Uploaded by anjjj92

Story of my life

advertisement
Story of my life
Assallamuallaikum wr.wb puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah senantiasa
memberikan nikmat yang sangat indah yakni berupa nikmat sehat dan segala bentuk kemurahan yang
telah di berikan-Nya kepada saya,sholawat dan salam tak lupa tercurah untuk nabi Muhammad SAW
yang senantiasa kita semua tunggu syafaatnya di akhirat nanti aamiin.
Pertama-tama saya ingin memperkenalkan diri, halo perkenalkan nama saya Aji Saputro biasa di panggil
aji, saya lahir pada 7 mei 1999 tepatnya di kota ngawi jawa timur. Saya adalah anak pertama dari 2
bersaudara, adik saya bernama Ardi Dwi Saputra , saya dan adik saya berjarak lahir 8 tahun, kami berdua
lahir dan di besarkan di lingkungan petani hidup di plosok desa terpencil di kota ngawi. Ayah saya
bernama Samin beliau adalah tamatan SMP dan ibu saya bernama Umi umaroh tamatan SD. Kedua
orang tua saya adalah petani serabutan, yang setiap hari bekerja di lahan orang lain untuk mencari uang.
Sebenarnya orang tua saya mempunyai lahan pertanian sendiri yang cukup, lahan pertanian itu turun
temurun dari almarhumah nenek saya atau ibu dari ayah saya. Akan tetapi tidak setiap saat lahan
tersebut dapat menghasilkan hasil pertanian seperti padi,dan jagung atau hasil tani lainya semua
tergantung dengan musim yang sedang terjadi. Oleh sebab itu ayah dan ibu saya menjadi petani
serabutan untuk menyambung hidup sekeluarga. Di besarkan dari keluarga yang kurang berada
membuat saya sedari kecil paham betul bagaimana kedua orang tua saya bekerja keras bating tulang
,ibarat ‘kepala di kaki dan kaki di kepala’ semua demi anak-anaknya bisa hidup senang dan mengenyam
pendidikan yang layak. Saya juga paham betul bagaimana rasanya ketika di saat kedua orang tua saya
sakit dan tidak bisa mencari uang, makan seadanya bahkan sering ketika semasa saya sekolah smp saya
tidak punya uang jajan. Sejak kecil saya dididik oleh kedua orang tua saya untuk menjadi pribadi yang
mandiri, saya masih ingat ketika saya kecil setiap sore hari saya mengembala kambing atau orang jawa
biasa menyebutnya “angon”, dimana 1ekor kambing tersebut adalah pemberian almarhum nenek
kepada saya. Di saat anak seusia saya asik bermain di lapangan bersama teman-teman , saya
mengembala kambing, mencari rumput untuk kambing saya. Semua kegiatan itu berlangsung dari
semenjak saya SD sampai SMK. Di setiap kambing-kambing itu beranak selalu di jual untuk kepentingan
keluarga. Kadang kala terbesit rasa malu pada diri saya, kenapa saya tidak bisa seperti anak-anak
kebanyakan yang memiliki hidup yang enak, berasal dari keluarga yang berada. Namun seiring dengan
berjalanya waktu dan bertambahnya usia saya sadar bahwa semua yang terjadi adalah sudah di gariskan
oleh sang maha kuasa, tugas saya hanyalah harus banyak bersyukur dengan semua yang sudah saya
miliki.
keinginan untuk bisa melanjutkan kuliah di perguruan tinggi baru muncul ketika saya berada di kelas 10
smk. pada saat itu saya masih ingat betul wali kelas saya beliau bernama bapak Hassan As’ari
menginfokan tentang beasiswa bidikmisi. Sebelumnya mimpi bisa kuliah saja saya tidak berani ,
mengingat siapa saya dan dari mana saya, kuliah hanya bagi merkeka yang berasal dari keluarga berada,
makan saja susah pake sok-sokan mau kuliah, saya juga melihat kondisi ekonomi kelurga saya, rasanya
tidak tega diri ini untuk terus menyusahkan kedua orang yang sedari kecil diri ini paham betul
perjuanganya menghidupi saya dan adik saya. Fikiran itu terus mengantui , ketika niatan untuk bisa
lanjut kuliah. Itu kenapa setelah smp saya oleh ayah di anjurkan untuk masuk ke SMK dengan harapan
ketika lulus kelak bisa langsung bekerja dan memperbaiki perekonomian keluarga. Di smk saya bukan
murid yang paling pintar di kelas tetapi alhamdulilah dari kelas 10 sampai lulus saya masih bisa berada di
ranking 5 besar. Oke kembali lagi, keinginan untuk bisa lanjut kuliah itu muncul ketika saya berada di
kelas 10 setelah mengetahui beasiswa ini. Mulai saat itu saya gencar mencari informasi baik dari guruguru saya, dari majalah sekolah maupun dari internet mengenai bidikmisi. Hingga secara perlahan saya
paham apa itu beasiswa bidikmisi, adalah sebuah beasiswa yang diberikan oleh pemerintah republik
Indonesia untuk memberikan bantuan kepada siswa/siswi SMA/SMK sederajat yang berasal dari kelurga
yang kurang mampu/miskin untuk bisa melanjutkan pendidikan di jenjang perguruan tinggi. Saya begitu
antusias untuk menggali lebih dalam mengenai beasiswa ini, hal tersebut juga selaras dengan keinginan
saya untuk bisa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi (keinginan ini masih saya pendam sendiri
tidak berani untuk saya ungkapkan kepada siapa-siapa termasuk kedua orang tua saya). Waktu berjalan,
ketika saya kelas 11 saya mulai berani bermimpi bercita-cita tinggi, “oke aku ingin bisa lanjut kuliah
dengan beasiswa bidikmisi” , saya melihat ada peluang dan jalan untuk saya bisa kuliah. Berbekal
infomasi yang sudah saya baca mimpi dan keinginan itu semakin kuat. jauhnya sebelumnya saya juga
sudah menabung menyisihkan uang jajan saya sedikit demi sedikit dari kelas 10 dengan niat awal untuk
membayar ujian kelulusan ketika saya akan lulus smk, karena memang sekolah saya adalah swasta yang
memang dari segi biaya cukup mahal. Namun semua berubah ketika kelas 11, saya berfikir tabungan
saya ini untuk saya bisa kuliah nantinya. Hari demi hari berganti saya masih simpan rapat keinginan saya
untuk kuliah kepada siapun terutama kedua orang tua saya, rasanya tak tega mulut ini terasa berat
ketika ingin mengutarakan keinginan untuk kuliah kepada kedua orang tua saya. Kembali saya merenung
melihat keadaan perekonomian keluarga, bagaimana bisa saya kuliah dengan kondisi perekonomian
seperti ini?. Selalu mengurungkan niat untuk mengutarakan keinginanan ini karena takut dan pastinya
sudah bisa saya tebak jawaban apa yang akan terlontar dari orang tua saya.
Pada tahun berikutnya saya menginjak kelas 12, inilah waktunya bagi saya untuk berani menyampaikan
keinginan saya untuk bisa kuliah kepada kedua orang tua saya , setelah tahun sebelumnya saya mencari
informasi mengenai beasiswa bidikmisi, dan mengukuhkan niat untuk bisa lanjut kuliah. Dalam hati ini
masih ragu, namun saya juga berfikir dengan melanjutkan kuliah melalui bisikmisi ,kelak saya bisa
memperbaiki ekonomi keluarga saya menjadi lebih layak lagi, juga melihat dari pendidikan yang sempat
di enyam oleh kedua orang tua saya hanya sebatas Sd dan SMP, maka berangkat dari itu juga saya ingin
meningkat derajat kelurga saya, terlebih selama ini dari keluarga ayah dan ibu belum pernah ada anak
atau cucu yang berpendidikan sampai jenjang kuliah. Pada saat itu aku awal-awal menginjak kelas 12
sekitar bulan agustus, saya lupa tanggal berapa pas pertama kalinya saya mengungkapakn keinginan
untuk kuliah, terutama kepada ibu saya, karena dari kecil memang saya memang selalu dekat dengan
ibu, minta uang, ini itu pasti ke ibu larinya, jarang ke ayah. Waktu itu pas malam nonton tv, saya mulai
memberanikan diri untuk bercerita tentang keinginan saya untuk bisa kuliah dengan bidikmisi, ibu saya
tidak terlalu merespon atau kaget ketika saya mengucapkan kalimat tersebut, mungkin juga beliau juga
berkeinginan anaknya ini bisa sekolah setinggi-tingginya tidak seperti kedua orang tuanya, namun
terbayang-bayang akan mahalnya biaya kuliah nanti. tetapi saya menjelaskan tentang beasiswa bidikmisi
tersebut, karena pada saat itu juga ibu saya menanyakan apa itu bidikmisi, menjelaskan jika beasiswa
tersebut untuk orang yang tidak mampu/kurang berada tetapi memiliki tekad untuk kuliah, saya juga
menjelaskan bahwasana saya ini seharusnya layak menerima beasiswa bidikmisi. Hampir setiap malam
saya ingin membahas topik tentang kuliah dan bidikmisi, ketika ibu sedang masak saya ikut membantu,
topik obrolan pun sama, bahkan ketika naik motor mengantar ibu kepasar di jalan pun saya membahas
tentang hal tersebut. Hingga mungkin hati seorang ibu yang iba melihat niatan anaknya pengen sekolah
tinggi-tinggi seperti teman-teman sebaya saya lama kelamaan mulai menginjinkan saya untuk bisa lanjut
kuliah yang entah biaya nya dari mana, dan pada saat itu ayah saya tidak mengetahui keinginan saya ini,
bahkan ibu saya juga belum berani menceritakan keinginan saya untuk bisa lanjut kuliah untuk di
ceritakan ke ayah. Tapi setidaknya saya lebih lega menceritakan semua ke ibu saya, dan ibu juga tidak
melarang keinginan saya untuk kuliah dengan bidikmisi. Kemudian masalah yang berikutnya timbul
adalah dimana perguruan tinggi yang akan saya tuju dan jurusan apa yang akan saya ambil, saya masih
awam akan hal itu, hari berikutnya saya konsultasi ke guru bk di sekolah, setiap istirahat saya hampir
selalu ke ruang ibu desy untuk menceritakan semua keresahan , pada mulanya saya tertarik untuk bisa
masuk ke sebuah jurusan yang ada sangkut pautnya dengan seni, namun bukan mutlak seni murni .
sedari kecil memang saya suka dengan seni terutama menggambar , saya masih ingat waktu kecil saya di
marahi ayah saya karena terlalu sering menggambar dan menyampingkan mata pelajaran seperti
matematika,Bahasa Indonesia dll. Saya lebih suka dengan menggambar , entah kenapa ada darah seni
yang mengalir pada diri saya, pada saat smp saya juga pernah mendapat juara satu melukis putra tibgkat
sekolah, dan pernah mendapat juara umum untuk lomba mading tingkat kabupaten bersama tim smp,
sewaktu smk pun saya kerap menyumbangkan hasil karya gambar saya untuk di terbitkan di majalah
sekolah 3 tahun berturut-turut.
. Beberapa kali ibu desy memberi referensi kepada saya tentang universitas dan beberapa alumni smk
yang berhasil masuk univ tersebut. Saya lupa itu bulan apa dan tanggal berapa , cuman pada saat itu di
kumpulkanlah siswa siswi kelas 12 yang memiliki niat untuk kuliah ke ruang bk , smk saya memang tidak
banyak yang minat melanjutakan kuliah karena memang smk di peruntukan untuk lulusanya siap bekerja
termasuk teman-teman saya ,tetapi juga tidak menutup kemungkinan bisa lanjut ke perguruan tinggi,
dan semua tergantung niat masing-masing. 11 sampai 14 orang siswa dari 3 jurusan yang memiliki
semangat tinggi untuk kuliah dan saya satu-satunya laki-laki di antara siswi-siswi tersebut. Namun saya
tak ambil pusing, dan tidak malu di antara perempuan karena saya berfikir mereka mempunyai niat yang
sama yaitu untuk melanjutkan kuliah. Pada saat itu ternyata ibu desy mendatangkan alumni smk yang
berhasil melanjutkan kuliah, tujuannya adalah untuk sharing tentang dunia perkuliahan. beberapa dari
mereka kebanyakan di terima dan kuliah di IAIN Surkarta dan IAIN salatiga dan sisanya masuk PTS.
Setelah sharing beberapa waktu saya memang kurang minat untuk masuk ke IAIN entah kenapa,
memang saya mengincar untuk bisa masuk ke PTN di karenakan biaya lebih murah. Hari berikutnya saya
masih bingung kampus mana yang akan saya daftari, saya mencari di internet beberapa kampus keren di
dekat daerah saya, karena memang saya tidak ingin terlalu jauh dari orang tua dan faktor biayalah salah
satunya. Universitas sebelas maret Surakarta (UNS), adalah kampus pertama yang saya minati, melihat
beberapa informasi tentang kampus, alumni, prestasi dll. Akhirnya saya bilang ke guru bk saya ingin
masuk uns, dan ternyata teman-teman saya juga sama semua ingin masuk uns, guru bk saya memberi
nasehat bahwasanya untuk masuk uns itu berat dan beberapa faktor lain yang menyebabakan siswa
siswi smk saya berpeluang kecil untuk bisa masuk.
Pada saat itu saya juga bergabung di grub facebook SNMPTN/SBMPTN/TEST CENTER UMPTN/UMPTS
DAN USM PTK dan beberapa akun ig sejenis dan grub beasiswa bidikmisi. Di sana banyak sekali calon
mahasiswa maupun yang sudah menjadi mahasiswa di beberapa di PTN/PTS seluruh Indonesia, saya
banyak mendapat informasi dari grub-grub tersebut seputar dunia perkuliahan. salah satu orang yang
berjasa dalam hidup saya memperkenalkan dan membatu saya untuk bisa masuk kuliah adalah tetangga
saya namanya mas Anam dia adalah salah satu mahasiswa ISI Surakarta, dari dia saya mendapat banyak
informasi dan strategi, dan dari situlah saya mengenal kampus ISI, jurusan dan fakultas, bahkan sempat
waktu itu pas libur tahun baru saya di ajak untuk main ke solo untuk melihat kampusnya
bagaimana,selang beberapa waktu pikiran saya masih tertuju untuk masuk uns tetapi setalah melihat
kembali bahwa saingan untuk bisa masuk ke kampus tersebut sangatlah ketat akhirnya saya
mengurungkan niat saya untuk masuk uns, ISI Surakarta menjadi salah satu opsi pilihan saya.. Saya ingat
sebuah saran dari grub masuk kampus di facebook yang saya ikuti, bahwasanya pilihlah jurusan/prodi
sesuai dengan passion atau serumpun dengan jurusan di sekolah sebelumnya. Di smk sendiri saya
mengambil jurusan Teknik Komputer Dan Jaringan, namun setelah 3 tahun saya belajar, saya memang
suka akan teknologi ,perkembanganya, namun ternyata ini bukan 100% passion saya. Dan seni adalah
minat saya , berangkat dari hal sederhana “saya suka menggambar” saya di saran oleh masa anam untuk
masuk ISI Surakarta yang notabenya adalah kampus seni, saya bilang bahwa saya ingin masuk sebuah
jurusan yang di dalamnya memadukan antara teknologi dengan seni, dan dia memberi saran DKV
(Desain komunikasi visual) dan DI (Desain Interior) mungkin cocok dengan saya, di situ saya di beri
banyak informasi tentang dua jurusan tersebut, ternyata hati saya lebih condong mengatakan untuk
memilih desain interior, lantas saya mencari informasi lebih banyak mengenai jurusan tersebut di
internet tentang prospek kerja kedepanya, dan alhasil ternyata memeliki peluang yang sangat besar.
Dari sini saya mulai memantapkan untuk saya memilih desain interior. Begitupun ketika saya bercerita
ke ibu tentang ISI Surakarta dan prodi desain interior, beliau hanya mengiyakan
Download