1 Pengoperasian Genset Otomatis Menggunakan ATS dan AMF di Gedung TELKOM Divisi Regional IV JATENG & DIY Kota Semarang Sahru Romaadona Saoki1), Jenny Putri Hapsari, ST.,MT. 2) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Sultan Agung Semarang Email : [email protected] I. Abstrak : Listrik merupakan bagian penting dalam kehidupan ini. Dibutuhkan backup power yang handal untuk menjaga supply listrik tetap stabil dalam suatu gedung perkantoran khususnya pada gedung TELKOM perusahaan penyedia layanan dan jaringan telekomunikasi terbesar di Indonesia yang mana harus tersuplai listrik yang kontinyu. GENSET (Generator Set) adalah suatu pilihan untuk menjadi cadangan dari sumber PLN. Oleh karena itu dibutuhkan sistem pengoperasian otomatis yang handal untuk mengontrol kedua sumber listrik tersebut. Dengan demikian perlu adanya suatu alat pengontrol sederhana yaitu ATS (Automatic Transfer Switch) dan AMF (Automatic Main Failure) untuk mengontrol genset kapan harus mengambil alih suplai perusahaan penyedia layanan dan jaringan telekomunikasi terbesar di Indonesia yang mana harus tersuplai listrik yang kontinyu. GENSET ( Generator Set) adalah suatu pilihan untuk menjadi cadangan dari sumber PLN. Oleh karena itu dibutuhkan sistem pengoperasian otomatis yang handal untuk mengontrol kedua sumber listrik tersebut. Dengan demikian perlu adanya suatu alat pengontrol sederhana yaitu ATS ( Automatic Transfer Switch) dan AMF ( Automatic Main Failure) untuk mengontrol genset kapan harus mengambil alih suplai tenaga listrik ke beban ataupun sebaliknya. Fungsi dari ATS (Automatic Transfer Switch) adalah tenaga listrik ke ATS-AMF beban ataupun sebaliknya. Panel yang berbasis modul PLC DATAKOM DKG707 mendukung dua transfer atau pemindahan beban yaitu secara manual dan otomatis. Fungsi utama ATS-AMF sebagai pengontrol utama saat pengoperasian genset secara otomatis yaitu memonitoring dan sensoring catu daya utama ( PLN ), jika PLN mengalami gangguan atau padam ATS bekerja memindahkan sumber listrik ke genset dengan cara AMF memerintahkan untuk menyalakan genset sebagai pengganti suplai daya listrik. Selang waktu yang dibutuhkan untuk menyalakan genset adalah 10 detik setelah sumber dari PLN terputus. Setelah sumber dari PLN terhubung kembali, AMF akan memerintahkan untuk mematikan genset dengan selang waktu 10 detik. Kata Kunci : ATS, AMF, Genset. secara otomatis membuka suplai dari genset dan menutup suplai listrik dari PLN danlistrik sebaliknya membuka suplai listrik dari PLN dan menutup suplai listrik dari genset secara otomatis ketika suplai listrik dari PLN kembali. Fungsi AMF ( Automatic Main Failure) adalah secara otomatis menghidupkan ( Start) genset ketika suplai listrik dari PLN gagal atau padam. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kerja praktek merupakan salah satu kegiatan perkuliahan Teknik Elektro di Universitas Islam Sultan Agung Semarang yang dilaksanakan pada waktu antar semester 5-7 dengan syarat minimal 80 sks. Kerja pr aktek (KP) bertujuan agar mahasiswa dapat memahami, mengetahui dan mengerti bagaimana proses pelaksaan pekerjaan berlangsung. Kegiatan ini juga sebagai satu sarana untuk dapat berinteraksi dengan berbagai profesi yang berhubungan dengan terlaksananya suatu pekerjaan. PT. Graha Sarana Duta ( Telkom Property) merupakan anak perusahaan dari PT. Telekomunikasi Indonesia yang berdiri pada tahun 1981. PT. Graha Sarana Duta merupakan penyedia Jasa Office Building, Jasa Pemeliharaan dan Perawatan Gedung. PT. Graha Sarana Duta yang bertempat di Semarang khususnya pada gedung Telkom Divisi Regional IV JATENG & DIY Kota Semarang. Listrik merupakan bagian penting dalam kehidupan ini. Dibutuhkan backup power yang handal untuk menjaga supply listrik tetap stabil dalam suatu gedung perkantoran khususnya pada gedung TELKOM 1.2 TUJUAN Adapun tujuan dari pembuatan laporan Kerja Praktek (KP) ini adalah sebagai berikut : a) Memenuhi mata kuliah Kerja Praktek di Jurusan Teknik Elektro Unisversitas Islam Sultan Agung Semarang. b) Mampu menuangkan pengamatan langsung di c) d) e) f) tempat Kerja Praktek dalam bentuk tertulis serta membandingkan antara teori yang didapat di bangku kuliah dengan praktek nyata di lapangan. Memberikan wawasan dan pengetahuan mengenai situasi , kondisi kerja dan permasalahan yang terdapat pada perusahaan dengan segala aspeknya. Mengetahui struktur organisasi perusahaan Telkom Property (PT. Graha Sarana Duta) serta memperluas hubungan dengan orang orang yang berkecimpung di dunia kerja, terutama yang memiliki keahlian di bidang Teknik Elektro. Mengetahui sistem utilitas di Gedung Telkom Divisi Regional IV JATENG & DIY Kota Semarang. Mengetahui sistem perancangan dan pengoperasian genset otomatis menggunakan ATS dan AMF di Gedung Telkom Divisi Regional IV JATENG & DIY Kota Semarang. 1.3 OBYEK PENELITIAN Obyek dalam penulisan laporan Kerja Praktek ini adalah perangkat mekanikal elektrikal di Gedung Telkom Divisi Regional IV JATENG & DIY Kota Semarang . 2 II. PEMBAHASAN 2.1 Konsep Dasar Genset Genset atau kepanjangan dari Generator set adalah sebuah perangkat yang berfungsi menghasilkan daya listrik. Disebut sebagai generator set dengan pengertian adalah suatu set peralatan gabungan dari dua perangkat berbeda yaitu engine dan generator atau alternator. Engine sebagai perangkat pemutar sedangkan generator sebagai perangkat pembangkit listrik. Engine dapat (proses warming up), panel ATS – AMF genset dilengkapi dengan timer yang dapat diatur seminggu sekali selama 10 – 15 menit untuk sirkulasi pelumas, pemanasan oli atau pengecekan fungsi accu. berupa perangkat mesin diesel berbahan bakar solar atau mesin berbahan bakar bensin, sedangkan generator merupakan kumparan atau gulungan tembaga yang terdiri dari stator (kumparan statis) dan rotor (kumparan berputar). Gambar 2.2 Hubungan Generator Dengan Penggerak mula 2.4 ATS (Automatic Transfer Switch) dan AMF (Automatic Main Failure) ATS adalah singkatan dari Automatic Transfer Switch, yaitu proses pemindahan sumber listrik dari sumber listrik yang satu ke sumber listrik yang lain secara bergantian sesuai perintah Gambar 2.1 Mesin genset Genset dapat dibedakan dari jenis engine penggeraknya, dimana kita kenal tipe-tipe engine yaitu engine diesel dan engine non diesel atau bensin. Engine diesel dikenali dari bahan bakarnya berupa solar, sedangkan engine non diesel berbahan bakar bensin premium. Di pasaran, genset dengan engine non diesel biasa diaplikasikan pada genset berkapasitas kecil atau dalam kapasitas maksimum 10.000 VA atau 10 kVA, sedangkan genset berbahan bakar solar diaplikasikan pada genset berkapasitas >10 kVA. Hal terkait dengan tenaga yang dihasilkan oleh diesel lebih besar dibandingkan engine non diesel, dimana cara kerja pembakaran diesel yang lebih sederhana yaitu tanpa busi, lebih hemat dalam pemeliharaan, lebih responsive dan bertenaga. Selain itu untuk aplikasi industry dimana bahan bakar diesel (solar) lebih murah dari pada bensin (gasoline). pemrograman, ATS adalah pengembangan dari COS atau yang biasa disebut secara jelas sebagai Change Over Switch, beda keduanya adalah terletak pada sistem kerjanya, untuk ATS kendali kerja dilakukan secara otomatis, sedangkan COS dikendalikan atau dioperasikan secara manual. AMF adalah singkatan dari Automatic Main Failure yang maksudnya menjelaskan cara kerja otomatisasi terhadap sistem kelistrikan cadangan apabila terjadi gangguan pada sumber/penyulang listrik utama (Main), istilah ini secara umum sering dijabarkan sebagai sistem kendali start dan stop genset, baik itu diesel generator, genset gas maupun turbin. 2.5 Bagian-Bagian ATS-AMF 2.2 Bagian – Bagian Pada GENSET (Generator Set) Dalam pengoperasiannya, suatu instalasi GENSET memerlukan sistem pendukung agar dapat bekerja dengan baik dan tanpa mengalami gangguan. Secara umum sistem-sistem pendukung tersebut dibagi menjadi 3 bagian, yaitu: 1. Sistem Pelumasan 2. Sistem Bahan Bakar 3. Sistem Pendingin 2.3 Metode Starting Genset Metode yang digunakan disini adalah dengan cara otomatis atau quick starting. Maksudnya yaitu pada saat terjadi pemadaman dari PLN, genset langsung beroperasi tanpa harus mengalami proses pemanasan terlebih dahulu, karena menggunakan panel ATS – AMF yang akan menggantikan peran operator untuk mengoperasikan genset. Sedangkan untuk perawatan Gambar 2.3 Bagian Luar Panel ATS –AMF Keterangan : 1. Lampu Indikator PLN (phase 1-3). 2. Lampu Indikator Genset (phase 1-3). 3. Modul PLC tipe DATAKOM DKG707. 4. Tombol tekan dan lampu indicator COS PLN Aktif. 3 5. 6. 7. Tombol tekan dan lampu indicator COS Genset Aktif. Selector Switch untuk pemulihan sistem operasi Manual atau otomatis. Tombol tekan Emergency Stop. pencacah (counting) dan aritmatika guna mengontrol mesin-mesin dan proses-proses. Gambar 2.5 Modul Kontroler DATAKOM DKG707 Gambar 2.4 Bagian Dalam Panel ATS-AMF Keterangan : 1. MCB, sebagai Proteksi sistem kontrol, lampu indicator PLN dan Genset. 2. Relay, sebagai pemberi logika 1 atau 0 pada rangkaian kontrol. 3. CT (Current Transformer) atau Trafo Arus, sebagai converter arus pada beban yang mengalir. 4. COS, sebagai penghubung dan pemutus daya listrik (dari PLN atau Genset. 5. Battery Charger, sebagai pengisi baterai accu (aki) genset pada saat PLN terhubung. 6. MCCB, sebagai proteksi rangkaian daya utama. 7. Terminal Kontrol, sebagai titik terminasi antara Panel ATS-AMF dengan Genset agar dapat saling berkomunikasi. 8. Terminal Daya Utama, sebagai titik terminasi input PLN, input Genset dan output ke beban. 2.6 Komponen – Komponen Panel ATS dan AMF 2.6.1 Komponen Kontrol a. Relay Relay adalah alat yang dioperasikan dengan listrik secara mekanis mengontrol perhubungan rangkaian listrik. Relay adalah bagian yang terpenting dari banyak sistem kontrol, bermanfaat untuk kontrol jarak jauh dan pengontrolan alat tegangan dan arus tinggi dengan sinyal kontrol tegangan dan arus rendah. b. Modul Kontroler Dalam Suatu mesin yang diinginkan bekerja secara otomatis maka selain sensor dan aktuator dibutuhkan komponen utama yaitu sebuah kontroler. Kontroler merupakan otak dari suatu sistem kontrol. Programmable Logic Controller (PLC) merupakan suatu bentuk khusus pengontrolan berbasis mikroprosesor, memanfaatkan memori yang dapat deprogram untuk menyimpan instruksi-instruksi dan untuk mengimplementasikan fungsi-fungsi antara lainnya logika, perwaktuan ( timming), Dalam perkembangannya PLC saat ini diproduksi dalam berbagai bentuk dan fungsi yang lebih modern dan mudah dengan penggunaan PLC yang dikhususkan untuk sistem suplai daya seperti ATS-AMF c. Tombol Tekan ( Push Button) Tombol tekan adalah bentuk saklar yang paling umum dari pengendali manual yang dijumpai di industri. Tombol tekan NO (Normally Open) menyambung rangkaian ketika tombol ditekan dan kembali pada posisi terputus ketika tombol dilepas. Tombol tekan NC (Normally Closed) akan memutus rangkaian apabila tombol ditekan dan kembali pada posisi terhubung ketika tombol dilepaskan. Ada juga tombol tekan yang memiliki fungsi ganda, yakni sudah dilengkapi oleh dua jenis kontak, baik NO maupun NC. Jadi tombol tekan tersebut dapat difungsikan sebagai NO, NC atau keduanya. Ketika tombol ditekan, terdapat kontak yang terputus (NC) dan ada juga kontak yang terhubung (NO) Gambar 2.6 Simbol tombol tekan 4 d. Selector Switch Pada dasarnya Selector Switch adalah kontak/saklar yang digerakkan oleh tombolatau tuas putar untuk memilih satu dari dua atau lebih posisi atau dapat disebut sebagai saklar pemilih, ada yang berlaku seperti toogle switch dimana selector dapat berhenti pada satu posisi, dan ada ada yang berlaku seperti push button, dimana setelah yang rendah. Sedangkan untuk MCCB pada umumnya digunakan untuk pengaman dengan kapasitas arus yang besar dengan rating diatas 100 A. Apabila diliat dari segi p engaman, maka MCCB dapat berfungsi sebagai pengaman gangguan arus hubung singkat ( Short circuit) dan arus beban lebih ( Over load). Pada jenis tertentu pengaman ini, mempunyai kemampuan pemutusan yang dapat diatur melakukan pemilihan maka selector akan kembali ke posisi semula atau posisi netral. sesuai yang diinginkan. Gambar 2.7 Bentuk fisik selector switch 2.6.2 Komponen Daya a. Change Over Switch (COS) Change Over Switch merupakan salah satu saklar yang bertanggung jawab atau berfungsi memindahkan dan menghubungkan sirkuit sat uke sirkuit lainnya. Dalam perkembangannya saklar ini dapat dioperasikan secara manual maupun dapat dipilihkan untuk beroperasi secara otomatis. Untuk pengoperasian manual, pada umumnya terdapat sebuah tuas yang digunakan sebagai pemindah dengan cara mengangkat tuas maupun menurunkan tuas dengan menggunakan tangan. Sedangkan untuk pengoperasian otomatis pada umumnya dalam perangkat saklar ini telah dilengkapi motor ataupun s olenoid yang berfungsi menggerakkan saklar tersebut. Gambar 2.9 Jenis MCCB MCCB memiliki rating arus yang relative tinggi dan dapat diatur sesuai kebutuhan. Dalam memilih MCCB hal-hal yang harus dipertimbangkan adalah : Karakteristik dan sistem dimana circuit breaker tersebut dipasang. Kebutuhan akan kontinuitas pelayanan sumber daya listrik. Aturan-aturan dan standar proteksi yang berlaku. c. Gambar 2.8 Salah satu bentuk fisik COS yang tersedia dipasaran b. MCB dan MCCB MCB (Mini Circuit Breaker) dan MCCB (Moulded Case Circuit Breaker) merupakan alat pengaman yang pada proses operasinya mempunyai dua fungsi yaitu sebagai pengaman dan sebagai penghubung. Yang membedakan antara MCB dan MCCB pada umumnya adalah kapasitas pengaman yang ditanggung oleh masing-masing. Untuk MCB biasanya digunakan untuk pengaman dengan kapasitas arus yang kecil. MCB lebih banyak digunakan untuk pengaman sistem kontrol maupun instalasi listrik yang mempunyai kapasitas arus Current Transformer (CT) Current Transformer atau biasa disebut trafo arus adalah suatu peralatan listrik yang dapat memperkecil arus besar menjadi arus kecil, yang dipergunakan dalam rangkain arus bolak-balik. Fungsi CT adalah untuk memperoleh arus yang sebanding dengan arus yang hendak diukur (sisi sekunder 5A atau 1A) dan untuk memisahkan sirkuit dari sistem yang arusnya hendak diukur (yang selanjutnya dapat disebut sirkuit primer) terhadap sirkuit dimana instrument tersambung (yang selanjutnya disebut sirkuit sekunder). Gambar 2.10 Current Transformer (CT) 5 Pada Panel ATS-AMF yang dirancang. CT yang digunakan untuk memperoleh arus pengukuran dan pengamanan adalah jenis trafo arus tegangan rendah 2.6.3 Komponen Pendukung a. Battery Charger Battery Charger digunakan untuk menyuplai energi listrik ke accu sedangkan baterai atau accu itu sendiri digunakan untuk mengoperasikan genset, yaitu guna penyalaan dan pengontrolan kerja ATS – AMF, Pada saat normal yaitu suplai dari PLN maka battery charger akan mendapatkan suplai energi listrik dari PLN. Lalu dari battery charger ini akan mengisi accu sebesar 12 VDC. Jika PLN mati, battery charger tetap mendapat suplai energi listrik, tetapi dari genset yang akan disalurkan ke accu. Sehingga dengan cara ini battery charger tetap mendapat suplai listrik begitu juga dengan accu. Untuk pengisian ulang accu ini, suplai energi didapat dari battery charger. Karena accu yang akan menggerakkan generator harus selalu dalam keadaan bertegangan. Pengisian ulang baterai atau accu digunakan alat bantu berupa battery charger dan pengaman tegangan. Pada saat PLN normal (genset tidak beroperasi), maka battery charger mendapat suplai listrik dari PLN. Sedangkan pada saat PLN mati atau mengalami gangguan (genset beroperasi), maka suplai dari battery charger didapat dari genset. Pengaman tegangan berfungsi untuk memonitor tegangan baterai atau accu. Jika tegangan dari baterai atau accu sudah mencapai 12 volt, yang merupakan tegangan standardnya, maka hubungan antara battery charger dengan baterai atau accu akan diputus oleh pengaman tegangan. juga memberikan perlindungan terhadap unit Generatornya, baik berupa pengamanan terhadap beban pemakaian yang berlebih maupun perlindungan terhadap karakterlistrik lain seperti tegangan maupun frekuensi genset, apabila parameter yang diamankan melebihi batasan normal atau setting maka tugas ATS adalah melepas hubungan arus listrik ke beban sedangkan AMF bertugas untuk memberhentikan kerja mesin. Apabila generator yang dijalankan beroperasi dengan baik, berikutnya ATS bertugas memindahkan sambungan dari sebelumnya yang tersambung dengan PLN dipindahkan secara otomatis ke sisi generator sehingga aliran listrik bi sa tersambung ke sisi pengguna. Apabila kemudian PLN kembali normal, selanjutnya ATS bertugas untuk mengembalikan jalurnya dengan memindahkan switch kembali ke sisi utama dan untuk kemudian disusul dengan tugas AMF untuk memberhentikan kerja mesin diesel tersebut, demikian seterusnya semua sistim kontrol dikendalikan secara otomatis berjalan dengan sendirinya. Gambar 2.12 Single Line Diagram ATS – AMF Dengan Sistem Interlocking Gambar 2.11 Rangkaian Battery Charger 2.7 Cara Kerja ATS dan AMF Sistem kerja panel ATS dan AMF yang sering kita temukan adalah kombinasi untuk pertukaran sumber baik dari genset ke PLN maupun sebaliknya, bilamana suatu saat sumber listrik dari PLN tiba-tiba padam, maka AMF bertugas untuk menjalankan diesel genset sekaligus memberikan proteksi terhadap sistem genset, baik proteksi terhadap unit mesin/engine yang berupa pengamanan terhadap gangguan rendahnya tekanan minyak pelumas ( Low Oil Pressure) maupun kondisi temperatur mesin serta media pendinginannya, dan Dari single line diagram diatas dapat diperlihatkan bahwa sumber listrik utama (PLN) masuk melalui terminal input main/PLN dan sumber listrik cadangan (Genset) melalu terminal input generator. Sedangkan suplai beban dari panel ke ATS – AMF disambungkan pada terminal outgoing. Untuk menyambungkan dengan sumber listrik ke beban digunakan komponen MCCB 3 fasa. Ketika sumber dari PLN masuk maka modul DATAKOM DKG707 dalam waktu yang telah ditentukan akan memerintahkan disisi otomatis PLN untuk terhubung (closingCOS ) dan secara COS diisi genset akan terbuka ( open) sehingga prinsip interlocking atau saling mengunci terjadi pada periode tersebut. Sedangkan apabila pada saat sumber dari PLN padam ( failure) maka modul DATAKOM DKG707 akan memerintahkan genset akan bekerja, kemudian pada saat/waktu yang telah ditentukan modul DATAKOM 6 DKG707 akan memerintahkan COS disisi genset untuk terhubung ( closing) dan COS disisi PLN akan terbuka pada saat bersamaan. Dalam sistem operasional panel ATS – AMF diatas terlihat jelas bahwa semua sistem otomatis dilakukan oleh modul PLC DATAKOM DKG707 yang telah diprogram atau diatur sesuai dengan prinsip kerja yang diinginkan. 2. 2.8 Prosedur Mengoperasikan GENSET Sistem ATS – AMF dinyatakan dapat beroperasi dengan baik atau sesuai dengan sistem kerja yang dikehendaki jika sudah lolos proses pengujian sistem itu sendiri. Pengujian panel ATS – AMF ini dilakukan dengan dua metode operasi, yaitu operasi manual dan operasi otomatis. Dengan kedua metode ini akan diketahui sejauh mana tingkat keberhasilan sistem ini bekerja sesuai dengan yang diharapkan. 5. Gambar 2.13 Alur Pengujian Panel ATS – AMF 3. 4. Tekan tombol manual yang terdapat pada modul DATAKOM DKG707 ke posisi manual, sehingga sistem beralih ke posisi manual. Memposisikan MCB sumber utama ke posisi ON. Posisikan MCB input PLN ke posisi ON, sehingga sistem ATS – AMF mendeteksi kehadiran sumber input PLN. Tekan tombol COS PLN, sehingga COS di posisi PLN terhubung (closing) sehingga sumber daya yang berasal dari sumber input PLN dianggap telah tersalurkan ke beban. 6. Posisikan MCB input PLN ke posisi OFF, sehingga sistem ATS – AMF mendeteksi sumber input PLN hilang/padam. 7. Tekan tombol hijau(start) pada modul DATAKOM DKG707, sehingga proses starting genset seolah-olah bekerja. 8. Posisikan MCB input genset ke posisi ON, sehingga sistem ATS – AMF mendeteksi kehadiran sumber input PLN. 9. Tekan tombol COS genset, sehingga COS diposisi genset terhubung(closing) sehingga sumber daya yang berasal dari sumber input PLN dianggap telah disalurkan ke beban dan modul DATAKOM DKG707 membaca kondisi genset dalam posisi normal. 10. Posisikan kembali MCB input PLN ke posisi ON, sehingga sistem ATS – AMF mendeteksi kehadiran sumber input PLN telah kembali hadir. 11. Tekan tombol merah(stop) pada DATAKOM DKG707 sehingga proses stoping genset seolah-olah bekerja(mematikan genset). 12. Posisikan MCB input genset ke posisi OF, sehingga sistem ATS – AMF mendeteksi sumber input genset hilang/padam dan dianggap seolah-olah genset telah mati. Gambar 2.14 Tombol Kontrol Operasional Generator Set 2.8.1 Pengoperasian Manual Pengoperasian manual dilakukan dengan menekan tombol yang terpasang pada pintu panel dengan sebelumnya memposisikan saklar pemilih (selector switch) ke posisi M(manual). Prosedur pengoperasian manual secara jelas sebagai berikut : 1. Posisikan selector yang terdapat di pintu panel ke posisi M(manual). 2.8.2 Pengoperasian Otomatis Pengoperasian secara otomatis yaitu dengan melakukan uji proses pemindahan beban dari catu daya utama(PLN) ke catu daya daya cadangan(genset) secara otomatis apabila sumber PLN mengalami gangguan sehingga ATS – AMF melakukan starting genset sampai indicator pada modul datakom muncul “ Genset Ready to Load”. Operasi ini dilakukan dengan memposisikan saklar pemilih(selector switch) ke posisi A( automatic). Kerja operasi otomatis dari sistem ATS – AMF yang dirancang sebelumnya dikendalikan penuh oleh modul DATAKOM DKG707. Prosedur simulasi pemindahan beban dari sumber PLN ke sumber genset : 1. Posisikan selector pemilih pada mode operasi di panel ATS – AMF ke posisi A(automatic). 2. Tekan tombol automatic yang terdapat pada modul DATAKOM DKG707, sehingga sistem operasi modul dalam posisi otomatis. 7 3. 4. 5. 6. 7. Posisikan sumber utama pada perangkat penguji pada posisi ON. Posisikan sumber input PLN pada penguji pada posisi ON, sehingga modul datakom mendeteksi kehadiran sumber PLN. Posisikan sumber input PLN pada perangkat penguji pada posisi OFF, sehingga modul DATAKOM DKG707 mendeteksi sumber PLN hilang atau mengalami gangguan. Pada memberikan perintah kepada Genset untuk melalukan starting serta monitoring Genset. 3. Pada saat terjadi pemadaman listrik, ATS bekerja memindahkan sumber listrik ke genset dengan cara AMF memerintahkan untuk menyalakan genset sebagai pengganti suplai daya listrik. 4. Selang waktu yang dibutuhkan untuk menyalakan genset adalah 10 detik setelah sumber dari PLN terputus. Setelah sumber dari PLN terhubung tahap ini secara otomatis modul dalam waktu yang dapat ditentukan akan memerintahkan genset untuk proses starting. Selama tahap starting genset posisikan sumber input genset pada perangkat penguji pada posisi ON, sehingga modul DATAKOM DKG707 mendeteksi kehadiran sumber genset. Setelah modul mendeteksi kehadiran sumber genset dan telah dianggap normal selanjutnya modul dalam waktu yang telah ditentukan akan memerintahkan COS disii genset utuk terhubung(closing). Apabila tahap ini berhasil maka proses pemindahan beban secara otomatis telah berhasil dilakukan kembali, AMF akan memerintahkan untuk mematikan genset dengan selang waktu 10 detik. Prosedur simulasi pemindahan beban dari sumber Genset ke sumber PLN. 1. Posisikan kembali sumber input PLN pada perangkat penguji pada posisi ON, sehingga modul DATAKOM DKG707 mendeteksi kehadiran sumber PLN. Pada tahap ini modul DATAKOM DKG707 akan membaca kondisi sumber PLN dalam keadaan normal atau tidak. 2. Tunggu proses pembacaan sumber PLN telah selesai dianggap normal oleh modul DATAKOM DKG707. Pada tahap ini modul DATAKOM DKG707 akan memerintahkan COS disisi Genset untuk terbuka ( open). 3. Modul DATAKOM DKG707 dalam waktu 4. 5. yang ditentukan akan memerintahkan COS disisi PLN untuk terhubung ( closing). Pada saat bersamaan dengan proses nomor 3, modul DATAKOM DKG707 akan memerintahkan Genset mati dengan melalui tahapan yang disebut cooling down sampai Genset benar-benar mati. Posisikan sumber input Genset pada p erangkat penguji pada posisi OFF, sehingga modul DATAKOM DKG707 akan mendeteksi bahwa genset sudah benar-benar dalam keaadan mati. III. PENUTUP 3.1 Kesimpulan 1. Dalam sebuah pengoperasian sistem Genset 775 kVA dibutuhkan panel ATS-AMF yang memiliki fungsi otomatis antara lain komponen kontrol, komponen daya dan komponen pendukung. 2. Fungsi utama pengoperasian otomatis ATS-AMF sebagai kontrol utama emergency power yaitu memonitoring dan sensoring catu daya utama ( PLN ) jika PLN mengalami gangguan atau padam maka pada modul DATAKOM DKG707 akan 3.2 Saran 1. Perlu dilakukan perawatan rutin pada Genset untuk mengurangi resiko terjadinya kerusakan. 2. Perlunya pengembangan teknologi agar genset dapat beroperasi langsung tanpa jeda waktu 3. Diharapkan para pekerja dapat menjalin hubungan baik dengan mahasiswa kerja praktek agar dapat memahami pekerjaan dengan baik. 4. Diharapkan pihak Universitas banyak menjalin hubungan dengan tempat kerja, agar mahasiswa mudah dalam memilih tempat kerja praktek. Daftar Pustaka : [1] [2] [3] [4] [5] [6] B. Kurnia, M. A. Karel, and T. Telekomunikasi, “Pt . Graha Sarana Duta Telkom Property,” pp. 1– 20, 2015. L. B. Umumnya, “Bab I,” pp. 1– 43, 2012. K. Riset, T. Dan, P. Tinggi, and P. N. Manado, “Laporan Akhir Pemeliharaan Generator Set ( Genset ) Di Hotel Arya Duta Manado,” 2016. B. A. B. Iv and P. D. A. N. Implementasi, “Bab iv perancangan dan implementasi 4.1.,” pp. 1– 13. B. A. B. Iv, “No Title,” pp. 15– 34. D. Dari, H. Diri, and P. Korban, “1 , 2 1 , 2,” vol. 3, no. 1, pp. 18 –31, 2015. 8 BIODATA PENULIS Sahru Romaadona Saoki lahir di Jepara, 18 Januari 1996. Menempuh pendidikan SD, SMP, dan SMA di Jepara dan melanjutkan ke Universitas Islam Sultan Agung Semarang Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Elektro Konsentrasi Teknik Tenaga Listrik (TTL). Semarang, 24 Januari 2018 Mengetahui dan Mengesahkan Dosen Pembimbing Jenny Putri Hapsari, ST.,MT