HADIS MAUDHU’ DAN PERKEMBANGANNYA PENDAHULUAN Latar Belakang • Hadist mulai ditulis di jaman Rasulullah SAW oleh Sahabat Abdullah Amr Bin Ash • Munculnya hadis maudhu’ (palsu) yang sengaja diada-adakan dengan berbagai motif • Seringnya ditemui hadis palsu dalam artikel bahkan dalam kitab sekalipun, sehingga perlu nagi kita mengetahui hadis maudhu’ Rumusan Masalah • “Apa Pengertian, Kriteria, dan Bagaimana Sejarah Perkembangan Hadis Maudhu’ serta Siapa saja Sumber-sumbernya?” PEMBAHASAN Pengertian Hadis Maudhu’ • Sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW baik perbuatan, perkataan, taqrir, dan sifat beliau secara dusta. Lebih tepat lagi ulama hadits mendefinisikannya sebagai apa-apa yang tidak pernah keluar dari Nabi SAW baik dalam bentuk perkataan, perbuatan atau taqrir, tetapi disandarkan kepada beliau secara sengaja • Hadis Maudhu’ adalah hadis bohong atau hadis palsu, bukan dari Rasulullah tetapi dikatakan dari Rasulullah oleh seorang pembohong • Hadis Maudhu’ adalah semata-mata sebuah kebohongan yang dibuat-buat oleh orang lain yang mengatasnamakan Rasulullah SAW, padahal hadis itu bukan berasal dari Rasulullah SAW Kriteria Hadis Maudhu’ 1. Tanda Maudhu’ pada Sanad a. Pengakuan pembuatnya sendiri b. Adanya bukti (qarinah) menempati pengakuan • “Demi Allah aku palsukan padamu 4.000 buah hadis. Di dalamnya aku haramkan yang halal dan aku halalkan yang haram.” • Ma’mun bin Ahmad Al-Harawi mengaku mendengar hadis dari Hisyam bin Hammar. Al Hafizh bin Hibban bertanya: “Kapan Anda dating ke Syam?” Ma’mun menjawab: “Pada tahun 250 H.” Ibnu Hibban menjelaskan, bahwa Hisyam bin Ammar meninggal pada tahun 245 H. Sambuat Ma’mun: “Hisyam bin Ammar yang lain.” Kriteria Hadis Maudhu’ 1. Tanda Maudhu’ pada Sanad c. Adanya bukti pada keadaan perawi • “Guru-guru anak kecilmu adalah orang yang paling jelek di antara kamu. Mereka paling sedikit sayangnya terhadap anak yatim dan yang paling kasar terhadap orang-orang miskin.” d. Kedustaan Perawi • Dari Abu Mahdzurah radhiyallaahu’anhuma Nabi SAW.bersabda, “Awal waktu sholat adalah ridha Allah, tengah-tengahnya rahmat Allah, dan akhir waktu sholat adalah ampunan-Nya.” (HR ad-Darul Quthni dengan sanad yang sangat lemah). Maudhu’, HR Daaruquthni (149, 2502) Kriteria Hadis Maudhu’ 1. Tanda Maudhu’ pada Matan a. Lemah Susunan Lafal dan Maknanya b. Rusaknya Makna c. Menyalahi teks Al Quran atau Hadis Mutawatir • Sesungguhnya hadis itu bercahaya seperti cahaya siang kami mengenalnya dan memiliki kegelapan bagaikan gelap malam kami menolaknya • Memandang wajah yang cantik dapat menerangkan mata dan memandang wajah yang jelek menyebabkan sedih • Anak zina tidak bisa masuk surga sampai tujuh keturunan • Dan tidaklah seorang membuat dosa melainkan kemudharatannya kembali kepada dirinya sendiri Kriteria Hadis Maudhu’ 1. Tanda Maudhu’ pada Matan d. Menyalahi Realita Sejarah • Contohnya adalah hadis yang menjelaskan bahwa Nabi memungut jizyah (pajak) pada penduduk Khaibar dengan disaksikan oleh Sa’ad bin Mu’adz padahal Sa’ad telah meninggal pada masa perang Khandaq sebelum kejadian tersebut. Jizyah disyariatkan setelah perang Tabuk pada Nashrani Najran dan Yahudi Yaman e. Hadis sesuai dengan • Aku menyembah Tuhan bersama RasulNya sebelum menyembah-Nya seorang mahzab perawi pun dari umat ini lima atau tujuh tahun f. Mengandung Pahala yang berlebihan bagi amal yang • Barang siapa yang sholat dhuha sekian rakaat diberi pahala 70 nabi. kecil g. Sahabat dituduh • Ini wasiatku dan saudaraku dan Khalifah setelah aku menyembunyikan hadis Sejarah dan Perkembangan Hadis Maudhu’ Pada zaman Nabi SAW tidak pernah ada pemalsuan hadis Ketika terjadi konflik antara Ali dan Mu’awiyah, umat Islam terpecah menjadi beberapa golongan Pemalsuan hadis muncul akibat peristiwa fitnah kubra pada masa Usman bin Affan r.a. Dan berlanjut hingga masa Ali bin Abi Thalib r.a. Sebab terjadinya pemalsuan hadis: Faktor Politik, Musuh-musuh Islam, Fanatik Suku Negara Pimpinan, Motivasi Kebaikan, Fanatik Mahzab Sumber Pemalsu Hadis Sumber Pribadi/Internal • Mayoritas pemalsu hadis memiliki daya imajinasi yang kuat, sehingga mampu menghasilkan kata-kata yang menyerupai kata mutiara dan akhirnya menisbatkan kepada Rasulullah SAW Sumber External • • • • Ucapan Para Sahabat dan Tabiin Perkataan para ulama, orang-orang zuhud, dan dokter Riwayat-riwayat Israiliyat Filsafat