DASAR DASAR FISIOTERAPI
KARDIORESPIRASI
TUJUAN
1. Mencegah obstruksi jalan udara dan
akumulasi sekresi yang menggangu respirasi
normal
2. Meningkatkan pembersihan jalan udara dan
ventilasi dengan mobilisasi dan “drainage”
sekresi
3. Meningkatkan ketahanan dan toleransi
4. Menurunkan kebutuhan energi saat
respirasi dengan “ breathing retraining “
5. Menjaga, memelihara, serta memperbaiki
postur yang salah sehubungan dengan
gangguan respirasi
6. Mengupayakan keadaan relaks
7. Meningkatkan mobilitas dada
8. Meningkatkan efektifitas batuk
FUNGSI RESPIRASI
Menjamin tersedianya O² untuk kelangsungan
metabolisme sel – sel tubuh serta
mengeluarkan CO² hasil metabolisme secara
terus menerus
FUNGSI LAIN
1. Membantu pengeluaran air dan panas
dalam tubuh. Udara yang dihirup akan
dilembabkan dan dipanaskan didalam
saluran pernafasan sebelum dikeluarkan
dari paru – paru
2. Membantu meningkatkan aliran balik vena
(fungsinya sebagai pompa)
3. Membantu proses berbicara, bernyanyi dan
vokalisasi
4. Mengeluarkan, memodifikasi, mengaktifkan
atau menginatifkan berbagai bahan/materi
yang melewati sirkulasi pulmonal
STRUKTUR DAN FUNGSI
Thorax
▪ Fungsi utama ialah melindungi organ dalam
respirasi, sirkulasi dan pencernaan.
▪
Merupakan tempat perlengkatan otot –
otot respirasi
OTOT RESPIRASI
▪ Otot-otot ini baru berperan saat inspirasi
merupakan upaya effort, yang biasanya
terjadi pada aktifitas fisik yang berat.
▪ Otot ini menjadi otot penggerak utama bila
diafragma menjadi tidak efektif atau lemah
karena penyakit paru menahun maupun
penyakit neuromuscular
Inspirasi
1. Diafragma
2. Interkostaslis Eksterna
Otot Asesori
1. SCM
2. Upper Trap
3. Scalenus
EKSPIRASI
▪ Saat relaks ekspirasi merupakan suatu
proses pasif. Saat diafragma relaks setelah
kontraksi, diafragma bergerak keatas dan
iga kembali turun
▪ Recoil elastik jaringan menurun dan
tekanan dalam rongga torak meningkat,
sehingga terjadilah ekshalasi atau
pengeluaran udara
EKSPIRASI PAKSA (Forced)
▪ Saat ekspirasi aktif (forced prolonged),
terjadi kontraksi otot-otot terutama otot
abdominal dan interkostalis interna
▪ Otot-otot abdominalis seperti rektus
abdominilis, obligus interna dan eksterna
serta tranversus abdominalis berkontraksi
sehingga isi abdomen terdorong ke atas,
saat ini tekanan intratorak meningkat dan
udara didorong ke luar paru
▪ M Interkostalis interna saat ekspirasi paksa
/ forceful berfungsi menarik iga.
▪ Persarafan oleh T10-T12
MEKANISME RESPIRASI
GERAKAN TORAKS
Setiap iga mempunyai pola gerak sendiri,
namun secara bersamaan saat inspirasi akan
membesarkan rongga torak ke arah
anteroposterior, transversal dan vertikal. Pada
akhir inspirasi, otot relaks dan daya rekoil akan
menyebabkan diafragma terdorong ke atas dan
iga kembali ke posisi istirahat
GERAKAN UDARA
 Respirasi Eksternal (Ventilasi)
Ventilasi yang merupakan peristiwa keluar
masuknya udara dalam paru terjadi karena saat
inpirasi, rongga torak membesar sehingga
tekanan alveolar lebih rendah dibandingkan
dengan tekanan atmosfer, saat ini udara masuk
ke dalam paru. Gerakan udara ini yang
mendasari “breathing exercise “
 Respirasi Internal (Ventilasi Alveolar)
Hal ini merupakan peristiwa yang
menyangkutkan transportasi darah ke jaringan
dan terjadinya pertukaran gas antara darah dan
sel. “Breathing exercise“ dapat membantu
pertukaran gas menjadi lebih naik namun tidak
dapat merubah fisiologi pertukaran gas
KESIMPULAN
• Bernafas merupakan aktifitas pergerakan
udara keluar dan masuk paru.
• Ventilasi merupakan masuknya oksigen ke
dalam paru.
• Aktifitas ventilasi digerakkan oleh otot-otot
respirasi karena paru tidak mempunyai otot
yang “melekat” pada paru.
•
Otot-otot respirasi pada dasarnya
merupakan otot anggota gerak yang
terletak pada sangkar torak, berfungsi
mengembang kempiskan paru selain rangka
torak sendiri.
• Sifat ini menyebabkan otot respirasi dapat
ditingkatkan baik kekuatan maupun
ketahanan dengan pemberian latihan.
• Meskipun merupakan otot rangka, otot
respirasi yang di dominasi diafragma
mempunyai sifat khusus, yaitu sifat
otomatik, bekerja sendiri tanpa pengaruh
sepanjang hayat.
PEMERIKSAAN KARDIOPULMONAL
Tes Fungsi Paru merupakan hal yang sangat
diperlukan mengevaluasi fungsi mekanik paru,
usia dan penyakit sangat mempengaruhi fungsi
paru
PEMERIKSAAN DIPERLUKAN UNTUK :
▪ Menentukan status fisik dan fungsional
pasien dengan gangguan pulmonal
▪ Menentukan terapi individual
▪ Mendapatkan data dasar untuk menilai
kemajuan dan efektifitas terapi
▪ Untuk menentukan kapan mengakhiri terapi
▪ Menentukan dan menerapkan program
mandiri / home program
PEMERIKSAAN UMUM
1. Penampilan umum
• Status vital : denyut jantung, rate
respirasi, dan tekanan darah sebelum
selama dan sesudah terapi
2. Observasi pasien :
• Tingkat kesadaran
• Penggunaan dan hipertropi otot
pernafasan tambahan sebagai akibat
penggunaan yang berlebihan pada
pasien dengan gangguan paru kronik
ataupun kelemahan diafragma
PEMERIKSAAN
• Penggunaan pursed – lip breathing yang
menunjukkan gangguan paru obstruktif dan
kesulitan ekspirasi
• Selain hal tersebut di atas diamati pula hal
yang mendukung diagnosa misalnya
kebiruan pada kuku yang menandakan
sianosis pada pasien hiposia.
CLUBBING FINGER
Clubbing fingers (jari tabuh atau digital
clubbing) adalah kelainan bentuk jari dan kuku
tangan yang menjadikan jari tangan dan kaki
membulat yang berkaitan dengan penyakit
jantung dan paru-paru.
3. Pola nafas
a. Rate, regularitas, dan lokasi respirasi
saat istirahat dan aktivitas. Pada
keadaan normal perbandingan inspirasi
dengan ekspirasi merupakan 2 : 1.
b. Pada orang sehat otot asesori pada
daerah leher hanya dipergunakan saat
nafas dalam
c. Pola nafas abnormal : sesak (dyapnea) ;
tachypnea ; hyperventilasi ; orthopnea ;
apnea
4. Mobilitas dinding dada
Simetri ; letakkan tangan pada dada pasien
dan lihat gerakan pada saat inspirasi dan
ekspirasi. Ketiga area lobus dapat diperiksa.
5. Batuk dan sputum
a. Batuk yang efektif ialah yang tajam dan
dalam
b. Sputum harus diperhatikan :
c. Warna (jernih, hijau, kuning, hijau,
terdapat darah/blood streaked).
Sputum yang normal jernih. Kuning dan
hijau menandakan adanya infeksi.
d. Konsistensi (kental)
e. Jumlah
6. Area evaluasi yang lain :
a. Lingkup gerak sendi, terutama bahu dan
trunkus
b. Kekuatan otot
c. Ketahanan umum
d. Kemampuan fungsional
e. Nyeri
f. Penggunaan alat bantu respirasi
HAL YANG MEMPENGARUHI RESPIRASI
 Pengaruh usia
Perubahan sistem respirasi karena usia antara
lain :
 Penurunan kekuatan otot respirasi 1 % per
tahun (Rochester dkk, 1983)
 Pelebaran ruang udara perifer




Hilangnya elastisitas recoil
Hilangnya compliance
Kerja yang lebih berat untuk bernafas
Penurunan respon obat (misal Salbutamol –
Peterson dkk, 1981)
 Pengaruh obsesitas



Pada keadaan ini volume paru biasanya
rendah, terutama volume expiratory
reserve, juga compliance yang rendah.
Pola nafas biasanya cepat dan pendek
dengan kebutuhan oksigen exercise
yang lebih besar.
Postural drainage tidak dianjurkan pada
orang yang gemuk karena beban ekstra
yang terdapat pada diafragma
 Pengaruh rokok
Banyak sekali pengaruh rokok pada paru
antara lain :
 Sekresi mukus yang banyak yang
biasanya disertai aksi silia yang hilang
 Batuk menahun dan kadang kekakuan
bronkus
 Menaikkan tekanan darah
 Tar yang dikandung berhubungan erat
dengan terjadinya keganasan
 Pada perokok, komplikasi pascaoperasi
6 kali lebih besar dibandingkan bukan
perokok
 Pengaruh postur