TUGAS MATA KULIAH MANAJEMEN RUMAH SAKIT DISUSUN OLEH : SRI MARGIATI NPM 17420053 PROGRAM STUDI PASCA SARJANA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS MALAHAYATI TAHUN 2019 Kata Pengantar Untuk melengkapi mata kuliah Manajemen Rumah Sakit, kami susun tugas resume KESELAMATAN jurnal PASIEN “PENGETAHUAN DENGAN PERAWAT TENTANG PELAKSANAAN PROSEDUR KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT (KPRS) DI RUMAH SAKIT PANTI WALUYA SAWAHAN MALANG dengan harapan semoga bisa menjadi pelengkap yang berarti bagi proses pembelajaran mata kuliah Manajemen Rumah Sakit. Kami sangat mengharapkan kritik, saran, komentar, atau ide-ide yang membangun dari pada pembaca. Terima kasih dan Wassalam. Penulis RESUME JURNAL Keselamatan menjadi isu global dan terangkum dalam lima isu penting yang terkait di rumah sakit yaitu: keselamatan pasien (patient safety), keselamatan pekerja atau petugas kesehatan, keselamatan bangunan dan peralatan di rumah sakit yang bisa berdampak terhadap keselamatan pasien dan petugas, keselamatan lingkungan (green productivity) yang berdampak terhadap pencemaran lingkungan dan keselamatan ”bisnis” rumah sakit yang terkait dengan kelangsungan hidup rumah sakit. Strategi penerapan patient safety telah dilakukan dengan berbagai upaya di lingkungan rumah sakit. Komisi Akreditasi Rumah Sakit (2012) menjelaskan penerapan patient safety harus memenuhi 6 (enam) sasaran keselamatan pasien, meliputi : 1. Ketepatan Identifikasi Pasien 2. Peningkatan Komunikasi Efektif 3. Peningkatan Keamanan Obat yang Perlu Diwaspadai (High Alert) 4. Kepastian Tepak Lokasi, Tepat Prosedur dan Tepat Pasien Operasi 5. Pengurangan Risiko Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan 6. Pengurangan Risiko Pasien Jatuh Patient safety adalah komponen kritis dari mutu pelayanan. Banyak kesalahan medis dikaitkan dengan budaya patient safety. Sebagai organisasi pelayanan kesehatan yang secara kontinyu memperbaiki pelayanannya, penting bagi rumah sakit untuk menumbuhkan budaya safety (culture of safety). Untuk mencapai budaya safety dibutuhkan pemahaman tentang nilai, kepercayaan, norma penting dalam organisasi, dan sikap serta perilaku yang terkait patient safety. Kebijakan strategi penerapan patient safety di Rumah Sakit Panti Waluya Sawahan Malang adalah sosialisasi keselamatan pasien rumah sakit (KPRS) pada seluruh unit pelayanan, pencatatan dan pelaporan internal insiden kasus, solusi masalah dan akar masalah, standar keselamatan pasien. Jumlah insiden yang masuk ke tim KPRS Rumah Sakit Panti Waluya Sawahan Malang pada bulan Januari – Agustus 2014 tercatat 22 insiden dengan rincian KTD (Kejadian Tidak Diharapkan) 9 insiden, KNC (Kejadian Nyaris Cidera) 6 insiden, KPC (Kejadian Potensial Cidera) 5 insiden dan KTC (Kejadian Tidak Cidera) 2 insiden. Insiden Keselamatan Pasien adalah Setiap kejadian atau situasi yang dapat mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan harm / cedera yang tidak seharusnya terjadi. Dampak dari semua insiden bila tidak segera diatasi adalah kejadian yang sama akan terulang kembali, memperpanjang perawatan, timbul cidera, timbul kecacatan bahkan kematian. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Panti Waluya Sawahan Malang pada tanggal 24 s/d 29 November 2014 dengan desain penelitian menggunakan penelitian deskriptif korelasional. Populasi peneletian adalah 200 orang perawat dengan sampel sebanyak 60 orang diambil menggunakan simple random sampling. Berdasarkan penelitian, sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan (85%) berusia antara 20-30 tahun (63,3%) berpendidikan terakhir DIII Keperawatan dengan lama kerja antara 1-5 tahun dan sudah mendapatkan informasi tentang KPRS melalui seminar. Hasil penelitian menyebutkan bahwa sebagian besar responden mempunyai pengetahuan yang cukup (81,7%) dan 63,8% responden masih kurang dalam melaksanakan prosedur KPRS di Rumah Sakit Panti Waluya Sawahan Malang. Hasil penelitian tentang pengetahuan perawat tentang KPRS di Rumah Sakit Panti Waluya Sawahan Malang menunjukkan sebagian besar responden (81,7%) mempunyai pengetahuan yang cukup. Hal ini dikarenakan salah satu faktor yaitu usia responden dimana diketahui bahwa sebagian besar responden (63,3%) berusia antara 20-30 tahun. Hal ini sesuai dengan pendapat Mconnell dan Philipcalk, (1992) yang dikutip dari Desmita, (2008) faktor psikologi seseorang berkaitan dengan faktor umur yang mana akan menentukan sikap seseorang. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan semakin matang dalam berfikir dan bekerja. Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang pada orang lain terhadap sesuatu hal agar mereka dapat memahami. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka tingkat pengetahuan orang tersebut akan semakin tinggi dan mudah untuk memerima informasi. Faktor lain yang mempengaruhi adalah lama kerja. Pengalaman menunjukan hubungan yang signifikan terhadap asuhan yang aman terhadap pasien, serta menjadi faktor yang berhubungan pada kejadian insiden keselamatan pasien karena ada kecendrungan dimana perawat yang telah bekerja lama di rumah sakit memiliki kemampuan yang lebih baik dalam melakukan asuhan keperawatan yang aman bagi pasien. Berdasarkan hasil analisis uji bivariate pada Tabel 2 menunjukkan nilai Korelasi Spearman untuk mengetahui adanya hubungan antara pengetahuan perawat di RS Panti Waluyo Sawahan Malang dengan pelaksanaan KPRS pada pasien yaitu sebesar 0.420, dengan nilai signifikansi (p-value) sebesar 0.001 yang lebih kecil dari alpha 0.05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan (bermakna) antara pengetahuan perawat di RS Panti Waluyo Sawahan Malang dengan pelaksanaan KPRS pada pasien. Dengan koefisien korelasi yang bernilai negatif maka dapat diartikan bahwa pengetahuan perawat tentang keselamatan pasien masih cukup tetapi pelaksanaan prosedur KPRS masih kurang. Maka RS Panti Waluyo Sawahan Malang harus melakukan pelatihan tentang KPRS secara berkala/periodik dan melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan KPRS. Serta diperlukannya reward dari RS untuk perawat yang telah melaksanakan KPRS dengan baik. Perawat harus menyadari perannya sehingga harus berpartisipasi aktif dalam mewujudkan keselamatan pasien rumah sakit. Perawat harus memahami tentang apa yang dimaksud dengan keselamatan pasien rumah sakit (KPRS) serta dalam pelaksanan pelayanan harus mengetahui enam sasaran keselamatan pasien. LAMPIRAN JURNAL