KOMBINATORIK disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Matematika Diskrit yang diampu oleh Drs. H. Eka Fitrajaya Rahman, M.T. Oleh 1802390 Dwiqy Fahlavi Muhammad Ramdani PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU KOMPUTER DEPARTEMEN PENDIDIKAN ILMU KOMPUTER FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG 2019 A. Koefisien Binomial Ekspresi binomial adalah sebuah polinomial dengan dua suku seperti x+y. Seringkali, ketika x+y dipangkatkan dengan nilai n tertentu kita ingin mengetahui bagaimanakah penjabarannya atau berapakah nilai koefisien dari salah satu suku hasil penjabarannya. Untuk mendapatkan jawaban dari pertanyaan tersebut, mari kita selidiki dengan memulainya dari beberapa contoh kecil (x + y)2 = x2 + 2xy + y2 (x + y)3 = (x + y) (x + y)2 = (x + y)(x2 + 2xy + y2) = x3 + 3x2y + 3xy2 + y3 jika kita lanjutkan akan diperoleh, (x + y)4 = (x + y)(x + y)3 = x4 + 4x3y + 6x2y2 + 4xy3 + y4 Perhatikan koefisien - koefisien pada hasil penjabaran perpangkatan di atas. Koefisien koefisien ini terlihat familiar! kita telah menngenalnya dari subbab sebelumnya sebagai π banyaknya ( ). Mari kita observasi ekspresi ini secara seksama. kita akan melihat π bagaimana penjabarannya untuk n selanjutnya yaitu n = 5. Perhatikan ekspansi berikut. (x + y)5 = (x + y) (x + y) (x + y) (x + y) (x + y) Untuk mendapatkan masing - masing suku pada ekspansi (x + y)5, dapat kita lakukan dengan memilih satu diantara dua suku pada masing - masing faktor dan mengalikannya. Jika kita memilih x katakanlah sebanyak 2 kali maka kita harus memilih y sebanyak 3 kali sehingga akan kita dapatkan x2y3. Berapa kali kita mendapatkan suku yang sama? jelas, sama dengan banyaknya cara memilih tiga faktor yang memuat y (sisa faktor memuat x). Berarti dalam hal ini sama saja dengan memilih 3 faktor diantara 5 yang dapat dilakukan dengan ( 5 ) cara. 3 Sehingga ekspansi dari (x + y)5 akan terlihat seperti: (x + y)5 = ( 5 5 5 4 5 5 5 5 ) x +( ) x y + ( ) x3y2 + ( ) x2y3 + ( ) xy4 + ( ) y5 0 1 2 3 4 5 Selanjutnya kita dapat menerapkan argumen ini dalam bentuk umum mendapatkan teorema binomial. Misalkan x dan y adalah variabel, dan n adalah bilangan bulat non negatif, maka (π₯ + π¦)π = ∑ π π=0 π (ππ) π₯ π π¦ π−π = (π0)π₯ π + (π1)π₯ π−1 π¦+…+(π−1 )π₯π¦ π−1 + (ππ)π¦ π Bukti: Kita akan menggunakan pembuktian kombinatorik untuk membuktikan teorema ini. Suku - suku pada hasil penjabaran (x+y)n berbentuk xn-jyj untuk j = 0,1,2,...,n. Untuk menghitung banyaknya suku yang berbentuk xn-jyj , pertama kita perlu memilih (n−j) x dari π n faktor. Oleh karenanya koeefisien dari xn-jyj adalah (π−π ) yang ekuivalen dengan (ππ). Contoh 1 Berapakah nilai koefisien dari x12y13 pada ekspansi (x + y)25 ? Jawab: Dari teorema binomial, nilai koefisien x12y13 dapat dihitung sebagai berikut 25! (25 ) = 13!12! = 5.200.300 13 Contoh 2 Berapakah nilai koefisien dari x12y13 pada ekspansi (2x − 3y)25? Jawab: Pertama perlu diingat bahwa ekspresi (2x−3y)25 sama dengan (2x+(−3y))25. Berdasarkan teorema binomial kita dapatkan: 25 25 (2π₯ + (−3π¦))25 = ∑ ( ) (2π₯)25−π (−3π¦)π π π=0 Akibatnya, koefisien x12y13 pada ekspansi (2x+(−3y))25 diperoleh saat j = 13, yaitu −25! (ππ)212(−3)13 = 13!12! = 212313 B. Identitas dan Segitiga Paskal Misalkan n dan k adalah bilangan bulat positif dengan n≥k. Maka π (π+1 ) = (π−1 ) +(ππ) π Bukti: Untuk membuktikan teorema ini kita akan menggunakan pembuktian kombinatorik. Misalkan T adalah himpunan yang memuat n+1 elemen. Misalkan pula bahwa a adalah sebuah elemen pada himpunan T dan S=T−{a}. Karena |T|=n+1 berarti ada (π+1 ) subset dari himpunan T dengan k elemen. Akan tetapi, subset dari himpunan T π dengan k elemen salah satunya memuat a bersama dengan k−1 elemen dari S atau kalau tidak memuat k elemen dari S dan tidak memuat a. Jika subset dari himpunan T dengan k elemen memuat a bersama dengan k−1 elemen dari S maka banyaknya subset yang berbentuk seperti ini ada (π+1 ). Jika subset dari himpunan T dengan k elemen memuat k π elemen dari S dan tidak memuat a maka banyaknya subset yang berbentuk seperti ini ada (ππ) . Akibatnya, (π+1 ) = (ππ) +(ππ) π Identitas paskal bersama dengan syarat awal (π0) = (ππ) =1 untuk semua bilangan bulat n dapat digunakan secara rekursif untuk mendefinisikan koefisien binomial. Definisi rekursif ini berguna dalam penghitungan koefisien binomial karena hanya memuat penjumlahan (bukan perkalian) dari bilangan bulat. Identitas paskal adalah pengetahuan dasar untuk penyusunan koefisien binomial secara geometris dalam bentuk segitiga, seperti pada gambar berikut Segitiga Paskal Baris ke-n pada segitiga terdiri atas koefisien binomial (kn),k=0,1,2,...,n Segitiga tersebut dikenal dengan nama Segitiga Paskal. Identitas paskal menunjukkan bahwa saat koefisien binomial yang bertetangga pada segitiga ini dijumlahkan, koefisien pada baris selanjutnya yang berada diantara dua koefisien ini dihasilkan dari penjumlahan tersebut. C. Koefisien Multinomial (ππ + ππ + β― + ππ )π = ∑ (ππ +ππ +β―+ππ ) π ( ) π ππ + π π ππ + β― + π π ππ ππ + ππ + β― + ππ π Dimana ππ + ππ + β― + ππ = π ,dan (π π π +ππ +β―+ππ ) disebut koefisien multinomial untuk ππ ππ + ππ ππ + β― + ππ ππ dalam (ππ + ππ + β― + ππ )π Contoh 1 Jabarkan (ππ + ππ + ππ )π Jawab : (ππ + ππ + ππ )π = ( π π π 2 0 0 0 2 0 0 0 2 )π π π + ( ) π π π +( )π π π 3 3 π, π, π 1 2 π, π, π 1 2 π, π, π 1 2 3 π π π 1 1 0 1 0 1 0 1 1 +( ) π π π +( ) π π π +( )π π π 3 3 1 2 1 2 π, π, π π, π, π π, π, π 1 2 3 2 2 2 = π + π + π + 2ππ ππ + 2ππ ππ + 2ππ ππ 3 1 2 Contoh 2 2 3 Tentukan koefisien dari π ππ π dalam penjabaran (ππ +ππ + ππ )6 . 3 1 Jawab: Dengan mensubtitusikan n = 6, ππ = 3 , ππ = 1, dan ππ = 2, diperoleh: ( π π! )= = ππ. π, π, π π! π! π! D. Prinsip Inklusi dan Ekslusi Prinsip Inklusi dan Eksklusi merupakan perluasan ide dalam Diagram Venn beserta operasi irisan dan gabungan, namun dalam pembahasan kali ini konsep tersebut diperluas, dan diperkaya dengan ilustrasi penerapan yang bervariasi dalam matematika kombinatorik. Kita awali dengan sebuah ilustrasi: Misalkan A dan B sembarang himpunan. Penjumlahan ο½Aο½+ο½Bο½ menghitung banyaknya elemen A yang tidak terdapat dalam B dan banyaknya elemen B yang tidak terdapat dalam A tepat satu kali, dan banyaknya elemen yang terdapat dalam A ο B sebanyak dua kali. Oleh karena itu, pengurangan banyaknya elemen yang terdapat dalam A ο B dari ο½Aο½+ο½Bο½ membuat banyaknya anggota A ο B dihitung tepat satu kali. Dengan demikian,ο½A ο Bο½= ο½Aο½+ο½Bο½ - ο½A ο Bο½. Generalisasi dari hal tersebut bagi gabungan dari sejumlah himpunan dinamakan prinsip inklusi-eksklusi. 1. Irisan ( ∩ ) Irisan (intersection) dari himpunan A dan B adalah himpunan yg setiap elemennya merupakan elemen dari himpunan A dan himpunan B. Notasi: A ∩ B={x | x ∈ A dan x ∈ B} Misalkan A={1,2,3,4,5} dan B={2,3,5,7,11} maka A ∩ B={2,3,5} 2. Gabungan ( ∪ ) Gabungan(union) dari himpunan A dan B adalah himpunan yang setiap anggotanya merupakan anggota himpunan A atau himpunan B. Notasi : A ∪ B = { x | x ∈ A atau x ∈ B } Misalkan A={1,2,3,4,5} dan B={2,3,5,7,11} maka, A ∪ B={1,2,3,4,5,7,11} Contoh 1 Dalam kelas Kombinatorika setiap mahasiswa menempuh mata kuliah Kalkulus atau Analisis Real, atau keduanya. Jika 25 mahasiswa menempuh mata kuliah Kalkulus, 13 mahasiswa menempuh mata kuliah Analisis Real, dan 8 mahasiswa menempuh kedua duanya, berapa banyak nahasiswa dalam kelas Kombinatorika tersebut? Jawab: Misalkan AA adalah himpunan mahasiswa dalam kelas Kombinatorika yang menempuh mata kuliah Kalkulus dan B adalah himpunan mahasiswa dalam kelas Kombinatorika yang menempuh mata kuliah Analisis Real. Maka A ∩ B adalah himpunan mahasiswa dalam kelas Kombinatorika yang menempuh mata kuliah Kalkulus dan Analisis Real. Karena banyaknya mahasiswa dalam kelas Kombinatorika terdiri dari mahasiswa yang menempuh Kalkulus atau Analisis Real atau keduanya, maka banyaknya mahasiswa dalam kelas Kombinatorika adalah |A∪B|. Sehingga, |A ∪ B | = |A| + |B|−|A∩B| = 25 + 13−8=30 Jadi, ada 30 mahasiswa dalam kelas Kombinatorika. Contoh 2 Berapa banyak bilangan bulat positif yang tidak melampaui 1000 yang habis dibagi oleh 7 atau 11 ? Jawab : Misalkan P himpunan bilangan bulat positif tidak melampaui 1000 yang habis dibagi 7 dan Q himpunan bilangan bulat positif tidak melampaui 1000 yang habis dibagi 11. Dengan demikian P ∪ Q adalah himpunan bilangan bulat positif tidak melampaui 1000 yang habis dibagi 7 atau habis dibagi 11, dan P ∩ Q himpunan bilangan bulat positif tidak melampaui 1000 yang habis dibagi 7 dan habis dibagi 11. |π| = ⌊ 1000 1000 ⌋ = 142, |π| = ⌊ ⌋ = 90 7 11 |π ∩ Q| = ⌊ 1000 1000 ⌋=⌊ ⌋ = 12 πππ(7,11) 77 |π ∩ Q| = |π| + |π| − |π ∩ Q| = 12 Jadi, terdapat 220 bilangan bulat positif tidak melampaui 1000 yang habis dibagi 7 atau habis dibagi 11. Ilustrasi dari penghitungan tesebut dapat dilihat pada diagram di bawah ini. |P| = 142 |P ∩ Q|= 220 |Q| = 90 Jika A, B dan C adalah sembarang himpunan, maka ο½A ο B ο Cο½ = ο½Aο½ + ο½Bο½ + ο½Cο½ ο½AοBο½ - ο½A ο Cο½-ο½B ο Cο½ + ο½A ο B ο Cο½. E. Prinsip Inklusi Eksklusi untuk Tiga Himpunan Prinsip inklusi-eksklusi dapat dirampatkan untuk operasi lebih dari dua buah himpunan. Untuk tiga buah himpunan A, B, dan C berlaku teorema berikut. Misalkan A, B, dan C adalah himpunan berhingga, maka berhingga dan Bukti: Angka 1 merah menunjukkan daerah yang terlibat ketika |A| dihitung, • Angka 1 hijau menunjukkan daerah yang terlibat ketika |B| dihitung,dan • Angka 1 biru menunjukkan daerah yang terlibat ketika |C| dihitung. Terlihat bahwa daerah yang beririsan dihitung berulang-ulang. Contoh 1 Berapa banyak bilangan bulat positif yang tidak melampaui 1000 yang habis dibagi oleh 5, 7 atau 11 ? Jawab : Misalkan P himpunan bilangan bulat positif tidak melampaui 1000 yang habis dibagi 5, Q himpunan bilangan bulat positif tidak melampaui 1000 yang habis dibagi 7, dan R himpunan bilangan bulat positif tidak melampaui 1000 yang habis dibagi 11. Dengan demikian P ο Q ο R adalah himpunan bilangan bulat positif tidak melampaui 1000 yang habis dibagi 5 atau 7 atau 11, dan himpunan P ο Q ο R adalah himpunan bilangan bulat positif tidak melampaui 1000 yang habis dibagi 5, 7 dan 11. Himpunan P ο Q adalah himpunan bilangan bulat positif tidak melampaui 1000 yang habis dibagi 5 dan 7, P ο R adalah himpunan bilangan bulat positif tidak melampaui 1000 yang habis dibagi 5 dan 11, dan Q ο R adalah himpunan bilangan bulat positif tidak melampaui 1000 yang habis dibagi 7 dan 11. |π·| = ⌊ ππππ ππππ ππππ ⌋ = πππ, |πΈ| = ⌊ ⌋ = πππ , |πΉ| = ⌊ ⌋ = ππ π π ππ |π· ∩ π| = ⌊ ππππ ππππ ⌋=⌊ ⌋ = ππ πππ(π, π) ππ |π· ∩ π| = ⌊ ππππ ππππ ⌋=⌊ ⌋ = ππ πππ(π, ππ) ππ |πΈ ∩ π| = ⌊ ππππ ππππ ⌋=⌊ ⌋ = ππ πππ(π, ππ) ππ |π· ∩ π ∩ π| = ⌊ ππππ ππππ ⌋=⌊ ⌋=π πππ(π, ππ) πππ |π· ∩ π ∩ π| = πππ + πππ + ππ − ππ − ππ − ππ + π = πππ. Jadi, terdapat 376 bilangan bulat positif tidak melampaui 1000 yang habis dibagi 5, 7 atau habis dibagi 11. Ilustrasi dari penghitungan tesebut dapat dilihat pada diagram di bawah ini. Formulasi prinsip inklusi eksklusi untuk himpunan hingga A1 , A2 , A3 , ... , An , adalah sebagai berikut : |π¨π ∪ π¨π ∪ … ∪ π¨π| = ∑ |π¨π| π≤π≤π − ∑ |π¨π ∩ π¨π| π≤π<π≤π + ∑ |π¨π ∩ π¨π ∩ π¨π| + β― + (−π)π+π |π¨π ∩ π¨π ∩ … ∩ π¨π π≤π<π<π≤π Contoh 4 Berdasarkan prinsip inklusi eksklusi, formula untuk menghitung banyaknya anggota himpunan hasil gabungan empat himpunan hingga. |π΄1 ∪ π΄2 ∪ π΄3 ∪ π΄4| = |π΄1| + |π΄2| + |π΄3| + |π΄4| − |π΄1 ∩ π΄2| − |π΄1 ∩ π΄3| − |π΄1 ∩ π΄4| − |π΄2 ∩ π΄3| − |π΄2 ∩ π΄3| − |π΄3 ∩ π΄4| + |π΄1 ∩ π΄2 ∩ π΄3| + |π΄1 ∩ π΄2 ∩ π΄4| + |π΄1 ∩ π΄3 ∩ π΄4| + |π΄2 ∩ π΄3 ∩ π΄4| − |π΄1 ∩ π΄2 ∩ π΄3 ∩ π΄4| F. Persamaan Linier Solusi Bilangan Bulat Positif Persamaan linier solusi bilangan bulat positif ini merupakan salah satu penerapan prinsip inklusi & eksklusi yang digunakan untuk mengetahui berapa banyak solusi dari suatu system persamaan linier (SPL). Contoh soal: 1. X1+X2+X3=21; X1,X2,X3 merupakan bilangan bulat positif dengan π1 ≤ 5; π2 ≤ 6; π3 ≤ 9 , berapa banyak solusi yang mungkin dari persamaan diatas? Jawab: Dik: π1 ≤ 5 π2 ≤ 6 π3 ≤ 9 π1 > 6 π2 > 7 π3 > 10 Dit: |π(π1′ π2′ π3′ )| = β― ? 23! ο· π = π(3 + 21 − 1,21) = π(23,21) = (23−21)!21! = 253 ο· (π(π1 ) = π(3 + 15 − 1,15) = π(17,15) = (17−15)!15! = 136 ο· (π(π2 ) = π(3 + 14 − 1,14) = π(16,14) = (16−14)!14! = 120 ο· (π(π3 ) = π(3 + 11 − 1,11) = π(13,11) = (13−11)!11! = 66 ο· π(π1 π2 ) = π(3 + 8 − 1,8) = π(10,8) = (10−8)!8! = 45 ο· π(π1 π3 ) = π(3 + 5 − 1,5) = π(7,5) = (7−5)!5! = 21 ο· π(π2 π3 ) = π(3 + 4 − 1,4) = π(6,4) = (6−4)!4! = 15 ο· π(π1 π2 π3 ) = π(3 + (−2) − 1, (−2)) = π(0, (−2)) = (0−(−2))!(−2)! = 12 17! 16! 13! 10! 7! 6! 0! 1 |π(π1′ π2′ π3′ )| = |π|-(|(π(π1 ) + π(π2 ) + π(π3 ) − π(π1 π2 ) − π(π1 π3 ) − π(π2 π4 ) + π(π1 π2 π3 )|) 1 = 253 − (136 + 120 + 66 + 45 + 21 + 15 + 12) Jadi, jumlah solusi dari persamaan diatas adalah sebanyak 0(TIDAK ADA SOLUSI) 2. X1+X2+X3+ X4=24; X1,X2,X3, X4 ,merupakan bilangan bulat positif dengan π1 ≤ 2; π2 ≤ 3; π3 ≤ 6 ; π4 ≤ 12 berapa banyak solusi yang mungkin dari persamaan diatas? Jawab: Dik: π1 ≤ 2 π2 ≤ 3 π3 ≤ 6 π4 ≤ 12 Dit: π(π1′ π2′ π3′ π4′ ) = β― ? Peny: 27! ο· π = π(4 + 24 − 1,24) = π(27,24) = (27−24)!24! = 5850 24! ο· (π(π1 ) = π(4 + 21 − 1,21) = π(24,21) = (24−21)!21! = 4048 23! ο· π(π2 ) = π(4 + 20 − 1,20) = π(23,20) = (23−20)!20! = 3542 20! ο· π(π3 ) = π(4 + 17 − 1,17) = π(20,17) = (20−17)!17! = 1938 14! ο· π(π4 ) = π(4 + 11 − 1,11) = π(14,11) = (14−11)!11! = 728 20! ο· (ππ1 π2 ) = π(4 + 17 − 1,17) = π(20,17) = (20−17)!17! = 1938 24! ο· (ππ1 π3 ) == π(4 + 21 − 1,21) = π(24,21) = (24−21)!21! = 4048 11! ο· (ππ1 π4 ) = π(4 + 8 − 1,8) = π(11,8) = (11−8)!8! = 330 16! ο· (ππ2 π3 ) = π(4 + 13 − 1,13) = π(16,13) = (16−13)!13! = 1120 10! ο· (ππ2 π4 ) = π(4 + 7 − 1,7) = π(10,7) = (10−7)!7! = 240 7! ο· (ππ3 π4 ) = π(4 + 4 − 1,4) = π(7,4) = (7−4)!4! = 70 13! ο· (ππ1 π2 π3 ) = π(4 + 10 − 1,10) = π(13,10) = (13−10)!10! = 572 7! ο· (ππ1 π2 π4 ) = π(4 + 4 − 1,4) = π(7,4) = (7−4)!4! = 70 4! ο· (ππ1 π3 π4 ) = π(4 + 1 − 1,1) = π(4,1) = (4−1)!1! =8 3! ο· (ππ2 π3 π4 ) = π(4 + 0 − 1,0) = π(3,0) = (3−0)!0! =1 0! ο· (ππ1 π2 π3 π4 π4 ) = π(4 + (−3) − 1, (−3)) = π(0, (−3)) = (0−(−3))!(−3)! = 0 |π(π1′ π2′ π3′ π4′ )| = |π| − (|(π(π1 ) + π(π2 ) + π(π3 ) + π(π4 ) − (ππ1 π2 ) − (ππ1 π3 ) − (ππ1 π4 ) − (ππ2 π3 ) − (ππ2 π4 ) − (ππ3 π4 ) + (ππ1 π2 π3 ) + (ππ1 π2 π4 ) + (ππ1 π3 π4 ) + (ππ2 π3 π4 ) − (ππ1 π2 π3 π4 π4 )|) =5850-(4048+3542+1938+728-1938-4048-330-1120-240-70+572+70+8+1-0) = 5850 − 3161 = 2689 Jadi, jumlah solusi dari persamaan diatas adalah sebanyak 2689 G. Bentuk Alternatif Prinsip Inklusi & Ekslusi Banyak sekali masalah pembilangan yang dapat diselesaikan dengan menggunakan Prinsip Inklusi-Eksklusi. Sebagai contoh, kita dapat menggunakan prinsip ini untuk menentukan banyaknya bilangan prima yang kurang dari sebuah bilangan bulat positif. Banyaknya masalah pembilangan yang dapat diselesaikan dengan membilang banyaknya fungsi onto dari suatu himpunan terhingga ke himpunan lainnya. Prinsip Inklusi-Eksklusi dapat digunakan untuk menentukan banyaknya fungsi yang demikian. Masalah ini menunjukkan probabilitas bahwa tak ada orang yang mendapat topi yang tepat dari seorang penjaga topi yang memberikan topinya kembali secara acak Terdapat bentuk lain dari Prinsip Inklusi-Eksklusi yang berguna dalam masalah pembilangan. Secara khusus, bentuk ini dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah yang meminta banyaknya anggota dalam sebuah himpunan yang tidak memiliki sifat-sifat P1, P2, ... , Pn. Misalkan bahwa Ai adalah himpunan bagian yang mengandung anggota-anggota yang memiliki sifat Pi. Banyaknya anggota dengan semua sifat-sifat Pi1, Pi2,…,Pin, dinyatakan dengan | (Pi1, Pi2,…,Pin,)|. Dengan menyatakan kuantitas ini dalam bentuk suku-suku himpunan, kita peroleh : |Ai1 ∩ Ai2 ∩ … ∩ Aik,| = | (Pi1, Pi2,…,Pik,)|. Jika banyaknya anggota yang tidak memiliki sifat Pi1, Pi2,…,Pin, dinyatakan dengan | (Pi1, Pi2,…,Pin,)|. Maka berlaku | (P’1, P’2,…, P’n| = | S | - |A1 ∪ A2 ∪ … ∪ An,| Dari Prinsip Inklusi-Ekslusi, kita dapat melihat bahwa |π·′ ππ·′ π … π·′ π| =|πΊ| − ∑ |π·π| π≤π≤π − ∑ |π·ππ·π| + π≤π<π≤π ∑ π≤π<π<π≤π |π·ππ·ππ·π| + β― + (−π)π |π·ππ·π … π·π D. Aplikasi Prinsip Inklusi-Ekslusi Prinsip Inklusi-Eksklusi memiliki banyak aplikasi, di antaranya dalam penyelidikan banyaknya bilangan prima dalam yang tidak meliebihi suatu bilangan bulat positif tertentu. Perhitungan ini dapat dimanfaatkan dalam menjawab permasalahan saringan Eratosthenes. Dalam saringan Eratosthenes, kita membuat suatu saringan yang mampu menyaringg bilangan-bilangan, demikian sehingga yang tersisi setelah disaring hanyalah bilangan prima yang dimaksud. Untuk memahami prinsip ini, pertama-tama kita kaji pengertian bilangan bulat komposit. Bilangan komposit adalah bilangan yang habis dibagi oleh bilangan prima yang tidak melebihi akar kuadratnya. Sebagai contoh, 50 adalah bilangan komposit. Bilangan ini dapat dibagi habis oleh bilangan prima yang tidak lebih dari √50 = 7 . Dalam hal ini 50 habis dibagi 2 dan 5. Untuk mencari banyaknya bilangan prima yang tidak lebih dari 100, kita perlu mencari bilangan komposit yang tidak melebihi 100. Karena√100 = 10, maka bilanganbiangan prima yang kurang dari 10 adalah 2, 3, 5, 7. Dengan demikian banyaknya bilangan prima yang tidak lebih dari 100 adalah 4 ditambah dengan banyaknya bilangan bulat positif antara 100 yang habis dibagi 2, 3, 5, atau 7. Untuk memecahkan masalah ini akan kita gunakan prinsip Inklusi-Eksklusi. Kita misalkan P1 : sifat bahwa sebuah bilangan bulat habis dibagi 2; P2 : sifat bahwa sebuah bilangan bulat habis dibagi 3; P3 : sifat bahwa sebuah bilangan bulat habis dibagi 5; P4 : sifat bahwa sebuah bilangan bulat habis dibagi 7. Maka banyaknya bilangan prima yang tidak melebihi 100 adalah : 4 + |P’1P’2 P’3P’4|. Mengingat bahwa bilangan positif antara 1-100 seluruhnya ada 99, maka : |P’1P’2 P’3P’4| = 99 - | P1 | - | P2 | - | P3 | - | P4 | + | P1P2 | + | P1P3 | + | P1P4 | + | P2P3 | + | P2P4 | - | P1P2P3 | - | P1P2P4 | - | P1P3P4 | - | P2P3P4 | - | P1P2P3P4 | πππ πππ πππ πππ πππ πππ πππ πππ = ππ − ⌊ ⌋−⌊ ⌋−⌊ ⌋−⌊ ⌋+⌊ ⌋+⌊ ⌋+⌊ ⌋+⌊ ⌋ π π π π ππΏπ ππΏπ ππΏπ ππΏπ πππ +⌊ ⌋ ππΏπ =− ⌊ = 21 πππ πππ πππ πππ πππ ⌋−⌊ ⌋−⌊ ⌋−⌊ ⌋+⌊ ⌋ ππΏππΏπ ππΏππΏπ ππΏππΏπ ππΏππΏπ ππΏππΏππΏπ DAFTAR PUSTAKA Halikin, Ikhsanul. 2015. Modul Kuliah: Kombinatorika. [Internet]. Tersedia di : http://emodul-matematika.fmipa.unej.ac.id/ModulKombinatorika/Inklusi-Eksklusi.html Lipschutz, Seymour dan Lipson, Marc Lars. 2002. Seri Penyelesaian Soal Schaum Jilid Matematika Diskrit. Salemba Teknika: Jakarta. Mosteller, Frederick, dkk. 1988. Peluang dengan Statistika Terapannya. ITB Bandung: Bandung. Munir, Rinaldi. 2004. Matematika Diskrit. Informatika: Bandung. Richard, Johnsonlaugh Richard. 1998. Matematika Diskrit. PT Aditya Media: Yogyakarta. Ruseffendi. 1984. Dasar-dasar Matematika Modern dan Komputer untuk Guru Edisi Keempat. Tarsito: Bandung. Suparman. 1985. Matematik. CV. Rajawali: Jakarta.