1 Family Assesment Tools Introduksi Family assesment tools digunakan untuk menggali informasi pasien melalui pendekatan secara personal, keyakinan agama, sosial, perasaan pribadi, dan keluarga pasien. Karena tantangan terbesar dari seorang dokter adalah meraih kepercayaan dan informasi dari pasien. Family assesment tools dibuat untuk memiliki cara sistematis dalam memahami masalah yang dihadapi keluarga dan cara memecahkanya. Macam-macam family assesment tool 1. Family Genogram Genogram bisa digunakan untuk mengambil data tentang individual, pasangan, atau keluarga, terutama pola keturunan, penyakit keluarga, anggota keluarga, dan struktur keluarga. 2 Genogram yang baik harus ada beberapa hal di bawah ini: 1. Nama dan umur semua anggota keluarga 2. Tanggal lahir, pernikahan, perpisahan, perceraian dan kematian 3. Informasi mengenai 3 generasi keturunan 4. Penyakit yang dimiliki keluarga 5. Anak yang paling pertama lahir ditaruh di urutan paling kiri, anak kedua sebelah kanan dan seterusnya 6. Indikasi dari anggota keluarga yang mana yang tinggal di rumah yang sama 7. Nama dari dua keluarga dengan alamat dari keluarga 8. Identitas Informan 9. Tanggal dari dibuatnya genogram Family genogram harus dibuat dengan baik bertujuan untuk: - Menyediakan olahan data secara sederhana yang menggambarkan hubungan antar anggota keluarga - Untuk menggambarkan secara ringkas keadaan medis dan psikologis - Penilaian secara menyeluruh dari keluarga yang sudah memiliki generasi Family Map Family map, atau Peta keluarga, digunakan untuk memetakan hubungan antara keluarga dan pola interaksi. Simbol bentuk hubungan keluarga Family map berguna sekali untuk dokter untuk mencari kerjasama pengobatan dalam keluarga pasien. Family map juga menyediakan deskripsi skematik untuk mencari orang yang pas dalam membantu kesembuhan dalam pasien 3 Family APGAR Adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fungsi keluarga secara kualitatif, seperti bagaimana kondisi hubungan pasien dengan anak pasien, dsb. Family APGAR berfungsi pada saat dan kondisi seperti: 1. Pasien yang mengalami kondisi psikosomatis 2. Pasien yang sulit (tidak ingin berobat, dsb) 3. Masalah pernikahan dan masalah seksual 4. Terdapat gejala gejala penyakit di banyak anggota keluarga 5. Penggunaan Narkoba atau 6. Kekerasan rumah tangga 7. Keluarga kriminal 4 Skala nya adalah 1-10, jika seseorang dalam nilai <4 maka termasuk keluarga disfungsional, jika nilainya >3>8 termasuk intermediet, dan 8~10 termasuk sangat fungsional SCREEM SCREEM adalah singkatan yang menunjukan sumberdaya keluarga, dan SCREEM sering digunakan dalam penanganan penyakit seumur hidup seperti penyakit kronis, dan penyakit terminal. Dan biasanya menggunakan sebuah survey yang dapat diahami budaya setempat. 5 Family Lifeline (Riwayat hidup keluarga) Adalah strategi untuk menggambarkan dari sejarah keluarga dalam suatu periode tertentu. Intepretasinya adalah dengan melihat dari kejadian yang paling berpengaruh dalam kesehatan fisik dan mental anggota keluarga. Contoh Family Lifeline Family Life Cycle Ini adalah strategi seorang dokter untuk memperoleh hipothesis tentang masalah yang dihadapi pasien berdasarkan perkembangan anggota keluarga. Yang perlu didata adalah: - Meninggalkan rumah (sejak kapan, dimana, ada penyakit atau tidak) - Baru menikah (kapan, dimana, dengan siapa, ada penyakit atau tidak) - Keluarga dengan anak kecil (kapan, dengan siapa, ada penyakit atau tidak) - Keluarga dengan remaja (mengalami apa saja, ada penyakit atau tidak) - Mempersiapkan keluarga anak (ada penyakit atau tidak) - Keluarga di kehidupan masa lanjut (ada penyakit atau tidak) 6 Level dari keterlibatan dokter dalam keluarga Berguna untuk mengukur seberapa jauh seorang dokter dapat menilai keluarga Level 1: Minimal, yaitu hanya pada mengantarkan saja, tidak terlalu peduli Level 2: dokter diminta untuk memberikan informasi medis saja Level 3: Merasakan dan mendukung, Level 4: ikut menangani dan intervensi, biasanya pasien yang mengalami penggunaan narkotik Level 5: penanganan di seluruh keluarga, 7 Dampak Penyakit Pada Keluarga Pendahuluan Efek dari penyakit yang diderita oleh seorang pasien menunjukkan manifestasi secara fisik. Efek ini diperlukan dalam mendiagnosis dan memberikan terapi pada penyakit. Namun, penyakit tidak hanya mempengaruhi emosi pasien, mental, dan kesejahteraan sosial, tetapi juga mempengaruhi fungsi keluarga. Penyakit mengacu pada kelainan fisiologis yang terjadi di tubuh pasien. Mengevaluasi penyebab yang mendasari sebuah penyakit dapat dilihat dari bukti klinis dan hasil laboratorium untuk menentukan diagnosis dan rencana perawatan. Penyakit meliputi persepsi, emosi, dan pengalaman seseorang terhadap penyakit, serta penderitaan dan perubahan yang dialami pasien dan keluarga dalam keberadaan penyakit itu. Untuk memahami pasien, dokter harus mendengarkan penjelasan dari keluarga pasien dan dapat melihat dalam konteks realitas sosial dan budaya mereka, dampak penyakit pada keluarga sangat dirasakan di kalangan orang Filipina karena pengaruh kuat yang dapat memiliki ikatan keluarga . Oleh karena itu, penilaian dibutuhkan untuk menyusun intervensi agar dapat mendorong keluarga untuk mendukung pasien dan mengurangi beban yang ditimbulkan oleh penyakit yang diderita. Bagaimana Pengaruh sebuah Penyakit terhadap Fungsi Keluarga? Penyakit mengganggu hubungan keluargayang normal. Ini memberikan dampak fisik tidak hanya pada pasien namun juga pada seluruh keluarga, dan terjadi penurunan kesejahteraan fisik dan peningkatan pemanfaatan layanan medis untuk gejala fisik yang dirasakan di antara anggota keluarga yang tinggal bersama dan merawat pasien yang sakit. Dengan meningkatnya biaya perawatan kesehatan, dampak finansial dari suatu penyakit terhadap keluarga adalah tingginya tekanan keuangan yang menyebabkan beban pada keluarga dengan sosial ekonomi yang rendah. Dampak psikoemosional penyakit jelas terlihat di antara anggota keluarga yang melihat penderitaan orang yang mereka cintai. Depresi kecemasan, dan masalah tidur adalah hal yang umum di antara anggota keluarga yang berurusan dengan penyakit pada keluarga. Faktor Apa yang Mempengaruhi Keluarga Dalam Mengatasi Penyakit? Kemampuan untuk mengatasi penyakit tergantung baik pada integritas internal dan pendapatan keluarga dan beban eksternal penyakit (Lihat Tabel 1) Faktor Faktor Intrafamilial Komponen - Pendapatan keluarga - Tahapan keluarga 8 Faktor Eksternal - Tingkat fungsional keluarga - Tipologi Penyakit - Stigma yang terkait dengan penyakit Tabel 1 : faktor yang mempengaruhi keluarga dalam mengatasi penyakit Bergantung pada deskripsi komponen, keluarga mungkin bisa atau tidak bisa mengatasinya. Bila ada dukungan sosial yang kuat, hal ini dapat membantu meringankan dampak penyakit. Namun, ketegangan yang disebabkan oleh sumber daya keuangan yang terbatas adalah hal yang harus dihadapi. Tipologi penyakit dan stigma yang terkait dengan penyakit juga membantu menentukan seberapa parah dampak penyakit pada keluarga. Bagaimana Menilai Kemampuan Keluarga dalam Mengatasi Penyakit Mendengarkan dan belajar aktif mengenai pasien dan pengalaman keluarga tentang penyakit adalah hal utama yang dibutuhkan dokter untuk menilai kemampuan keluarga untuk mengatasinya. Beberapa pertanyaan dasar yang dapat ditanyakan meliputi: 1. Apa sifat dan karakteristik dari penyakit yang dihadapi keluarga? 2. Apa arti penyakit bagi pasien dan keluarganya? Apa ketakutan dan ketidakpastian mereka terkait penyakit tesebut? 3. Bagaimana mereka mengatasi penyakit tersebut sejauh ini? Apa yang dapat membantu dan dapat menghalangi mereka? 4. Bagaimana pengalaman dengan adanya penyakit tersebut dapat mengubah pasien dan keluarganya? Untuk menilai fungsi keluarga digunakan genogram yang menekankan peran keluarga, Peta Keluarga yang mencari hubungan keluarga dengan APGAR Keluarga yang mengukur tingkat fungsionalitas keluarga, dan sCREEM menilai sumber daya yang tersedia bagi keluarga. Jika strategi keluarga dalam mengatasi penyakit tersebut baik maka peran suportif akan adekuat. Namun bila strategi keluarga dalam mengatasi penyakit tergolong rendah, dokter harus siap untuk menawarkan konseling keluarga atau rujukan ke terapis keluarga. 9 Perjalanan Penyakit dan bagaimana Dokter Keluarga dapat Membantu Keluarga Mengatasi Penyakit Ada empat tahap pada keluarga dalam mengatasi penyakit. Tahap pertama dalam perjalanan penyakit adalah permulaan dari penyakit. Tahap ini meliputi periode dari saat pasien menunjukkan gejala-gejala fisik atau merasa bahwa ada sesuatu yang salah. Komponen yang mempermudah atau menghambat keluarga dalam mengatasi penyakit Komponen Mempermudah Sumber penghasilan keluarga Sumber Memperlambat pendapatan yang Sumber pendapatan terbatas, memadai, dukungan sosial kurangnya dukungan social, yang baik, spiritual yang kuat kurangnya akses ke sumber dan kemampuan daya komunitas. memanfaatkan sumber daya komunitas. Tahapan keluarga Tahap dimana keluarga anggota Tahap dimana seharusnya berpusat pada anggota keluarga keluar ke keluarga. Derajat fungsional keluarga Fungsi lingkungan masyarakat. keluarga dimana Disfungsi keluarga dengan mudah beradaptasi dengan komunikasi dan emosional perubahan peran, memiliki yang buruk komunikasi sehat, dan dukungan emosional yang baik. Tipologi penyakit (onset, Akut dan membatasi diri, Akut dan mengancam jiwa, sumber, outcome, derajat penyakit tidak mengancam kronik ketidakmampuan) jiwa penyakit dan melemahkan, progresif dan terminal Stigma yang berhubungan Penyakit dengan penyakit yang tidak Penyakit menimbulkan stigma sosial yang membawa stigma social (isolasi pasien dankeluarga) Kepercayaan kesehatan dan pengalaman sebelumnya membantu membentuk apa yang pasien dan keluarganya lakukan pada tahap ini dan seberapa cepat mereka mencari bantuan kepada dokter. 10 Lintasan Penyakit Tahap 1 Onset gejala/penyakit Tahap 2 Fase dampak Tahap 3 Upaya terapetik utama Tahap 4 Fase pemulihan Penyakit akut, penyakit yang membatasi diri dan penyakit yang tidak melumpuhkan telah ditangani sebelumnya dengan pengobatan sendiri dan jarang dibawa ke dokter. Penyakit akut yang mengancam jiwa mengharuskan keluarga untuk bertindak cepat. Akan mudah menangani penyakit bila pendapatan keluarga memadai sehingga dapat mendukung pengobatan. Penyakit kronis yang tidak progresif menimbulkan beban dalam menyediakan sumber daya untuk jangka panjang, tetapi saat penyakitnya stabil, ia tidak menimbulkan banyak situasi krisis. Penyakit kronis, melemahkan, dan mematikan menyebabkan tingkat kecemasan yang tinggi karena mereka menguras sumber daya dan membuat keluarga tidak yakin akan hasil dari pengobatan. Tahap kedua adalah fase dampak atau reaksi terhadap tahap diagnosis.Ini adalah tempat kontak awal dengan dokter . Diagnosis penyakit yang dapat disembuhkan atau kronis, tidak melemahkan akan lebih mungkin langsungke tahap ketigayaitu upaya theraupetic utama. Namun, reaksi terhadap penyakit pelemahan atau penyakit terminal bisa terjadi penolakan, marah, depresi, dan penerimaan. Selama waktu ini, penting bagi dokter untuk menyelidiki terlebih dahulu apa yang pasien dan keluarganya sudah tahu dan tanyakan apa yang masih ingin mereka ketahui. Tahap ketiga adalah tahap upaya terapi utama. Dukungan yang baik dan sumber pendapatan membantu keluarga melewati tahap ini. Tugas dokter pada tahap ini adalah menawarkan opsi yang efektif dengan biaya yang mereka mampu dan dapat diterima oleh pasien dan keluarga. Dari perspektif ini, dokter harus mengeksplorasi reaksi pasien dan keluarganya terhadap terapi dan bagaimana kelanjutannya, dan melakukan intervensi yang diperlukan seandainya mereka tidak puas. Tahap terakhir adalah fase pemulihan atau penyesuaian terhadap hasil. Fase ini biasanya ditandai dengan hilangnya gejala-gejala untuk penyakit akut atau kembali ke lingkungan rumah dan beberapa derajat fungsionalitas untuk penyakit kronis. Penyesuaian tergantung pada faktor yang dinyatakan sebelumnya, serta hasil yang diharapkan dari proses penyakit. Ketika yang diharapkan adalah pemulihan penuh tanpa ketidakmampuan, tidak ada masalah yang diantisipasi. Namun, ketika yang diperkirakan adalah pemulihan parsial, cacat permanen, atau 11 bahkan kematian, keluarga mengalami beberapa bentuk krisis. Penyesuaian kembali peran mungkin diperlukan untuk mengakomodasi status baru dari anggota yang sakit. Dokter harus dapat mempersiapkan keluarga untuk hasil yang berpotensial dari suatu penyakit sehingga mereka dapat belajar untuk berurusan dengan mereka dan menyiapkan rencana yang realistis. Untuk pasien sakit kronis, dokter juga harus dapat terus memberikan dukungan dan bimbingan kepada keluarga, mendidik pengasuh, dan mengatur perawatan di rumah jika perlu. 12 Tingkat keterlibatan dokter dengan keluarga Tingkatan ini dapat digunakakan untuk menilai sejauh mana keterlibatan dokter dalam praktiknya. Selain itu tingkatan ini juga memungkinkan dokter untuk memilih cara berinteraksi dengan keluarga dan memperoleh pengalaman. Menurut William Doherty dan Macaran Baird, menjelaskan 5 tingkat keterlibatan dokter dengan keluarga Tingkat 1: Perhatian yang minim terhadap keluarga Pada tingkatan ini dokter hanya memberikan perlakuan yang terbatas, tingaktan ini sering dialami oleh dokter dengan praktek klinis yang sibuk karena waktu yang terbatas. Tingkat 2: Selalu memberikan informasi dan saran tentang kesehatan Pada tingkatan ini dokter akan bertemu dengan keluarga dan memberikan informasi tentang masalah kesehatan dan memberikan saran yg terkait dengan masalah kesehatan. tidak perlu melakukan tindakan Tingkat 3: Memberikan dukungan emosional Pada tingkat ini, dokter harus memahami tentang perkembangan keluarga. selain memberikan informasi dan saran tentang kesehatan , disini dokter juga memberikan kebutuhan emosional kepada anggota keluarga. Dukungan, semangat dan penilaian awal fungsi keluarga merupakan kegiatan yang diperlukan pada tingkatan ini. Tingkat 4: Penilaian keluarga yang sistematis dan intervensi yang terencana Pada tingkatan ini dokter harus memiliki pengetahuan tentang teori sistem keluarga. Selain itu mereka juga membutuhkan keterampilan yang cukup untuk menilai fungsi keluarga dan melakukan intervensi sementara. Tingkat 5: pengobatan keluarga Pada tingkatan ini memerlukan rencana terapi yang terorganisir untuk membawa perubahan besar pada system keluarga. Memberikan terapi membutuhkan proses pelatihan dan pengawasan yang panjang. Tingkat keterlibatan dokter dengan sebagian besar keluarga ada pada tingat 2 dan 3. Sebagai seorang dokter keluarga diharapkan mampu menerapkan tingkat 3 pada saat melaksanakan praktiknya.