Uploaded by zhennajuli

Anatomi ANAK

advertisement
Anatomi Anak
PENDAHULUAN
Seorang anak bukan merupakan seorang dewasa dalam bentuk kecil, karena ia
mempunyai sifat berlainan dari orang dewasa. Proporsi tubuh pada bayi baru lahir, balita,
anak besar mempunyai perbedaan yang jelas dengan orang dewasa. Beberapa organ
tubuh dan struktur telah berkembang dengan baik, dan bahkan telah mencapai ukuran
sebagaimana pada orang dewasa ( contohnya trlinga bagian dalam ), sementara organ dan
strutur lainnya masih mengalami perkembangan ( contohnya gigi yang akan mengalami
erupsi, tanda seks sekunder yang belum berkembang ).
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memberikan gambaran secara umum
perbedaan anatomi pada anak dengan orang dewasa, serta beberapa contoh kelainan
anatomi pada anak yang sering dijumpai.
TINJAUAN PUSTAKA
I. GAMBARAN UMUM ANATOMI ANAK
a. Tengkorak
Tulang tengkorak terdiri dari 2 os parietal, 1 os oksipital, dan 2 os frontal, tulang-tulang
ini berhubungan satu dengan lainnya melalui membran yang disebut sutura, dan diantara
sudut - sudut tulang terdapat ruang yang tertutup membran yang disebut fontanel. Titik
tertinggi tulang tengkorak disebut verteks, yang menandakan perluasan ke arah posterior
dermatom N.V1 pada kulit kepala.
Sutura pada tengkorak dibagi menjadi :
1 Sutura sagitalis superior, menghubungkan kedua os parietal kiri dan kanan
2 Sutura koronal, menghubungkan os parietal dengan os frontal
3 Sutura lamboidea, menghubungkan os parietal dengan os oksipital.
4 Sutura metopika / frontal, menghubungkan kedua os frontal
Fontanel ( ubun-ubun ) dibagi menjadi :
1. Fontanel mayor/anterior ( ubun-ubun besar/bregma ), berbentuk segi empat,
merupakan pertemuan sutura sagitalis superior, sutura frontal, dan sutura koronal.
Fontanel anterior akan tertutup sampai usia 18 bulan.
2. Fontanel minor/posterior ( ubun-ubun kecil ), berbentuk segi tiga, merupakan
pertemuan sutura sagitalis superior dan sutura lamboidea
Sekitar usia 2 tahun kedua os frontal akan bersatu, namun pada beberapa individu akan
menetap pada usia remaja. Sutura sagitalis superior akan menetap dan membentuk suatu
sinostosis.
Os parietal mungkin memperlihatkan lubang-lubang untuk vena emiseria parietal, tepat
disebelah anterior terhadap sutura lamboidea. Vena emiseria ini menembus os parietal
dan berhubungan dengan sinus venosus di dalam dura kranialis. Vena emiseria
mengalirkan darah kulit kepala memasuki sinus-sinus venosus selaput otak.
b. Wajah
Arkus zygomatikus terletak pada bagian terlebar wajah, merupakan penonjolan kranium.
Di bawah arkus ini terdapat penonjolan os temporal yang disebut prosesus mastoideus.
Pada saat kelahiran garis sutura ditengah membagi dua sutura secara vertikal,
memisahkan os parietal, frontal, nasal, maksila, dan mandibula dari sisi lawannya.
Setelah usia 2 tahun kedua sisi mandibula bersatu pada simfisis menti.
Rongga orbita adalah ruangan berbentuk limas yang tersusun dari os frontal, maksila,
zygomatikus, sfenoid, etmoidalis dan lakrimalis. Batas-batas adalah rongga orbita adalah:
-Atap : os frontal
-Dasar : prosesus orbitalis maksila
-Lateral : os zygomatikus dan os frontal
-Medial : os etmoidalis, os lakrimalis
Kanalis optikus dan fisura orbitalis superior terletak pada puncak masing-masing rongga
orbita. Pada kanalis optikus tersebut terdapat N.optikus dan A.ophtalmika, sewaktu alatalat ini melintas di antara rongga orbita menuju fossa kranii media.
Hampir 1/3 tepi rongga orbita disusun oleh os frontal, maksila, dan zygomatikus. Ke arah
medial tepi inferior rongga orbita dilanjutkan sebagai krista lakrimalis anterior maksila.
Ke arah medial tepi superior dilanjutkan pada os frontal yang bergabung dengan krista
lakrimalis posterior os lakrimale. Rigi-rigi lakrimale ini membatasi fossa bagian tulang
yang berisi sakus lakrimalis.
Ukuran sinus maksilaris dan sinus etmoidalis pada bayi baru lahir masih kecil, sedangkan
sinus frontalis dan sinus sfenoid belum berkembang.
Maksila membentuk dasar rongga orbita dan gusi. Sinus maksilaris merupakan perluasan
ke di dinding medial os maksila. Dengan terjadinya erupsi gigi susu maka ruangan sinus
ini akan bertambah besar, tetapi pertumbuhan maksila sangat lambat karena pertumbuhan
gigi permanen baru terjadi pada usia 6 tahun. Pertambahan ukuran sinus dan tulang
alveolar terjadi secara simultan bersama tulang mandibula.
Mandibula terdiri dari dua bagian pada waktu lahir, dipisahkan oleh jaringan fibrosa (
sutura inter mandibularis ) yang akan mengalami osifikasi pada tahun pertama menjadi
simfisis menti. Os mandibula mempunyai prosesus alveolaris yang mengelilingi akar gigi
bawah. Pemanjangan mandibula terjadi bersamaan dengan pertumbuhan gigi.
Pemanjangan ramus mandibula dibutuhkasn untuk menampung gigi yang sedang
mengalami erupsi dan mempertahankannya dalam posisi oklusi sesuai dengan
bertambahnya jumlah gigi pada maksila sehingga ruang untuk erupsi gigi cukup besar.
Pertumbuhan panjang mandibula ini terjadi pada epifisis leher mandibula ( yang
terbentuk dari kartilago sekuler ).
Pada saat lahir mandibula berbentuk tumpul. Prosessus koronoideus terletak lebih tinggi
dari pada kondilus. Posisi normal mandibula baru tercapai pada usia 2 tahun, dan setelah
erupsi gigi permanen posisi kondilus lebih tinggi dari pada prosesus koroideus
Lidah bayi baru lahir ukurannya lebih besar dan ujungnya lebih tumpul. Palatum durum
terletak setinggi orifisium tuba eustachius. Dalam perkembangannya palatum akan turun
sedangkan muara tuba akan tetap pada tempatnya di nasofaring.
Jaringan limfatik pada langit-langit dan nasofaring ( adenoid ) mengalami hipertrofi dan
berangsur-angsur mengecil dan menghilang pada usia 14 tahun.
c. Telinga
Telinga terbagi menjadi tiga bagian, yaitu telinga luar, tengah dan dalam. Telinga luar
terdiri dari daun telinga dan meatus akustikus eksternus. Meatus akustikus eksternal pada
bayi baru lahir seluruhnya terdiri dari kartilago.
Telinga tengah adalah modifikasi sinus udara di dalam bagian petrosa os temporal.
Telinga tengah berhubungan dengan sel-sel udara mastoid melalui aditus dan juga dengan
nasofaring melalui tuba eustachius ( tuba auditiva ). Tuba ini pada anak lebih pendek,
lebih lebar, kedudukannya lebih mendatar, dan kurang mengandung rambut getar dari
pada tuba orang dewasa, sehingga lebih memudahkan terjadinya radang telinga tengah.
Kavum timpani adalah rongga yang mempunyai arah vertikal dengan batas-batas :
- Atap : tegmen timpani ( bagian petrosa os temporal )
- Dasar : bulbus jugularis superior
- Medial : membran timpani
- Anterior: tuba eustachius
Membran timpani hampir sama ukuran dengan orang dewasa tetapi lebih menghadap
kebawah dan terletak lebih dalam. Membran timpani terikat pada tulang timpanika yang
telah ada pada saat lahir sebagai cincin timpanika berbentuk huruf C, terletak pada
permukaan bawah os petrosa dan skuamosa yang merupakan bagian dari tulang temporal.
Pada bayi baru lahir membran timpani lebih tebal dan suram serta letaknya lebih miring.
Tiga tulang pendengaran yaitu maleus, inkus, stapes, terletak diantara membran timpani
dan jendela oval.
Telinga dalam terdapat didalam os petrosa dan mempunyai 2 bagian yaitu labirin bagian
tulang dan labirin bagian membranosa. Labirin bagian tulang mempunyai 3 bagian yakni
koklea, vestibulum, dan kanalis semisirkularis. Ketiga bagian tersebut telah mencapai
ukuran dewasa saat lahir.
Labirin bagian membranosa mempunyai 3 komponen : duktus koklearis, sakulus dan
utrikulus, dan ketiga duktus kanalis semisirkularis.
d. Leher
Leher anak lebih pendek daripada leher orang dewasa. Hal ini disebabkan oleh lebih
besarnya rongga toraks pada anak akibat posisi iga yang lebih horisontal.
Bagian luar leher terbagi menjadi daerah segitiga posterior dan anterior.
Batas segitiga posterior leher adalah :
- Dasar : 1/3 bagian tengah klavikula
- Anterior : m.sternokleidomastoideus
- Posterior: m.trapezius
- Puncak segitiga terproyeksi ke superior dibelakang telinga sampai setinggi linea nuke
superior os oksipital dimana m.sternokleidomastoideus dan m.trapezius bertemu.
Segitiga anterior leher dibatasi oleh :
- Anterior : garis tengah leher mulai dari os hioid sampai manubrium sterni
- Posterior : m.sternocleidomastoideus
- Atap : tepi bawah os mandibula.
Beberapa kelenjar getah bening dijumpai pada tepi posterior m.sternokleidomastoideus.
Kelenjar ini adalah kelenjar getah bening ( KGB servikalis profundus ) yang mengalirkan
getah bening kulit kepala dan leher dan bernuara pada trunkus limfatikus jugularis.
Kelenjar tiroid adalah kelenjar berlobus dua yang terletak di sebelah lateral laring dan
trakea, pada leher bawah. Kedua lobus dihubungkan oleh ismus jaringan tiroid yang
menyilang trakea setinggi tulang-tulang rawan trakea ke 2 – 4. Cabang-cabang laringeus
rekuren N.vagus terletak di dalam lobus-lobus tiroid ini. Sewaktu pembedahan kelenjar
tiroid, saraf-saraf ini mudah cedera dan bila cedera dapat menyebabkan masalah-masalah
pernafasan dan suara
e. Thoraks
Dinding toraks tersusun dari sternum, klavikula, iga, dan vertebra torakal. Pada bayi,
bentuk dada hampir bulat. Pada usia di bawah 2 tahun, lingkar dada lebih kecil daripada
lingkar kepala. Dada membesar dalam diameter transversal. Pada bayi prematur, iga-iga
masih tipis dan sela iga akan tertarik ke dalam pada saat inspirasi. Dalam keadaan
normal, dapat teraba celah Harrison yang merupakan tempat perlekatan diafragma pada
iga. Tulang iga terletak lebih horisontal, sehingga batas rongga dada lebih tinggi daripada
orang dewasa. Dengan lebih tingginya batas atas rongga dada, maka posisi diafargma
juga akan menjadi lebih tinggi, dan hal ini akan mengakibatkan pertambahan volume
abdomen. Seiring dengan pertambahan usia, akan terjadi perubahan posisi iga menjadi
lebih miring, sehingga batas atas rongga dada akan turun.
Rongga dada berisi struktur-struktur penting, yaitu timus, paru-paru, jantung, dan
pembuluh darah besar.
Timus terletak di belakang manubrium sterni, dan di depan pembuluh besar diatas
jantung. Timus adalah kelenjar berlobus dua yang memanjang, dimana bagian terbesar
aktifitas fungsionalnya adalah semasa kehidupan janin. Sesudah pubertas, perlahan-lahan
timus mengkerut sampai hanya terdiri dari dua massa lemak memanjang yang ke arah
bawah mencapai perikardium dan dengan sedikit sisa jaringan timus.
f. Sistem respirasi
Traktus respiratorius mempunyai dua bagian :
1. Saluran penghantar udara, terdiri dari : hidung bagian luar, rongga hidung, faring,
laring, trakea, bronkus dan bronkiolus.
2. Pernapasan, terdiri dari : paru-paru ( mempunyai bronkiolus respirasi, duktus alveolar,
sakus alveolar, dan alveolus ).
Tonsil (naso-) faringea terletak didalam submukosa yang melapisi dinding posterior dan
superior nasofaring. Tonsil ini dinamakan adenoid, yang jika membesar pada anak
mungkin bernafas melalui mulut, sebagai jalan pintas bagi sumbatan saluran pernafasan
di antara nasofaring dan orofaring. Pada anak-anak pernapasan melalui mulut yang
berlebihan akan membangkitkan perubahan pertumbuhan tulang-tulang wajah.
Pembentukan saluran pernafasan dimulai dari minggu ke-3 kehamilan, dan akan lengkap
sampai usia 26 minggu tetapi fungsi pertukaran gas baru sempurna pada minggu ke -34
sampai minggu ke -36, pada saat itu alveolus sudah mulai matang, baik bentuk maupun
fungsinya. Walaupun demikian perkembangan alveolus tersebut masih berlangsung terus
dalam besar dan jumlahnya sampai bayi lahir.
Kematangan alveolus dalam menjalankan fungsinya sangat dipengaruhi oleh bahan
surfaktan, suatu campuran protein dan fosfolipid yang berperan dalam mengatur tegangan
permukaan alveolus. Zat ini mulai terbentuk pada minggu ke -18 dan secara bertahap
kadarnya meningkat sampai minggu ke-34. Peningkatan jumlah surfaktan masih terus
berlangsung sampai bayi lahir.
Pendarahan paru pada bayi berbeda dibandingkan dengan akhir masa kandungan. Pada
masa bayi, arteri yang memperdarahi ductus alveolar dan alveolus bagian sentral berasal
dari anastomosis arteri bronkopulmonal, dinamakan arteri bronkialis, sedangkan pada
anak dan dewasa arteri bronkialis ini berasal dari arkus aorta dan ikut memperdarahi
bronkus, bronkiolus dan septum interlobular.
Paru-paru kanan dan kiri adalah jaringan elastis seperti bunga karang dan teraba seperti
spons. Paru kanan terbagi menjadi tiga lobus yang terpisah oleh dua fisura, paru kiri
terbagi menjadi dua lobus oleh satu fisura. Paru-paru dibungkus oleh sel-sel mesotel yang
tipis yang disebut pleura viseralis dan parietalis. Pleura parietalis juga melapisi iga,
diafragma dan mediastinum. Antara pleura parietalis dan pleura viseralis terdapat ruang
potensial yang berisi cairan pleura yang disebut rongga pleura dan rongga ini
memungkinkan paru berkembang tanpa gesekan.
Paru kanan mempunyai 3 lobus, yaitu lobus superior, media, dan inferior yang masingmasing dipisahkan oleh fisura oblikua dan fisura horisontal. Sedangkan paru kiri
mempunyai 2 lobus, yaitu lobus superior dan lobus inferior yang dipisahkan oleh fisura
oblikua dan sangat jarang lobus superior paru kiri memiliki fisura horisontal.
g. Sistem sirkulasi
Janin memperoleh oksigen dari plasenta karena fungsi paru belum berkembang. Sirkulasi
janin diatur oleh tiga komponen penting, yaitu duktus venosus, foramen ovale, dan
duktus arteriosus.
Sirkulasi janin dimulai dari plasenta yang menukar hasil akhir metabolisme dengan
sumber energi dan metabolisme baru seperti oksigen, glukosa, asam amino, asam lemak,
cairan, dan elektrolit. Darah dari plasenta melalui vena umbilikalis sebagian masuk ke
vena hepatika dan sebagian lagi masuk ke duktusvenosus menuju vena kava inferior. Dari
vena kava inferior, 1/3 darah akan masuk ke atrium kiri, ventrikel kiri, dan aorta.,
sedangkan 2/3-nya lagi akan masuk ke atrium kanan, ventrikel kanan, dan A.pulmonalis.
Hal ini disebabkan oleh muara vena kava inferior terdapat di septum interatrium. Darah
dari ventrikel kanan sebagian kecil akan ke paru, sebagian lainnya akan masuk ke aorta
desenden melalui duktus arteriosus yang menghubungkan A.pulmonalis dengan aorta
desenden.
Hampir semua darah yang berasal dari tubuh bagian atas akan masuk ke atrium kanan
melalui vena kava superior, kemudian masuk ke ventrikel kanan.
Setelah kelahiran, terjadi perubahan sirkulasi berupa :
1. Penurunan resistensi vaskuler paru
2. Peningkatan aliran darah paru
3. Peningkatan resistensi vaskuler sistemik
4. Penutupan arteri umbilikalis
5. Penutupan vena umbilikalis dan duktus venosus
6. Pengaliran darah melalui duktus arteriosus terutama dari kiri ke kanan
7. Penutupan foramen ovale
Penutupan arteri umbilikalis terjadi beberapa menit setelah lahir karena kontraksi otot
polos dinding pembuluh darah tersebut, dan mungkin karena rangsangan suhu dan
mekanik serta perubahan dalam kadar oksigen. Secara fisiologis, penutupan ini terjadi
karena proliferasi jaringan fibrotik dalam waktu 2-3 bulan. Bagian distalnya akan
menjadi ligamentum umbilikalis medialis, sedangkan bagian proksimalnya akan tetap
terbuka sebagai A.vesikalis superior.
Vena umbilikalis dan duktus venosus akan menutup segera setelah penutupan
A.umbilikalis. Vena umbilikalis akan membentuk ligamentum teres hepatis yang berjalan
pada tepi bawah hati. Duktus venosus yang berjalan dari ligamentum teres hepatis ke
vena kava inferior juga akan menutup dan membentuk ligamentum venosum.
Duktus arteriosus akan menutup setelah kelahiran, disebabkan oleh kontraksi otot-otot
dinding duktus tersebut, dan mungkin dipengaruhi oleh bradikinin (suatu zat yang
dikeluarkan oleh paru selama permulaan perkembangannya). Pirau kiri ke kanan melalui
duktus arteriosus biasanya menetap samapi 15-20 jam setelah lahir, tetapi dapat
berlangsung sampai beberapa hari. Namun pada bayi sehat umumnya hanya berlangsung
selama 1 jam setelah lahir. Penutupan lengkap secara anatomik terjadi dalam waktu 1-3
bulan, selanjutnya menjadi ligemantum arteriosum.
Penutupan foramen ovale terjadi bersamaan dengan tarikan nafas pertama. Pernutupan ini
terjadi terjadi akibat meningkatnya tekanan dalam atrium kiri yang disertai penurunan
tekanan dalam atrium kanan. Penutupoan fungsional foramen ovale terjadi tidak lengkap
segera setelah lahir. Pada 50% bayi sewaktu menangis masih terdapat pirau dari kanan ke
kiri sampai usia 8 hari. Pada 50% individu lainnya masih dapat terbuka sampai usia 5
tahun.
h. Abdomen
Dinding perut membentuk rongga perut yang melindungi isi rongga perut. Integritas
lapisan muskulo-aponeurosis dinding perut sangat penting untuk mencegah terjadinya
hernia. Fungsi otot dinding perut adalah untuk pernafasan, proses berkemih, dan defekasi
dengan meninggikan tekanan intra abdomen.
Dinding perut terdiri dari berbagai lapisan, yaitu kutis, subkutis, lemak subkutan, fasia
superfisialis (fasia skarpa). Kemudian otot dinding perut, yaitu m.oblikus abdominis
eksternus, m.oblikus abdominis internus, dan m.transversus abdominis, dan akhirnya
lapisan preperitoneum dan peritoneum, yaitu fasia transversalis, lemak preperitoneal, dan
peritoneum.
Otot perut anak biasanya lebih tipis dan lebih lemah daripada orang dewasa. Jika anak
berbaring, perut kelihatan datar, dan bila berdiri akan terjadi lordosis sehingga perut
kelihatan membuncit. Keadaan ini dianggap normal sampai pubertas. Anak dibawah usia
6 tahun, gerakan abdomen akan lebih dominan daripada gerakan toraks, sehingga bila di
atas usia 6 tahun masih tampak gerakan abdomen yang dominan perlu dicurigai adanya
kelainan paru.
Organ-organ perut relatif besar, tepi hati yang lunak dapat teraba di bawah arkus kosta
kanan. Limpa biasanya tidak teraba.
i. Sistem Pencernaan
Pada saat lahir, tidak semua komponen sistem saluran cerna telah mencapai
kematangannya. Kelanjutan pematangan sistem pencernaan akan tampak oleh adanya
perubahan pola fungsi selama masa pertumbuhan anak.
Esofagus merupakan saluran yang menghubungkan dan menyalurkan makanan dari
rongga mulut ke lambung. Sepertiga atas esofagus merupakan otot serat lintang yang
berhubungan dengan otot-otot faring, sedangkan 2/3 bagian bawah adalah otot polos.
Esofagus menyempit pada 3 tempat, yaitu setinggi tulang rawan krikoid yang merupakan
sfingter, rongga dada bagian tengah akibat penekanan oleh arkus aorta dan bronkus
utama kiri (tidak bersifat sfingter), dan pada hiatus esofagus diafragma (otot polos bagian
ini bersifat sfingter). Pembuluh vena esofagus bagian bawah berhubungan langsung
dengan sirkulasi vena porta. Di sebelah dorsal kanan esofagus terdapat duktus torasikus.
Lambung merupakan bagian sistem gastrointestinal yang terletak antara esofagus dan
duodenum. Lambung terbagi menjadi 2 bagian, ¾ proksimal terdiri dari fundus dan
korpus, sedangkan bagian distalnya adalah antrum. Ciri yang menonjol pada anatomi
lambung adalah peredaran darahnya yang sangat kaya dengan pembuluh nadi besar di
depan kurvatura mayor dan minor serta dalam dinding lambung.
Pada bagian distal lambung terdapat selaput lingkar yang disebut pilorus yang berfungsi
sebagai sfingter untuk mencegah kebocoran isi lambung. Pilorus inidiperkuat oleh
serabut otot lingkar yang kuat dan terbuka melalui pengaturan saraf.
Duodenum mulai pada pilorus dan berakhir pada batas duodenoyeyunal.Pada cekungan
duodenum setinggi vertebra L2 terdapat kepala pankreas.
Sekum pada anak berbentuk kerucut dan apendik berasal dari bagian apek kiri. Selama
masa anak-anak dinding lateral sekum membesar, sehingga apendiks terletak pada bagian
posterior dinding medial. Mukosa apendiks kaya akan jaringan limfoid pada masa anakanak dan akan berkurang setelah dewasa.
Hati adalah kelenjar terbesar di dalam tubuh manusia dan memiliki dua permukaan yaitu
permukaan diafragma da viseral. Pada waktu lahir ukuran hati relatif dua kali lebih besar
dibandingkan hati pada dewasa dan batas inferiornya dapat dipalpasi dibawah iga. Waktu
lahir berat hati sekitar 120 – 160 g. Kemudian berat ini bertambah sesuai pertumbuhan
anak. Pada umur 2 tahun berat hati bertambah 2 kali lipat, pada usia 3 tahun beratnya
menjadi 3 kali lipat, sedangkan pada umur 9 tahun dan masa pubertas mencapai masingmasing 6 dan 10 kali berat hati waktu lahir. Hati berada di rongga dada bawah dengan
bagian atas memotong garis mid klavikula kanan pada sela iga 5-6 dan memotong garis
aksilaris kanan pada sela iga ke-7. Batas bawah berada 1 cm di bawah garis lengkung iga
bawah.
Pankreas terletak melintang dibagian atas abdomen, di belakang gaster, di dalam ruang
retroperitoneal. Pankreas terbagi menjadi bagian kepala/kaput, korpus, dan ekor. Di
sebelah ekor kiri ekor pankreas terdapat hilus limpa di arah kraniodorsal. Saluran
pankreas Wirsung dimulai dari ekor pankreas sampai kaput pankreas, bergabung dengan
saluran empedu di ampula hepatiko-pankreatika untuk selanjutnya bermuara pada papila
Vater. Saluran pankreas minor Santorini atau duktus pankreatikus asesorius bermuara di
papila minor yang terletak proksimal dari papila mayor.
j. Sistem urogenital
Sistem kemih seluruhnya terletak di ruang retroperitoneal, terdiri dari ginjal, ureter, bulibuli, dan uretra.
Ginjal merupakan organ ganda yang terletak antara vertebra L1 dan L4. Pada neonatus
kadang-kadang dapat diraba pada janin permukaannya berlobulasi yang kemudian
menjadi rata pada masa bayi, dan dengan lemak perinefrik yang tipis.
Ginjal terdiri dari korteks dan medula. Tiap ginjal terdiri dari 8-12 lobus yang berbentuk
piramid. Dasar piramid terletak di kortek dan puncaknya yang disebut papila yang
bermuara dikaliks minor. Pada daerah korteks terdapat glomerulus, tubulus kontortus
proksimal dan distal. Sedangkan daerah medula terdiri dari percabangan pembuluh darah
arteri dan vena renalis, ansa henle, dan duktus koligens.
Satuan kerja terkecil dari ginjal disebut nefron. Tiap ginjal mempunyai kira-kira satu juta
nefron. Nefron terdiri atas glomerulus, kapsula Bowman, tubulus kontortus proksimal,
ansa henle, dan tubulus kontortus distal. Ujung nefron bermuara di duktus koligens.
Batas superior ginjal ditempati oleh kelenjar adrenal. Pada waktu lahir ukurannya hampir
sebesar ukuran ginjal.
Arteri renalis dan cabangnya merupakan arteri tunggal tanpa kolateral (end artery).
Dinding ureter mempunyai lapisan otot yang kuat, yang berhubungan langsung dengan
lapisan otot dinding pielum di sebelah kranial dan dengan otot dinding buli-buli disebelah
kaudal. Ureter menembus dinding muskuler masuk ke buli-buli secara miring.
Sistem pendarahan ureter bersifat segmental dan berasal dari pembuluh arteri ginjal,
gonad dan buli-buli dengan hubungan kolateral.
Pada waktu lahir buli-buli terdapat intra abdomen, berbentuk kumparan, terletak dalam
jaringan ektra peritoneal dinding depan perut, karena rongga pelvis pada waktu lahir
berukuran sangat kecil dan bagian fundus buli-buli berada di atas simfisis pubis pada
waktu buli-buli kosong. Kira-kira pada usia 6 tahun, panggul
Download