Uploaded by Fredy Danu

MERGER dan AKUISISI

advertisement
MERGER DAN AKUISISI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Keuangan
Disusun Oleh :
1. Parjiman
NIM 2018014953
2. Joko Susilo
NIM 2018014954
3. Fredy Danutirta
NIM 2018014955
4. Didik Setyono
NIM 2018014956
5. Diyah Kustanti
NIM 2018014957
Program Pasca Sarjana Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Adhi Unggul
Bhirawa ( STIE-AUB ) Surakarta
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perubahan yang signifikan dalam lingkungan bisnis, seperti globalisasi,
deregulasi, kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, serta fragmentasi
pasar telah menciptakan persaingan yang sangat ketat. Kondisi demikian
menuntut perusahaan untuk selalu mengembangkan strategi agar dapat
bertahan. Respon perusahaan-perusahaan terhadap meningkatnya persaingan
ini sangat beragam. Ada yang memilih untuk memfokuskan pada resources
untuk segmen tertentu yang lebih kecil, ada yang tetap bertahan dengan apa
yang telah dilakukannya selama ini dan ada pula yang menggabungkan diri
menjadi perusahaan yang besar dalam dunia perindustrian.
Dalam APB (Accounting Principle Boards) Opinion No. 16 disebutkan
bahwa, penggabungan usaha terjadi jika satu badan usaha dengan satu atau
lebih badan usaha yang lain melakukan usaha secara bersama-sama dalam
satu kesatuan akuntansi. Sedangkan pengertian penggabungan usaha menurut
PSAK No. 22 (IAI, 2009) adalah penyatuan dua atau lebih perusahaan yang
terpisah menjadi satu entitas ekonomi karena satu perusahaan menyatu
dengan (uniting with) perusahaan lain atau memperoleh kendali (control) atas
aset dan operasi perusahaan lain.
Dalam akuntansi dikenal tiga macam bentuk penggabungan usaha,
yaitu : konsolidasi, merger dan akuisisi. Dengan bergabung, dua perusahaan
atau lebih menjadi lebih mungkin untuk saling menunjang kegiatan usaha,
sehingga keuntungan yang akan diperoleh juga lebih besar dibandingkan jika
perusahaan tersebut melakukan usaha sendiri-sendiri. Penggabungan usaha
dapat dilakukan dengan berbagai cara yang didasarkan pada pertimbangan
hukum, perpajakan, atau alasan lainnya. Di Indonesia didorong oleh semakin
besarnya pasar modal, transaksi merger dan akuisisi semakin banyak
1
dilakukan. Bentuk-bentuk penggabungan usaha antara lain melalui merger
dan akuisisi. Di Indonesia praktek akuisisi umumnya dilakukan oleh satu grup
(internal acquition) khusus pada perusahaan yang go publik. Merger dan
akuisisi ini telah berkembang menjadi tren beberapa perusahaan.
Tindakan penggabungan, peleburan dan/atau pengambilalihan, disadari
atau tidak, akan mempengaruhi persaingan antar para pelaku usaha di dalam
pasar bersangkutan dan membawa dampak kepada konsumen dan
masyarakat.
Penggabungan,
peleburan
atau
pengambilalihan
dapat
mengakibatkan meningkatnya atau berkurangnya persaingan yang berpotensi
merugikan konsumen dan masyarakat.
Salah satu alasan perusahaan melakukan merger dan akuisisi adalah
untuk memperoleh sinergi, strategic opportunities, meningkatkan efektifitas
dan mengeksploitasi mis-pricing di pasar modal. Pada umumnya tujuan
dilakukannya merger dan akuisisi adalah mendapatkan sinergi dan nilai
tambah. Keputusan untuk merger dan akuisisi bukan sekedar menjadikan dua
ditambah dua menjadi empat tetapi merger dan akuisisi harus menjadikan dua
ditambah dua menjadi lima dan seterusnya. Berdasarkan latar belakang
tersebutlah penulis akan menjelaskan tentang merger dan akuisisi.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian merger dan akuisisi?
2. Apa sajakah jenis-jenis merger dan akuisisi?
3. Apakah tujuan merger dan akuisisi?
4. Apa sajakah kelemahan dan kelebihan merger dan akuisisi?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui pengertian merger dan akuisisi.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis merger dan akuisisi.
3. Untuk mengetahui tujuan merger dan akuisisi.
4. Untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan merger dan akuisisi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Merger Dan Akuisisi
a. Pengertian Merger
Merger adalah proses difusi dua perseroan dengan salah satu diantaranya
tetap berdiri dengan nama perseroannya sementara yang lain lenyap
dengan segala nama dan kekayaannya dimasukan dalam perseroan yang
tetap berdiri tersebut. Peraturan perundang-undangan yang berlaku di
Indonesia memberikan
pengertian atau
definisi merger
dengan
rumusan kalimat yang hamper seragam. Undang-Undang Nomor 40
Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas (UUPT) menggunakan
istilah “Penggabungan”
sebagai
pengganti
terminologi
UUPT
memberikan pengertian
penggabungan
hukum
yang
dua
dilakukan
oleh
adalah
Perseroan atau
“Merger”.
perbuatan
lebih
untuk
meleburkan diri dengan cara mendirikan satu Perseroan baru yang
karena hukum memperoleh
aktiva dan pasiva dari Perseroan
yang
menggabungkan diri beralih Karena hukum kepada Perseroan yang
menerima penggabungan dan selanjutnya status badan hukum Perseroan
yang
menggabungkan
diri
berakhir
karena
hukum.
Pengertian
penggabungan tersebut kemudian secara khusus dalam disebutkan dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1998 tanggal 24 Pebruari
1998
mengenai Penggabungan,
Peleburan,
dan
Pengambilalihan
Perseroan Terbatas, yang bunyi lengkapnya dikutip sebagai berikut:
“Penggabungan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh
satu
perseroan atau lebih untuk menggabungkan diri dengan perseroan
lain yang telah ada dan selanjutnya perseroan yang menggabungkan
diri menjadi bubar.”
3
b. Pengertian Akuisisi
Akuisisi adalah pengambilalihan sebagian besar (lebih dari 50%) atau
seluruh kepemilikan suatu bank. Akuisisi merupakan lembaga hukum
yang dalam kontek undang-undang Nomor 40 tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas (UUPT) dikenal dengan istilah pengambilalihan,
yaitu perbuatan hokum yang dilakukan oleh badan hukum atau orang
perseorangan
untuk
mengakbatkan
mengambil
beralihnya
alih
pengendalian
saham
atas
perseroan
perseroan
yang
tersebut.
Sementara dalam Undang-undang Nomor 10 tahun 1992 tentang
Perbankan tetap disebut sebagai akuisisi, yaitu pengambilalihan
kepemilikan suatu bank. Pengertian mengenai pengambilalihan juga
dijumpai dalam ketentuan passal 1 angka 31 Undang-undang Nomor 21
Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, pengambilalihan yaitu perbuatan
hokum yang dilakukan oleh badan hokum atau orang perseorangan untuk
mengambil
alih
saham
Bank
yang
mengakibatkan
beralihnya
pengendalian atas Bank tersebut. Pengambilalihan dilakukan dengan cara
pengambilalihan
saham
yang
telah
dikeluarkan
dan/atau
akan
dikeluarkan oleh perseroan melalui direksi perseroan atau langsung dari
pemegang saham. Pengambilalihan dapat dilakukan oleh badan hukum
atau orang perseorangan. Pengambilalihan sebagaimana yang dimaksud
adalah pengambilah saham yang mengakibatkan beralihnya pengendalian
terhaddap perseroan tersebut. Akuisisi sebagai setiap perbuatan hukum
untuk mengambilalih seluruh atau sebagian besar saham/atau asset dari
perusahaan lain.
2. Jenis-Jenis Merger Dan Akuisisi
a. Jenis-Jenis Marger
1) Merger Horizontal, adalah merger yang dilakukan oleh usaha sejenis
(usahanya sama), misalnya merger antara dua perusahaan roti, merger
perusahaan sepatu, merger perusahaan kapas. Contoh PT “A” yang
mengusahakan kapas, bergabung dengan PT “B” yang mengusahakan
pemintalan, bergabung dengan PT “C” yang mengusahakan kain dan
4
seterusnya. Dengan demikian, tujuan kerjasama disini adalah
menjamin tersedianya pasokan atau penjualan dan distribusi, dimana
PT “B” akan mempergunakan produk PT “B” dan seterusnya.
2) Merger vertikal, adalah merger yang terjadi antara perusahaanperusahaan yang saling berhubungan, misalnya dalam alur produksi
yang berurutan. Contohnya: perusahaan pemintalan benang merger
dengan perusahaan kain, perusahaan ban merger dengan peurusahaan
mobil. Contoh: PT. A, PT. B, PT. C bergabung, lalu PT B yang
menjadi induk perusahaan.
3) Konglomerat ialah merger antara berbagai perusahaan yang
menghasilkan berbagai produk yang berbeda-beda dan tidak ada
kaitannya, misalnya perusahaan sepatu merger dengan perusahaan
elektronik, atau perusahaan mobil merger dengan perusahaan
makanan. Tujuan utama konglomerat ialah untuk mencapai
pertumbuhan Badan Usaha dengan cepat dan mendapatkan hasil yang
lebih baik. Caranya ialah dengan saling bertukar saham antara kedua
perusahaan yang disatukan.
b. Jenis-Jenis Akuisisi
1) Akuisisi berdasarkan cara yang ditempuh
a)
Akuisisi saham, yaitu akuisisi yang dilakukan dengan cara
membali saham suatu perusahaan oleh perusahaan yang lain.
b)
Akuisisi Aset, yakni akuisisi yang dilakukan dengan cara
membeli asset dari perusahaan berupa aktiva/pasiva perusahaan
yang akan diakuisisi.
2) Akuisisi berdasarkan tujuannya
a) Akuisisi financial, yaitu akuisisi yang dilakukan dengan maksud
untuk mendapatkan keuntungan financial semata sehingga yang
diperhitungkan adalah untung dan rugi.
b) Akuisisi strategis, yaitu akuisisi yang dilakukan dengan tujuan
untuk memperoleh sinergi.
5
3. Tujuan Merger Dan Akuisisi
Perusahaan yang melakukan merger atau akuisisi dengan perusahaan
lain tentunya memiliki sebuah alasan yang mendasari mengapa melakukan
hal tersebut, berikut beberapa alasan yang mendasari mengapa perusahaan
melakukan merger atau akuisisi :
a. Pertumbuhan atau diversifikasi
Perusahaan yang menginginkan pertumbuhanyang cepat, baik ukuran
pasar saham maupun diversifikasi berusaha dapat melakukan merger
maupun akuisisi. Perusahaan tidak memiliki resiko adanya produk
baru. Selain itu, jika melakukan ekspansi dengan merger dan akuisisi
maka perusahaan dapat mengurangi perusahaan pesaing atau
mengurangi persaingan.
b. Sinergi
Sinergi dapat tercapai ketika merger menghasilkan tingkat skala
ekonomi. Tingkat skala ekonomi terjadi karena perpaduan biaya
overhead meningkatkan pendapatan yang lebih besar daripada jumlah
pendapatan perusahaan ketika tidak melakukan merger. Sinergi
tampak jelas ketika perusahaan yang melakukan merger berada dalam
bisnis yang sama karena fungsi dan tenaga kerja yang berlebihan
dapat dihilangkan.
c. Meningkatkan dana
Banyak perusahaan tidak dapat memperoleh dana untuk melakukan
ekspansi internal, tetapi dapat memperoleh dana untuk melakukan
ekspansi eksternal. Perusahaan tersebut menggabungkan diri dengan
perusahaan yang memiliki likuiditas tinggi sehingga meningkatkan
daya pinjam perusahaan dan penurunan keuangan. Hal ini
memungkinkan meningkatnya dana dengan biaya rendah.
d. Menambah keterampilan manajemen atau teknologi
Beberapa perusahaan tidak dapat berkembang dengan baik karena
tidak adanya efisiensi pada manajemennya atau kurangnya teknologi.
Perusahaan yang tidak dapat mengefisiensikan manajemennya dan
6
tidak dapat membayar untuk mengembangkan teknologinya, dapat
menggabungkan dirri dengan perusahaan yang memiliki manajemen
atau teknologi yang ahli.
e. Pertimbangan pajak
Perusahaan dapat membawa kerugian pajak sampai 20 tahun kedepan
atau sampai kerugian pajak dapat tertutupi. Perusahaan yang memiliki
kerugian pajak dapat melakukan akusisi dengan perusahaan yang
menghasilkan laba untuk memanfaatkan kerugian pajak. Pada kasusu
ini perusahaan yang mengakusisi akan menaikkan kombinasi
pendapatan setelah pajak dengan mengurangkan pendapatan sebelum
pajak dari perusahaan yang diakuisisi. Bagaimanapun merger tidak
hanya dikarenakan keuntungan dari pajak, tetapi berdasarkan dari
tujuan memaksimisasi kesejahterakan pemilik.
f. Meningkatkan likuiditas pemilik
Merger abtar perusahaan memungkinkan perusahaan memiliki
likuiditas yang lebih besar. Jika perusahaan lebih besar, maka pasar
saham akan lebih luas dan saham lebih mudah diperoleh sehingga
lebih likuid dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil.
g. Melindungi diri dari pengambilalihan
Hal
ini
terjadi
ketika
sebuah
perusahaan
menjadi
incaran
pengambilalihan yang tidak bersahabat. Target firm mengakuisisi
perusahaan lain, dan membiayai pengambilalihannya dengan hutang,
karena beban hutang ini, kewajiban perusahaan menjadi terlalu tinggi
untuk ditanggung oleh bidding firm yang berminat.
4. Kelemahan Dan Kelebihan Merger dan Akuisisi
a. Kelebihan dan kekurangan merger
1) Kelebihan Merger : Pengambilalihan memalui merger lebih
sederhana dan lebih murah dibanding pengambilalihan yang lain.
2) Kekurangan Merger : Dibandingkan akuisisi merger mmiliki
beberapa kekurangan yaitu harus ada persetujuan dari para
7
pemegang saham masing-masing perusahaan, sedangkan untuk
mendapatkan persetujuan tersebut diperlukan waktu yang lama.
b. Kelebihan dan kekurangan akuisisi
1) Kelebihan akuisisi:
a) Akuisisi saham tidak memerlukan rapat pemegang saham.
b) Perusahaan yang membeli dapat langsung komunikasi dengan
pemegang saham.
c) Dapat digunakan untuk pengambilalihan perusahaan yang tidak
bersahabat.
d) Akuisisi Aset memerlukan suara pemegang saham tetapi tidak
memerlukan mayoritas suara pemegang saham seperti pada
akuisisi saham sehingga tidak ada halangan bagi pemegang
saham minoritas jika mereka tidak menyetujui akuisisi.
2) Kekurangan akuisisi:
a) Jika cukup banyak pemegang saham minoritas yang tidak
menyetujui pengambilalihan tersebut, maka akuisisi akan batal.
Pada umumnya anggaran dasar perusahaan menentukan paling
sedikit dua per tiga (sekitar 67%) suara setuju pada akuisisi
agar akuisisi terjadi.
b) Apabila perusahaan mengambil alih seluruh saham yang dibeli
maka terjadi merger.
c) Pada dasarnya pembelian setiap aset dalam akuisisi aset harus
secara hukum dibalik nama sehingga menimbulkan biaya legal
yang tinggi.
8
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Makalah ini disusun untuk mendapatkan informasi tentang merger dan
akuisisi. Berdasarkan pembahasan yang telah disusun, maka dapat diperoleh
kesimpulan bahwa :
1. Akuisisi yaitu transaksi dimana sebuah perusahaan membeli perusahaan
lain untuk tujuan tertentu. Sedangkan merger adalah Penggabungan dua
perusahaan atau lebih menjadi satu perusahaan untuk tujuan tertentu.
2. Merger dibedakan menjadi tiga yaitu : merger horizontal, vertical, dan
konglomerat.
Sedangkan
akusisi
dibedakan
menjadi
dua
yaitu
berdasarkan cara yang ditempuh dan tujuan akuisisi.
3. Merger dan akuisisi mempunyai tujuan antara lain : pertumbuhan atau
diversifikasi, sinergi, meningkatkan dana, menambah ketrampilan
manajemen atau teknologi, pertimbangan pajak, meningkatkan likuiditas
pemilik, melindungi diri dari pengambilalihan.
4. Dalam melakukan penggabungan ataupun pengambilalihan perusahaan ,
pasti tidak lepas dari kelemahan dan kelebihan masing-masing cara yang
digunakan yaitu melalui merger maupun akuisisi.
B. SARAN
Perusahan harus ekstra hati-hati untuk menghindari kecongkakan
manajemen dalam merger. Cara terbaik untuk menghindari kecongkakan
manajemen adalah dengan memastikan bahwa proses evaluasi menyeluruh
telah dilakukan sebelum mengambil keputusan untuk menggabungkan atau
melakukan pengambilalihan perusahaan. Perusahaan harus memilih dengan
cermat organisasi atau individu yang akan digunakan sebagai penasehat
merger maupun akuisisi yang mereka lakukan untuk tujuan yang akan
direncanakan sehingga tujuan yang diinginkan tercapai.
9
DAFTAR PUSTAKA
Bryan A. Gorner, Black’s Law Dictionary, 2004,, USA: St. Paul
Naihasy, Syahrin, Hukum Bisnis (Business Low), 2005, Yogyakarta: Mida
Pustaka
Umam, Khotibul, Trend Pembentukan Bank Umum Syariah, 2009, Yogyakarta:
BPFE.
https://haviddd.wordpress.com/2012/05/14/makalah-merger/
http://bankmakalah-id.blogspot.co.id/2014/06/makalah-merger-ekonomi.html
10
Download