Uploaded by User28158

FUNGSI DAN PRINSIP KERJA MULTI METER

advertisement
TUGAS
FUNGSI DAN PRINSIP KERJA MULTI METER
Dibuat Untuk Memenuhi Salah Satu Prasyarat Mata Kuliah Teknik Pengukuran Semester Ganjil
Disusun oleh:
1.
Doni Herbayu
2.
Erri Uggiharto
3.
Fahmy A
4.
Febri E
5.
Katirah
TEKNIK INFORMATIKA B
POLITEKNIK INDRAMAYU
Jl. Raya Lohbener Lama No. 8 Lohbener - Indramayu 45252 Telp. (0234) 706355
CARA MENGUJI KOMPONEN DENGAN MULTIMETER
Secara umum, para montir elektronik ketika menguji komponen menggunakan bantuan
multimeter dalam bekerja. Dengan alat ini dapat diketahui baik atau tidaknya suatu komponen.
Pengujian sebelum perakitan sangat penting karena komponen yang dipasang / solder dan
dihubungkan dalam keadaan baik semula. Sedangkan bagi para pemula, pengujian dengan
multimeter bisa dilakukan. Tetapi belum semuanya mengetahui cara-caranya.
1. Menguji Kondensator
Caranya adalah dengan langkah-langkah berikut di bawah ini:
a. Mula-mula saklar multimeter diputar ke atas. Tanda panah ke atas tepatnya R x Ohm
b. Kalibrasi sampai jarum multimeter menunjukkan angka nol tepat saat dua colok (+) dan
colok (-) dihubungkan. Putar adjusment untuk menyesuaikan.
c. Hubungkan colok (-) dengan kaki berkutub negatif kondensator, sedangkan colok (+)
dengan kaki positif kondensator. Lihat jarum. Apabila bergerrak dan tidak kembali
berarti komponen tersebut masih baik. Jika bergerak dan kembali tetapi tidak seperti
posisi semula berarti komponen rusak. Dan apabila jarum tidak bergerak sama sekali
dipastikan putus.
2. Menguji Resistor / Tahanan Tetap
Walaupun komponen ini tidak memiliki kutub negatif dan positif tetapi dengan multimeter kita
akan menguji kualitasnya. Tidak menutup kemungkinan adanya kerusakan yang disebabkan oleh
beberapa faktor, salah satu diantaranya karena terbakar/korsleting karena tidak tahan menahan
arus yang lebih besar dari nilainya.
Untuk mengujinya dengan multimeter kita boleh membolak-balik kaki resistor ataupun
sebaliknya membolak-balik colok (+) dan colok (-).
Langkah-langkah pemeriksaan resistor:

Memutar saklar sampai pada posisi R x Ohm.

Kalibrasi dengan menghubungkan colok (+) dan colok (-). Kemudian memutar penyetel
sampai jarum menunjuk pada angka nol (0). Atau putar control adjusment untuk
menyesuaikan.

Setelah itu kita hubungkan pencolok (+) pada salah satu kaki resistor, begitu pula colok () pada kaki yang lain.

Perhatikan jarum penunjuk. Apakah ia bergerak penuh atau sebaliknya jika bergerak dan
tak kembali berarti komponen masih baik. Bila sebaliknya jarum penunjuk skala tidak
bergerak berarti resistor rusak.

Komponen resistor yang masih baik juga bisa dinilai dengan sama atau tidak nilai
komponen resistor yang tertera pada gelang-gelang warnanya dengan pengukuran melalui
multimeter.
3. Menguji variabel kondensator
Menguji variabel kondensator bukan bertujuan untuk mengetahui tingkat kebocoran. Hal ini
disebabkan ia tidak terbuat dari bahan-bahan seperti layaknya yang dipakai dalam pembuatan
elco, kondensator keramik dan lain sebagainya.
Tujuan pengujian ini hanyalah untuk mengetahui hubungan/kontak langsung antara rotor dan
stator. Jika keduanya berhubungan maka tidak dapat dipakai karena korsleting sehingga
menimbulkan suara gemerisik pada radio. Biasanya varco ang demikian dapat diketahui dengan
cara memutar-mutar varco guna memperoleh signal (gelombang) dan diiringi suara gemerisik
yang lebih tajam dari suara pancaran pemancar.
Untuk mengetahui tingkat korsleting pada sebuah varco adalah dengan :
o Pertama-tama memutar saklar multimeter pada posisi R x Ohm atau 1x dan K.
o Kalibrasi seperti biasa.
o Hubungkan colok (-) dan colok (+) pada masing-masing kaki.
o Putar rotornya. Apabila jarum tak bergerak sama sekali berarti varco dalam keadaan baik.
Jika bergerak-gerak maka komponen ini terjadi kontak langsung/korsleting.
4. Menguji Dioda
Komponen ini memiliki sepasang kaki yang mana masing-masing berkutub negatif dan
positif. Oleh karena itu dalam menguji nanti hendaknya dilakukan dengan benar dan cermat.
Tujuan pengujian alat ini adalah untuk mengetahui tingkat kerusakan akibat beberapa hal .
Pada dioda yang pernah dipakai dalam suatu rangkaian biasanya disebabkan besarnya
tekanan arus sehingga tidak mampu ditahan dan diubah menjadi DC.
Cara pengujian:

Saklar diputar pada posisi Ohmmeter, 1x dan Kalibrasi.

Hubungkan colok (-) dengan kaki negatif (anoda) dan colok (+) dengan kaki positif
(katoda).

Kemudian pindahkan pencolok (-) pada kaki anoda dan colok (+) pada kaki katoda. Bila
jarum bergerak berarti dioda tersebut rusak. Jika sebaliknya (tak bergerak) maka dioda
dalam keadaan baik.
5. Menguji Transformator
Transformator saat kita beli harus dan wajib untuk kita check apakah masih baik dan
berfungsi. Karena untuk trafo biasanya tidak diberi garansi apabila rusak setelah dibeli. Hal
ini dimungkinkan adanya pemutusan hubungan di gulungan/lilitan sekunder atau primer.
Langkah-langkah:
a. Putar multimeter saklar pada posisi Ohm 1x.
b. Kalibrasi.
c. Hubungkan colok (-) dengan salah satu kaki di gulungan primer, colok (+) pada kaki
yang lain di gulungan primer. Bila jarum bergerak maka trafo dalam keadaan baik.
d. Pada gulungan sekunder lakukan hal yang sama. Apabila jarum multimeter bergerakgerak maka trafo dalam keadaan baik. Selisih nilai sama dengan selisih tegangan yang
tertera pada trafo.
e. Letakkan colok (-) atau colok (+) ke salah satu kaki di gulungan primer kemudian colok
yang lain ke gulungan sekunder. Apabila jarum tidak bergerak maka trafo dalam keadaan
baik, menandakan tidak adanya korsleting gulungan primer dengan sekunder dengan
body trafo. Lakukan hal sebaliknya.
f. Langkah terakhir, letakkan colok (-) atau colok (+) ke salah satu kaki di gulungan primer
atau sekunder kemudian colok yang lain ke plat pengikat gulungan yang berada di
tengah. Apabila jarum tidak bergerak maka trafo dalam keadaan baik, menandakan tidak
adanya korsleting gulungan dengan body trafo.
Multimeter
Multimeter atau mutitester pada umumnya merupakan alat pengukuran dalam bidang elektronika
yang memiliki kemampuan sebagai :

Amperemeter (pengukuran arus),

Voltmeter (pengukuran tegangan), dan

Ohmeter (pengukuran ambatan/resistansi).
Kemudian pada beberapa multimeter jenis baru, multimeter juga dilengkapi dengan :

Frekuensi Counter (pengukuran frekuensi),

Kapasitansimeter (pengukuran kapasitansi Kapasitor),

Hfe-meter (pengukuran penguatan dan uji kualitas transistor),

dan lain-lain.
Multimeter terdiri dari dua jenis, yaitu multimeter analog dan multimeter digital.

Multimeter Analog
Multimeter analog harganya terjangkau. Baik untuk digunakan dalam pengamatan perubahan
secara lambat tegangan, arus atau hambatan.

Multimeter Digital
Memiliki ketelitian dan kemudahan dalam pembacaan dibandingkan dengan multimeter
analog. Baik untuk digunakan dalam mencari nilai ketepatan tegangan, arus atau hambatan.
Tata cara penggunaan multimeter antara lain :
1. Memperhatikan mode pengukuran, kemudian memilih mode pengukuran, untuk
mengukur tegangan mode pada DCV (untuk tegangan DC) dan ACV (untuk tegangan
AC), mode pengukuran arus pada DCA (arus DC), dan mode pengukuran hambatan pada
 (ohm).
2. Memperhatikan batas maksimum pengukuran. Sehingga jangan memilih batas
pengukuran maksimum lebih rendah dari nilai variabel yang akan diukur yang akan
mengakibatkan jarum melampaui batas atau kerusakan multimeter.
3. Memperhatikan cara teknis pengukuran dengan memastikan probe terhubung kepada
komponen dengan baik. Misalnya pada pengukuran hambatan, kedua probe tidak boleh
dipegang bersama karena akan menambah harga R yang akan diukur.
4. Memperhatikan pembacaan skala multimeter.
Multimeter Analog Untuk Mengetes Kebaikan Kapasitor
Untuk kapasitor nonpolar harus menggunakan kapasitansimeter. Sedangkan untuk elko dan
tantalum (bipolar) dapat menggunakan multimeter analog.
1. Pastikan mode pengukuran pada mode  (ohm).
2. Menghubungkan kedua probe dan pastikan resistansi yang terbaca adalah pada skala nol.
Jika tidak maka kalibrasilah dengan memutar Sekrup pengatur posisi nol (knop adjust).
3. menghubungkan kedua kaki kapasitor untuk mengosongkan muatan dalam kapasitor.
4. Lakukan pengukuran dengan menghubungkan kaki kapasitor + pada probe – dan kaki
kapasitor - pada probe +
5. Kapasitor baik jika jarum kekanan hingga nol dan akan kembali ke kiri hingga R tak
hingga. Jika menyimpang ke nol dan tidak kembali ke kiri maka kapasitor telah rusak
atau bocor.
Multimeter Analog Untuk Menguji Kualitas Dioda
Untuk menentukan rusak atau tidaknya dioda dengan mudah dapat dilakukan dengan multimeter
analog. Saklar pemilih pada ohmmeter. Kemudian hubungkan kaki dioda + pada probe + dan
kaki dioda - pada probe -. Jika jarum bergerak maka dioda baik. Kemudian tukar posisi kaki
dioda dengan probe, bila jarum tidak bergerak maka dioda baik, jika bergerak maka dioda telah
terbakar atau dadal.
Multimeter Analog Untuk Menguji Kualitas Transistor
Untuk menguji kualitas transistor secara sederhana dapat dilakukan dengan menggunakan
multimeter analog prinsipnya sama dengan pada saat mengecek dioda karena transistor dapat
dipandang sebagai dua buah dioda. Transistor dinyatakan baik jika antara basis terhadap kedua
kaki lainnya memiliki hambatan yang sama.
CARA KERJA MULTIMETER ANALOG DAN DIGITAL
MENGUKUR TEGANGAN AC DENGAN MULTIMETER
V. MENGUKUR TEGANGAN AC
Gunakan alas kaki kering terbuat dari bahan isolator sebagai pengaman minimal jika terjadi
kejutan listrik. Ini perlu dilakukan bila dilakukan pengukuran tegangan AC yang dianggap besar.
Sebelum melakukan pengukuran tegangan hendaknya kita sudah bisa memperkirakan berapa
besar tegangan yang akan diukur, ini digunakan sebagai acuan menentukan Batas Ukur yang
harus digunakan. Pemilihan batas ukur yang tepat hendaknya harus lebih tinggi dari tegangan
yang diukur
contoh : untuk pengukuran tegangan PLN, diketahui jenis tegangan-nya adalah AC dan besar
tegangan adalah 220 VAC, sehingga batas ukur yang harus digunakan adalah 250 atau 1000. Jika
tidak diketahui nilai tegangan yang akan diukur, pilih batas ukur tertinggi.
Cara awal :
1. Colokan probe merah pada terminal (+), dan probe hitam pada terminal (-) pada multimeter.
2. Menentukan Batas Ukur pengukuran. Karena tegangan PLN secara teori adalah 220VAC
maka kita arahkan selektor pada bagian VAC dengan Batas Ukur 250 atau 1000 (ingat Batas
Ukur dipilih lebih besar dari pada tegangan yang akan diukur). Untuk pembahasan kita kali ini
kita akan menggunakan Batas Ukur 250.
3. Dalam pengukuran tegangan AC posisi penempatan probe bisa bolak-balik.
4. Hubungkan kedua ujung probe (colokan) multimeter masing-masing pada dua kutub jalur
tegangan PLN misalnya stop kontak.
5. Perhatikan saat melakukan pengukuran, jangan sampai ujung probe merah dan hitam saling
bersentuhan, karena akan menyebabkan korsleting.
6. Dari pengukuran tersebut diperoleh penunjukan jarum sebagai berikut.
7. menentukan pembacaan hasil ukur, rumus yang digunakan tidak berbeda saat kita menghitung
hasil ukur tegangan DC.
BU = Batas Ukur
SM = Skala maksimum yang dipakai
JP = Jarum Penunjuk
VAC = Tegangan terukur
Pada pengukuran kita di atas Batas Ukur yang digunakan adalah 250 Vc dan Skala Maksimum
yang digunakan 250, serta penunjukan jarum pada angka 200 lebih 4 kolom kecil yang mana
masing kolom bernilai 5 sehingga bila kita jumlah menunjuk angka 220. dari data tersebut maka
diketahui BU=250, SM=250 dan JP=220.
sehingga tinggal kita masukan ke rumus diatas sbb:
Vac = (250/250) 220
Vac = 220
Untuk penerapan pengukuran yang lain kita lakukan hal yang sama misalnya output trafo step
down yang merupakan tegangan AC. Untuk mengukurnya tentukan batas ukur terlebih dahulu
dengan mengacu pekiraan nilai yang tertera pada trafo tersebut. Kemudian sentuhkan ujung
probe multimeter ke masing-masing terminal outpu trafo yang akan diukur. Tentu saja terminal
trafo primer trafo harus terhubung tengangan PLN.
Cara mengukur tegangan :
Hubungkan hitam ujung (negatif -) ke 0V, normalnya terminal negatif batteray atau catu daya.
merah ujung (positif +) titik dimana anda menginginkan mengukur tegangan.
Pembacaan skala analog :
Perhatikan penempatan sakelar jangkah ukur pilih skala yang sesuai. Untuk beberapa jangkah
ukur anda perlu mengalikan atau membagi 10 atau 100 seperti ditunjukan pembacaan dibawah
ini. Untuk jangkah ukur teganagn AC gunakan tanda merah sebab calibrasi skala sedikit geser.
Contoh pembacaan skala ditunjukan pada:
- Jangkah ukur DC 10V: 4.4V (baca langsung skala 0-10 )
- Jangkah ukur DC 50V: 22V (baca langsung skala 0-50 )
- Jangkah ukur DC 25mA : 11mA (baca 0-250 dan bagi dengan 10)
- Jangkah ukur AC 10V : 4.45V (gunakan skala merah, baca 0-10)
Rumus :
- VDC= Tegangan DC
- BU = Batas Ukur
- SM = Skala maksimum yang dipakai
- JP = Jarum Penunjuk
Cara menghitung :
Misalnya Batas Ukur yang digunakan 10 VDC dengan Skala Maksimum 10 VDC dan jarum
diatas menunjuk pada angka 4 lebih 2 kolom kecil masing-masing kolom kecil bernilai 0,2
karena antara angka 4 dan 5(tidak tertulis), terbagi jadi (5 kolom kecil) Sehingga JP=4,4
- VDC = (BU/SM)JP
=(10/10)4,4
Banyak sekali istilah yang digunakan untuk menyebut alat ini, ada yang menyebut Avometer
karena merujuk kegunaanya dari satuan yang digunakan Ampere, Volt dan Ohm. Multimeter dari
kata Multi (banyak) dan Meter (dikonotasikan sebagai alat ukur). Multitester dari kata Multi
(banyak) dan tester (alat untuk menguji).
Sebelum kita menggunakanya alangkah baiknya bila kita mengenal panel, terminal, dan fasilitas
yang dimiliki alat ukur elktronika ini.
I. BATAS UKUR (BU) pada Multimeter seperti berikut ini.
Batas Ukur merupakan Nilai maksimal yang bisa diukur oleh multimeter
1. Paling kiri atas merupakan blok selektor DC Volt. Ini merupakan blok selektor yang harus kita
pilih saat melakukan pengukuran tegangan DC. Perlu diingat Ini merupakan Batas Ukur (BU)
yang harus kita perhatikan saat akan melakukan pengukuran. Bila diketahui perkiraan nilai
tegangan yang akan diukur maka Batas Ukur yang harus dipilih harus berada diatas nilai
perkiraan tersebut. Sebagai contoh bila kita akan mengukur tegangan pada suatu rangkaian yang
memiliki nilai tertera pada PCB tersebut 9 volt DC maka kita boleh menggunakan batas ukur 10
volt DC.
2. Paling kiri atas merupakan blok selektor AC Volt. Ini merupakan blok selektor yang harus kita
pilih saat melakukan pengukuran tegangan AC. Demikian juga untuk pengukuran teganganAC
Batas Ukur yang harus dipilih harus berada diatas nilai perkiraan tersebut tegangan AC tersebut.
Contoh Bila akan mengukur tegangan Jala-jala PLN seperti kita ketahui nilai tegangan PLN
berkisar antara 220 Volt AC maka harus dipilih batas ukur 250 volt AC.
3. Bawah kanan tertulis satuan Ohm untuk mengukur resistansi, ini tidak terlalu kritik atau
beresiko bila salah memilih selektor. Hanya akan berpengaruh pada ketelitian dan cara kita
menghitung nilai resistansi terukur.
4. Kiri bawah tertulis DC mA yang digunakan untuk mengukur Arus DC. Arus yang terukur
maksimal 250 milli Ampere DC. penggunaan batasn ukur harus diatas nilai arus perkiraan yang
ada pada rangkaian.
5. Bila tidak diketahui perkiraan nilai tegangan gunakan batas ukur yang paling besar (bisa 1000
VoltDC atau 1000 VoltAC). Demikian juga untuk arus DC gunakan skala batas ukur tertinggi.
Yang paling penting pada pengukuran arus dan tegangan DC polaritas colokan (probe) jangan
terbalik. Kutup (-) terhubung colokan hitam dan (+) terhubung colokan merah.
6. Bila dalam pengukuran terjadi kesalahan batas ukur ataupun polaritas colokan terbalik
sebaiknya cepat-cepat kita tarik colokan dari titik ukur yang kita lakukan. Hal ini pada
multimeter analog beresiko terhadap rusaknya alat ukur kita meskipun dalam multimeter terdapat
sekring pengaman.
II. SKALA MAKSIMUM
Skala Maksimum (SM) merupakan batas nilai tertinggi pada panel meter
1. Pada Skala Maksimum paling atas merupakan skala yang dibaca saat mengukur resistansi.
Perlu diingat bahwa penunjukan jarum pada simpangan paling ujung kanan merupakan nilai
resistansi paling kecil. Sedang pada simpangan paling kiri untuk atau jarum (bergerak sedikit)
mengindikasikan nilai resistansi paling besar. Karena nilai skala resistansi (ohm) paling kiri
memiliki angka paling besar, sedangkan paling kanan nilainya nol.
2. Pada gambar di bawah ini diperjelas untuk Skala Maksimum pengukuran arus, tegangan AC
ataupun DC.
Pada gambar diatas ada tiga nilai yang umumnya dipakai pada multimeter analog yaitu skala
maksimum 10, 50, dan 250.
III. MENGUKUR RESISTANSI
1. Letakan selektor atau batas ukur (BU) resistansi yang paling sesuai. Pilih batas ukur resistansi
sehingga mendekati tengah skala. Sebagai contoh: dengan skala yang ditunjukkan dibawah
dengan resistansi sekitar 50kohm pilih × 1kohm range.
2. Hubungkan kedua ujung probe (colokan) jadi satu. Bila jarum belum bisa menunjuk skala
pada titik nol putar ohm ADJ sampai jarum menunjukan nol (ingat skala 0 bagian kanan!). jika
tidak dapat diatur ke titik nol maka batteray didalam meter perlu diganti.
3. Cara menghitung nilai resistansi yang terukur :
R = BU x JP
R = resistansi yang terukur (ohm)
BU = Batas Ukur yang digunakan
JP = Penunjukan Jarum pada skala
sehingga pada contoh diatas dapat kita hitung resistansi yang terukur memiliki nilai :
• BU = x 1K
• JP = menunjuk pada angka 50 ohm
terhitung :
• R = 1K x 50
• R = 50K ohm
a. Cara Menggunakan Multimeter Analog
- Untuk memulai setiap pengukuran, hendaknya jarum menunjukkan angka nol apabila kedua
penjoloknya dihubungkan. Putarlah
penala mekanik apabila jarum belum tepat pada angka nol
(0).
- Putarlah sakelar pemilih ke arah besaran yang akan diukur, misalnya ke arah DC mA apabila
akan mengukur arus DC, ke arah AC V untuk mengukur tegangan AC, dan ke arah DC V untuk
mengukur tegangan DC.
- Untuk mengukur tahanan (resistor), sakelar pemilih diarahkan ke sekala ohm dan nolkan
dahulu dengan menggabungkan probe positif dan negatif. Apabila belum menunjukkan angka
nol cocokkan dengan memutar ADJ Ohm.
- Sambungkan penjolok warna merah ke jolok positif dan penjolok warna hidam ke jolok negatif.
- Untuk pengukuran besaran DC, jangan sampai terbalik kutub positif dan negatifnya karena bisa
menyebabkan alat ukurnya rusak.
b. Cara Menggunakan Multimeter Digital
Cara menggunakannya sama dengan multimeter analog, hanya lebih sederhana dan lebih cermat
dalam penunjukan hasil ukurannya karena menggunakan display 4 digit sehingga mudah
membaca dan memakainya.
- Putar sakelar pemilih pada posisi skala yang kita butuhkan setelah alat ukur siap dipakai.
- Hubungkan probenya ke komponen yang akan kita ukur setelah disambungkan dengan alat
ukur.
- Catat angka yang tertera pada multimeter digital.
- Penyambungan probe tidak lagi menjadi prinsip sekalipun probenya terpasang terbalik karena
display dapat memberitahu.
Download