal adalah kurangnya wawasan tentang pendidikan Pancasila. Hal ini menjadi
sangat disayangkan mengingat kita ini hidup di Indonesia. Oleh sebab itu, sudah
menjadi kewajiban bagi rakyat Indonesia untuk mengetahui dan memahami nilainilai dari Pancasila. Karena nilai-nilai dari Pancasila itu sangat penting sebagai
filasat Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam rangka menjaga kesatuan dan
persatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Kemdian menurut narasumber yang kami wawancarai, dapat diketahui
tentang cara mengantisipasi adanya gerakan radikalisme. Caranya ialah dengan
memperkuat pemahaman pendidikan Pancasila sejak dini dan selalu waspada
dengan paham-paham radikal yang ada disekitar lingkungan kita. Selain itu, dapat
diketahui juga dampak negative apabila muncul gerakan radikalisme di sekitar kita,
terutama di kampus Politeknik Negeri Bandung yaitu bisa mengalami perbedaan
kesetaraan dan menghancurkan Politeknik Negeri Banung dari dalam, juga
terganggunya kedaulatan Pancasila. Oleh karena itu, Pendidikan Pancasila adalah
sangat penting diterapkan di setiap jenjang pendidikan di Indonesia, hal ini berguna
untuk membentuk karakter generasi penerus bangsa yang sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila. Dengan kata lain, betul adanya bahwa Pancasila sebagai Sistem Filsafat
rakyat Indonesia, yang mana butir-butir dari Pancasila berlaku sebagai pedoman
kehidupan masyarakat Indonesia, terutama dalam menghasilkan insan penerus
bangsa yang berkualitas.
Pancasila dikatakan sebagai sistem filsafat karena sila-sila pancasila yang
merupakan sistem filsafat yang hakikatnya merupakan suatu kesatuan organik,
dengan rumusan kesatuan sila-sila pancasila yang bersifat sistematis, organis,
hirarkis dan pyramidal. Hubungan rumusan kesatuan sila-sila yang sistematis dan
saling mengkualifikasi dapat dilihat nilai-nilai yang terkanduk dalam setiap sila
yang dimana nilai tersebut aka nada pada sila-sila selanjutnya.
BAB IV
PENUTUP
a. Simpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa :
1. Pancasila sebagai filsafat bangsa Indonesia merupakan Pancasila sebagai
pandangan hidup bangsa Indonesia yang didalamnya terdapat nilai-nilai
budaya bangsa Indonesia. Pancasila dikatakan sebagai sistem filsafat
karena sila-sila pancasila yang merupakan sistem filsafat yang hakikatnya
merupakan suatu kesatuan organik, dengan rumusan kesatuan sila-sila
pancasila yang bersifat sistematis, organis, hirarkis dan pyramidal.
2. Penyebab utama munculnya radikalisme adalah kurangnya wawasan
seseorang atau suatu lembaga tentang pendidikan Pancasila
3. Cara mengantisipasi adanya gerakan radikalisme adalah dengan
memperkuat pemahaman pendidikan Pancasila sejak dini dan selalu
waspada dengan paham-paham radikal yang ada disekitar lingkungan kita
b. Saran
Penulis menyadari banyak sekali kekurangan dalam penyusunan makalah ini.
Oleh karena itu,penulis menerima segala kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami ucapkan terimakasih dan mohon maaf sebelumnya apabila dalam
pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Kaelan,M.S. 2010. Pendidikan Pancasila.Yogyakarta:Paradigma.
Wikipedia.Pancasila.16 Desember 2016.
http://id.wikipedia.org/wiki/Pancasila
Radikalisme Menuju Kebangsaan, Percetakan Kanisius, Yogyakarta, 2009
Tolkhah, M.A., M Let, Dr.Imam, Anatomi Konflik Politik Di Indonesia, Divisi
Buku Perguruan Tinggi PT Raja Grafindo Perkasa, Jakarta, 2001.
Nurwardani, Paristiyanti dkk. 2016. Pendidikan Pancasila untuk Perguruan
Tinggi. Cetakan 1. Jakarta : Direktorat Jenderal Pembelajaran dan
Kemahasiswaan.
DAFTAR LAMPIRAN
Pertanyaan-pertanyaan untuk mewawancarai narasumber :
1. Apa yang saudara ketahui tentang Radikalisme?
2. Apa tanggapan saudara terhadap fenomena radikalisme yang sedang
marak di Indonesia?
3. Apakah saudara pernah mendengar tentang gerakan radikalisme di
seputaran kampus Polban? (Jika ya, bagaimana bentuk gerakan
radikalisme tersebut?)
4. Menurut saudara apa yang menyebabkan adanya seseorang atau
lembaga yang mempunyai pikiran radikal ?
5. Menurut pendapat saudara, Apakah gerakan radikalisme berbahaya bagi
mahasiswa?
6. Menurut anda, bagaimana cara mengantisipasi terpapar gerakan
radikalisme?
7. Menurut anda, Apa penyebab munculnya gerakan radikalisme?
8. Menurut anda, Apa dampak negatif dari munculnya gerakan radikalisme
di Kampus Polban?
9. Apakah saudara tahu negara Khilafah ?. Jika Ya, apakah gerakan
tersebur merupakan gerakan radikal ?
10. Bagaimana sikap saudara jika ada teman, keluarga, atau orangtua yang
berpkiran radikal
11. Apakah saudara pernah terlibat dalam gerakan radikalisme?
Nama Narasumber
: Nurshabi JR
Proddi
: D3 Refrigasi dan Tata Udara
1. Radikalisme itu sebuah kelompok atau gerakan politik yang tujuannya
untuk mencapai kemerdekaan atau pembaruan electoral yang
mencakup mereka yang berusaha mencapai repiblikanisme,
penghapusan gelar, redistribus hal milik dan kebebasan pers, dan
dihubunngkan dengan pengembangan liberalism.
2. Sangat tidak baik bagi kemajuan bangsa Indonesia karena hal tersebut
akan menghancurkan dasar dasar negara Indonesia yaitu Pancasila
3. Masih belum
4. Kurangnya wawasan tentang Pancasila
5. Oh iya sangat berbahaya karena tidak sesuai dengan pedoman dana pa
yang diajarkan oleh pendidikan Pancasila
6. Banyaknya sosialisasi tentang pendidikan Pancasila dan adanya
kesadaran diri sendiri bahwa kita kurang mendalami pendidikan
Pancasila
7. Dari lingkungan sekitar
8. Adanya perbedaan kesetaraan dan juga bisa menghancurkan polbann
dari dalam
9. Beri masukan dan nasihat padanya
10. Tidak
11. Tidak saya sangat menjunjunng tinggi Pancasila
Nama Narasumber
: Riko Fauzi
Prodi
: D3 Refrigasi dan Tata Udara
1. Radikalisme adalah suatu paham yang menyudutkan suatu paham yang
didalamnya itu ada suatu kekerasan dan lain lain.
2. Itu adalah pergerakn yang salah, contohnya seperti yang ada di papua
itu juga merupakan bagian dari negara Indonesia, tidak seharusnya
menyudutkan meraka
3. Tidak pernah
4. Kurang pehaman akan pendidikan Pancasila, karena Pancasila itu
penting dalam masyarakat dan kita juga harusnya didik sejak kecil agar
nantinya lebih paham akan pentingnya Pancasila jadi mengeeti bahwa
radikalisme itu salha
5. Jelas sangat berbahaya
6. Yang pertama sosialisasi tentang Pancasila dengan benar karena
dipolban juga sudah ada tetang pendidikan Pancasila harusnya
mahasiswa polban lebih paham tentang gerakan radikaliseme dan bisa
menerapkahya dengan benar
8. Efeknya yaitu kita menjadi tidak bersatu lagi karena kita itu bangsa
Indonesia sesuai yang ada di pansila yaitu sila 3 Persatuan Indonesia
9. Tau, Menurut saya itu terlalu fanatik terhadap agama
10. Saya memberipehaman lagi tentang Pancasila
11. Tidak pernah.
Nama Narasumber
: Billal
Prodi :
: D3 Teknik Konversi Energi
1. Radikalisme adalah kefanatikan yang berlebihan terhadap suatu ajaran
tetapi menjalar kearah yang buruk
2. Makin marak karena sekarang orang orang memiliki banyak sumber
dan belum tentu sumber informasi itu benar. Lalu sekarag banyak
orang yang mengikuti apa yang mereka dengar
3. Alhamdulillah belum
4. Pertama karena keterbutaan terhadap informasi, orang orang hanya
ingin melihat satu sisi cerita,melihat sisi yg menurut mereka benar dan
tidak peduli terhadap pendapat orang lain yang tidak sejalan dengan
mereka
5. Radikalsime itu sangat berbahaya
6. Jaga pendirian dengan kuat saat orang lain memberi informasi kepada
kitadisaring dahulu
7. Membuat kerusuhan di public misalkan saat mahasswa polban ingin
melukai orang sekitardan diatas nama mahasiswa polban maka polban
juga akan terkena dampaknya
8. Tidak
9.
Jadi jika saat orang tua saya berpikir radikal maka saya akan
menanggapinya tapi tidak akan terpengaruh karena sebagai anak patuh
terhadap orang tua
10. Tidak pernah
Nama narasumber
: Anonim
Prodi
: D3 Teknik Konversi Energi
1. Radikalisme adalah suatu kelompok atau gerakan utuk merubah suatu
system politik atau system dasar suatu negara atau kelompok tapi
dengan cara kekerasan
2. Tanggapan, saat ini lumayan marak terjadi radikalisme di Indonesia,
yakni Ironis. Contohnya : islam Radikal FTI
3. Ada, tapi di sekitar Polban, contohnya : Narasumber ngekost, Ibu
kostnya memperingati kepada narasumber untuk hati-hati terhadap
suatu perkumpulan (lihat dahulu apa kumpulannya), karena ditakutkan
perkumpulan tersebut adalah kumpulan Radikalisme (sekitr
Ciwaruga). Pernah terjadi kejadiannya, tetapi narsumber hanya sekedar
tau tidak secara mendalam.
4. Munculnya radikalisme berasal dari Lingkungan, pikiran. Lngkungan
yang membuat pikiran terdokrin. Sehingga menurut narasumber,
muncunya radikalisme itu berbahaya, karena radikal itu kekerasan, jadi
pasti berbhaya ketika menerapkan radikalisme
5. Efek bagi polban : Bahaya bagi polban.
6. Cara mengantisipasi : Edukasi tentang Radikalisme kepada Mahasisaw
7. Ketika ada orang tua atau saudara yang memiliki pikiran radikalisme :
karena narasumber berpikrian kritis, Narasumber memberi tahu yang
baik kepada orang tua atau sekitar
8. Tidak pernah terlibat
Nama
: Billion Otoko Hukama
Prodi
: D3 Refrigrasi Tata Udara
1. Radikalisme adalah suatu paham yang bertentangan dengan aturan yang
berdaulat dinegeri tersebut.
2. Sangat miris karena seharusnya bangsa indonesia menaati pancasila dan
menjauhi segala bentuk paham radikal yang ada di indonesia
3. Sejauh ini selama 3 minggu dipolban belum mengetahui ada tidaknya
gerakan radikal
4. Kurangnya pemahaman pancasila didalam dirinya sehingga masih labil
dan mudah dimasuki paham radikal
5. Sangat berbahaya karena mahasiswa merupakan penerus bangsa dan
penggagas perubahan jika mahasiswa memiliki paham radikal maka
masadepan bangsa akan menjadi radikal
6. Perkuat lagi pendidikan pancasilanya pahami lagi radikal itu apa selalu
waspada dengan paham paham radikal yang ada disekitar
7. Kurangnya pemahaman pancasila kekurang tauan apa itu radikal
kekurang puasan dengan peraturan yang ada dinegara tersebut
8. Akan terganggunya kedaulatan pancasila dipolban ini
9. Menurut saya radikal karena negara tersebut bertentangan dengan
pancasila
10. Diingatkan kejalan yang benar, diberitahu tentang radikal tetapi
keputusan tetap ada di orang tersebut
11. Alhamdulillah tidak
MAKALAH
“PANCASILA SEBAGAI SISTEM FISAFAT”
(Fenomena Radikalisme di kalagan mahasiswa Politeknik Negeri Bandung)
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila
Tanggal Pengumpulan Laporan : 1 Oktober 2019
Dosen Pembimbing : Dadi Mulyadi Nugraha, S,Pd, M.Pd.
Disusun oleh :
1. Adham Labdajaya
(191711033)
2. Deanna Christine
(191711036)
3. Firlana Trimurti Putra (191711044)
4. Fachry Fadian
(191711040)
5. Shyfa Faiza Salsabila (191711056)
D3-TEKNIK KONVERSI ENERGI
JURUSAN TEKNIK KONVERSI ENERGI
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2019
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas Karunia, dan
Hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “PANCASILA
SEBAGAI SISTEM FILSAFAT (Fenomena Radikalisme di kalangan mahasiswa
Politeknik Negeri Bandung )” sehingga terselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun sebagai tugas kelompok mata kuliah Pendidikan
Pancasila. Kami berusaha menyusun makalah ini dengan segala kemampuan,
namun kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan baik dari segi
penulisan maupun segi penyusunan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat
membangun akan kami terima dengan demi perbaikan makalah selanjutnya.
Semoga makalah ini bisa memberikan informasi mengenai Pancasila
sebagai Sistem Filsafat dan bermanfaat bagi para pembacanya..
Akhir dari kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang turut membantu dalam upaya penyelesaian makalah ini.Semoga Allah
SWT Senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Amin..
Bandung, 29 September 2019
Penyusun,
DAFTAR ISI
Kata pengantar…………………………………………………………………......i
Daftar Isi…………….……………………………………………………………..ii
Daftar Tabel………………………………………………………………………iii
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang Masalah.…………………………………….………1
b. Identifikasi Masalah.…………………..………… .…………………3
c. Rumusan Masalah……………………………………………………3
d. Pendekatan dan Metode Penelitian……………………………….…..3
e. Sistematika Makalah………………………………………………….4
BAB II KAJIAN TEORI
a. Sistem Filsafat........................................................................................5
b. Konsep Pancasila sebagai Sistem Filsafat………………….………....6
c. Alasan
Diperlukannya
Kajian
pancasila
sebagai
Sistem
Filsafat....................................................................................................7
d. Menggali Sumber Historis, Sosiologis, Politis tentang Pancasila sebagai
Sistem Filsafat………………………………..………………………..8
e. Membangun Argumen tentang Dinamika dan Tantangan Pancasila
sebagai Sistem Filsafat…………………………….……………........10
BAB III PEMBAHASAN…………………………………..……………………12
BAB IV PENUTUP
a. Simpulan……………………………………..……………..………..15
b. Saran……………………………………..………………....………..15
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….…..…16
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………17
DAFTAR TABEL
No.
1.
Rumusan masalah
Pengumpulan
Pertanyaan
Data
Apa arti
Wawancara.
Apa yang saudara ketahui tentang
Radikalisme?
Narasumber :
Radikalisme?
1. Nurshabi Jr
2. Riko Fauzi
3. Bilal
4. Anonim
5. Billion Oto
Hukama
Seluruh
narasumber
berstatus
sebagai
mahasiswi atau
mahasiswa
Politeknik
Negeri
Bandung
2.
Apa faktor-faktor
Apa tanggapan saudara terhadap fenomena
penyebab
radikalisme yang sedang marak di Indonesia?
munculnya
radikalisme di
Indonesia /
lingkungan sekitar
kampus Politenik
Negeri Bandung?
3.
Apa faktor-faktor
Apakah saudara pernah mendengar tentang
penyebab
gerakan radikalisme di seputaran kampus
munculnya
Polban? (Jika ya, bagaimana bentuk gerakan
radikalisme di
radikalisme tersebut?)
Indonesia /
lingkungan sekitar
kampus Politenik
Negeri Bandung?
4.
Apa faktor-faktor
Menurut saudara apa yang menyebabkan
penyebab
adanya seseorang atau lembaga yang
munculnya
mempunyai pikiran radikal ?
radikalisme di
Indonesia /
lingkungan sekitar
kampus Politenik
Negeri Bandung?
5.
6.
Apa arti
Menurut pendapat saudara, Apakah gerakan
Radikalisme?
radikalisme berbahaya bagi mahasiswa?
Apa faktor-faktor
Menurut anda, bagaimana cara
penyebab
mengantisipasi terpapar gerakan radikalisme?
munculnya
radikalisme di
Indonesia /
lingkungan sekitar
kampus Politenik
Negeri Bandung?
7.
Apa faktor-faktor
Menurut anda, Apa penyebab munculnya
penyebab
gerakan radikalisme?
munculnya
radikalisme di
Indonesia /
lingkungan sekitar
kampus Politenik
Negeri Bandung?
8.
Apa faktor-faktor
Menurut anda, Apa dampak negatif dari
penyebab
munculnya gerakan radikalisme di Kampus
munculnya
Polban?
radikalisme di
Indonesia /
lingkungan sekitar
kampus Politenik
Negeri Bandung?
9.
Apa arti
Apakah saudara tahu negara Khilafah ?. Jika
Radikalisme?
Ya, apakah gerakan tersebur merupakan
gerakan radikal ?
10.
Bagaimana cara
Bagaimana sikap saudara jika ada teman,
mengantisipasi
keluarga, atau orangtua yang berpkiran
adanya gerakan
radikal?
radikalisme?
11.
Bagaimana cara
Apakah saudara pernah terlibat dalam
mengantisipasi
gerakan radikalisme?
adanya gerakan
radikalisme?
Download