DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan Penulisan 1.3 Manfaat Penulisan BAB II PEMBAHASAN 2.1 Keanekaragaman Bentuk Kehidupan 2.2 Karakteristik Makhluk hidup 2.3 Tingkatan Organisasi Kehidupan 2.4 Klasifikasi 2.5 Sistem Klasifikasi 2.6 Tatanama Binner 2.7 Klasifikasi Tumbuhan 2.8 Klasifikasi Hewan BAB III PENUTUP Daftar Pustaka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makhluk hidup dari spesies yang sama memiliki ciri yang sama. Misalnya, ayam di Indonesia dengan ayam di negara lain memiliki ciri yang sama. Sebaliknya, ciri suatu spesies berbeda dengan spesies lainnya. Jadi, di dalam spesies yang sama terdapat keseragaman ciri makhluk hidup, sedangkan antar spesies yang berbeda terdapat keanekaragaman. Diberbagai lingkungan juga dapat kita jumpai keanekaragaman makhluk hidup. Keanekaragaman itu meliputi variasi bentuk ukuran, warna dan sifat-sifat lain dari makhluk hidup. Setiap lingkungan memiliki keanekaragamannya masing-masing. 1.2 Tujuan Penulisan Memenuhi tugas dari dosen mata kuliah Biologi Umum. 1.3 Manfaat Penulisan Agar materi ini bisa dipahami/ dimengerti oleh Mahasiswa. BAB II PEMBAHASAN KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP (BIODIVERSITAS) 2.1 Keanekaragaman Bentuk Kehidupan Keanekaragaman makhluk hidup tumbuh dan berkembang dari keanekaragaman jenis, keanekaragaman genetis dan keanekaragaman ekosistem. Karena ketiga keanekaragaman ini saling kait-mengkait dan tidak terpisahkan, maka dipandang sebagai satu keseluruhan (totalitas) yaitu keanekaragaman makhluk hidup. Keanekaragaman makhluk hidup menunjukkan adanya berbagai macam variasi bentuk, penampilan, jumlah dan sifat yang terlihat pada berbagai tingkat gen, tingkat jenis dan tingkat ekosistem. a. Keanekaragaman jenis Manusia dalam mengenal adanya keanekaragaman makhluk hidup berdasarkan ciri-ciri yang dapat diamati dan juga mungkin tingkah laku, penampilannya, makanannya dan cara perkembangbiakannya, habitatnya serta interaksinya dengan makhluk lain. Pada tumbuhan yang dapat diamati misalnya tempat tumbuhnya, batangnya, daunnya, bunganya, serangga yang mengunjunginya serta burung yang bersarang di dalamnya. b. Keanekaragaman genetis/gen/genetika Setiap populasi mempunyai sifat genetik tertentu. Individu-individu sejenis ini mempunyai kerangka dasar komponen genetis yang sama (kromosomnya sama tetapi memiliki komponen faktor keturunan yang berbeda). Misal : rasa manis dan asam pada mangga warna kuning, merah dan putih pada biji jagung Keanekaragaman gen menentukan keanekaragaman jenis individu, meski jenisnya sama tetapi memiliki gen yang tidak sama bila dibandingkan dengan individu lain dalam kelompok tersebut. c. Keanekaragaman ekosistem Ekosistem merupakan satu kesatuan lingkungan yang melibatkan faktor biotik (makhluk hidup) dan faktor abiotik (mineral, udara, air, tanah dll.) yang berinteraksi satu sama lain. Indonesia memiliki makhluk hidup yang bervariasi, sehingga ekosistem yang terbentuk juga beragam. Misal : - ekosistem bahari - ekosistem hutan bakau - ekosistem hutan rawa air tawar - ekosistem danau - ekosistem pertanian. 2.2 Karakteristik Makhluk hidup Makhluk hidup memiliki karakteristik umum: Organisasi. Makhluk hidup menunjukkan tingkat organisasi yang besar, organisme multiseluler dapat dibagi menjadi sel-sel dan sel-sel dibagi menjadi organela-organela selanjutnya organela dibagi menjadi molekul-molekul. Homeostatis. Homeostasis adalah keadaan pemeliharaan lingkungan internal dalam keadaan tetap (dinamik) yaitu suhu, pH, konsentrasi air dan sebagainya. Kebanyakan metabolisme energi tubuh bertujuan menjaga batas homeostatis. Jika kita sakit dalam waktu yang lama, peningkatan suhu akan merusak organ dan merusak fungsi fisiologis tubuh. Homeostatis dijaga agar fungsi-fungsi fisiologis dan metabolisme dapat berjalan dengan baik. Adaptasi. Makhluk hidup berusaha untuk dapat bertahan hidup. Charles Darwin dalam teori evolusinya menyatakan makhluk hidup berupaya untuk beradaptasi dengan lingkungannya untuk tetap hidup. Reproduksi dan Hereditas. Semua sel berasal dari sel-sel sebelumnya. Adanya sel-sel baru dengan cara reproduksi. Reproduksi dapat dibagi menjadi dua yaitu aseksual (tanpa rekombinasi materi genetik) dan seksual (terjadi rekombinasi materi genetik). Pertumbuhan dan Perkembangan. Sejak sel tunggal bertumbuh, ketika sel terbentuk melalui pembelahan, sel-sel itu berukuran kecil dan akan bertumbuh dan berkembang mencapai tahap kematangan sel. Organisasi multiseluler melewati proses yang rumit mencakup proses diferensiasi dan organogenesis (karena memiliki banyak sel yang berkembang). Perolehan energi dan pelepasan. Sumber energi untuk tetap bertahan hidup adalah memperoleh energi (melalui cahaya matahari, komponen inorganik atau organisme lain) dan melepaskan energi yang didapat untuk proses pembentukan ATP (adenosine triphosphate) sebagai energi untuk aktivitas seluler. Deteksi dan Respons. Untuk menimbulkan stimulus (eksternal dan internal). Interaksi. Makhluk hidup berinteraksi dengan lingkungannya sebaik mungkin. Organisme mendapatkan materi dan energi dari lingkungan atau dari organisme lain. Terdapat banyak tipe-tipe simbiosis (interaksi organisme dengan organisme lain). 2.3 Tingkatan Organisasi Kehidupan Biosfer adalah keseluruhan makhluk hidup dan lingkungannya. Ekosistem adalah interaksi antara kelompok kecil organisme satu dengan lainnya dan dengan lingkungan hidupnya. Komunitas adalah hubungan antara kelompok species yang berbeda. Populasi adalah kelompok individu sejenis yang ada pada area geografis terbatas. Species adalah kelompok individu sejenis yang dapat melakukan perkawinan secara fertil. Individu adalah satu atau lebih sel ditandai oleh susunan DNA yang spesifik. Sistem organ ada pada organisme multiseluler. Kelompok sel, jaringan dan organ yang bekerja pada fungsi yang spesifik. Organ (pada organisme multiseluler). Kelompok sel-sel atau jaringan yang membentuk satu fungsi bagi tubuh. Jaringan (pada organisme multiseluler). Kelompok sel yang menunjukkan fungsi spesifik. Sel adalah unit dasar semua makhluk hidup. Setiap sel memiliki materi genetik (DNA dan RNA), membutuhkan energi kimia dan sebagainya. Organela adalah subunit dari sel. Organela memiliki fungsi spesifik dalam sel sebagai suatu sistem. Molekul, atom dan partikel subatomik merupakan tingkat dasar fungsional dalam biokimia. 2.4 Klasifikasi Ilmuwan mengklasifikasikan makhluk hidup berdasarkan banyaknya persamaan dan perbedaan, baik morfologi, fisiologi maupun anatominya. Makin banyak persamaan di antara makhluk hidup makin dekat kekerabatannya, makin sedikit persamaan makhlik hidup dikatakan makin jauh kekerabatannya. Dalam tatanama makhluk hidup telah disepakati penggunaan sederet takson yang disusun dari yang beranggota besar (sedikit persamaan ciri) ke yang beranggotakan kecil (banyak persamaan ciri). Untuk setiap katagori atau tingkat takson diberi nama tertentu, yaitu : - dunia : regnum/ kingdom/ kerajaan - devisi/ filum : devisio/ phyllum - kelas : classis - bangsa : ordo - suku/ famili : famillia - marga : genus - jenis : species Para ahli dulu membagi makhluk hidup menjadi 2 dunia, yaitu dunia tumbuhan dan dunia hewan. Sekarang ilmuwan membagi makhluk hidup menjadi 5 dunia, yaitu dunia monera, protista, fungi, plantae (tumbuhan) dan animalia. Ad.1. Monera Organisme bersel satu dan bersifat prokaryotik (tidak berselaput inti). Contoh : bacteri dan algae biru ad.2. Protista Organisme bersel satu yang bersifat eukaryotik (sudah berselaput inti). Contoh : protozoa, algae, jamur yang bersel satu ad.3. Fungi (jamur) Organisme yang tubuhnya terbentuk dari benang-benang hifa. Contoh : mycota dan eumycota ad.4. Plantae (tumbuhan) Merupakan organisme multiselluler dan bersifat eukaryotik, dinding sel terbuat dari selulosa, mempunyai kloroplas. Contoh : - Algae (ganggang) - Bryophyta (lumut) - Pteridophyta (tumbuhan paku) - Spermatophyta (tumbuhan biji) ad.5. Animalia (hewan) Merupakan organisme multiseluler dan bersifat heterotop dan dapat bergerak/ berpindah tempat. Contoh : Jellyfish, katak, simpanse 2.5 Sistem Klasifikasi Terdiri dari : a. Sistem artifisial (buatan) Dasar klasifikasi yang menggunakan sifaf-sifat morfologi terutama alat reproduksi, habitat atau perawakan. Misal : tanaman pohon, perdu, herba, semak, gulma atau liana. b. Sistem alam Dasar klasifikasi yang digunakan adalah banyak sedikitnya persamaan, terutama persamaan sifat morfologi. Misal : sapi, buaya, gajah, kuda termasuk hewan berkaki empat padi, gandum, jewawut termasuk tumbuhan berbulir c. Sistem filogenetik Dasar klasifikasi yang digunakan adalah urutan perkembangan serta jauh dekatnya kekerabatan antar takson, selain mencerminkan persamaan dan perbedaan sifat morfologi dan anatominya. 2.6 Tatanama Binner Tatanama binner/ dwi tatanama/ binomial nomenklatur adalah pemberian nama makhluk hidup dengan menggunakan dua kata yang dilatinkan yang dipelopori oleh Carolus Linnaeus (1707 -1778). Cara-caranya : 1. Untuk nama species (jenis) : - nama species terdiri dari dua kata tunggal yang dilatinkan. - kata depan menunjukkan nama marga, kata belakang menunjukkan nama spesies. - nama marga mulai ditulis dengan huruf besar, sedang nama species dimulai dengan huruf kecil. - nama marga dan jenis digarisbawahi secara terputus atau dicetak miring. contoh : Rhinoceros sondaicus (badak jawa) Havea brasikensis (karet) Elephas indicus (gajah) Hibiscus rosasinensis (kembang sepatu) Felis maniculata-domestika (kucing jinak) 2. Untuk nama famili (suku) : Nama suku diambil dari nama marga yang bersangkutan. - Untuk tumbuhan : nama marga + akhiran aceae contoh :- Solamum lycopersicum (tomat) Solanum + aceae fam: Solanaceae - Marchantia polymorpha (lumut hati) Marchantia + aceae fam: Marchantiaceae - Untuk hewan : nama marga + akhiran idae contoh : - Felis tigris (harimau india) Felis + idae fam: Felidae (kucing) - Columba livea (merpati) Columba + idae fam: Columbidae 3. Untuk nama ordo (bangsa) : Nama ordo umumnya diambil dari nama marga yang bersangkutan. - Untuk tumbuhan : nama marga + akhiran ales contoh : - Sphagnum fimbriatum (lumut gambut) Sphagnum + ales ordo: Sphagnales - Untuk hewan : nama marga + akhiran iformis contoh : - Columba livea (merpati) Columba + iformis ordo: Columbiiformis 2.7 Klasifikasi Tumbuhan a). Devisi Algae (ganggang) Uniseluller atau multiseluller, hidup berkoloni, tubuh berupa lembaran (filamen). Algae terdiri dari 4 kelas : - Rhodophyta (alga merah) - Phaeophyta (alga perang / coklat) - Chlorophyta (algae hijau) - Chrysophyta (algae keemasan) b). Devisi Bryophyta (lumut) Terdiri dari 2 kelas : - Hepaticae (lumut hati) berklorofil, daun sederhana, batang sederhana, belum ber-akar yang sebenarnya (rhizoid) atau belum dapat dibedakan akar batang dan daun. Contoh : Marchantia polymorpha Marchantia geminata Reobulia hemispherica - Musci (lumut daun) jelas batang dan daun tetapi akar belum sempurna (rhizoid). Contoh : Spagnum fimbriatum Pogonatum cirrhatum c). Devisi Pteridophyta (tumbuhan paku) sudah dapat dibedakan akar, batang, daun serta sudah memiliki sistem pembuluh. Terdiri dari 4 kelas : 1. Psiophytinae contoh : Psilotum nodum 2. Equisetinae (paku ekor kuda) contoh : Equisetum debile (paku ekor kuda) 3. Lycopodinae (paku kawat) contoh : Lycopodium clavatum Lycopodium cernuum Selaginella willdonovii 4. Filicinae (paku sejati) contoh : Gleichenia linearis (paku resam) Asplenium nidus (paku sarang burung) Adiatum cuneatum (suplir) Platycerium bifurcatum (p. tanduk rusa) Marsilea crenata (semanggi) d.) Devisi Spermatophyta (tumbuhan biji) Terdapat adanya bunga, menghasilkan biji sebagai sebagai alat perkembangbiakan, alat kelamin jantan dan betina terpisah. Terdiri dari 2 sub devisi : 1. Gymnospermae (tumbuhan berbiji terbuka) Berakar tunggang, akar batang berkambium, terjadi pembuah-an tunggal. Terdiri dari 4 kelas : - Pteridospermae (paku biji), sudah punah - Cycadinae contoh : Cycas rumphii (pakis haji) - Coniferae contoh : Agathis alba (damar) Pinus merkusi (pinus/tusam) Casuarina sp (Cemara) - Gnetinae contoh : Gnetum gnemon (melinjo) 2. Angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup) Memiliki bunga yang sesungguhnya, bakal biji tidak terlihat karena terlindung dalam bakal buah atau putik, terjadi pembuahan ganda. Terdiri dari 2 kelas : - Dicotylae (berkeping dua) : Berbiji tertutup, berakar tunggang, bercabang banyak, daun pada batang tersebar, tulang daun menyirip atau menjari, berkambium, bagian bunga berjumlah 2,4,5 atau kelipatannya. Contoh : - Manihot utilisima ( ketela pohon) - Fiscus benyamina (beringin) - Vigna sinensis (kacang panjang) - Arachis hypogeae (kacang tanah) - Tamarandus indica (asem) - Tectona grandis (jati) - Citrus nobilis (jeruk keprok) - Artocarpus integra (nangka) - Gossypium herbaceum (kapas) - Eugenia malacensis (jambu bol/mete) - Psidium guajava (jambu biji) - Solanum tuberosum (kentang) - Monocotylae ( berkeping satu) : berakar serabut, ruas batang nyata, tulang daun sejajar atau melengkung, tidak berkambium, bagian bunga 3 atau kelipatnnya. Contoh : - Oryza sativa (padi) - Curcuma domestica (kunyit) - Musa paradisiaca (pisang) - Cocos nucifera (kelapa) - Zea mays (jagung) - Zingiber officinale (jahe) - Alpinia galanga (laos) - Colocasia esculenta (tales) - Triticum sativum (gandum) - Saccharum offinarum (tebu) - Allium cepa (bawang merah) Contoh : Klasifikasi Pisang (Musa paradisiaca) Dunia : Plantae Devisi : Spermatophyta Sub.devisi : Angiospermae Kelas : Monocotylae Bangsa : Musales Suku : Musaceae Marga : Musa Jenis : Musa paradisiaca Klasifikasi Waru (Hibiscus tiliaceus) Dunia : Plantae Devisi : Spermatophyta Sub.devisi : Angiospermae Kelas : Dicotylae Bangsa : Malvales Suku : Malvaceae Marga : Hibiscus Jenis : Hibiscus tiliaceus Klasifikasi Kapuk randu (Ceiba petandra) Devisio : Spermatophyta Sub.devisio : Angiospermae Classis : Dicotylae Ordo : Malvales Famillia : Bombaceae Genus : Ceiba Species : Ceiba petandra Klasifikasi Padi (Oryza sativa) Devisio : Spermatophyta Sub.devisio : Angiospermae Classis : Monocotylae Ordo : Poales (Glumiflorae) Famillia : Poaceae Genus : Oryza Species : Oryza sativa 2.8 Klasifikasi Hewan Terdiri dari 10 filum : - Filum Protozoa (hewan pertama) - Filum Porifera (hewan berpori) - Filum Coelenterata (hewan berongga) - Filum Platyhelminthes (cacing pipih) - Filum Nemathelminthes (cacing gilig) - Filum Annelida (cacing cincin/ gelang) - Filum Mollusca ( hewan bertubuh lunak) - Filum Arthropoda (hewan berbuku-buku) - Filum Echinodermata (hewan berkulit duri) - Filum Chordata (hewan yang memiliki tali sumbu tubuh) Chordata terdiri dari 2 sub filum : Protochordata (hewan yang memiliki notochordata) contoh : Amfioxus Vertebrata (hewan yang bertulang belakang) Terdiri dari 5 kelas : - Pisces - Amphibia - Reptilia - Aves - Mamalia Contoh : Klasifikasi Manusia (Homo sapiens) Dunia : Animalia Filum : Chordata Sub.Filum : Vertebrata Kelas : Mamalia Bangsa : Primata Suku : Hominidae Marga : Homo Jenis : Homo sapiens Klasifikasi Harimau india (Felis tigris) Regnum : Animalia Phyllum : Chordata Sub.Phyllum : Vertebrata Classis : Mamalia Ordo : Carnivora Famillia : Felidae Genus : Felis Species : Felis tigris BAB III PENUTUP Akhir kata “tiada gading yang tak retak”, demikian pula dengan makalah ini, masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun tetap kami nantikan untuk kesempurnaan makalah ini. DAFTAR PUSTAKA http://tedbio.multiply.com/journal/item/3 R. A. Repi, J. Ngangi, Y. S. Mokosuli. 2008. BIOLOGI, Jilid 1, Depdiknas UNIMA laporan biologi Laporan praktikum biologi dasar KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN Nama NIM Oleh : : Bambang Aji Nagan : 1205105010026 Kelompok : V (Lima) Kelas Tanggal praktikum : SELASA, 16.00-18.00 wib : 23 Oktober 2012 Mengetahui, Asisten Darussalam,28 Oktober 2012 praktikan ( kaswindi ) ( Bambang Aji Nagan ) I. TINJAUAN PUSTAKA Keanekaragaman hayati tumbuh dan berkembang dari keanekaragaman jenis, keanekaragaman genetis, dan keanekaragaman ekosistem. Karena ketiga keanekaragaman ini saling kait-mengkait dan tidak terpisahkan, maka dipandang sebagai satu keseluruhan (totalitas) yaitu keanekaragaman hayati. Keanekaragaman hayati menunjukkan adanya berbagai macam variasi bentuk, penampilan, jumlah dan sifat yang terlihat pada berbagai tingkat gen, tingkat jenis dan tingkat ekosistem (Wolf, 1992). Tumbuhan merupakan kelompok makhluk hidup eukariot, fotosintetik, multiseluler, dan memiliki jaringan yang sudah berkembang dengan baik. Tumbuhan dapat hidup dalam berbagai lingkungan darat, mulai dari lingkungan hutan basah hingga daerah padang pasir atau daerah kutub. Tumbuhan memiliki ukuran yang bervariasi mulai dari bentuk mikroskopis hingga pohon yang berukuran besar hingga mencapai 100 meter lebih dan berdiameter 10 meter lebih. Rentang hidup tumbuhan juga bervariasi. Beberapa tumbuhan bersifat musiman, baik hanya semusim ataupun dua musim.tumbuhan lainnya dapat hidup bertahun-tahun. (Tetty Sutiowati dan Deswaty Furqonita,2007) Dalam pemuliaan tanaman, adanya keanekaragaman (variabilitas) pada populasi tanaman yang digunakan mempunyai arti yang sangat penting. Besar kecilnya variabilitas dan tinggi rendahnya rata-rata populasi tanaman yang digunakan sangat menentukan keberhasialan pemuliaan tanaman. Misalnya, bila kita hendak mengadakan pemulian untuk mendapatkan suatu varietas baru dengan produksi yang tinggi maka populasi yang digunakan sebagai populasi dasar atau populasi awal, di samping mempunyai variabilitas yang besar, akan lebih baik bila disertai rata-rata produksi yang relative tinggi. (W. Mangoendidjojo,2003) Beberapa tumbuhan dalam satu spesies dengan susunan genetic tertentu dapat dikoleksi karena beberapa kelebihannya. Dimungkinkan pula bahwa beberapa sifat unggul yang dimiliki beberapa jenis tumbuhan yang sama dalam satu spesies digabungkan dalam satu tumbuhan baru sehingga akan diperolehsatu jenis tumbuhan baru yang memiliki banyak keunggulan di bandingkan bila sifat-sifat tadi terdapat secara sendiri-sendiri. Sementara itu tumbuhan dengan susunan genetika yang tidak memiliki keunggulan akan punah dalam lingkungan dan kondisi yang tidak mendukung. (Abdul Salam, 1994) II. PEMBAHASAN Tumbuhan tersusun oleh unit-unit kecil yang amat banyak dan tidak dapat di amati dengan penglihatan biasa. Unit-unit kecil yang amat banyak tersebut dinamakan sel. Tumbuhan ada yang tersusun dari satu sel(unisel) dan ada yang tersusun dari banyak sel(multisel). Oranisme uniseluler dapat berupa koloni maupun hidup secara individual. Makhluk hidup yang paling sederhana hanya memiliki satu sel yang memuat seluruh informasi dan proses yang diperlukan untuk kelangsungan hidup dan reproduksi sel. Sedangkan organisme multiseluler biasanya dapat dilihat dengan mata telanjang. Pertumbuhan pada organisme multiseluler melibatkan pembelahan sel. Sel-sel pada organisme multiseluler ada yang berdiferensiasi menjadi sel-sel khusus untuk melakukan fungsi tertentu. Euglena adalah sejenis alga bersel tunggal yang berbentuk lonjong dengan ujung anterior (depan) tumpul dan meruncing pada ujung posterior (belakang). Setiap sel euglena dilengkapi dengan sebuah bulu cambuk flagel yang tumbuh pada ujung anterioir sebagai alat gerak. Pada ujung anterior ini juga terdapatcelah sempit yang memanjang kea rah posterior. Pada bagian posterior, celah ini melebar dan membentuk kantong cadangan atau reservoir. Flagel terbentuk di sisi reservoir. Di sisi lain dari flagel terdapat bentuk matayang sangat peka terhadap ransagan sinar matahari. Tubuh euglena terlindung oleh pelikel sehingga bentuk tubuhnya tetap. Euglena dapat hidup secara autotrop maupun secara heterotrop. Euglena memiliki klorofl yang dapat melakukan fotosintesis. Tetapi bila tidak terdapat matahari, euglena mengambil zat terlarut di sekitarnya. Jamur (fungi,kapang,cendawan) merupakan tumbuhan tingkat rendah yang tidak mmiliki klorofil. Tumbuhan jamur memiliki inti yang sebenarnya (eukariot) sebagian jamur ada yang bersel satu dan ada juga yang bersel banyak. Tubuh jamur terdiri dari benang-benang yang disebut hifa. Hifa yang bercabang-cabang membentuk jarring-jaring disebut miselium. Dinding hifa pada jamur terdiri dari selulosa, tetapi pada jamur tingkat tinggi dinding sel terdiri atas kitin. Lumut merupakan tumbuhan pelopor yang tumbuh pada suatu tempat sebelum tumbuhan lain mampu tumbuh. Ini terjadi karena tumbuhan lumut berukuran kecil tetapi membentuk koloni yang dapat menjangkau area yang sangat luas. Jaringan tumbuhan yang mati menjadi sumber hara bagi tumbuhan lumut lain.tumbuhan lumut mengalami pergiliran keturunan dalam daur hidupnya. Apa yang dikenal orang sebagai tumbuhan lumut merupakan tahap gametofit (tumbuhan penghasil gamet) yang haploid(x=n). Dengan demikian, terdapat tumbuhan lumut jantan dan betina karena satu tumbuhan tidak dapat menghasilkan dua sel kelamin sekaligus. Tumbuhan lumut memiliki peranan dalam ekosistem sebagai penghasil oksigen, penyimpan air karena sifat selnya yang menyerupai spons) dan sebagai penyerap polutan. Bunga Tasbih (Canna Sp.) merupakam tumbuhan yang rimpang tebal dan memiliki cabang horizontal dengan panjang yang dapat mencapai 60cm. bunga tasbih dapat tumbuh hingga 2m. tumbuhan ini mampu hidup di daratan rendah 1000 m di atas permukaan laut. Tumbuhan ini menyukai sinar matahari dan tanah yang lembab ke arah basah. Bunga tasbih besar dan keluar dari penghujung pucuk. Bunganya besar dengan warna-warna cerah. Buahnya berupa buah kendaga , bebiji banyak dan berbentuk bulat. Hamper selalu di tanam sebagai tanaman hias dan juga tumbuh di hutan di daerah pegunungan. Kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) merupakan tanaman hias suku malvaceae yang berasal dari Asia Timur. Kembang sepatu ini terdiri dari 5 helai daun kelopak yang dilindungi oleh kelopak tambahan (epicalyx) sehingga terlihat seperti dua lapis kelopak bunga. Mahkota bunga terdiri dari 5 lembar atau lebih jika merupakan hibrida. Tangkai putik berbentuk silinder panjang di kelilingi tangkai sari berbentuk oval yang bertaburan serbuk sari. Pada umumnya tinggi tanaman 2 sampai 5 meter. Di daerah tropis ataupun di rumah tanaman berbunga sepanjang tahun,m sedangkan di daerah subtropics berbunga dari musim panas hingga musim gugur. Kembang sepatu ini berkembang biak dengan cara stek, pencakokan dan penempelan. III. Preparat HASIL PENGAMATAN : Air kolam (Euglena Sp) Pembesaran : 10 x Ket : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Flagel Stigma Paramid Kloroplas Vakuola nukleus Preparat : Jamur Roti Pembesaran : 10 x 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Preparat : Lumut (Bryophyta) Pembesaran : 10 x Ket : sporangiospores Columella Collarete Sporangiospora Stolon Rhizoid Sporangium Apofisis Ket : 1. Daun 2. Batang semu 3. Rhizoid Preparat : Bunga Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) Pembesaran : 10 x 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Ket : Kepala Putik Tangkai Putik Benang Sari Tangkai Sari Pendukung benang sari Kelopak bunga Tangkai bunga Mahkota bunga Preparat : Bunga Tasbih ( Canna Sp ) Pembesaran : 10 x Ket : 1. 2. 3. 4. 5. Mahkota (Stilmen) Ovarium Daun pelindung Ovarium Daun tandu dalam Daun tandu luar IV. PENUTUP A. Kesimpulan Dari kegiatan praktikum yang telah dilakukan dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut : 1) Keanekaragaman makhluk hidup meliputi organisme yang bersel satu(unisel) dan organism yang bersel banyak(multi sel). 2) Pada organisme unisel, semua fungsi sel dilakukan oleh satu sel saja. 3) Pada organisme multisel, setiap sel bekerja sesuai dengan spesialisasinya. 4) Euglena merupakan jenis organisme unisel yang memiliki cirri tumbuhan dan hewan. 5) Jamur merupakan tumbuhan tingkat rendah yang tersusun dari benang-benang halus(hifa) dan tidak memiliki klorofil. B. Saran Kegiatan praktikum telah terlaksana sesuai dengan yang kami inginkan. Semoga berjalan hingga lebih baik lagi dari yang telah terlaksana. DAFTAR PUSTAKA Mangoendidjojo, W. 2003. Dasar-Dasar Pemuliaan Tanaman. Yogyakarta: Kanisius. Salam, Abdul. 1994. Keanekaragaman Genetik. Yogyakarta:Andi Offset. Sutiowati, Tetty. 2007. Biologi Interaktif. Jakarta: Azka Press. Wolf, L. , 1992, Ekologi Umum, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.