• Gagal ginjal kronik (terutama yang menjalani hemodialisis) • Kehamilan • Kondisi kekurangan zat besi • Pasien anemia defisiensi yang sedang diterapi • Sirosis hati (menggunakan perhitungan CLDHbA1c (rata-rata HbA1c dan GA/3)) • Hiperglikemik Postprandial (mis.gastrektomi) • DM tipe-1 • DM tipe-2 dengan terapi insulin • Onset DM tipe-1 fulminan Keterbatasan Pengukuran Glycated Albumin juga dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor sehingga dapat menyebabkan: Bagaimana Pemeriksaan Dilakukan? Metode enzimatik kolorimetri. Persiapan khusus dapat dilakukan kapan saja, tanpa perlu berpuasa Stabilitas sampel 1 minggu pada suhu 2-10oC atau -80oC untuk penyimpanan lebih lama. Nilai Rujukan 11-16%. Nilai GA rendah palsu • Sindrom Nefrotik (proteinuria > 3,5 g/hari) • Hipertiroid • Pengobatan steroid • Obesitas severe (berat) • Emaciation – penurunan BB akibat kehilangan lemak subkutan (malnutrisi berat) Nilai GA tinggi palsu Juli 2014 - 3100920 • Hipotiroid • Sirosis Tujuan utama penanganan diabetes adalah untuk mencegah berkembangnya komplikasi diabetes kronik. Hal ini dapat dicapai dengan mempertahankan kadar glukosa darah sedapat mungkin mendekati nilai normal dan tetap mempertahankan indeks kontrol glikemik yang baik. Pemeriksaan Glycated Albumin dapat digunakan untuk memantau indeks kontrol glikemik sehingga dapat membantu mencegah komplikasi diabetes. GLYCATED ALBUMIN Indikator Kontrol Glikemik Jangka Pendek Sebuah pemeriksaan yang dapat digunakan sebagai kontrol glikemik pada varian hemoglobin dan kondisi yang mempengaruhi masa hidup eritrosit Laboratorium Klinik Prodia Untuk Diagnosa Lebih Baik FA_Brosur Glycated Albumin_1407165.indd 1-3 7/17/14 9:13 AM S aat ini pemeriksaan HbA1c masih dianggap sebagai gold standard indeks kontrol glikemik. Namun ada kondisi dimana pengukuran HbA1c tidak akurat seperti pada anemia dan hemoglobinopati. Pada kondisi ini dapat digunakan indikator kontrol glikemik Glycated Albumin. sebelumnya sudah diperkenalkan sebagai indikator kontrol glikemik karena tidak terpengaruh oleh metabolisme hemoglobin yang abnormal. Manfaat Klinis Pemeriksaan • Ketika HbA1c tidak dapat digunakan, seperti pada kondisi anemia, abnormal hemoglobin, kehamilan, diabetik nefropati Perlunya Indikator Kontrol Glikemik Alternatif Sejak ditemukan kira-kira 40 tahun yang lalu, HbA1c saat ini masih menjadi indeks kontrol glikemik yang paling banyak digunakan pada penyandang diabetes sebagai panduan terapi. Pengukuran HbA1c memiliki kualitas analitik yang tinggi, karena itu sekarang pemanfaatannya juga telah direkomendasikan untuk diagnosis. Namun ada beberapa kondisi yang memerlukan pemeriksaan alternatif kontrol glikemik karena HbA1c dipengaruhi oleh varian hemoglobin dan kondisi lain yang mempengaruhi masa hidup eritrosit seperti anemia hemolitik dan anemia renal, sehingga kurang sesuai digunakan sebagai indikator kontrol glikemik. Pada kondisi-kondisi tersebut dibutuhkan indeks kontrol glikemik alternatif yang dapat mengatasi keterbatasan HbA1c. Pemeriksaan Glycated Albumin dapat mengatasi keterbatasan ini. GLYCATED ALBUMIN Glycated Albumin (GA) adalah albumin yang berikatan dengan glukosa yang dihasilkan dari reaksi glikasi antara gugus amin dari protein albumin dengan gugus karboksil dari glukosa. Karena turnover albumin pada serum manusia lebih pendek (waktu paruh 14 hari) dibandingkan dengan hemoglobin (usia eritrosit ± 120 hari) maka derajat glikasi albumin dapat menunjukkan indeks glikemik dalam jangka waktu lebih pendek dibandingkan HbA1c. GA menggambarkan rata-rata glukosa darah 1 bulan sebelumnya (terutama 2 minggu sebelumnya). Jumlah GA akan menurun jika kadar glukosa darah rendah dan meningkat ketika kadar glukosa darah tinggi. Pemeriksaan GA merupakan pengembangan dari pemeriksaan fruktosamin yang memiliki kelemahan yakni sangat dipengaruhi oleh konsentrasi protein serum dan substansi low molecular weight (mis. bilirubin, asam urat, dan lain lain). Fruktosamin • Konfirmasi keberhasilan terapi lebih awal • Ketika dibutuhkan pengendalian glukosa darah yang ketat • Ketika terjadi perubahan glukosa darah yang sangat besar yaitu pada DM tipe-1, dengan terapi insulin & hiperglikemia postprandial Kapan Diperiksa? • Saat inisiasi terapi untuk menentukan regimen pengobatan dan dosis serta untuk menilai efikasi pengobatan secara keseluruhan • Jika terdapat gangguan yang mempengaruhi masa hidup eritrosit • Pada kasus dimana kecepatan glikasi hemoglobin dipengaruhi Siapa yang Memerlukan? Pemeriksaan GA sebaiknya dilakukan individu yang mengalami penyakit dan kondisi patologis : • Anemia hemolitik, perdarahan, transfusi darah, dll • Hemoglobin varian FA_Brosur Glycated Albumin_1407165.indd 4-6 7/17/14 9:14 AM