Tabel: Gant Chart Plan Of Action (POA) Pelaksanaan Kegiatan

advertisement
POA (PLAN OF ACTION)
PELAKSANAAN PROGRAM MANAJEMEN RESIKO PASIEN JATUH
DI RUMAH SAKIT ISLAM UNISMA MALANG
TAHUN 2013
I. Pendahuluan
Program Keselamatan Pasien Rumah Sakit atau yang lebih terkenal dengan istilah
Patient Safety mempunyai (enam) sasaran yaitu: Ketepatan Identifikasi Pasien,
Peningkatan Komunikasi yang Efektif, Peningkatan Keamanan obat yang Perlu di
waspadai, Kepastian Tepat Lokasi, Tepat Prosedur, Tepat pasien operasi, Pengurangan
Resiko Infeksi terkait Pelayanan Kesehatan, Pengurangan Resiko Pasien Jatuh
Ke enam sasaran ini saling terkait satu dengan yang lain, karena semuanya
berhubungan dengan keselamatan pasien. Program pengurangan insiden pasien jatuh
dalam pelaksanaanya diperlukan dilakukan screening resiko jatuh dan pengelolaan
pasien resiko jatuh yang tepat pada semua pasien yang di rawat di rumah sakit.
Berdasarkan hal tersebut maka kami tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KPRS)
Rumah Sakit Islam Unisma Malang akan menyusun kebijakan tentang manajemen resiko
pasien jatuh yang bertujuan meningkatkan mutu pelayanan
keselamatan pasien
khususnya menurunkan insiden kejadian pasien jatuh hingga mencapai standar yang
ditetapkan.
II. Latar belakang
Hasil observasi di Rumah Sakit Islam Unisma Malang belum ada kebijakan tentang
penanganan pasien jatuh, dengan demikian maka perlu dibuat kebijakan dan panduan
Standar Prosedur Operasional (SPO) dalam menangani Risiko Pasien Jatuh di Rumah
Sakit Islam Unisma Malang
III. Tujuan
A. Umum :
Meningkatkan mutu pelayanan keselamatan pasien di Rumah Sakit Islam Unisma
Malang
1
B. Tujuan Khusus :
1. Menurunkan angka insiden pasien jatuh
2. Identifikasi pasien resiko jatuh
3. Memberikan pemahaman kepada pasien dan atau keluarga tentang pasien
resiko jatuh
4. Menurunkan angka cidera dan kecacatan akibat pasien jatuh
5. Petugas melaksanakan standar prosedur operasional (SPO) tentang pasien
resiko jatuh
IV. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan
A. Evaluasi kebijakan keselamatan pasien rumah sakit (KPRS) tentang pasien jatuh
B. Menyusun Standar Prosedur Operasional (SPO) dan kebijakan, sebagai berikut:
1.) Screening pasien resiko jatuh
1. Ucapkan salam
2. Perkenalkan diri dengan ramah dan sopan (sebut nama dan dari unit mana)
3. Pastikan identitas pasien (lihat gelang identitas)
4. Petugas menyampaikan maksud dan tujuan
5. Melakukan screening
- Anak-anak (<18) tahun menggunakan Humpty Dumpy scale
(form terlampir)
- Dewasa ( ≥18-<60 tahun) menggunakan Morse Fall Scale/MFS
(form terlampir)
- Orang tua( ≥ 60 tahun) menggunakan cecklist Pengkajian Jatuh Usia
Lanjut (form terlampir)
6. Petugas mencatat hasil skor dan kesimpulan tingkat resiko di format
screening serta menandatangani
7. Ucapkan terimakasih dan salam
8. Petugas menindaklanjuti hasil screening
2
2.) Pemasangan gelang identitas resiko jatuh
a. Persiapan
Isi dan cetak gelang resiko jatuh berwarna kuning ( nama, tanggal lahir,
nomor rekam medis, dan tingkat resiko jatuh) sesuai berkas rekam medis
pasien
b. Pelaksanaan
1. Ucapkan salam
2. Perkenalkan diri dengan ramah dan sopan (sebut nama dan dari unit
mana)
3. Pastikan identitas pasien (lihat gelang identitas)
4. Sampaikan maksud dan tujuan
5. Pasang gelang resiko jatuh berwarna kuning
6. Ucapkan terimakasih dan salam
3.) Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang resiko jatuh
1. Ucapkan salam
2. Perkenalkan diri dengan ramah dan sopan (sebut nama dan dari unit mana)
3. Pastikan identitas pasien (lihat gelang identitas)
4. Sampaikan maksud dan tujuan
5. Berikan edukasi kepada pasien dan atau keluarga
6. Lakukan evaluasi respon pasien dan atau keluarga terhadap edukasi yang
telah diberikan
7. Berikan liflet edukasi resiko pasien jatuh pada pasien atau keluarga
8. Minta tandatangan pada pasien atau keluarga sebagai bukti telah dilakukan
edukasi pada lembar informasi (RM 7C)
9. Ucapkan terimakasih dan salam
4.) Pengelolaan pasien resiko jatuh
a. Pasien Tidak Beresiko Jatuh
1. Merawat pasien sesuai diagnosa penyakit
2. Observasi perubahan dan perilaku pasien
3. Bila ada perubahan kondisi pasien maka dilakukan screening pasien
jatuh
3
b. Pasien dengan tingkat Resiko Sedang
1. Pastikan pasien memakai gelang resiko jatuh warna kuning
2. Tempatkan pasien di tempat tidur yang ada pengamannya
3. Memberikan penjelasan tentang resiko jatuh kepada pasien dan atau
keluarga
4. Pasien tidak boleh beraktifitas diluar ruangan rawat inap
5. Meminta keluarga menunggui pasien
6. Pasang Restrain bila diperlukan
7. Gunakan penerangan yang cukup pada malam hari ( lampu tidak boleh
di matikan)
8. Bantu pasien dalam pemenuhan kebutuhan dasar pasien (personal
higene, eliminasi dll)
9. Observasi perubahan kondisi dan perilaku pasien, bila terjadi perubahan
lakukan screening ulang resiko jatuh
c. Pasien dengan Tingkat Resiko Jatuh tinggi
1.
Pastikan pasien memakai gelang resiko jatuh warna kuning
2.
Tempatkan pasien di tempat tidur yang ada pengamannya
3.
Memberikan penjelasan tentang resiko jatuh kepada pasien dan atau
keluarga
4.
Pasien tidak boleh beraktifitas diluar ruangan rawat inap
5.
Keluarga wajib menunggui pasien
6.
Pasang Restrain bila diperlukan
7.
Gunakan penerangan yang cukup pada malam hari ( lampu tidak boleh
di matikan)
8.
Tawarkan bantuan pemenuhan kebutuhan dasar pasien tiap 2 jam
(personal higene, eliminasi dll)
9.
Observasi perubahan kondisi dan perilaku pasien,
10. lakukan screening ulang resiko jatuh tiap 8 jam/ tiap shift
5.) Penanganan pasien jatuh
1. Posisikan pasien pada tempat yang aman
2. Pastikan ABC pasien
4
3. Bila diperlukan tindakan gawat darurat bawa pasien ke Intalasi Gawat
Darurat
4. Bila tidak ada kegawatan lakukan observasi tanda-tanda vital
5. Laporkan kondisi pasien kepada dokter yang merawat
6. Laporkan insiden pasien jatuh sesuai prosedur KPRS
6.) Pelaporan Insiden Kejadian Pasien (Pasien Safety) Pelayanan Keperawatan
1. Setiap ada insiden, orang yang bersangkutan/mengetahui wajib langsung
melaporkan kepada pimpinan diatasnya (kepala jaga/ kepala ruang/
koordinator/ perawat pengganti/ kasubag/ kasie/ kepala bidang/ bagian)
pada saat kejadian
2. Penerima laporan mengisi ceklist harian dan menulis di format laporan
insiden serta menentukan Grading Risk
3. Laporan insiden diserahkan tim KPRS maksimal 2 x 24 jam
4. Tim KPRS melaporkan kepada direktur setiap tiga (3) bulan sekali
C.
Penetapan Kebijakan dan Standar prosedur operasional (SPO)
D.
Sosialisasi dan pelatihan Standar prosedur operasional (SPO)
E.
Penerapan Standar prosedur operasional (SPO)
F.
Pelaporan dan evaluasi
V. Cara Melaksanakan Kegiatan
1. Perawat (kepala ruang, perawat palaksana) melakukan screening kepada semua
pasien baru yang di rawat di Rumah Sakit Islam Unisma Malang
2. Bila teridentifikasi pasien mempunyai resiko jatuh maka dilakukan pemasangan
gelang identitas resiko jatuh
3. Pasien dan atau keluarga dengan resiko jatuh diberikan edukasi tentang resiko
jatuh
4. Pasien dengan resiko jatuh diberikan penanganan berdasarkan standar resiko
jatuh sesuai dengan tingkat resikonya.
5. Bila terjadi pasien jatuh dilakukan penanganan sesuai standar prosedur
operasional (SPO) Penanganan pasien jatuh
5
6. Bila terjadi pasien jatuh dilakukan Pelaporan sesuai standar prosedur operasional
(SPO) Pelaporan insiden pasien jatuh
7. Tim KPRS melakukan pelaporan ke direktur per tiga bulan (triwulan) sekali
8. Tim KPRS melakukan evaluasi setiap tahun dan dilaporkan kepada direktur untuk
mendapat rekomendasi dan tindak lanjut
9. Hasil
dari rekomendasi direktur disampaikan oleh tim KPRS kepada unit
keperawatan dan unit penunjang medis
VI. Sasaran
A. Sasaran pelaksana
1. Pasien dan keluarga yang di rawat di Rumah Sakit Islam Unisma Malang
2. Karyawan Rumah Sakit Islam Unisma Malang
3. Tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KPRS) Rumah Sakit Islam Unisma Malang
B. Sasaran Capaian Kegiatan
1. Angka pasien jatuh tidak ada
2. Pasien yang di rawat di Rumah Sakit Islam Unisma Malang dilakukan screening
resiko pasien jatuh
3. Pasien yang di rawat di Rumah Sakit Islam Unisma Malang diberikan KIE
tentang resiko jatuh
4. Angka cidera dan kecacatan tidak ada
5. Petugas melaksanakan Standar Prosedur Operasional (SPO) tentang resiko
pasien jatuh
VII. Gant Chart Plan Of Action (POA) Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan mulai dilaksanakan pada bulan Oktober tahun 2013, setiap periodenya
dengan rincian sebagai berikut:
6
Tabel: Gant Chart Plan Of Action (POA) Pelaksanaan Kegiatan Manajemen Resiko Pasien Jatuh
No
Kegiatan
Tahun 2013
Okt
Nop
Bulan
Des
1
2
3
4
5
6
7
Penanggung Jawab
8
9
10
11
12
1.
Evaluasi kebijakan KPRS
√
TIM KPRS
2.
Menyusun SPO
√
TIM KPRS
3.
Penetapan Kebijakan
√
4.
5.
√
TIM KPRS
Sosialisasi dan pelatihan
√
TIM KPRS
Pelaksanaan Kebijakan
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
TIM KPRS
1.) Screening pasien resiko jatuh
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Keperawatan
2.) Pemasangan gelang resiko jatuh
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Keperawatan
3. ) Edukasi pasien dan keluarga
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Keperawatan
4. ) Pengelolaan pasien resiko jatuh
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Keperawatan
5. ) Penanganan pasien jatuh
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Keperawatan
6. ) Pelaporan insiden kejadian pasien jatuh
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Keperawatan
√
KPRS dan Keperawatan
√
TIM KPRS
6.
Pelaporan
7.
Evaluasi
√
√
√
7
VIII. Fasilitas dan Sarana
Adapun sarana dan prasarana yang digunakan adalah:
1. Gelang identitas resiko pasien jatuh ( gelang berwarna kuning)
2. Restrain
3. Tempat tidur dengan pengaman
4. Leaflet edukasi
5. Form screening pasien jatuh
IX. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan
 Pelaporan
Penanggung jawab kegiatan melaporkan hasil kegiatan setiap bulan kepada Tim
Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KPRS), kemudian tim KPRS
melaporkan
kegiatan setiap trimester ( tiga bulan sekali) kepada direktur Rumah Sakit Islam
Unisma Malang
 Evaluasi
Evaluasi kegiatan dan kebijakan dilaksanakan setiap 1 tahun sekali dan
dilaporkan kepada Direktur
X.
Penutup
Rumah Sakit wajib melakukan penanganan pasien resiko jatuh yang dapat dimulai dari
pengkajian di awal pasien masuk maupun pengkajian ulang secara berkala, termasuk
resiko potensial yang berhubungan dengan jadwal pemberian obat serta mengambil
tindakan
untuk mengurangi
semua
resiko
yang
telah diidentifikasikan tersebut.
Manajemen resiko pasien jatuh ini dapat dilaksanakan sejak pasien mendaftar hingga
pasien pulang.
XI. Matrix Plan Of Action (POA)
8
Tabel Matrix Plan Of Action (POA) Pelaksanaan Program Manajemen Resiko Pasien Jatuh di Rumah Sakit Islam Unisma Malang Tahun 2013
N
o
I
Program
Tujuan
Identifikasi Akar Masalah
Legalitas
a. Kesepakatan
melaksanakan
Proposal
program
Magang
magang
b. Analisis akar
masalah,
Mengetahui
sistem,
akar masalah
proses, plan,
produk
II Pelaksanaan Magang
a. Meningkatkan Pencegahan
kewaspadaan pasien jatuh
petugas akan
dalam
risiko pasien
perawatan
jatuh
rumah sakit
Kegiatan
Sasaran
Indikator Pencapaian
Presentase
Program
tersampaikan
Ada proposal
Brain stroming
POAC
Ada akar masalah
1.Membuat
kebijakan
pencegahan
pasien jatuh.
1. Ada kebijakan
tentang
pencegahan
pasien jatuh di
RS
2. Membuat SPO
2. Terdapat SPO
sekrening risiko
pendukung
pasien jatuh dan
kebijakan
pencegahannya
pencegahan
pasien jatuh
3.Melakukan
3. Petugas
Pelatihan
mampu
petugas dan
melakukan
sosialisasi
skrening risiko
Waktu
Penanggung
jawab
12 okt 2013
Diklat
17-19 okt
2013
TIM KPRS
21 Okt-14 Des
1 minggu
TIM KPRS
2. Ada SPO tentang
sekrening resiko
pasien jatuh dan
pencegahannya
1 minggu
TIM KPRS
3. Petugas mampu
melakukan skrening
risiko pasien jatuh.
Serta ada bukti
3 minggu
TIM KPRS
1. Ada Kebijakan
pencegahan pasien
jatuh
Ket
9
b.Memudahkan
identifikasi
dan
pencegahan
pasien jatuh
Pencegahan
pasien jatuh
dalam
perawatan
rumah sakit
tentang
kebijakan
pencegahan
pasien jatuh dan
SPOpendukung
1. Latihan
pemberian tanda
pada pasien
dengan risiko
jatuh
2. Merencanakan
tersedia sarana
pencegahan
pasien jatuh
3. Latihan
Pemberian
edukasi kepada
pasien dan
keluarga
III
Penyusunan Laporan Hasil Magang
a. Penyusunan
Terlaksananya Membuat laporan
Laporan
program
magang
b. Presentase
Penyampaian
Supervisi II
Hasil
hasil program
pasien jatuh
dan melakukan
pencegahannya
1. Terdapat tanda
sebagai
petunjuk pada
pasien yang
berisiko jatuh
2. Terdapat alat
penghalang dan
pencegah
pasien jatuh
3. Terdapat
sarana edukasi
kepada Pasien
dan keluarga
sosialisasi dan
pelatihan
1. Tersedia penanda
pasien resiko jatuh
dan petugas mampu
melaksanakan sesuai
prosedur.
2. Penghalang dan
pencegah pasien jatuh
tersedia cukup
(tersedia tempat tidur
berpenghalang )
3. keluarga dan pasien
dengan resiko jatuh
mendapat edukasi
2 Minggu
TIM KPRS
Peserta
Magang
Studi literatur
Ada laporan
1 Minggu
Ada laporan
Presentase
14 Des 2013
Diklat
10
11
Download