Uploaded by User31626

IdSlide.Net-Pengoperasian Genset Otomatis Menggunakan ATS Dan AMF KP TELKOM Regional IV

advertisement
1
Pengoperasian Genset Otomatis Menggunakan ATS
dan AMF di Gedung TELKOM Divisi Regional IV
JATENG & DIY Kota Semarang
Sahru Romaadona Saoki1), Jenny Putri Hapsari, ST.,MT. 2)
Jurusan Teknik Elektro
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Email : [email protected]
I.
Abstrak : Listrik merupakan bagian penting dalam
kehidupan ini. Dibutuhkan backup power yang handal
untuk menjaga supply listrik tetap stabil dalam suatu
gedung perkantoran khususnya pada gedung TELKOM
perusahaan
penyedia
layanan
dan
jaringan
telekomunikasi terbesar di Indonesia yang mana harus
tersuplai listrik yang kontinyu. GENSET (Generator Set)
adalah suatu pilihan untuk menjadi cadangan dari sumber
PLN. Oleh karena itu dibutuhkan sistem pengoperasian
otomatis yang handal untuk mengontrol kedua sumber
listrik tersebut. Dengan demikian perlu adanya suatu alat
pengontrol sederhana yaitu ATS (Automatic Transfer
Switch) dan AMF (Automatic Main Failure) untuk
mengontrol genset kapan harus mengambil alih suplai
perusahaan
penyedia
layanan
dan
jaringan
telekomunikasi terbesar di Indonesia yang mana harus
tersuplai listrik yang kontinyu. GENSET ( Generator Set)
adalah suatu pilihan untuk menjadi cadangan dari sumber
PLN. Oleh karena itu dibutuhkan sistem pengoperasian
otomatis yang handal untuk mengontrol kedua sumber
listrik tersebut. Dengan demikian perlu adanya suatu alat
pengontrol sederhana yaitu ATS ( Automatic Transfer
Switch) dan AMF ( Automatic Main Failure) untuk
mengontrol genset kapan harus mengambil alih suplai
tenaga listrik ke beban ataupun sebaliknya.
Fungsi dari ATS (Automatic Transfer Switch) adalah
tenaga listrik
ke ATS-AMF
beban ataupun
sebaliknya.
Panel
yang
berbasis modul PLC
DATAKOM DKG707 mendukung dua transfer atau
pemindahan beban yaitu secara manual dan otomatis.
Fungsi utama ATS-AMF sebagai pengontrol utama saat
pengoperasian genset secara otomatis yaitu memonitoring
dan sensoring catu daya utama ( PLN ), jika PLN
mengalami gangguan atau padam ATS bekerja
memindahkan sumber listrik ke genset dengan cara AMF
memerintahkan untuk menyalakan genset sebagai
pengganti suplai daya listrik. Selang waktu yang
dibutuhkan untuk menyalakan genset adalah 10 detik
setelah sumber dari PLN terputus. Setelah sumber dari
PLN terhubung kembali, AMF akan memerintahkan
untuk mematikan genset dengan selang waktu 10 detik.
Kata Kunci : ATS, AMF, Genset.
secara
otomatis
membuka
suplai
dari genset
dan
menutup
suplai listrik
dari PLN
danlistrik
sebaliknya
membuka
suplai listrik dari PLN dan menutup suplai listrik dari
genset secara otomatis ketika suplai listrik dari PLN
kembali. Fungsi AMF ( Automatic Main Failure) adalah
secara otomatis menghidupkan ( Start) genset ketika
suplai listrik dari PLN gagal atau padam.
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kerja praktek merupakan salah satu kegiatan
perkuliahan Teknik Elektro di Universitas Islam Sultan
Agung Semarang yang dilaksanakan pada waktu antar
semester 5-7 dengan syarat minimal 80 sks. Kerja pr aktek
(KP) bertujuan agar mahasiswa dapat memahami,
mengetahui dan mengerti bagaimana proses pelaksaan
pekerjaan berlangsung. Kegiatan ini juga sebagai satu
sarana untuk dapat berinteraksi dengan berbagai profesi
yang berhubungan dengan terlaksananya suatu pekerjaan.
PT. Graha Sarana Duta ( Telkom Property)
merupakan anak perusahaan dari PT. Telekomunikasi
Indonesia yang berdiri pada tahun 1981. PT. Graha Sarana
Duta merupakan penyedia Jasa Office Building, Jasa
Pemeliharaan dan Perawatan Gedung. PT. Graha Sarana
Duta yang bertempat di Semarang khususnya pada
gedung Telkom Divisi Regional IV JATENG & DIY Kota
Semarang.
Listrik merupakan bagian penting dalam kehidupan
ini. Dibutuhkan backup power yang handal untuk
menjaga supply listrik tetap stabil dalam suatu gedung
perkantoran khususnya pada gedung TELKOM
1.2 TUJUAN
Adapun tujuan dari pembuatan laporan Kerja Praktek
(KP) ini adalah sebagai berikut :
a) Memenuhi mata kuliah Kerja Praktek di Jurusan
Teknik Elektro Unisversitas Islam Sultan Agung
Semarang.
b) Mampu menuangkan pengamatan langsung di
c)
d)
e)
f)
tempat Kerja Praktek dalam bentuk tertulis serta
membandingkan
antara teori yang didapat di
bangku kuliah dengan praktek nyata di lapangan.
Memberikan wawasan dan pengetahuan mengenai
situasi , kondisi kerja dan permasalahan yang
terdapat pada perusahaan dengan segala aspeknya.
Mengetahui struktur organisasi perusahaan Telkom
Property (PT. Graha Sarana Duta) serta memperluas
hubungan dengan orang orang yang berkecimpung
di dunia kerja, terutama yang memiliki keahlian di
bidang Teknik Elektro.
Mengetahui sistem utilitas di Gedung Telkom Divisi
Regional IV JATENG & DIY Kota Semarang.
Mengetahui sistem perancangan dan pengoperasian
genset otomatis menggunakan ATS dan AMF di
Gedung Telkom Divisi Regional IV JATENG &
DIY Kota Semarang.
1.3 OBYEK PENELITIAN
Obyek dalam penulisan laporan Kerja Praktek ini
adalah perangkat mekanikal elektrikal di Gedung Telkom
Divisi Regional IV JATENG & DIY Kota Semarang .
2
II. PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dasar Genset
Genset atau kepanjangan dari Generator set adalah
sebuah perangkat yang berfungsi menghasilkan daya
listrik. Disebut sebagai generator set dengan pengertian
adalah suatu set peralatan gabungan dari dua perangkat
berbeda yaitu engine dan generator atau alternator.
Engine sebagai perangkat pemutar sedangkan generator
sebagai perangkat pembangkit listrik. Engine dapat
(proses warming up), panel ATS – AMF genset
dilengkapi dengan timer yang dapat diatur seminggu
sekali selama 10 – 15 menit untuk sirkulasi pelumas,
pemanasan oli atau pengecekan fungsi accu.
berupa perangkat mesin diesel berbahan bakar solar atau
mesin berbahan bakar bensin, sedangkan generator
merupakan kumparan atau gulungan tembaga yang
terdiri dari stator (kumparan statis) dan rotor (kumparan
berputar).
Gambar 2.2 Hubungan Generator Dengan
Penggerak mula
2.4 ATS (Automatic Transfer Switch) dan AMF
(Automatic Main Failure)
ATS adalah singkatan dari Automatic
Transfer Switch, yaitu proses pemindahan sumber
listrik dari sumber listrik yang satu ke sumber listrik
yang lain secara bergantian sesuai perintah
Gambar 2.1 Mesin genset
Genset dapat dibedakan dari jenis engine
penggeraknya, dimana kita kenal tipe-tipe engine yaitu
engine diesel dan engine non diesel atau bensin. Engine
diesel dikenali dari bahan bakarnya berupa solar,
sedangkan engine non diesel berbahan bakar bensin
premium. Di pasaran, genset dengan engine non diesel
biasa diaplikasikan pada genset berkapasitas kecil atau
dalam kapasitas maksimum 10.000 VA atau 10 kVA,
sedangkan genset berbahan bakar solar diaplikasikan
pada genset berkapasitas >10 kVA.
Hal terkait dengan tenaga yang dihasilkan oleh
diesel lebih besar dibandingkan engine non diesel,
dimana cara kerja pembakaran diesel yang lebih
sederhana yaitu tanpa busi, lebih hemat dalam
pemeliharaan, lebih responsive dan bertenaga. Selain itu
untuk aplikasi industry dimana bahan bakar diesel
(solar) lebih murah dari pada bensin (gasoline).
pemrograman, ATS adalah pengembangan dari COS
atau yang biasa disebut secara jelas sebagai Change
Over Switch, beda keduanya adalah terletak pada
sistem kerjanya, untuk ATS kendali kerja dilakukan
secara otomatis, sedangkan COS dikendalikan atau
dioperasikan secara manual.
AMF adalah singkatan dari Automatic Main
Failure yang maksudnya menjelaskan cara kerja
otomatisasi terhadap sistem kelistrikan cadangan
apabila terjadi gangguan pada sumber/penyulang
listrik utama (Main), istilah ini secara umum sering
dijabarkan sebagai sistem kendali start dan stop
genset, baik itu diesel generator, genset gas maupun
turbin.
2.5 Bagian-Bagian ATS-AMF
2.2 Bagian – Bagian Pada GENSET (Generator Set)
Dalam pengoperasiannya, suatu instalasi
GENSET memerlukan sistem pendukung agar dapat
bekerja dengan baik dan tanpa mengalami gangguan.
Secara umum sistem-sistem pendukung tersebut
dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
1. Sistem Pelumasan
2. Sistem Bahan Bakar
3. Sistem
Pendingin
2.3 Metode
Starting
Genset
Metode yang digunakan disini adalah dengan
cara otomatis atau quick starting. Maksudnya yaitu pada
saat terjadi pemadaman dari PLN, genset langsung
beroperasi tanpa harus mengalami proses pemanasan
terlebih dahulu, karena menggunakan panel ATS –
AMF yang akan menggantikan peran operator untuk
mengoperasikan genset. Sedangkan untuk perawatan
Gambar 2.3 Bagian Luar Panel ATS –AMF
Keterangan :
1. Lampu Indikator PLN (phase 1-3).
2. Lampu Indikator Genset (phase 1-3).
3. Modul PLC tipe DATAKOM DKG707.
4. Tombol tekan dan lampu indicator COS PLN
Aktif.
3
5.
6.
7.
Tombol tekan dan lampu indicator COS
Genset Aktif.
Selector Switch untuk pemulihan sistem
operasi Manual atau otomatis.
Tombol tekan Emergency Stop.
pencacah (counting) dan aritmatika guna
mengontrol mesin-mesin dan proses-proses.
Gambar 2.5 Modul Kontroler DATAKOM
DKG707
Gambar 2.4 Bagian Dalam Panel ATS-AMF
Keterangan
:
1. MCB, sebagai Proteksi sistem kontrol, lampu
indicator PLN dan Genset.
2. Relay, sebagai pemberi logika 1 atau 0 pada
rangkaian kontrol.
3. CT (Current Transformer) atau Trafo Arus,
sebagai converter arus pada beban yang
mengalir.
4. COS, sebagai penghubung dan pemutus daya
listrik (dari PLN atau Genset.
5. Battery Charger, sebagai pengisi baterai accu
(aki) genset pada saat PLN terhubung.
6. MCCB, sebagai proteksi rangkaian daya utama.
7. Terminal Kontrol, sebagai titik terminasi antara
Panel ATS-AMF dengan Genset agar dapat
saling berkomunikasi.
8. Terminal Daya Utama, sebagai titik terminasi
input PLN, input Genset dan output ke beban.
2.6 Komponen – Komponen Panel ATS dan AMF
2.6.1 Komponen Kontrol
a. Relay
Relay adalah alat yang dioperasikan dengan
listrik
secara
mekanis
mengontrol
perhubungan rangkaian listrik. Relay adalah
bagian yang terpenting dari banyak sistem
kontrol, bermanfaat untuk kontrol jarak jauh
dan pengontrolan alat tegangan dan arus tinggi
dengan sinyal kontrol tegangan dan arus
rendah.
b. Modul Kontroler
Dalam Suatu mesin yang diinginkan
bekerja secara otomatis maka selain sensor dan
aktuator dibutuhkan komponen utama yaitu
sebuah kontroler. Kontroler merupakan otak
dari suatu sistem kontrol. Programmable Logic
Controller (PLC) merupakan suatu bentuk
khusus pengontrolan berbasis mikroprosesor,
memanfaatkan memori yang dapat deprogram
untuk menyimpan instruksi-instruksi dan untuk
mengimplementasikan fungsi-fungsi antara
lainnya
logika,
perwaktuan
( timming),
Dalam perkembangannya PLC saat ini
diproduksi dalam berbagai bentuk dan fungsi
yang lebih modern dan mudah dengan
penggunaan PLC yang dikhususkan untuk
sistem suplai daya seperti ATS-AMF
c.
Tombol Tekan ( Push Button)
Tombol tekan adalah bentuk saklar yang
paling umum dari pengendali manual yang
dijumpai di industri. Tombol tekan NO
(Normally Open) menyambung rangkaian
ketika tombol ditekan dan kembali pada posisi
terputus ketika tombol dilepas. Tombol tekan
NC (Normally Closed) akan memutus
rangkaian apabila tombol ditekan dan kembali
pada posisi terhubung ketika tombol
dilepaskan.
Ada juga tombol tekan yang memiliki
fungsi ganda, yakni sudah dilengkapi oleh dua
jenis kontak, baik NO maupun NC. Jadi tombol
tekan tersebut dapat difungsikan sebagai NO,
NC atau keduanya. Ketika tombol ditekan,
terdapat kontak yang terputus (NC) dan ada
juga kontak yang terhubung (NO)
Gambar 2.6 Simbol tombol tekan
4
d.
Selector Switch
Pada dasarnya Selector Switch adalah
kontak/saklar yang digerakkan oleh
tombolatau tuas putar untuk memilih satu
dari dua atau lebih posisi atau dapat disebut
sebagai saklar pemilih, ada yang berlaku
seperti toogle switch dimana selector dapat
berhenti pada satu posisi, dan ada ada yang
berlaku seperti push button, dimana setelah
yang rendah. Sedangkan untuk MCCB pada
umumnya digunakan untuk pengaman dengan
kapasitas arus yang besar dengan rating diatas
100 A. Apabila diliat dari segi p engaman, maka
MCCB dapat berfungsi sebagai pengaman
gangguan arus hubung singkat ( Short circuit)
dan arus beban lebih ( Over load). Pada jenis
tertentu
pengaman
ini,
mempunyai
kemampuan pemutusan yang dapat diatur
melakukan pemilihan maka selector akan
kembali ke posisi semula atau posisi netral.
sesuai yang diinginkan.
Gambar 2.7 Bentuk fisik selector switch
2.6.2 Komponen Daya
a. Change Over Switch (COS)
Change Over Switch merupakan salah satu
saklar yang bertanggung jawab atau berfungsi
memindahkan dan menghubungkan sirkuit sat
uke sirkuit lainnya. Dalam perkembangannya
saklar ini dapat dioperasikan secara manual
maupun dapat dipilihkan untuk beroperasi secara
otomatis. Untuk pengoperasian manual, pada
umumnya terdapat sebuah tuas yang digunakan
sebagai pemindah dengan cara mengangkat tuas
maupun menurunkan tuas dengan menggunakan
tangan. Sedangkan untuk pengoperasian
otomatis pada umumnya dalam perangkat saklar
ini telah dilengkapi motor ataupun s olenoid yang
berfungsi menggerakkan saklar tersebut.
Gambar 2.9 Jenis MCCB
MCCB memiliki rating arus yang relative
tinggi dan dapat diatur sesuai kebutuhan.
Dalam memilih MCCB hal-hal yang harus
dipertimbangkan adalah :
Karakteristik dan sistem dimana
circuit breaker tersebut dipasang.
Kebutuhan akan kontinuitas pelayanan
sumber daya listrik.
Aturan-aturan dan standar proteksi
yang berlaku.
c.
Gambar 2.8 Salah satu bentuk fisik COS
yang tersedia dipasaran
b.
MCB dan MCCB
MCB (Mini Circuit Breaker) dan MCCB
(Moulded Case Circuit Breaker) merupakan
alat pengaman yang pada proses operasinya
mempunyai dua fungsi yaitu sebagai pengaman
dan sebagai penghubung. Yang membedakan
antara MCB dan MCCB pada umumnya adalah
kapasitas pengaman yang ditanggung oleh
masing-masing. Untuk MCB biasanya
digunakan untuk pengaman dengan kapasitas
arus yang kecil. MCB lebih banyak digunakan
untuk pengaman sistem kontrol maupun
instalasi listrik yang mempunyai kapasitas arus
Current Transformer (CT)
Current Transformer atau biasa disebut
trafo arus adalah suatu peralatan listrik yang
dapat memperkecil arus besar menjadi arus
kecil, yang dipergunakan dalam rangkain arus
bolak-balik. Fungsi CT adalah untuk
memperoleh arus yang sebanding dengan arus
yang hendak diukur (sisi sekunder 5A atau 1A)
dan untuk memisahkan sirkuit dari sistem yang
arusnya hendak diukur (yang selanjutnya dapat
disebut sirkuit primer) terhadap sirkuit dimana
instrument tersambung (yang selanjutnya
disebut sirkuit sekunder).
Gambar 2.10 Current Transformer (CT)
5
Pada Panel ATS-AMF yang dirancang. CT yang
digunakan untuk memperoleh arus pengukuran dan
pengamanan adalah jenis trafo arus tegangan rendah
2.6.3 Komponen Pendukung
a. Battery Charger
Battery Charger digunakan untuk menyuplai
energi listrik ke accu sedangkan baterai atau accu
itu sendiri digunakan untuk mengoperasikan
genset, yaitu guna penyalaan dan pengontrolan
kerja ATS – AMF, Pada saat normal yaitu suplai
dari PLN maka battery charger akan
mendapatkan suplai energi listrik dari PLN. Lalu
dari battery charger ini akan mengisi accu
sebesar 12 VDC. Jika PLN mati, battery charger
tetap mendapat suplai energi listrik, tetapi dari
genset yang akan disalurkan ke accu. Sehingga
dengan cara ini battery charger tetap mendapat
suplai listrik begitu juga dengan accu.
Untuk pengisian ulang accu ini, suplai energi
didapat dari battery charger. Karena accu yang
akan menggerakkan generator harus selalu
dalam keadaan bertegangan. Pengisian ulang
baterai atau accu digunakan alat bantu berupa
battery charger dan pengaman tegangan. Pada
saat PLN normal (genset tidak beroperasi), maka
battery charger mendapat suplai listrik dari PLN.
Sedangkan pada saat PLN mati atau mengalami
gangguan (genset beroperasi), maka suplai dari
battery charger didapat dari genset. Pengaman
tegangan berfungsi untuk memonitor tegangan
baterai atau accu. Jika tegangan dari baterai atau
accu sudah mencapai 12 volt, yang merupakan
tegangan standardnya, maka hubungan antara
battery charger dengan baterai atau accu akan
diputus oleh pengaman tegangan.
juga memberikan perlindungan terhadap unit
Generatornya, baik berupa pengamanan terhadap
beban
pemakaian
yang
berlebih
maupun
perlindungan terhadap karakterlistrik lain seperti
tegangan maupun frekuensi genset, apabila
parameter yang diamankan melebihi batasan normal
atau setting maka tugas ATS adalah melepas
hubungan arus listrik ke beban sedangkan AMF
bertugas untuk memberhentikan kerja mesin.
Apabila generator yang dijalankan beroperasi
dengan
baik,
berikutnya
ATS
bertugas
memindahkan sambungan dari sebelumnya yang
tersambung dengan PLN dipindahkan secara
otomatis ke sisi generator sehingga aliran listrik bi sa
tersambung ke sisi pengguna.
Apabila kemudian PLN kembali normal,
selanjutnya ATS bertugas untuk mengembalikan
jalurnya dengan memindahkan switch kembali ke
sisi utama dan untuk kemudian disusul dengan tugas
AMF untuk memberhentikan kerja mesin diesel
tersebut, demikian seterusnya semua sistim kontrol
dikendalikan secara otomatis berjalan dengan
sendirinya.
Gambar 2.12 Single Line Diagram
ATS – AMF Dengan Sistem Interlocking
Gambar 2.11 Rangkaian Battery Charger
2.7 Cara Kerja ATS dan AMF
Sistem kerja panel ATS dan AMF yang
sering kita temukan adalah kombinasi untuk
pertukaran sumber baik dari genset ke PLN maupun
sebaliknya, bilamana suatu saat sumber listrik dari
PLN tiba-tiba padam, maka AMF bertugas untuk
menjalankan diesel genset sekaligus memberikan
proteksi terhadap sistem genset, baik proteksi
terhadap
unit
mesin/engine
yang
berupa
pengamanan terhadap gangguan rendahnya tekanan
minyak pelumas ( Low Oil Pressure) maupun kondisi
temperatur mesin serta media pendinginannya, dan
Dari single line diagram diatas dapat
diperlihatkan bahwa sumber listrik utama (PLN)
masuk melalui terminal input main/PLN dan
sumber listrik cadangan (Genset) melalu
terminal input generator. Sedangkan suplai
beban dari panel ke ATS – AMF disambungkan
pada terminal outgoing. Untuk menyambungkan
dengan sumber listrik ke beban digunakan
komponen MCCB 3 fasa. Ketika sumber dari
PLN masuk maka modul DATAKOM DKG707
dalam waktu yang telah ditentukan akan
memerintahkan
disisi otomatis
PLN untuk
terhubung (closingCOS
) dan secara
COS
diisi genset akan terbuka ( open) sehingga prinsip
interlocking atau saling mengunci terjadi pada
periode tersebut. Sedangkan apabila pada saat
sumber dari PLN padam ( failure) maka modul
DATAKOM DKG707 akan memerintahkan
genset akan bekerja, kemudian pada saat/waktu
yang telah ditentukan modul DATAKOM
6
DKG707 akan memerintahkan COS disisi genset
untuk terhubung ( closing) dan COS disisi PLN
akan terbuka pada saat bersamaan. Dalam sistem
operasional panel ATS – AMF diatas terlihat
jelas bahwa semua sistem otomatis dilakukan
oleh modul PLC DATAKOM DKG707 yang
telah diprogram atau diatur sesuai dengan prinsip
kerja yang diinginkan.
2.
2.8 Prosedur Mengoperasikan GENSET
Sistem ATS – AMF dinyatakan dapat
beroperasi dengan baik atau sesuai dengan sistem
kerja yang dikehendaki jika sudah lolos proses
pengujian sistem itu sendiri. Pengujian panel ATS –
AMF ini dilakukan dengan dua metode operasi,
yaitu operasi manual dan operasi otomatis. Dengan
kedua metode ini akan diketahui sejauh mana tingkat
keberhasilan sistem ini bekerja sesuai dengan yang
diharapkan.
5.
Gambar 2.13 Alur Pengujian Panel ATS – AMF
3.
4.
Tekan tombol manual yang terdapat pada
modul DATAKOM DKG707 ke posisi
manual, sehingga sistem beralih ke posisi
manual.
Memposisikan MCB sumber utama ke posisi
ON.
Posisikan MCB input PLN ke posisi ON,
sehingga sistem ATS – AMF mendeteksi
kehadiran sumber input PLN.
Tekan tombol COS PLN, sehingga COS di
posisi PLN terhubung (closing) sehingga
sumber daya yang berasal dari sumber input
PLN dianggap telah tersalurkan ke beban.
6. Posisikan MCB input PLN ke posisi OFF,
sehingga sistem ATS – AMF mendeteksi
sumber input PLN hilang/padam.
7. Tekan tombol hijau(start) pada modul
DATAKOM DKG707, sehingga proses
starting genset seolah-olah bekerja.
8. Posisikan MCB input genset ke posisi ON,
sehingga sistem ATS – AMF mendeteksi
kehadiran sumber input PLN.
9. Tekan tombol COS genset, sehingga COS
diposisi genset terhubung(closing) sehingga
sumber daya yang berasal dari sumber input
PLN dianggap telah disalurkan ke beban dan
modul DATAKOM DKG707 membaca
kondisi genset dalam posisi normal.
10. Posisikan kembali MCB input PLN ke posisi
ON, sehingga sistem ATS – AMF mendeteksi
kehadiran sumber input PLN telah kembali
hadir.
11. Tekan tombol merah(stop) pada DATAKOM
DKG707 sehingga proses stoping genset
seolah-olah bekerja(mematikan genset).
12. Posisikan MCB input genset ke posisi OF,
sehingga sistem ATS – AMF mendeteksi
sumber input genset hilang/padam dan
dianggap seolah-olah genset telah mati.
Gambar 2.14 Tombol Kontrol Operasional Generator
Set
2.8.1 Pengoperasian Manual
Pengoperasian manual dilakukan dengan menekan
tombol yang terpasang pada pintu panel dengan
sebelumnya memposisikan saklar pemilih (selector
switch) ke posisi M(manual). Prosedur pengoperasian
manual secara jelas sebagai berikut :
1. Posisikan selector yang terdapat di pintu panel
ke posisi M(manual).
2.8.2 Pengoperasian Otomatis
Pengoperasian secara otomatis yaitu dengan
melakukan uji proses pemindahan beban dari catu daya
utama(PLN) ke catu daya daya cadangan(genset) secara
otomatis apabila sumber PLN mengalami gangguan
sehingga ATS – AMF melakukan starting genset sampai
indicator pada modul datakom muncul “ Genset Ready
to Load”. Operasi ini dilakukan dengan memposisikan
saklar pemilih(selector switch) ke posisi A( automatic).
Kerja operasi otomatis dari sistem ATS – AMF yang
dirancang sebelumnya dikendalikan penuh oleh modul
DATAKOM DKG707.
Prosedur simulasi pemindahan beban dari sumber
PLN ke sumber genset :
1. Posisikan selector pemilih pada mode operasi
di panel ATS – AMF ke posisi A(automatic).
2. Tekan tombol automatic yang terdapat pada
modul DATAKOM DKG707, sehingga sistem
operasi modul dalam posisi otomatis.
7
3.
4.
5.
6.
7.
Posisikan sumber utama pada perangkat
penguji pada posisi ON.
Posisikan sumber input PLN pada penguji pada
posisi ON, sehingga modul datakom
mendeteksi kehadiran sumber PLN.
Posisikan sumber input PLN pada perangkat
penguji pada posisi OFF, sehingga modul
DATAKOM DKG707 mendeteksi sumber
PLN hilang atau mengalami gangguan. Pada
memberikan perintah kepada Genset untuk
melalukan starting serta monitoring Genset.
3. Pada saat terjadi pemadaman listrik, ATS bekerja
memindahkan sumber listrik ke genset dengan cara
AMF memerintahkan untuk menyalakan genset
sebagai pengganti suplai daya listrik.
4. Selang waktu yang dibutuhkan untuk menyalakan
genset adalah 10 detik setelah sumber dari PLN
terputus. Setelah sumber dari PLN terhubung
tahap ini secara otomatis modul dalam waktu
yang dapat ditentukan akan memerintahkan
genset untuk proses starting.
Selama tahap starting genset posisikan sumber
input genset pada perangkat penguji pada
posisi ON, sehingga modul DATAKOM
DKG707 mendeteksi kehadiran sumber genset.
Setelah modul mendeteksi kehadiran sumber
genset dan telah dianggap normal selanjutnya
modul dalam waktu yang telah ditentukan akan
memerintahkan COS disii genset utuk
terhubung(closing). Apabila tahap ini berhasil
maka proses pemindahan beban secara
otomatis telah berhasil dilakukan
kembali, AMF akan memerintahkan untuk
mematikan genset dengan selang waktu 10 detik.
Prosedur simulasi pemindahan beban dari
sumber Genset ke sumber PLN.
1. Posisikan kembali sumber input PLN pada
perangkat penguji pada posisi ON, sehingga
modul DATAKOM DKG707 mendeteksi
kehadiran sumber PLN. Pada tahap ini modul
DATAKOM DKG707 akan membaca kondisi
sumber PLN dalam keadaan normal atau tidak.
2. Tunggu proses pembacaan sumber PLN telah
selesai dianggap normal oleh modul
DATAKOM DKG707. Pada tahap ini modul
DATAKOM DKG707 akan memerintahkan
COS disisi Genset untuk terbuka ( open).
3. Modul DATAKOM DKG707 dalam waktu
4.
5.
yang ditentukan akan memerintahkan COS
disisi PLN untuk terhubung ( closing).
Pada saat bersamaan dengan proses nomor 3,
modul
DATAKOM
DKG707
akan
memerintahkan Genset mati dengan melalui
tahapan yang disebut cooling down sampai
Genset benar-benar mati.
Posisikan sumber input Genset pada p erangkat
penguji pada posisi OFF, sehingga modul
DATAKOM DKG707 akan mendeteksi bahwa
genset sudah benar-benar dalam keaadan mati.
III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Dalam sebuah pengoperasian sistem Genset 775
kVA dibutuhkan panel ATS-AMF yang memiliki
fungsi otomatis antara lain komponen kontrol,
komponen daya dan komponen pendukung.
2. Fungsi utama pengoperasian otomatis ATS-AMF
sebagai kontrol utama emergency power yaitu
memonitoring dan sensoring catu daya utama (
PLN ) jika PLN mengalami gangguan atau padam
maka pada modul DATAKOM DKG707 akan
3.2 Saran
1. Perlu dilakukan perawatan rutin pada Genset untuk
mengurangi resiko terjadinya kerusakan.
2. Perlunya pengembangan teknologi agar genset
dapat beroperasi langsung tanpa jeda waktu
3. Diharapkan para pekerja dapat menjalin hubungan
baik dengan mahasiswa kerja praktek agar dapat
memahami pekerjaan dengan baik.
4. Diharapkan pihak Universitas banyak menjalin
hubungan dengan tempat kerja, agar mahasiswa
mudah dalam memilih tempat kerja praktek.
Daftar Pustaka :
[1]
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
B. Kurnia, M. A. Karel, and T.
Telekomunikasi, “Pt . Graha Sarana Duta
Telkom Property,” pp. 1– 20, 2015.
L. B. Umumnya, “Bab I,” pp. 1– 43, 2012.
K. Riset, T. Dan, P. Tinggi, and P. N. Manado,
“Laporan Akhir Pemeliharaan Generator Set (
Genset ) Di Hotel Arya Duta Manado,” 2016.
B. A. B. Iv and P. D. A. N. Implementasi, “Bab
iv perancangan dan implementasi 4.1.,” pp. 1–
13.
B. A. B. Iv, “No Title,” pp. 15– 34.
D. Dari, H. Diri, and P. Korban, “1 , 2 1 , 2,”
vol. 3, no. 1, pp. 18 –31, 2015.
8
BIODATA PENULIS
Sahru Romaadona Saoki lahir di Jepara, 18
Januari 1996. Menempuh pendidikan SD,
SMP, dan SMA di Jepara dan melanjutkan ke
Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik
Elektro Konsentrasi Teknik Tenaga Listrik
(TTL).
Semarang, 24 Januari 2018
Mengetahui dan Mengesahkan
Dosen Pembimbing
Jenny Putri Hapsari, ST.,MT
Download