Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2011 (Audited) Keadaan domestik dan laju investasi Kinerja investasi selama tahun 2011 dipertahankan dengan iklim investasi yang kondusif, kuatnya fundamental perekonomian dan optimisme pelaku usaha. Pencapaian tersebut juga didukung oleh makin baiknya pelayanan investasi di daerah dengan semakin banyaknya Pelayanan Terpadu Satu pintu (PTSP) di bidang penanaman modal yang telah diimplementasikan oleh berbagai pemerintah propinsi dan pemerintah kabupaten/kota serta koordinasi pusat dan daerah yang semakin baik. Kemajuan implementasi program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) secara umum memberikan optimisme terhadap kinerja perekonomian domestik ke depan. Implementasi proyek-proyek besar juga memberikan stimulus bagi perekonomian daerah di tengah risiko rambatan dari tingginya ketidakpastian prospek ekonomi global. Berbagai proyek infrastruktur, khususnya terkait transportasi, yang telah diinisiasi pada tahun 2011 menunjukan kuatnya komitmen terhadap pembenahan konektivitas. Peningkatan realisasi investasi tersebut disamping peningkatan penanaman modal dalam negeri dan pemerataan sebaran wilayah koridor ekonomi juga terdapat hilirisasi atau pengembangan nilai tambah dari kegiatan investasi seperti sektor pertanian dan pertambangan. Di kuartal keempat tahun 2011, Indonesia mendapatkan Investment grade dengan rating BBBdari Fitch Rating yang naik satu peringkat dari sebelumnya BB+, lebih cepat dari ekspektasi. Di awal tahun 2012, lembaga rating lainnya, yaitu Moody’s rating, menaikan rating Indonesia dari BA1 menjadi BAA3. Kenaikan Investment grade ini membuat risiko investasi berkurang dan semakin memikat investor asing ke pasar Indonesia. Pencapaian tersebut menunjukan keberhasilan Indonesia dalam menjaga stabilitas ekonomi makro sekaligus mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang masih tinggi di tengah ketidakpastian ekonomi global. Selain didasarkan pada kinerja perekonomian dan likuiditas eksternal yang lebih kuat, hal ini didukung oleh rasio utang publik yang rendah dengan tren yang terus menurun serta kebijakan makro yang berhati-hati. Dengan peningkatan peringkat utang Indonesia menjadi Investment Grade akan memperkuat ketahanan perekonomian Indonesia dalam menghadapi gejolak perekonomian global. Selain itu, kinerja investasi didukung juga oleh sumber pembiayaan. Di tahun 2011, kredit investasi mengalami pertumbuhan tertinggi dibandingkan dengan pertumbuhan jenis kredit lainnya. Sebagai sumber pembiayaan investasi, masih didukung oleh modal sendiri dan penyisihan laba yang memberikan konstribusi sebesar 65,2 persen. Pertumbuhan investasi masih didominasi oleh investasi bangunan, investasi mesin, dan investasi alat angkut. Indeks Harga Saham Gabungan Fundamental makro ekonomi yang kuat berdampak positif terhadap perkembangan pasar saham domestik dan tercapainya investment grade juga menciptakan optimisme di pasar saham. Arus modal asing yang masuk ke pasar finansial baik ke pasar saham maupun pasar obligasi terus mengalami peningkatan secara persisten. Kinerja pasar saham domestik mampu tumbuh positif meskipun pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) diwarnai oleh beberapa gejolak akibat dari peningkatan risiko eksternal. Kinerja positif IHSG ini terutama selain didukung oleh kondisi makro ekonomi yang kondusif juga didorong oleh kinerja emiten yang stabil serta kebijakan perekonomian yang akomodatif. IHSG pada akhir tahun 2011 ditutup pada level 3.822, meningkat 3,2 persen dari posisi tahun sebelumnya sebesar 3.704. Pencapaian tersebut menempatkan IHSG pada level yang lebih baik dibandingkan dengan kinerja indeks di negera kawasan setelah Filipina (4,1%). Catatan atas Laporan Keuangan -26-