Uploaded by User29775

ASKEP LUKA BAKAR

advertisement
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
A. PENGERTIAN
Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan oleh kontak
dengan sumber panas seperti api,air panas ,bahan kimia ,listrik ,dan radiasi.
B. ETIOLOGI
Disebabkan oleh perpindahan energi dari sumber panas ketubuh melalui konduksi
atau radiasi elektromagnetik.
Berdasarkan perjalanan penyakitnya luka bakar dibakar menjadi 3 fase, yaitu :
1) Fase akut
Pada fase ini problema yang ada berkisar pada gangguan saluran nafas karena
adannya cedera inilasi dan gangguan sirkulasi.Pada fase ini terjadi gangguan
keseimbangan sirkulasi cairan dan elektrolit akibat cedera termis bersifat testemik.
2) Fase sub akut
Fase ini berlangsung setelah syok berakhir.Luka terbuka akibat kerusakan jaringan (
kulit dan jaringan dibawahnya)menimbulkan masalah inflamasi,sepsi dan penguapan
cairan tubuh disertai panas/ energy.
3) Fase lanjut
Fase ini berlangsung setelah terjadi penutupan luka sampai terjadi maturasi.Masalah
pada fase ini adalah timbulnya penyulit dari luka bakar berupa parut
hipertrifik,kontraktur dan deformitas lainnya.
C. PATOFISIOLOGI
Luka bakar mengakibatkan peningkatan permiabilitas pembuluh darah sehingga
air,klorida dan protein tubuh akan keluar dari dalam sel dan menyebabkan edema
yang dapat berlanjut sesuai keadaan hifolemia dan hemokonsentarasi.Burnsyok (syok
hipofolemik)merupakan komplikasi yang sering terjadi,manifestasi sistemik tubuh
terhadap kondisi ini adalah :
1. Respon kardiovaskuler
Perpindahan cairan dari intravaskuler ke ekstravaskuler melalui kebocoran kapiler
mengakibatkan kehilangan Na,air dan protein plasma serta edema jaringan yang
diikuti denan penurunan curah jantung.Hemokonsentarasi sel darah merah ,penurunan
perfusi pada organ mayor edema menyeluruh.
2. Respon renalis
Dengan menurunnya volume intravaskuler maka aliran keginjal dari GFR menurun
mengakibatkan keluaran urin menurun dan biasanya mengakibatkan gagal ginjal
3. Respon gastro intestinal
Respon umum pada luka bakar >20% dalah penurunan aktifitas gastrointestinal.hal
ini disebabkan oleh kombinasi efek respon hipovolemik dan neurologis serta respon
endokrin terhadap adanya perlukaan luas.Pemasangan NGT mencegah terjadinya
distensi abdomen.muntah dan aspirasi.
4. Respon imunologi
Sebagian basis mekanik .kulit sebagai mekanisme pertahanan dari organisasi yang
masuk.Terjadi nya ganggaun integritas kulit akan memungkinkan mikroorganisme
masuk kedalam luka.
D. KLASIFIKASI LUKA BAKAR
Untuk
membantu
mempermudah
penilaian
dalam
memberikan
terapi
dan
perawatan,luka bakar diklasifikasikan berdasarkan penyebab ,kedalaman luka ,dan
keselluruhan luka,yakni :
1. Berdasarkan penyebab
 Luka bakar karena api
 Luka bakar karena air panas
 Luka bakar karena bahan kimia
 Luka bakar karena listrik
 Luka bakar karena radiasi
 Luka bakar karena suhu rendah.
2. Berdasarkan kedalaman luka bakar
a. Luka bakar derajat II

Kerusakan terjadi pada lapisan epidermis

Kulit kering,hiperemi berupa eritema.

Tidak dijumpai bulae

Nyeri karena ujung – ujung saraf sensori teriritasi.

Penyembuhan terjadi spontan dalam waktu 5 – 10 hari.
b. Luka bakar derajat II

Kerusakan meliputi epidermis dan sebagian dermis ,berupa
reaksi inflamasi disertai proses eksudasi

Organ – organ kulit seperti folikel rambut ,kelenjar keringat
,kelenjar sebasea sebagian besar masih utuh.

Penyembuhan terjadi lebih lama .tergantung epitel yang tersisa
Biasanya penyembuhan terjadi lebih lama dari sebulan.
c. Luka bakar derajat III

Kerusakan meliputi lapisan dermis dan lapisan yang lebih
dalam

Organ – organ kulit seperti folikel rambut ,kelenjar keringat
,kelenjar sebasea mengalami kerusakan.

Tidak dijumpai bulae

Kulit yang terbakar berwarna abu – abu dan pucat.karena
kering letaknya lebih rendah disbanding sekitar.

Terjadi koagulasi protein pada epidermis
dan dermis yang
dikenal sebagai eskar.

Tidak dijumpai rasar nyeri dan hilang sensasi ,oleh karena
ujung- ujung saraf sensorik mengalami kerusakan /kamatian.

Penyembuhan terjadi lama karena tidak terjadi proses
epitelisasi spontan dari dasar luka.
3. Berdasarkan tingkan keluasan luka
American Burn Assosiation menggolongkan luka menjadi 3 kategori
yaitu:
a. Luka bakar mayor

Luka bakar denagn luas lebih dari 25 % pada orang dewasa dan
10 – 20% pada anak2

Luka bakar Fullthickness lebih dari 20 %

Terdapat luka bakar pdad tangan,muka ,mata ,telinga,kaki dan
perineum.

Terdapat
trauma
inhalasi
multiple
injuri
tanpa
memperhitungkan derajat dan luasnya luka

Terdapat luka bakar listrik bertegangan tinggi
b. Luka bakar moderat
 Luka bakar dengan luas 15- 25 % pada orang dewasa dan 10 –
20 pada anak2
 Luka bakar fulltchickness kurang dari 10 %.
 Tidak terdapat luka bakar pada tangan,muka ,mata, telinga,kaki
dan perinueum.
c. Luka bakar minor
Luka bakar minor seperti yang didefinisikan oleh trofino (1991) dan
Griglak (1992) adalah

Luka bakar dengan luas kurang dari 15 pada orang dewasa dan
kurang dari 10 % pada anak2

Luka bakar fulltchikness kurang dari 2 %

Tidak terdapat luka bakar didaerah wajah ,tangan dan kaki.Luka
tidak serkumfer.
UKURAN LUAS LUKA BAKAR
Dalam menentukan ukuran luas luka bakar kita dapat menggunakan beberapa metode yaitu
:
1) Rule of nine

Kepala dan Leher : 9 %

Dada depan dan belakang :18 %

Abdomen depan dan belakang :18 %

Tangan kanan dan tangan kiri : 18%

Paha kanan dan paha kiri :18 %

Kaki kanan dan kaki kiri : 18 %

Genetalia : 18 %.
2) Diagram
Penentuan luka secara lebih lengkap jelaskan dengan diagram lund dan
browder sebagai berikut:
LOKASI
USIA
(TAHUN)
0-1
1-4
5-9
10-15
DEWASA
KEPALA
19
17
13
10
7
LEHER
2
2
2
2
2
13
13
13
13
PUNGGUNG 13
13
13
13
13
PANTAT
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5
KELAMIN
1
1
1
1
1
LENGAN
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
DADA DAN 13
PERUT
KIRI
PANTAT
KANAN
ATAS
KANAN
LENGAN
ATAS KIRI
LENGAN
BAWAH
KANAN
LENGAN
BAWAH
KIRI
TANGAN
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5
5,5
6,5
8,5
8,5
9,5
PAHA KIRI
5,5
6,5
8,5
8,5
9,5
TUNGKAI
5
5
5,5
6
7
5
5
5,5
6
7
KAKI KIRI
3,5
3,5
3,5
3,5
3,5
KAKI
3,5
3,5
3,5
3,5
3,5
KANAN
TANGAN
KIRI
PAHA
KANAN
BAWAH
KANAN
TUNGKAI
BAWAH
KIRI
KANAN
E.
KOMPLIKASI LANJUT LUKA BAKAR
1. Hypertropi jaringan
2. Kontraktur
F.
PENATALAKSANAAN.
Penanggulangan terhadap keseimbangan cairan
Mengatasi gangguan keseimbangan cairan.
24 jam II : cairan Dex 5 % in water :24 x (25 % LLB )x BSA cc
Albumin sebanyak yang diperlukan , (0,3-0,5 cc/kg /% ).
Mengatasi gangguan pernapasan
Mengatasi infeksi
Eksisi ekskhardan skin graft
Pemberian nutrisi
Rehabilitasi.
Penanggulangan terhadap gangguan psikososial.
G.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Diagnostik medic
2. Pemeriksaan diagnostic.
Laboratorium:,Ht,Leucosit,Thrombosit,Gula
darah,Elektrolit,Ureum,Kreatinin,Protein,Albumin,Hapusan,luka,urine
lengkap.Analisa gas darah,(bila diperlukan)dll
Rontgen: fhoto thorax, dll
EKG
CVP: ntuk mengetahui tekanan vena sentral, diperlukan pada luka bakar
lebih dari 30 % dewasa lebih dari 20% pada anak dll
(PATHWAY)
Bahan Kimia
Termis
Radiasi
Biologis
LUKA BAKAR
Listrik/petir
MK:
Psikologis
 Gangguan
Konsep diri
 Kurang
pengetahuan
Pada Wajah
Di ruang tertutup
Kerusakan kulit
Kerusakan mukosa
Keracunan gas CO
Penguapan meningkat
Oedema laring
CO mengikat Hb
Obstruksi jalan nafas
Hb tidak mampu
mengikat O2
Peningkatan pembuluh
darah kapiler
 Anxietas
Masalah Keperawatan:
 Resiko tinggi terhadap infeksi
 Gangguan rasa nyaman
 Ganguan aktivitas
 Kerusakan integritas kulit
Ektravasasi cairan (H2O,
Gagal nafas
Elektrolit, protein)
Hipoxia otak
Tekanan
MK: Jalan nafas
tidak efektif
onkotik
menurun. Tekanan
Cairan intravaskuler
hidrostatik
menurun
meningkat
Hipovolemia dan
hemokonsentrasi
Masalah Keperawatan:
 Kekurangan volume cairan
 Gangguan perfusi jaringan
Gangguan sirkulasi
makro
Gangguan
Gangguan perfusi organ penting
sirkulasi seluler
Otak
Kardiovaskuler
Ginjal
Hepar
Hipoxia
Kebocoran
Hipoxia
Pelepasan
kapiler
sel ginjal
katekolamin
Penurunan
Fungsi
curah jantung
Gagal jantung
GI
Neurologi
Imun
Gangguan
Daya
Neurologi
tahan
Hipoxia
Hambahan
tubuh
ginjal
hepatik
pertumbuhan
menurun
Gagal
menurun
Gagal hepar
Traktus
perfusi
Dilatasi
mati
Gagal
fungsi
sentral
Laju
lambung
Sel otak
Gangguan
metabolisme
ginjal
meningkat
Glukoneogenesis
glukogenolisis
MK: Perubahan
nutrisi
MULTI SISTEM ORGAN FAILURE
BAB II
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. AKTIVITAS/ISTIRAHAT
Tanda:
Penurunan kekuatan, tahanan
Keterbatasan rentang gerak pada area yang sakit
Ganggu masa otot, perubahan tonus.
2. SIRKULASI
Tanda:
Hipotensi (syok)
Penurunan nadi perifer distol ekstermitas yang cedera. Vasokonstriksi
perifer umum dengan kehilangan nadi, kulit putih dan dingin (syok listrik)
3. INTEGRITAS EGO
Gejala: masalah tantang keluarga, pekerjaan, keuangan, kecacatan.
Tanda: ansietas, menangis, ketergantungan, menyangkal, menarik diri, marah.
4. ELIMINASI
Tanda:
Haluaran urine menurun/ tak ada selama fese meningkat warna mungkin
hitam atau kemerahan bila terjadi
mioglobin mengidentifikasikan
kerusakan otot dalam.
Dieresis (sekitar kebocoran perifer dan mobilisasi cairan kedalam
sirkulasi.
Penurunan bising usus/ tak ada khususnya pada luka bakar kutaneus lebih
besar dari 20% sebagai stress penurunan mobilitas/ peristaltic gastric
5.
MAKANAN/CAIRAN
Tanda:
Edema jaringan umum
Anoreksia, mual/muntah
6. NEURO SENSOR
Gejala:
Area kebas
Kesemutan
Tanda:
Perunahan oreantasi, efek perilaku
Penurunan reflex tendon dalam (RTD) pada cedera ekstermitas
Aktivitas kejang (syok listrik)
Laserasi corneal, kerusakan retina, penurunan ketajaman penglihatan
Rupture membrane timpani
Paralisis (cedera listrik pada aliran syaraf)
7. NYERI/KEAMANAN
Gejala:
Berbagai nyeri contoh luka bakar derajat pertama secara ektrem sensitive
untuk disentuh. Ditekan, gerakan udara, dan perubahan suhu luka bakar
kedua sangat nyeri. Sementara respon pada luka bakar ketebalan derajat
kedua tergantung pada kebutuhan ujung saraf, luka bakar derajat tiga tidak
nyeri.
8. PERNAPASAN
Gejala:
Terkurung dalam ruang tertutup, tepajan dalam (penurunan cedera inhalasi)
Tanda:
Serak, batuk, pertikel karbon dalam sputum, ketidakmampuan menelan,
sekresi oral,sianosis,indikasi cedera inhalasi.
Jalan napas stridor
Bunyi napas gemericik (edema paru ),stridor (edema laryngeal),secret
jalan napas dala (ronkhi).
9. KEAMANAN
Tanda :
Kulit (umum):destruksi jaringan dalam, mungkin tidak terbukti selam 3,5
tahun sehubungan dengan proses thrombus mikrovaskuler pada beberapa
luka.
Cedera api :terdapat cedera campuran dalam sehubungan dengan variase
intensitas panas yang dilakukan bekuan terbakar.
Cedera kimia :tampak luka bervariasi sesuai dengan agen penyebab (kulit
mungkin coklat kekuningan dengan tekstur seperti kulit semak halus :
lepuh,ulkus,nekrosis,dll)
Cedera listrik :cedera kutaneus eksternal biasanya lebih sedikit dari bawah
nekrosis.
B. Diagnosa keperawatan
Tidak efektifnya pertukaran gas / oksigen berhubungan dengan kerusakan
jalan nafas
Gangguan keseimbangan cairan dan cairan berhubungan dengan
banyaknbya penguapan / cairan yang keluar
Nyeri berhubungan dengan kerusakan kulit dan pencucian
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
peningkatan,metabolic,(BMR)
Cemas/takut berhubungan dengan hospitalisasi / prosedur isolasi
C. Intervensi keperawatan
Diagnosa Keperawatan I
Tidak efektifnya pertukaran gas / oksigen berhubungan dengan kerusakan jalan
nafas.
Tujuan : Oksigen jaringan adekuat.
Kriteria hasil :
Tidak ada tanda-tanda sianosis.
Frekuensi nafas 12-24 x/menit
SP O2 > 95
Intervensi :
1. Kaji tanda – tanda distress nafas,bunyi,frekuensi,irama,kedalaman nafas.
2. Monitor tanda – tanda hypoxia (agitsi,takhipnea,stupor,sianosis).
3. Monitor hasil laboratorium ,AGD ,kadar oksihemoglobin,hasil oximetri
nadi.
4. Kolaborasi dengan tim medis untuk pemasangan endotracheal tube atau
tracheostomi tube bila diperlukan
5. Kolaborasi dengan tim medis untuk pemasangan ventilator bila diperlukan.
6. Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian inhalasi terapi bial
diperluakan.
Diagnosa keperawatan 2
Gangguan
keseimbangan
pengupan/cairan
cairan
dan
cairan
berhubungan
dengan
banyaknya
tubuh yang keluar.
Tujuan : Pemulihan cairan optimal dan keseimbangan elektrolit serta perfusi organ vital
tercapai.
Kriteria hasil :
Bp 100 – 140 / 60- 90 mmHg.
Produksi urine >ml /jam (minimal 1 ml/kg BB/jam )
Ht 37 – 43 %
Turgor elastic.
Mukosa lembab
Akral hangat
Ras haus tidak ada
Intervensi :
1. Beriakan banyak minum kalau kondisi lambung memungkinkan baik
secara langsung maupun melalui NGT.
2. Monitor dan catat intake,output (urine 0,5 – 1cc/kg BB /jam )
3. Beri cairan infuse yang mengandung elektrolit (pada 24 jam ke I ),sesuai
dengan rumus formula yang dipakai.
4. Monitor vital sign
Diagnosa keperawatan 3
Nyeri berhubungan dengan kerusakan kulit dan pencucian.
Tujuan : Nyeri berkurang
Kriteria hasil:
Skala 1 – 2
Ekspresi wajah tenang
Nadi 60 – 100 x/menit
Klien tidak gelisah
Intervensi :
1. Kaji karakteristik nyeri
2. Atur posisi tidur senyaman mungkin
3. Anjurkan klien untuk tehnik relaksasi
4. Lakukan prosedur pencucian luka dengan hati2
5. Anjurkan klien untuk mengepresikan rasa nyeri yang dirasakan
6. Beritahu klien tentang penyebab rasa rasa sakit pada luka bakar
7. Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian analgetik.
Diagnose keperawatan 4
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan
metabolic
Tujuan : Intake nutrisi adekuat dengan mempertahankan 85 – 90 %BB
Intervensi :
Kaji sejauh mana kurangnya nutrisi
Lakuakan peningkatan berat badan klien setiap hari (bila mungkin)
Pertahankan keseimbangan intake dan output
Jelaskan pada pasien tentang pentingnya nutrisi sebagai penghasil kalori
yang sangat dibubtuhkan tubuh dalam kondisi luka bakar
Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian nutrisi parenteral
Kolaborasi dengan tim gizi untuk pemberian nutrisi yang adekuat.
Diagnose keperawatan 5
Cemas / takut berhubungan dengan hospitalisasi/prosedur isolasi
Tujuan : Rasa cemas /takut hilang dan klien dapat beradaptasi
Intervensi :
1. Kaji sejauh mana rasa aman / takut klien
2. Beri kesempatan klien untuk mengumgkapkan perasaannya
3. Beri tahu klien tentang prosedur perawatan luka bakar
4. Jelaskan kepada klien mengapa perlu dilakukan perawatan dengan
prosedur isolasi
5. Beri tahu keadaan lokasi tempat klien dirawat
DAFTAR PUSTAKA
Brunner and suddart. (1988). Textbook of Medical Surgical Nursing. Sixth Edition. J.B.
Lippincott Campany. Philadelpia. Hal. 1293 – 1328.
Carolyn, M.H. et. al. (1990). Critical Care Nursing. Fifth Edition. J.B. Lippincott Campany.
Philadelpia. Hal. 752 – 779.
Carpenito,J,L. (1999). Rencana Asuhan Dan Dokumentasi Keperawatan. Edisi 2
(terjemahan). PT EGC. Jakarta.
Djohansjah, M. (1991). Pengelolaan Luka Bakar. Airlangga University Press. Surabaya.
Doenges M.E. (1989). Nursing Care Plan. Guidlines for Planning Patient Care (2 nd ed ).
F.A. Davis Company. Philadelpia.
Donna D.Ignatavicius dan Michael, J. Bayne. (1991). Medical Surgical Nursing. A Nursing
Process Approach. W. B. Saunders Company. Philadelphia. Hal. 357 – 401.
Engram, Barbara. (1998). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. volume 2,
(terjemahan). Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Goodner, Brenda & Roth, S.L. (1995). Panduan Tindakan Keperawatan Klinik Praktis.
Alih bahasa Ni Luh G. Yasmin Asih. PT EGC. Jakarta.
Guyton & Hall. (1997). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Penerbit Buku
Kedoketran EGC. Jakarta
Hudak & Gallo. (1997). Keperawatan Kritis: Pendekatan Holistik. Volume I. Penerbit
Buku Kedoketran EGC. Jakarta.
Long, Barbara C. (1996). Perawatan Medikal Bedah. Volume I. (terjemahan). Yayasan
Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran. Bandung.
Marylin E. Doenges. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien Edisi 3. Penerbit Buku
Kedoketran EGC. Jakarta.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN LUKA BAKAR
I. IDENTITAS
Nama
: Ny. M
Umur
: 37 tahun
Jenis Kelamin
: perempuan
Agama
: Islam
Pekerjaan
: IRT
Alamat
: marowali
Tanggal masuk
: 31 Mei 2012
Tanggal Pengkajian : 31 Mei 2012
Alasan dirawat
: Luka bakar akibat api
A. PENGKAJIAN PRIMER
a. Airway :

Tidakadasumbatanjalannapas

Tidakada distress pernapasan

Tidakadabunyinapastambahan
b. Breathing :

Frekuensinapas 20x/i

Pergerakandinding dada simetris

Pernapasanmelaluihidung

Tidakadasianosis
c. Circulation :

Tekanan darah 110/80 mmHg

Akralterabahangat

Nadi 80x/i
d. Disintegrity :

GCS 15 (E , M , V )

Klienmengeluhnyeripadadaerahlukabakar
B. PENGKAJIAN SEKUNDER
RIWAYAT KEPERAWATAN
1. KeluhanUtama :Nyeri
2. Riwayatkeluhanutama : Luka bakarapipadawajah, leher, tangan, perutdan kaki
sebelahkanandialamisejak3
marowalidanklienlangsungdi
minggu
yang
lalu
di
rumahklien
di
bawaolehkeluarganyakepuskesmasdanlangsung
di
rujukkeRS.MarowalidariRS.Marowaliklien
di
RS.WahidinSudirohusododandiantarolehkeluarganya,
muntah
rujukke
(-),
pingsan(-
).Keluargaklienmengatakanklieninginmemasakdanmenyalakankorekgas,
tiba-
tibaapimembesardanmengenaiklien.
3. RiwayatPenyakitsebelumnya :
Keluarga klien mengatakan klien tidak pernah dirawat sebelumnya di RS.
4. Genogram
Riwayat Kesehatan Keluarga :
Keterangan :
: Laki-laki
: Meninggal
: Perempuan
: Tinggaserumah
: Klien
: Garisketurunan
Keterangan :
G1
:Ibudan
ayah
darisuamiklienmasihhidupdansehat-sehat,
ayah
kliennsudahmeninggalduniakarenafaktorusiadanibuklienmasihhidupdansehatsehatsaja.
G2
:suamiklienanaktunggaldanmasihhidup,sementaraklienanakke
5
dari6
berssaudaradansemuasaudaraklienmasihhidup.
G3 :klienmempunyai 4 orang anaklaki-lakisemuamasihhidupdansehat
Aktivitashidupsehari-hari
AktivitasSehari-Hari
Makan dan minum
SebelumSakit
Di RumahSakit
Makan 3 kali sehari, nasi, Klien makan sedikit demi
sayur
dan
ikan,
buah sedikit dan di suapi oleh
kadang-kadang, tidak ada adiknya
makanan
pantangan,
semua makanan yang ada
disukai.
Eliminasi
BAK lancar 5 – 6 kali BAK lancar 5-6x sehari,
sehari,
BAB
warna
kuning. warna
setiap
kuning
jernih.
hari Klien belum BAB selama
konsistensi lunak.
di RS
.
Istirahat dan tidur
Siang: 14.00-15.30
Malam : 22.00-05.00
Siang : 15.00-16.00
Malam : 21.00-05.00
Aktivitas
Aktivitas klien menjadi
IRT, kadang-kadang pergi Klien
berkebun
atau
hanya
terbaring
juga ditempat tidur
menjual di pasar.
Kebersihandiri
Mandi dan gosok gigi 2
kali
sehari,
mencuci Klien tidak pernah mandi
rambut 2 kali seminggu, di Rumah Sakit, klien
memotong kuku bila sudah hanya dilap dengan kain
panjang, tidak ada jadwal basah oleh perawat
khusus, ganti baju setiap
hari.
C. PEMERIKSAAN FISIK :
 Keadaanumum :
Baik, klien sudah bisa duduk dan berjalan di sekitar tempat tidur klien.
 Tanda Vital :
Suhu axilla 36º C
Nadi 80 x/menit
Tensi 110/80 mmHg
Pernapasan 20x/i
 Riwayat penyakit sekarang
Keluarga klien mengatakan:

Terdapat luka bakar pada daerah wajah, leher, dada, perut,tangan dan kaki di
sebelah kanan

Klien mengatakan nyeri pada daerah luka bakar dengan skala berat (7)

Keluarga klien mengatakan aktivitas sehari-sehari klien di bantu penuh oleh adiknya
Nampak luka bakar pada daerah:

Regio brachialis (D): tampak luka bakar grade II B seluas 1%

Regio colli anterior (D) : tampak luka bakar grade II B 1%

Regio thorax: tampak luka bakar grade II b 1,5%

Regio abdomen: tampak luka bakar grade II B 2%

Regio antebrachi: tampak luka bakar grade II 4,5%
PengkajianSistem :
1.
SistemPernafasan :
Hidung bersih, pernafasan spontan, bentuk simetris kiri dan kanan tidak ditemukan
tarikan otot bantu pernafasan saat bernafas, suara nafas vesikuler, tidak ditemukan
suara nafas tambahan.
2.
Sistem Cardiovaskuler :
Suara jantung S1 S2 suara tunggal lupdub. Tensi : 100/70 mmHg, Nadi : 80x/menit,
Suhu 36º C, P :20x/menit. Kaki kanan terpasang infus RL 28 tetes permenit.
3.
SistemSyaraf
FungsiCerebral :
 Tingkat kesadaran : Composmentis, GCS : E 4 V 5 M 6 dengan total nilai 15
 Kepala dan Wajah :
Mata : Konjungtiva anemis , Sklera : warna putih
Ekspresi wajah meringis
 Leher : Pergerakan tidak bebas, terdapat luka bakar grade II di daerah dextra
4.
Sistem Perkemihan :
BAK lancer, warnakuningjernih dan BAB lancar, konsistensilunak.
5.
SistemPencernaan :

Mulutdangigi :
Bibirtampakpecah-pecah.

Abdomen :
bentuk datar , turgor kulit abdomen baik, terdapat luka bakar di kuadran kanan atas
6.
System muskuloskletal_integumen
Sistemmuskuloskeletal
-
Kepala : bentuknormocephal, gerakantidakbebas
-
Vertebrae : scoliosis (-), lordosis (-), kyposis (-)
-
Kaki : tidakdapatbergerakbebas, terdapatlukabakar di sebelahkanan
-
Tangan : bisadigerakkan, terdapatperban di daerahlukabakardextra
SistemIntegumen
-
Rambut : waranhitamlurus
-
Kulit : warnasawomatang, temperatur normal, kelembabancukup, bulukulit
-
Kuku
:Warnatidaksianosis,
permukaan
kuku
rata,
tidakmudahpatah,
kebersihancukup
7.
Sosial / Interaksi :
Klien mendapat dukungan aktif dari keluarga, apalagi adiknya yang selalu menemani
selama dirumah sakit
D. TERAPI YANG DIBERIKAN

IVFD RL 28 tetes/menit

Ceftriaxone 1 gr/8 jam/iv

Ranitidine 1 amp/8 jam/iv

Ketorolac 1 amp/8 jam/iv

Dermabrasi/2 hari
A. ANALISA DATA
DATA SUBJEKTIF

DATA OBJEKTIF
Keluarga klien terdapat luka bakar pada
Nampak luka bakar pada daerah:
daerah wajah, leher, dada, perut,tangan

grade II B seluas 1%
dan kaki di sebelah kanan

Klien mengatakan nyeri pada daerah luka

Keluarga klien mengatakan aktivitas

Regio thorax: tampak luka bakar grade II b
1,5%
sehari-sehari klien di bantu penuh oleh
adiknya
Regio colli anterior (D) : tampak luka bakar
grade II B 1%
bakar dengan skala berat (7)

Regio brachialis (D): tampak luka bakar

Regio abdomen: tampak luka bakar grade II
B 2%

Regio antebrachi: tampak luka bakar grade
II 4,5%
 Klien hanya terbaring ditempat tidur
 Ekspresi wajah meringis
 Leher : Pergerakan tidak bebas, terdapat
luka bakar grade II di daerah dextra
 Kaki : tidakdapatbergerakbebas,
terdapatlukabakar di sebelahkanan
 Tangan : bisadigerakkan,
terdapatperban di
daerahlukabakardextra
B. KLASIFIKASI DATA
DATA
DS:
 Klien mengatakan nyeri pada
daerah luka bakar dengan skala
ETIOLOGI
MASALAH
Combutsiokarenaapi
↓
NYERI
Infiltrasisel-seljaringan
berat (7)
DO:
Nampak luka bakar pada daerah:

Regio brachialis (D): tampak luka
bakar grade II B seluas 1%

Regio colli anterior (D) : tampak
luka bakar grade II B 1%

Regio thorax: tampak luka bakar
↓
Destruksijaringan
↓
Mencapai thalamus
↓
Melepaskan mediator kimia
↓
Cortex cerebri
↓
Nyeri di persepsikan
grade II b 1,5%

Regio abdomen: tampak luka
bakar grade II B 2%

Regio antebrachi: tampak luka
bakar grade II 4,5%
 Ekspresi wajah meringis
DS:
 Keluarga klien mengatakan
terdapat luka bakar pada daerah
wajah, leher, dada, perut,tangan
Combutsiokarenaapi
↓
Infiltrasisel-seljaringan
↓
dan kaki di sebelah kanan
Destruksijaringan
↓
Nampak luka bakar pada daerah:
Regio brachialis (D): tampak luka
Peningkatan temperature
kulitsubdermal
↓
bakar grade II B seluas 1%
Kerusakanintegritaskulit
DS:


KERUSAKAN INTEGRITAS
KULIT
Regio colli anterior (D) : tampak
luka bakar grade II B 1%

Regio thorax: tampak luka bakar
grade II b 1,5%

Regio abdomen: tampak luka
bakar grade II B 2%

Regio antebrachi: tampak ; luka
bakar grade II 4,5%
DS:
 Keluarga klien mengatakan
aktivitas sehari-sehari klien di
Combutsio
↓
Infitrasisel-seljaringan
GANGGUAN MOBILITAS
FISIK
bantu penuh oleh adiknya
DO:
 Klien hanya terbaring ditempat
tidur
 Leher : Pergerakan tidak bebas,
terdapat luka bakar grade II di
daerah dextra
↓
Destruksijaringan
↓
Turgor kulitjelek
↓
nutrisikurang
↓
kelemahan
 Kaki :
tidakdapatbergerakbebas,
terdapatlukabakar di
sebelahkanan
 Tangan : bisadigerakkan,
terdapatperban di
daerahlukabakardextra
DS:
DO:
Nampak luka bakar pada daerah:

Regio brachialis (D): tampak luka
bakar grade II B seluas 1%

Regio colli anterior (D) : tampak
luka bakar grade II B 1%

Regio thorax: tampak luka bakar
grade II b 1,5%

Regio abdomen: tampak luka
bakar grade II B 2%

Regio antebrachi: tampak luka
bakar grade II 4,5%
Combutsio
↓
Destruksijaringan
↓
Aktiavasiselleukosit-endotel
↓
Port de entry
↓
Resikoinfeksi
RESIKO INFEKSI
Download