KAPSUL Definisi Kapsul dapat didefinisikan sebagai bentuk sediaan padat, dimana satu macam bahan obat atau lebih dan/atau bahan inert lainnya yang dimasukkan ke dalam cangkang atau wadah kecil yang umumnya dibuat dari gelatin yang sesuai. Definisi F.I. IV Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut Kapsul (Capsulae) Berasal dari bahasa latin: capsula (kotak kecil) Kapsul lunak pertama kali diperkenalkan tahun 1833 oleh Mothes dan Dublanc dari Perancis Kapsul keras diperkenalkan oleh Murdock (Inggris) th 1847 Kapsul (Capsulae) Sediaan obat terbungkus cangkang kapsul yang umumnya terbuat dari gelatin Sejak thn 1990 kapsul keras juga dibuat dari HPMC Macam-macam kapsul : Keras: bahan obat kering Lunak : bahan obat berupa minyak Keuntungan : 1. dapat menutupi rasa, 2. lebih mudah ditelan (karena cangkang kapsul terhidrasi dalam mulut dan dengan mudah melewati esofagus 3. dapat dilapisi bahan tertentu, 4. dapat diisi bahan obat tunggal atau campuran dan 5. bahan obat berupa granul (sustained release) 6. Pembuatan kapsul lebih ringkas dibandingkan dengan pembuatan tablet granulasi basah 7. Dapat dibuat buram (dg penambahan Titanium dioksida) atau diberi pewarna (FD&C dan D&C) sehingga cocok untuk obat yg bersifat fotosensitif TUJUAN PEMBERIAN SEDIAAN KAPSUL Menutupi rasa dan bau bahan obat yang kurang enak Memudahkan penggunaannya dibanding serbuk Memberikan obat dalam bentuk tidak dikempa sehingga memungkinkan disolusi dan absorbsi obat yang lebih cepat sesudah pemberian secara oral dibanding pil dan tablet. Kapsul gelatin keras cocok untuk peracikan extemporaneous (peracikan segera), krn dosis dan kombinasi obat bisa disesuaikan Dapat dibuat sediaan cair jika diinginkan dengan konsentrasi tertentu Dapat digunakan untuk memodifikasi kecepatan pelepasan obat (utk sediaan lepas lambat) KERUGIAN Tidak sesuai untuk bahan obat yang mudah larut (higroskopis) (KCl, KBr, NH4Br, CaCl2) larutan pekat dapat mengiritasi lambung Tidak dapat digunakan untuk bahan eflorescen (ada air kristalnya) dan delikuesen (menyerap air sampai menjadi larutan) Membutuhkan peralatan khusus untuk pembuatannya Berdasarkan konsistensi cangkang kapsul 1. Kapsul keras terbuat dari gelatin berkekuatan gel relatif tinggi, atau dari pati. Cangkang kapsul mengandung: Zat warna berbagai oksida besi Bahan opak/pemburamTiO2 Bahan pendispersi pengawet 2. Kapsul lunak skala besar Cangkang kapsul mengandung : Pewarna Bahan opak/pemburam Pengharum Pengawet Sukrosa 5% sebagai pemanis Penyalut enterik CARA PEMAKAIANNYA Peroral Per rektal Bentuk, Ukuran dan Kapasitas kapsul Ukuran kapsul keras : 000, 00,0,1,2,3,4,5 Kapsul lunak : kapasitas: 1-480 minims (1 minim = 0,6 ml) CONI-SNAP Ukuran kapsul Bahan obat 000 00 0 1 2 3 4 5 Na Karbonat 1430 975 715 510 390 325 260 130 mg Aspirin 1040 650 520 325 260 195 162 97 mg Kinin sulfat 650 390 325 227 195 130 97 65 mg Perkembangan bentuk sediaan kapsul Enteric Aspirin : Melindungi iritasi lambung Pelepasan diperpanjang Kapsul , gelatin lunak yang kulitnya menutupi serbuk atau cairan obat. Bentuk Obat Multi-phase, Multi-compartment Formulasi Kapsul Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam formulasi sediaan kapsul: Ukuran partikel bahan/zat aktif yang akan digunakan. Perlu diperhatikan untuk bahan yang memiliki sifat kelarutan dalam air yang rendah. Bahan pengisi (filler/diluent) ; yang sering digunakan : amilum, laktosa, mikrokristalin selulosa (avicel), dikalsium pospat dihidrat dan kalsium sulfat Jumlah bahan pengisi yang ditambahkan disesuaikan dengan jumlah bahan berkhasiatnya Bahan Penghancur (disintegrant) membantu pemecahan dan distribusi kandungan kapsul di dalam lambung; yang sering digunakan : pati jagung, sodium starch glikolat (Primojel, explotab), cross-linked sodium carboxy methyl sellulosa (AcDiSol. CLD selulosa, NYMCEL) dan cross-linked polyvinylpyrrolidone (polyplasdone) Waktu hancur kapsul sangat dipengaruhi oleh pemilihan dan jumlah bahan penghancur yang digunakan Bahan pelicin (lubricant) memperbaiki sifat alir serbuk/granul ; (sekitar 0,25-1%) yang sering digunakan: Magnesium stearat, zinc stearat, sodium stearat, kalsium stearat, asam stearat, natrium lauril sulfat, silikon dioksida, PEG 8000, gliseril behenate, aluminium monostearat, talk. Semakin kecil Koefisien friksional (µ), bahan pelicin semakin baik, selain itu jumlah bahan pelicin yang digunakan serta waktu pencampuran juga akan mempengaruhi waktu hancur kapsul, yang selanjutnya akan mempengaruhi kadar disolusi obatnya. Bila magnesium stearat digunakan sebagai pelicin, sifat tahan airnya dapat menghambat penetrasi cairan saluran cerna dan menunda disolusi dan absorbsi obat. Bahan surfaktan seperti natrium lauril sulfat digunakan untuk mempermudah pembasahan oleh saluran cerna. Meskipun pelicin yang tidak larut dalam air digunakan, setelah cangkang kapsul larut, cairan pada saluran cerna menggantikan udara yang menyelubungi permukaan serbuk kering dan menembus bahan obat sebelum obat dapat didispersikan dan dilarutkan. Serbuk obat yang sukar larut memiliki kecenderungan untuk menahan penetrasi. Bahan disintegran dalam formula mempercepat pemecahan dan distribusi kandungan kapsul FORMULA UMUM R/ Bahan obat Bahan Pembantu mf da in caps Contoh formula kapsul yang tersedia secara komersil - Bahan yang dapat diformulasi dalam bentuk kapsul : BO padat BO setengah padat BO cair CARA PEMBUATAN 1. 2. 3. 4. 5. Pencampuran bahan Pemilihan ukuran kapsul Pengisian kapsul Membersihkan kapsul Wadah dan pemberian etiket + label A. PENCAMPURAN BAHAN BO+bahan tambahancampurkan Proses pencampurannya seperti pada serbuk BO + bahan tambahan harus dicampur secara menyeluruh untuk menjamin campuran serbuk homogen saat pengisian. Studi preformulasi dilakukan untuk menentukan apakah seluruh serbuk dapat dicampur bersama, apakah sudah menghasilkan distribusi yang seragam diseluruh bagian campuran serbuk atau memerlukan penurunan ukuran partikel (dengan penggilingan) untuk mendapatkan homogenitas B. PEMILIHAN UKURAN KAPSUL Pemilihan ditentukan sesuai persyaratan formulasi, meliputi dosis bahan aktif dan karakteristik densitas dan kompaktibilitas obat dan bahan lainnya. Informasi ini diperoleh dari studi preformulasi atau pengalaman sebelumnya yang dapat menjadi panduan dalam pemilihan ukuran kapsul. Penggunaan kapsul dengan ukuran terkecil dan terisi penuh lebih disukai B. PEMILIHAN UKURAN KAPSUL Untuk bobot bahan obat/campuran bahan serbuk 65 mg- 1g Bila bobot BO terlalu kecil + pengisi inert (SL, glukosa, amilum, selulosa mikrokristal) Pengisian harus penuhmempengaruhi absorbsi. Bila terlalu penuh jadikan 2 kapsul & sesuaikan aturan pakainya Sesuaikan usia pasiennya Cara pemilihan ukuran kapsul Hitung bobot BO atau campuran BO perkapsul, misal Xg Pilih cangkang kapsul dengan kapasitas yang setara/ mendekati bobot BO Tara isi cangkang kapsul dg bahan inert, misal Y g X=Y BO langsung masuk kapsul X<<YBO + pengisi ad Y X>>Y jadikan 2 kapsul Cara pemilihan ukuran kapsul Cara mudah untuk memilih kapsul dengan tepat adalah dengan menimbanga bahan sesuai jumlah kapsul yang akan dibuat Letakkan serbuk dalam gelas ukur dan lihat volume yang ditempati serbuk. Vol tersebut dibagi dengan jumlah kapsul yang akan dibuat dan menghasilkan volume yang ditempati oleh serbuk untuk setiap kapsul. Bandingkan vol tersebut dalam mL dan pilih ukuran yang tepat yang dapat mengakomodasi serbuk. Apabila kapsul terlalu besar, kalikan ukuran kapsul dalam vol yang akan dibuat dengan jumlah kapsul yang akan dibuat untuk mendapatkan volume akhir serbuk yang diperlukan. Kemudian tambahkan pengisi pada gelas ukur hingga tanda yang mengindikasikan volume total serbuk yang diperlukan. Untuk dokumentasi, timbang campuran serbuk total dan kurangi dengan jumlah awal yang ditimbang hingga diperoleh jumlah bahan pengisi yang ditambahkan. C. PENGISIAN KAPSUL a. - - - BO padat Tanpa alat: camp BO dibagi dalam jumlah yg sesuai dlm resep Masukkan tiap bag ke induk kapsul sampai 2/3 bag vol Induk kapsul dibalik dan ditekan-tekan pd sisa serbuk sampai masuk semua Tutup kapsul b. Dengan alat - - induk kapsul diletakkan berjajar pada alat Tuangkan campuran BO ke permukaan alat & ratakan dg sudip sampai seluruh serbuk masuk ke induk kapsul Tutup kapsul Alat pengisi kapsul manual Diagram alir proses pengisian kapsul otomatis BO CAIR - induk kapsul kosong ditara dg cara meletakkan nya di atas kotak karton yg dilubangi tengahnya bg pijakan - Teteskan camp BO cair sambil dihitung sesuai bobot yang diminta (meneteskan dg tegak lurus), mis n tetes - Selanjutnya tinggal meneteskan n tetes pd cangkang yg lain - Kapsul ditutup + oleskan sedikit mucilago gom arab di atas induk kapsul, lalu tutup. Mucilago : 2 gom arab + 3 air Penyegelan kapsul Beberapa industri membuat kapsul yang tahan terhadap perusakan dengan merekatkan sambungan antara 2 bagian kapsul dengan pita gelatin berwarna (Kapseal, Parke Davis), bila dilepas, pita tidak dapat dipasang kembali tanpa perekatan dengan gelatin Dapat juga disegel melalui proses pengelasan panas yang meleburkan tutup ke badan kapsul melalui ketebalan dinding ganda pada sambungan. Proses tersebut menghasilkan cincin khusus disekeliling kapsul yang dilas dengan panas Penyegelan kapsul Menggunakan cairan pembasah yang menurunkan titik leleh pada daerah kontak antara badan dan tutup kapsul dan kemudian secara termal mengikat kedua bagian menggunakan suhu rendah (40-45oC) Mesin perekat kapsul industri dapat memproduksi 60.000 – 150.000 pita gelatin, pengelasan panas, atau kapsul berpasangan secara termal per jam Kapsul yang diracik dapat direkatkan dengan melapis tipis bagian dalam tutup kapsul dengan larutan gelatin hangat sebelum digabungkan dengan badan kapsul yang sudah diisi D. MEMBERSIHKAN KAPSUL Menghilangkan sisa BO di luar dinding kapsul Menghilangkan rasa dan bau tidak enak Mencegah rusaknya dinding kapsul Pengkilapan (Polishing) Metode-metode yang biasa digunakan di industri farmasi untuk mengkilapkan kapsul Pengkilapan dengan panci Panci Accela-Cota (yang sering digunakan untuk penyalutan) dapat digunakan untuk menghilangkan debu dan mengkilapkan kapsul. Suatu poliuretan atau secarik kain diletakkan di dalam panci dan digunakan untuk menangkap debu yang dipindahkan serta untuk mengkilapkan kapsul Pembersihan debu dengan lap Kapsul berisi serbuk dilap dengan sebuah lap yang dapat atau tidak dapt dilapisi dengan minyak inert Penyikatan Kapsul jadi diisi di bawah putaran sikat-sikat lunak yang siap memindahkan debu dari kapsul diikuti dengan penghisapan untuk menghilangkan debu FORMULA KHUSUS 1. 2. 3. 4. BO higroskopis dan delikuesen BO merupakan campuran eutektik BO merusak cangkang kapsul BO OTT a. BO higrokopis BO disekat dengan MgCO3/MgO sebelum dimasukkan kapsul Wadah haru tertutup rapat contoh R/ Luminal Na 0,015 KI 0,100 Aminofilin 0,200 mf da in caps dtd no XXX b. BO merupakan campuran etektik Menyebabkan lembek dan lengket dalam penyimpanan Disekat dengan bahan inert MgCO3, MgO, kaolin (120 mg/kapsul) Dibiarkan terjadi etektik lalu dikeringkan dengan bahan inert R/ Camphor 65 mg salol 100 mg Aspirin 125 mg kafein sitrat 50 mg mf da in caps dtd No X c. BO merusak cangkang Cairan yg mengandung air dan larutan-larutan sangat pekat (ichtyol) dibuat massa pil dulu masukkan kapsul Cairan yang mengandung etanol < 90% dibuat massa pil dulu BO dengan kadar fenol tinggi(kreosot) dibuat massa pil atau BO diencerkan dengan minyak lemak sampai kadarnya <40% R/ Kreosot 0,500 mfla da in caps No X d. BO OTT @ BO disekat dengan bahan inert sebelum masuk kapsul BO dibuat pil dalam kapsul BO dibuat kapsul dalam kapsul WADAH DAN PENYIMPANAN Wadah gelas atau plastik Disimpan : - di tempat sejuk - dalam wadah tertutup rapat - (+) zat pengering - terlindung dari cahaya langsung PEMBUATAN CANGKANG KAPSUL Kapsul keras diproduksi secara masal pertama kali di Amerika Serikat pada abad ke-19. Kapsul mudah diterima oleh para konsumen karena penampilannya yang menarik dan bentuknya yang didesain sedimikian rupa sehingga mudah untuk ditelan. Pada prinsipnya kapsul dapat disi dengan berbagai macam bahan dari yang berbentuk serbuk sampai dengan cairan berbahan dasar minyak Cangkang kapsul pada umumnya terbuat dari bahan gelatin. Gelatin dipilih sebagai bahan pembuatan cangkang kapsul karena sifatnya yang stabil ketika berada di luar tubuh namun dapat mudah larut di dalam tubuh Gelatin merupakan hasil olahan dari kolagen, sejenis protein, yang umum terdapat dalam tulang, kulit, atau jaringan pengikat binatang. Pada umumnya gelatin dibuat dari tulang sapi atau dari kulit babi. Gelatin type A biasa terbuat dari kulit babi sedangkan gelatin type B biasa terbuat dari tulang sapi • • Pada prinsipnya gelatin dapat dibuat dari bahan yang kaya akan kolagen seperti kulit dan tulang baik dari babi maupun sapi atau hewan lainnya. Akan tetapi, apabila dibuat dari kulit dan tulang sapi atau hewan besar lainnya, prosesnya lebih lama dan memerlukan air pencuci/penetral (bahan kimia) yang lebih banyak, sehingga kurang berkembang karena perlu investasi besar sehingga harga gelatinnya menjadi lebih mahal • • • • • Sedangkan gelatin dari babi jauh lebih murah dibanding bahan tambahan makanan lainnya. Itu karena babi mudah diternak. Babi dapat makan apa saja termasuk anaknya sendiri. Babi juga bisa hidup dalam kondisi apa saja sekalipun sangat kotor. Dari segi pertumbuhan, babi cukup menjanjikan. Seekor babi bisa melahirkan dua puluh anak sekaligus. Karena sangat mudah dikembangkan, produk turunan dari babi sangat banyak • • • • Sumber Gelatin Sumber kolagen umumnya adalah tulang hewan, kulit babi, dan kulit jangat sapi. Gelatin yang bersumber dari kulit sapi biasanya dikategorikan sebagai gelatin kategori B (proses ekstraksi basa) dengan titik isoelektrik pada pH 4,7 (asam). Sedangkan, gelatin yang bersumber dari kulit babi dikategorikan sebagai gelatin kategori A dengan titik isoelektrik pH 9 (basa) • • • • • Pembuatan Gelatin Proses pembuatan gelatin secara umum dapat digolongkan menjadi 3 tahap utama, yaitu: ¨ Tahap persiapan, yang bertujuan menghilangkan pengotor yang terdapat di bahan baku. ¨ Tahap ekstraksi utama, dilakukan dengan bantuan air panas atau larutan asam yang diencerkan. ¨ Tahap pemurnian • • • • • • • • Jenis-Jenis Gelatin Gelatin Tipe A ¨ Berdasarkan proses perendaman asam ¨ Umumnya berasal dari kulit babi yang memiliki titik isoelektrik (titik pengendapan protein) pada PH yang lebih tinggi (7.5 - 9.0) ¨ Kulit dari babi muda tidak memerlukan penanganan alkalis yang intensif karena jaringan ikatnya belum kuat terikat. Untuk itu disini cukup direndam dalam asam lemah (encer) (HCl) selama sehari, dinetralkan, dan setelah itu dicuci berulang kali sampai asam dan garamnya hilang. Gelatin Tipe B ¨ Gelatin tipe B biasanya bersumber dari kulit jangat sapi dan tulang sapi. ¨ PH isoelektrik gelatin tipe b adalah 4.8 - 5.0 • • • • Cara alkali dilakukan untuk menghasilkan gelatin tipe B (Base), Mula-mula bahan diperlakukan dengan proses pendahuluan yaitu direndam beberapa minggu/bulan dalam kalsium hidroksida, maka dengan ini ikatan jaringan kolagen akan mengembang dan terpisah/terurai. Setelah itu bahan dinetralkan dengan asam sampai bebas alkali, dicuci untuk menghilangkan garam yang terbentuk. Setelah itu dilakukan proses ekstrasi dan proses lainnya. ¨ Proses pembuatan gelatin yang berasal dari tulang dapat dilakukan juga dengan menggunakan cara asam yang lebih sederhana yang akhirnya juga menggeser PH isoelektrik pada sekitar 5.5 - 6.0 • • • • • Proses Lanjutan ¨ Setelah mengalami perendaman bahan dinetralkan untuk kemudian diekstraksi dan dipekatkan (evaporasi). Bahan yang telah mengalami pemekatan dikeringkan untuk kemudian mengalami proses penggilingan atau penghancuran menjadi partikel yang lebih kecil atau sesuai dengan standar tertentu. ¨ Secara ekonomis, proses asam lebih disukai dibandingkan dengan proses basa. Hal ini karena perendaman yang dilakukan dalam proses asa relatif lebih singkat yaitu (3-4 minggu) dibanding dengan proses basa (sekitar 3 bulan) Penggunaan gelatin dalam pembuatan kapsul biasanya merupakan campuran gelatin dari tulang dan kulit babi. Kombinasi ini digunakan karena gelatin tulang menghasilkan lapisan tipis yang kuat dan kencang. Sedangkan, gelatin dari kulit babi memberikan kelenturan dan kejernihan pada campuran, sehingga mengurangi kekeruhan pada kapsul jadi. • • • • • Proses Pembuatan Cangkang Kapsul ¨ Pembuatan larutan gelatin 25-30%, bahan dasar capule berupa gelatine dilarutkan di dalam air panas yang telah di demineralisasi. ¨ Bahan tambahan seperti pengawet dan pewarna dicampurkan kedalam larutan gelatin sehingga membentuk campuran yang homogen ¨ Bahan dasar ini dimasukkan kedalam mesin pembuatan kapsul untuk dicetak menjadi cangkang kapsul yang siap untuk digunakan. ¨ Cangkang kapsul yang sudah jadi akan diperiksa sesuai dengan standar cGMP. Selain pemeriksaan itu dimensi kapsul seperti ketebalan, diameter, dan tinggi kapsul akan diperiksa untuk memastikan cangkang kapsul siap digunakan pada proses pengisian kapsul Cangkang kapsul mempunyai standar dimensi fisik tertentu yang dipakai sebagai acuan pada saat proses filling kapsul Kapsul gelatin memiliki banyak keunggulan dibanding sediaan obat lainnya. Kapsul gelatin tidak berbau, tidak berasa dan mudah digunakan karena saat terbasahinya oleh air liur akan segera diikuti daya bengkak dan daya larut airnya Gelatin menghasilkan film yang memiliki kelenturan tinggi. Ketebalan kapsul gelatin sekitar 100 µm Larutan gelatin dengan konsentrasi tinggi mis. 40% w/v belum kaku pada suhu 50oC. Polimer lain seperti agar tidak bersifat spt itu. • • • Pengisian ke dalam kapsul disarankan untuk obat yang memiliki rasa yang tidak enak atau bau yang tidak enak. Kapsul yang disimpan dalam lingkungan yang kering menunjukkan daya tahan dan kemantapan penyimpanan yang baik dan dengan teknologi modern, pembuatannya lebih mudah dan cepat serta ketepatan dosis lebih tinggi daripada tablet. Cara pengisian kapsul juga tidak perlu memperhitungkan adanya perubahan sifat material asalnya dan pelepasan zat aktifnya. Capsule polishing machine Automatic capsule arrangement machine • • Selain gelatin, cangkang kapsul juga dapat dibuat dari pati dan tepung gandum dan digunakan untuk mewadahi bahan obat berbentuk serbuk. Kapsul pati ini, memiliki silinder tertutup satu muka atau mangkuk kecil (garis tengah 15-25 mm dan tinggi 10 mm). Walaupun tercantum dalam farmakope, tapi peranannya sampai saat ini tidak ada Produksi Gelatin Dari Tulang Ikan Dan Pemanfaatannya Sebagai Bahan Pembuatan Cangkang Kapsul • • • Pembuatan cangkang kapsul dari gelatin tulang ikan sangat penting artinya untuk negara Indonesia yang mayoritas warganya adalah muslim. Hal ini berkaitan dengan hukum syariat Islam yang mewajibkan pengikutnya untuk mengkonsumsi sesuatu yang jelas kehalalannya. Gelatin yang terbuat dari tulang ikan sangat terjamin kehalalannya sedangkan gelatin yang terbuat dari tulang hewan mamalia masih diragukan kehalalannya. • • • • • Isu-isu lain yang dapat mengkwatirkan pemakaian gelatin dari hewan mamalia adalah penyakit sapi gila dan antrak. Tujuan penelitian adalah mengetahui rendemen, karakteristik proksimat dan fisikokimia gelatin dari tulang ikan dan kaki Ayam sebagai bahan farmasi pembuatan cangkang kapsul. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah eksperimen dengan Rancangan Acak Lenngkap yang terdiri dari empat perlakuan jenis tulang dan 6 ulangan. Keempat perlakuan tersebut adalah tulang ikan Nila, tulang ikan Tuna, campuran tulang ikan Nila-Tuna (1 :1 b/b), dan tulang kaki Ayam. Gelatin hasil ekstraksi dari keempat perlakuan tersebut diamati rendemen, karakteristik proksimat (kadar air, abu, protein, dan asam amino), dan karakteristik fisikokimia (pH, viskositas, dan kekuatan gel) • • • Data dianalisis dengan statistik parametrik uji F dan uji Jarak Berganda Duncan pada taraf kepercayaaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Rendemen gelatin tertinggi diperoleh dari ekstraksi tulang ikan Nila, kemudian diikuti tulang campuran ikan NilaTuna, tulang ikan Tuna dan tulang kaki Ayam dengan nilai masing-masing adalah 11,19; 10,21; 9,43; dan 6,38 %. Karakteristik proksimat dan fisikokimia gelatin yang dihasilkan dari ekstraksi tulang ikan Nila, tulang ikan Tuna, tulang campuran ikan Nila-Tuna, dan tulang kaki Ayam memenuhi standar sebagai bahan farmasi PENDAHULUAN Kapsul merupakan salah satu bentuk sediaan farmasi tertua dalam sejarah yang telah dikenal oleh orang Mesir kuno. Jenis kapsul ada dua yaitu kapsul cangkang keras dan kapsul cangkang lunak. Kapsul cangkang keras merupakan suatu bentuk sediaan yang umum digunakan dan telah diperkirakan sekitar 60 miliar cangkang kapsul digunakan setiap tahun untuk produk farmasi (Armstrong 2012). Karagenan diperlukan sebagai alternatif pengganti bahan baku gelatin. Karagenan merupakan senyawa hidrokoloid yang berasal dari rumput laut Rhodophyceae, jenis rumput laut yang biasa digunakan yaitu Eucheuma cottonii. Bixler dan Hans (2010) menunjukkan data produksi E. cottonii mengalami peningkatan pada tahun 2000 sekitar 27.000 ton/tahun menjadi 85.000 ton/tahun pada tahun 2009. Ketersediaan bahan baku yang melimpah dan kehalalan yang terjamin, diharapkan dapat menggantikan kapsul gelatin sebagai kapsul komersial. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan karakteristik cangkang kapsul keras dari karagenan komersial. PEMBUATAN CANGKANG KAPSUL Sebanyak 100 mL akuades dipanaskan kemudian titanium dioksida sebanyak 0,5 g ditambahkan, setelah tercampur lalu karagenan (3, 4, 5 dan 6 g) dimasukkan. Larutan kemudian diaduk hingga rata, setelah larutan tercampur dengan sempurna gliserin sebanyak 1 mL dan pewarna sintetik ditambahkan kemudian diaduk kembali. Larutan yang telah jadi didinginkan hingga suhunya sekitar 60-55°C, lalu cetakan kapsul bagian penutup dicelupkan sedalam 2,5 cm dan untuk pencetak kapsul bagian badan dicelupkan sedalam 3 cm. Kapsul yang telah dicelupkan kemudian diputar/dibalikkan agar tidak ada yang menetes, selanjutnya dikeringkan dengan oven suhu 60°C selama 3-4 jam. PENGUKURAN VISKOSITAS Larutan karagenan pembentuk cangkang kapsul diukur menggunakan brookfi eld viscometer. Suhu yang digunakan untuk pengukuran viskositas yaitu 55°C dan 60°C, suhu tersebut merupakan suhu dilakukannya pencetakan cangkang kapsul. ANALISIS SPESIFIKASI CANGKANG KAPSUL Spesifikasi cangkang kapsul yang diamati yaitu panjang, diameter, ketebalan, berat, dan volume. Pengukuran panjang dan diameter cangkang kapsul dilakukan untuk badan cangkang kapsul dan tutup cangkang kapsul. Pengukuran ketebalan dan berat satuan kapsul dilakukan terhadap kapsul secara utuh, sedangkan pengukuran volume hanya dilakukan terhadap badan cangkang kapsul karena umumnya bahan obat hanya diisikan ke dalam badan cangkang kapsul sebelum ditutup dengan tutup kapsul. Panjang dan diameter kapsul diukur menggunakan jangka sorong. Ketebalan cangkang kapsul diukur menggunakan alat mikrometer. Pengukuran dilakukan lima kali untuk masing-masing sampel, satu kali di pusat dan empat kali di parameter sekitarnya, kemudian diambil rata-ratanya. Berat cangkang kapsul ditimbang menggunakan neraca analitik. Pengukuran volume cangkang kapsul dilakukan menggunakan buret dengan cara cangkang kapsul diisi dengan air sampai meniskus atas air menyentuh ujung kapsul untuk mencegah kelebihan pembacaan volume cangkang kapsul. ANALISIS WAKTU HANCUR/DISINTEGRASI Analisis waktu hancur kapsul dilakukan menggunakan alat disintegration tester(Erweka). Sebanyak satu kapsul dimasukkan pada masing-masing tabung dari keranjang, kemudian satu cakram dimasukkan pada setiap tabung, lalu semua tabung ditutup, kemudian alat dijalankan. Rangkaian keranjang bergerak secara vertikal sepanjang sumbunya tanpa gerakan horizontal yang berarti atau gerakan sumbu dari posisi vertikalnya. Air yang digunakan memiliki suhu 37°C sebagai media. Media yang digunakan pada penelitian ini berupa HCl 0,1 N dengan suhu 37°C. Keranjang diangkat dan semua kapsul diamati pada akhir batas waktu seperti yang tertera dalam monografi (semua kapsul harus hancur sempurna), apabila satu atau dua kapsul tidak hancur sempurna, pengujian diulangi dengan 12 kapsul lainnya (tidak kurang 16 dari 18 kapsul yang diuji harus hancur). ANALISIS KADAR AIR KAPSUL Analisis kadar air dilakukan dengan penguapan menggunakan oven. Tahap pertama yang dilakukan adalah mengeringkan cawan porselen pada suhu 102-105°C selama 1 jam. Cawan tersebut diletakkan dalam desikator kurang lebih 15 menit, kemudian ditimbang. Sampel sebanyak 1 g dimasukkan ke dalam cawan kemudian dikeringkan dengan oven pada suhu 102-105°C selama 17 jam, lalu cawan tersebut dimasukkan ke dalam desikator hingga diperoleh bobot konstan. KESIMPULAN Karagenan yang dijadikan sebagai bahan baku dalam pembuatan kapsul cangkang keras memiliki kadar air 18,38%; abu 17,58%; sulfat 17,90%; dan viskositas 124 cp. Konsentrasi karagenan terbaik yang digunakan untuk pembuatan kapsul yaitu konsentrasi 5% (b/v) mL. Karakteristik kapsul yang diperoleh yaitu panjang kapsul bagian badan 18,45 mm d an tutup 11,42 mm, diameter badan 7,37 mm dan tutup 7,69 mm, volume 0,63 mL, ketebalan 0,107 mm, dan berat kapsul 0,096 g. Nilai viskositas karagenan saat pencetakan kapsul yaitu 6.100-10.333 cp. Cangkang kapsul memiliki kadar air 17,43%, dan waktu hancur 20,59 menit. KAPSUL GELATIN LUNAK Kapsul ini terbuat dari gelatin yang ditambah gliserin atau alkohol polivalen dan sorbitol supaya gelatin bersifat elastis seperti plastik. Umumnya kapsul ini berbentuk bundar, lonjong, bentuk pipa, membujur yang dapat diisi cairan, suspensi, bahan bentuk pasta, atau serbuk kering. Pembuatan kapsul ini, pengisian dan penyegelan dilakukan secara berkesinambungan dengan mesin khusus. Kapsul ini digunakan untuk diisi obat- obat cair, atau larutan obat, dan juga bahan- bahan mudah menguap, atau obat yang mudah mencair bila terkena udara SHAPES OF CAPSULES PEMBUATAN KAPSUL GELATIN LUNAK Dibuat dengan cara proses lempeng menggunakan seperangkat cetakan untuk membentuk kapsul, atau dengan cara die process (berputar bolak-balik) yang lebih efisien dan produktif. A. Proses Lempeng Selembar gelatin hangat yang tidak berwarna ditempatkan pada permukaan cetakan bagian bawah dan obat yang cair dituangkan kedalamnya, baru kemudian selembar gelatin lainnya diletakkan diatasnya dan ditekan. Sehingga tekanan ini bertindak sebagai pembuat kapsul. Pengisian bahan obat dan pemasangan segelnya dilakukan dalam waktu bersamaan dan serantak. Kapsul yang sudah dicetak dipindahkan dan dicuci dengan pelarut yang tidak mengganggu atau merusak kapsul. B. Rotary die process (Robert P. Scherer) Cairan gelatin yang dituang kan dari tangki yang terletak diatas, dibentuk menjadi dua buah pita yang berurutan oleh mesin rotary die. Dalam waktu yang bersamaan bahan obat yang akan diisikan dan telah diukur, dimasukkan diantara kedua pita secara tepat, ketika itu dies membentuk kantung- kantung dari pita gelatin. Kemudian kantung yang sudah terisi disegel dengan tekanan dan panas, dan akan terlempar dari pita. SIFAT KULIT KAPSUL Cairan 1. Homogen 2. Bebas udara 3. Dapat mengalir dengan gaya berat pada temperatur kamar 4. Sifat viskositas berkisar dari etil eter sampai campuran sangat lengket 5. Mempunyai PH antara 2,5 dan 7,5 6. Tidak bercampur dengan air Padat Mempunyai ukuran partikel mesh 80 atau lebih halus. PEMAKAIAN KAPSUL GELATIN LUNAK A. Cairan yang dapat dimasukkan kedalam kapsul gelatin lunak, antara lain : 1. Yang tidak tersatukan dengan air, cairan yang mudah menguap dan tidak menguap, misal; minyak menguap, minyak nabati, hidrokarbon aromatik, hidrokarbin alifatik, hidrokarbon yang diklorinasi, eter, alkohol, dan asam organik. 2. Yang tersatukan dengan air, cairan yang tidak menguap, mis; poli etilenglycol, surfakatan nonionik seperti polisorbat 80. 3. Yang tersatukan dengan air dan kelompok komponen yang tidak menguap, mis; propilenglikol dan isopropil alkohol yang tergantung pada konsentrasi yang diperlukan dan kemasannya. B. Cairan yang tidak dapat dimasukkan kedalam kapsul gelatin lunak ; Adalah cairan yang mudah berpindah ke cangkang kapsul, yaitu air dengan konsentrasi diatas 5%, senyawa organik yang larut dalam air dengan BM rendah, serta senyawa yang mudah menguap seperti alkohol keton, asam amino, dan ester- ester. Zat padat dapat dimasukkan kedalam kapsul gelatin lunak dalam bentuk larutan dengan pelarut yang cocok sebagai suspensi, serbuk kering, granul, atau bahan yang dibentuk pelet. PENGAWASAN, PERHITUNGAN, PENGEMASAN, dan PENYIMPANAN KAPSUL A). Pengawasan Semua kapsul yang diproduksi dengan metode yang sama harus seragam dan sesuai dengan warna, isi dan bentuknya. Dalam skala industri, dengan pemakaian mesin harus diawasi secara visual atau secara elektronik, setelah kapsul yang diproduksi meninggalkan mesin dan masuk kedalam ban berjalan. B). Perhitungan Digunakan mesin otomatis yang dapat menghitung dan mengisi berlusin- lusin wadah secara simultan, pemasangan tutup, menggerakkan botol yang telah diisi dalam jalur produksi, serta pengawasan dan pemasangan label dilakukan sekali tempuh. C). Pengemasan dan Penyimpanan Kapsul keras dikemas dalam wadah plastik, beberapa berisi kantung pengering untuk mencegah absorpsi kelebihan uap air oleh kapsul. Kapsul lunak mempunyai kecenderungan lebih besar melekat dan melunak dibanding kapsul keras. Kapsul ini harus disimpan pada tempat yang dingin dan kering, tetapi cukup juga disimpan pada wadah tertutup dengan segel ditempat dingin dengan kelembaban rendah. XII. PENGUJIAN KAPSUL GELATIN LUNAK (FI ed IV) Keseragaman sediaan, yang dapat ditetapkan dengan salah satu atau dari dua metode, yaitu keragaman bobot atau keseragaman kandungan. Persyaratan ini digunakan untuk sediaan mengadung satu zat aktif dan sediaan yang mengandung dua atau lebih zat aktif. a). Keragaman Bobot Persyaratan keragaman bobot dapat diterapkan pada produk kapsul lunak berisi cairan atau pasta. Produk yang mengandung zat aktif 50mg atau lebih yang merupakan 50%atau lebih dari bobot sediaan. Keseragaman dari zat aktif lain, jika jumlahnya lebih kecil, ditetapkan dengan persyaratan keseragaman kandungan. Timbang seksama 10 kapsul satu persatu untuk memperoleh bobot kapsul. Kemudian buka kapsul dengan alat pemotong bersih dan kering yang sesuai seperti gunting atau pisau yang tajam, dan keluarkan isi dan cuci dengan pelarut yang sesuai yang sesuai. Biarkan sisa pelarut menguap dari cangkang kapsul pada suhu kamar dalam waktu lebih kurang 30 menit, lakukan pencegahan terhadap penarikan atau kehilangan lembab. Timbang cangkang kapsul dan hitung bobot netto isi kapsul. Dari hasil penetapan, hitung zat aktif dalam tiap kapsul dengan anggapan zat aktif terdistribusi homogen. b). Uji waktu hancur · Lakukan pengujian dengan prosedur sama dengan yang tertera pada kapsul gelatin keras. Uji Disolusi Sm spt pd tablet tdk bersalut atau bersalut biasa. Tetapi, bila cangkang kapsul m’ganggu analisa, kandunga sejumlah tertentu kapsul dpt dihilanhkan dan cangkang kapsul kosong dilarutkan dlm media disolusi sblm dilanjutkan dgn sampling dan analisa kimia. Variasi Berat Kapsul keras 10 kapsul ditimbang satu persatu dan isi kapsul dihilangkan. Msg2 cangkang kosong ditimbang dan berat bersih kandungan dihitung dgn penguranagn. Berdasarkan monografi, kandungan bhn aktif stiap kapsul ditentukan Kapsul lunak Berat kotor 10 kapsul utuh msg2 ditentukan. Stiap kapsul dipotong Isi kapsul dihilangkan mell pencucian dgn pelarut yg tepat. Pelarut dibiarkan mebguap pd suhu kamar skitar 30 mnt. Msg2 cangkang ditimbang dan berat bersih sisi kapsul dihitung Berdasar monogrfai msg2 kapsul, kandungan bhn aktif stiap kapsul dpt ditentukan Keseragaman Kandungan Kecuali dinyatakan lain dlm monografi USP unt stiap kapsul, jlh bhn aktif yg ditentukan berdasarkan penetapan kadar, berada pada rentang 85% hingga 115% dr yg tertera pd label unt 9 dr 10 kapsul yg ditentukan kadarnya, dgn tdk ada satuan yg memiliki kadar diluar 70% hingga 125% dr yg tertera pd label. Uji tanbahandlkk bila 2 atau 3 urut dosis berada diluar rentang yg diinginkan tp didlm batas yg ditentukan. Persyaratan Pelabelan Kandungan Smua kapsul resmi (official capsule) hrs diberi label unt menyatakan jlh stiap bhn aktif dlm stiap unit dosis Uji Stabilitas Dilakukan unt menentukan stabilitas intrinsik molekul bhn aktif dan pengaruh faktor lingkungan spt sushu, kelembapan, cahaya, komponen formulasi dan wadah serta sistem peutupan. Uji daya tahan thd tekanan, stabilitas jangka pjgdan uji stabilitas dipercepat membantu menentukan kondisi yg tepat unt penyimpanan dan antisipasi masa kadaluarsa produk. Uji Permeasi kelembapan Berdasar USP. Derajat dan kecepatan pebetrasi kelembapan ditentukan dgn mengemas unit dosis disertai butiran penyerap yg dpt berubah warna, memaparka unit yg dikemas unt mengetahui kelembapan relatif pd wkt tertentu, mengamati perubahan warna butiran penyerap (m’indikasikan absorpsi lembap) & m’bandingkan berat sblm dan sesudah pengujian unit kemasan. Kapsul Resmi dan kapsul Yg Tersedia Secara Komersial PEMERIKSAAN, PENGHITUNGAN, PENGEMASAN DAN PENYIMPANAN KAPSUL Pemeriksaan Kapsul Pemeriksaan visual atau elektronik harus dilakukan untuk mendeteksi adanya cacat dalam integritas dan penampilan kapsul. Dalam industri komersial, peraturan Good Manufacturing Practice mempersyaratkan bahwa apabila ada jumlah produksi cacat berlebih, penyebabnya harus dicari dan didokumentasikan serta dilakukan langkah untuk memperbaiki permasalahannya. Penghitungan Kapsul Di apotik, kapsul dapat dihitung secara manual dan dengan peralatan otomatis. Sedangkan pada skala industri, bentuk sediaan padat dihitung dengan peralatan besar otomatis yang menghitung dan memindahkan jumlah unit sediaan ke dalam wadah. Wadah kemudian ditutup secara mekanis, diperiksa secara visual atau elektronik, diberi label dan diperiksa kembali. Pengemasan Kapsul beberapa wadah yang telah diisi kemudian diletakkan dalam karton pengemasan luar. Kapsul dikemas dalam wadah gelas ataupun plastik, beberapa disertai kantong penyerap untuk mencegah absorpsi kelembapan yang berlebih. Penyimpanan Kapsul Kapsul harus disimpan dalam wadah yang tertutup rapat pada tempat yang sejuk dan kering. PEMBERIAN ORAL BENTUK SEDIAAN PADAT Bentuk sediaan padat (kapsul dan tablet) untuk penggunaan oral paling baik digunakan dengan meletakkan sediaan diatas lidah dan ditelan menggunakan air atau minuman lainnya. Beberapa pasien berusaha menelan obat tanpa menggunakan air, tetapi hal tersebut dapat berbahaya karena kemungkinan obat tersebut tersangkut di esofagus. Luka esofageal dapat terjadi dengan menelan tablet atau kapsul tanpa air, terutama bila diminum sebelum tidur. Penggunaan obat oral dengan makanan merupakan hal penting karena bioavailabilitas dan efikasi obat tertentu dapat dipengaruhi oleh makanan dan minuman tertentu, contohnya atorvastatin. Bentuk sediaan oral dengan salut khusus (seperti enterik) atau yang dirancang untuk memberikan pelepasan obat terkendali, untuk mempertahankan keistimewaan pelepasan obat tersebut, tidak boleh dikunyah, dipatahkan atau digerus. ASPEK KEFARMASIAN Kapsul merupakan bentuk sediaan padat yang mengandung bahan obat cair dan mempunyai kelebihan-kelebihan diantaranya; 1. Kapsul gelatin lunak membuat obat-obat cair menjadi lebih mudah dibawa 2. Kelebihan dan keseragaman takaran,kapsul ke kapsul dan dari lot ke lot merupakan keuntungan utama,karena cairan formulasi dapat disusun,dicampur,dibuat homogen,dan diukur atau dipergunakan dengan lebih tepat dan teliti 3. Ketersediaan farmasi dari obat-obat yang diformulasi dalam bentuk sediaan ini,yang diukur dengan waktu disintegrasi,atau laju disolusi,sering mernunjukkan kelebihan ketimbang bentuk sediaan lain 4. Kemampuan fisiologi obat sering diperbaiki karena kapsul mengandung obat dalam bentuk cairan antara lain seperti bahan obat cair,obat dalam larutan atau obat dalam suspensi 5. Ahli farmasi harus betul-betul mempertimbangkan potensi bio-avaibilitas dari kapsul gelatin lunak 6. Obat yang diberikan secara oral,terutama jika digunakan secara terus menerus (kronis) dapat merangsang lambung.