1. 2. 3. 4. 5. Aini Gusmira Esthi Candra Sunarmi Pulan Widyanati Aprilia Intan Tugas Metodologi Penelitian Mencoba mempelajari hubungan faktor risiko dengan kejadian suatu penyakit dengan memberikan perlakuan atau manipulasi terhadap faktor risiko tersebut pada subjek 1. 2. 3. Prevensi primer bertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi faktor resiko (immunisasi, menghentikan merokok terapi hipertensi dll) Prevensi sekunder bertujuan untuk deteksi awal suatu penyakit atau menghilangkan penyakit( terapi kuman tbc, terapi kuman tiphoid,dll) . Prevensi tertier bertujuan membatasi dampak terhadap suatu penyakit (terapi radiasi, mastektomi parsial) Evaluasi kemajuan terapi pada masa lalu menunjukan hasil yang kurang efisien dan terkadang memerlukan proses yang membahayakan karena tidak berdasarkan evidence base medicine (EBM). Profesi dokter dan kesehatan tidaklah cukup hanya berpedoman pada kemampuan klinik dan pengalaman tanpa bukti penelitian terbaru seorang tenaga kesehatan akan ketinggalan (out of date). Adalah integrasi hasil-hasil penelitian terbaru dengan subyek pasien dan kejadian klinik dalam membuat keputusan klinik . EBM merupakan hasil-hasil penelitian terbaru yang merupakan integrasi antara pengalaman klinik, pengetahuan patofisiologi dan keputusan terhadap kesehatan pasien. Atau merupakan integrasi kejadian untuk menentukan terapi atau penatalaksanaan suatu penyakit. Dengan melihat pada penelitian-penelitian kesehatan dan literatur-literatur (individual atau group), sehingga dapat membantu tenaga kesehatan ◦ Menentukan diagnosis yang tepat, ◦ Memilih rencana pemeriksaan terbaru, ◦ Memilih terapi terbaru ◦ Memilih metode pencegahan penyakit terbaru. Selama ini jenis penelitian terbaik adalah : ◦ Randomised clinical trials. ◦ Meta-analysis. Bukti-bukti klinik biasanya ditulis dalam suatu journal dan dokumen-dokumen, sehingga memudahkan seorang dokter atau klinisi untuk memanfaatkanya. Menggunakan tehnik EMB berskala besar dengan pengelompokan pada penyakit yang sama dapat digunakan untuk pembuatan suatu “ practice guidelines” atau konsensus. Manfaat “practice guideline” oleh para klinisi digunakan untuk menentukan : ◦ Diagnostik. ◦ Terapi. Merupakan bukti penelitian terbaru ◦ untuk memutuskan tentang penatalaksaan pasien-pasien secara individu. ◦ untuk memperbaiki dan mengevaluasi perawatan pada pasien. Digunakan sebagai” gold standart/ standar baku/standar emas “ untuk praktisi klinik dan guideline therapi. Sistematic reviews Large Randomised controlled trials ( efikasi terapi) Large prospective studies (pemantauan waktu). ◦ Bukti penelitian test diagnostik dan terapi. 1. Evidence-Base guideline. ◦ EBM praktis pada tingkat organisasi atau institusi dalam bentuk guideline, pedoman, dan aturan 2.Evidence-Base individual decision making. ◦ EBM praktis pada individual. Practice guideline atau Evidence-base medicine guidelines. 1. 2. 3. 4. Membantu menurunkan mortalitas atau kematian pasien. Memperbaiki derajat kesehatan dan perawatan. Mengevaluasi dan merencanakan terapi. Memilih pola hidup dan perawatan kesehatan terbaik. ◦ Clinical Guidelines” The Evidence Base for Tight Blood Pressure Control in the Management of Type 2 Diabetes Mellitus “ ◦ Petunjuk Praktis “ Pengelolaan Diabetes Mellitus Tipe 2” oleh PERKENI 2002. ◦ Konsensus “Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia “ oleh PERKENI 2006 ◦ JNC VII for hipertension. 1. 2. U.S. Preventive Services Task Force U. K. National Health Service (level of evidence [LOE]) ◦ ◦ ◦ ◦ ◦ Level I: Designed randomized controlled trial. Level II-1: Designed controllled trial tanpa random Level II-2: Studi cohort atau case-control analytic. Level II-3: Multiple time series dengan atau tanpa intervensi. Level III: Pendapat ahli, penelitian klinik dasar, studi descriptive atau laporan kasus. Level A: Level B: Level C: Level D: Level I: ◦ Suatu penelitian yang memberikan manfaat klinik lebih baik dengan resiko sedikit. ◦ Suatu penelitian yang memberikan manfaat klinik sedikit lebih baik dengan resiko sedikit ◦ Suatu penelitian yang memberikan manfaat klinik sedikit, dimana perbandingan antara manfaat dan resiko sama. ◦ Suatu penelitian yang memberikan resiko klinik lebih berat. ◦ Suatu penelitian yang tidak mempunyai bukti cukup, kualitas jelek atau banyak pertentangan. Pembagian berdasarkan pendekatan prevention, diagnosis, prognosis dan therapy. Level A: ◦ Consistent Randomised Controlled Clinical Trial, Cohort study, keputusan klinik berdasarkan validitas pada populasi yang berbeda. Level B: ◦ Consistent Retrospective Cohort,Explonatory Cohort, Ecological Study,,Outcomes Research, Case-control Study, atau extrapolasi dari studi level A. Level C: ◦ Case-series Study atau extrapolasi dari studi level B Level D: ◦ Opini tanpa critical appraisal atau berdasarkan patophysiologi. Meta Analysis ◦ Evaluasi terapi, efektifitas dan rencana penelitian baru. Systemic overview ◦ Topik klinik dan untuk mejawab pertanyaan yang spesifik. Randomized Controlled Clinical Trial/Controlled Clinical Trial ◦ Diagnostik, terapi dan efektifitas profilaksi. Cohort Study (Penelitian prospektif) ◦ Prognosis, etiologi dan prevensi. Case-control Study (Penelitian retrospektif) ◦ Prognosis, etiologi dan prevensi Cross-Sectional Study Review Digunakan untuk informasi terapi bila tidak ada penelitian RCT dalam jumlah besar. Meningkatkan kekuatan (akibat intervensi ) secara statistik bila dibandingkan dengan penelitian RCT dalam jumlah kecil. Meningkatkan presisi bila dibandingkan dengan beberapa penelitian RCT. Bisa memperkirakan efek terapi. Bila dilakukan dalam jumlah besar, menjadi sumber yang paling baik untuk memperkirakan manfaat dan kerugian dari hasil penelitian. Kesempatan yang sama diantara kelompok penelitian. Bisa meninimalkan bias (kesalahan) Metode doubel-blind RCT merupakan gold standar untuk mengetahui efek terapi atau intervensi. Oleh: Olah raga mengakibatkan kerusakan otot yang dipicu trauma mikro sehingga meningkatkan produksi prostaglandin Hal tersebut menyebabkan terjadinya peradangan sehingga menimbulkan nyeri otot. Atlet biasanya menggunakan NSAIDs untuk mengatasi nyeri. Penggunaan NSAIDs jangka panjang menimbulkan efek samping Jahe merah juga memiliki efek antiradang. Kandungan oleoresinnya dapat menghambat siklooksigenase dan lipoksigenase Mengetahui efektivitas pemberian ekstrak jahe merah untuk mengurangi nyeri otot pada atlet sepak takraw Penelitian ini dilaksanakan di Pusat Pendidikan Latihan Pelajar (PPLP) Jawa Tengah. Pengambilan data dilakukan pada bulan Mei-Juni 2011. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan pre and post test design Subjek penelitian diambil dengan cara consecutive sampling dimana subjek penelitian yang datang dan memenuhi kriteria dimasukkan dalam penelitian hingga jumlah subjek yang diperlukan terpenuhi Kriteria pemilihan subjek penelitian yaitu atlet sepak takraw PPLP Jawa tengah usia 14-20 tahun, dapat berkomunikasi dengan baik dan benar, tidak mengkonsumsi suplemen antioksidan selama satu minggu sebelum penelitian dan selama penelitian berlangsung, tidak mengkonsumsi obat-obatan antiradang selama satu minggu sebelum penelitian dan selama penelitian berlangsung, tidak melakukan terapi untuk menghilangkan nyeri otot, seperti akupuntur, ice treatment, sport massage, dan lain lain selama penelitian, bersedia menjadi subjek penelitian dengan mengisi informed consent, dan selalu datang rutin dalam latihan. Jumlah sampel minimal yang diperlukan untuk penelitian ini adalah 18 orang dengan derajat kemaknaan sebesar 0,01. Variabel bebas dari penelitian ini adalah pemberian ekstrak jahe merah Variabel terikat dari penelitian ini adalah berkurangnya nyeri otot pada atlet sepak takraw Setiap subjek penelitian pada kelompok perlakuan diberikan 3x2 kapsul dalam sehari dengan dosis satu kapsul sebanyak 0,8 gram selama 10 hari pada post test design kelompok kontrol diberikan kapsul kontrol dan kelompok perlakuan diberikan kapsul ekstrak jahe merah. Kapsul kontrol yang diberikan adalah kapsul berisi gula halus. Kapsul ekstrak jahe merah yang diberikan adalah kapsul merk “X”. Masing-masing kelompok diberikan kapsul sebanyak 3x2 kapsul sehari. Nyeri otot diukur dengan menggunakan skala nyeri bourbonnais. Berkurangnya nyeri otot dilihat melalui pembandingan data pengukuran nyeri menggunakan skala nyeri bourbonnais pada pre dan post test. Skala 0 = tidak nyeri Skala 1- 3 = nyeri ringan Secara objektif subjek penelitian dapat berkomunikasi dengan baik, tindakan manual dirasakan sangat membantu. Skala 4-6 = nyeri sedang Secara objektif subjek penelitian mendesis, menyeringai, dapat menunjukkan lokasi nyeri dengan tepat dan dapat mendeskripsikan nyeri, subjek penelitian dapat mengikuti perintah dengan baik dan responsif terhadap tindakan manual. Skala 7-9 = nyeri berat Secara objektif terkadang subjek penelitian dapat mengikuti perintah tapi masih responsif terhadap tindakan manual, dapat menunjukkan lokasi nyeri tapi tidak dapat mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alih posisi, napas panjang, destruksi dll. Skala 10 = nyeri sangat berat (panik tidak terkontrol) Secara objektif subjek penelitian tidak mau berkomunikasi dengan baik, berteriak, dan histeris. Subjek penelitian tidak dapat mengikuti perintah lagi, selalu mengejan tanpa dapat dikendalikan, menarik-narik apa saja yang tergapai, dan tidak dapat menunjukkan lokasi nyeri. Penelitian dilakukan selama 20 hari. Sepuluh hari pertama merupakan pre test design dan 10 hari kedua merupakan post test design. Perbedaan antara perlakuan sepuluh hari pertama dan sepuluh hari kedua hanya terdapat pada pemberian ekstrak jahe merah. Pada pre test design, subjek penelitian tidak diberikan ekstrak jahe merah maupun kapsul kontrol, sedangkan pada post test design subjek penelitian diberikan ekstrak jahe merah dan juga kapsul kontrol sesuai kelompok Analisis data dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16,0 for windows. Analisis univariat dilakukan guna mendeskripsikan karakteristik subjek penelitian, meliputi umur dan jenis kelamin. Analisis bivariat dilakukan untuk melakukan uji beda antara variabel bebas dan variabel terikat. Sebelumnya dilakukan terlebih dahulu uji kenormalan data dengan uji Kolmogorov Smirnov kemudian dilakukan uji beda dengan menggunakan uji Wilcoxon untuk data skala nyeri bourbonnais. Uji t tidak berpasangan dan uji Mann Whitney dilakukan untuk mengetahui homogenitas pada kedua kelompok sebelum diberikan perlakuan Tingkat nyeri pada kedua kelompok setelah intervensi sama- sama menurun Penurunan lebih besar terjadi pada kelompok perlakuan Pengujian perbedaan tingkat nyeri dengan menggunakan skala nyeri bourbonnais pada kelompok perlakuan sebelum dan sesudah intervensi menunjukkan perbedaan bermakna (p=0,008) Sebaliknya, pengujian yang sama pada kelompok kontrol menunjukkan tidak ada perbedaan yang bermakna (p=0,012) Terdapata penurunan nyeri otot pada atlet sepak takraw yang diberikan ekstrak jahe merah sebanyak 3x2 kapsul sehari selama sepuluh hari. Tingkat nyeri otot atlet sepak takraw berada dalam kategori nyeri ringan. Herbal atau Produk Alami yang dapat Mencegah dalam Melawan Pertumbuhan Kanker (Herbs or Natural Products That Protect Against Cancer Growth ) 1. Aini Gusmira 2. Esthi Candra 3. Sunarmi 4. Pulan Widyanati 5. Aprilia Intan Tugas Metodologi Penelitian Identifikasi Riset Keperawatan yang sifatnya prevention Herbal atau Produk Alami yang dapat Mencegah dalam Melawan Pertumbuhan Kanker (Herbs or Natural Products That Protect Against Cancer Growth ) Montbriand, M.J., Oncology Nursing Forum – Vol 31, No 6, 2004, hal. E127-E146 Abstrak Penelitian Tujuan Penelitian: Untuk menghasilkan informasi penelitian berdasarkan bukti penelitian (evidence-based research information) mengenai 47 herbal dan produk alami yang berpotensial untuk mencegah/melindungi terhadap pertumbuhan kanker. Sumber Data: Natural Medicines Comprehensive Database dan Review Lawrence tentang Produk Alami – Sistem Monograf. Informasi mengenai herbal ini dapat ditemukan berdasarkan penelitian berdasar bukti (evidencebased studies). Sintesis Data: Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa beberapa herbal dan produk alami mempunyai potensial untuk mencegah pertumbuhan kanker. Kesimpulan: Bukti awal ini dapat berguna bagi tenaga kesehatan atau pasien yang mempunyai perhatian terhadap kanker Implikasi pada Perawat: Perawat Onkologi yang menerima informasi ini dapat menjadi narasumber untuk pasien atau tenaga kesehatan lainnya. Key Points Beberapa herbal dan pertumbuhan kanker produk alami dapat mencegah Perlindungan/pencegahan terbaik melawan kanker adalah dengan pola diet yang baik seperti meningkatkan konsumsi buah, sayur, biji-bijian (grains), dan kacang-kacangan (beans), serta membatasi konsumsi daging, produk susu (dairy) dan makanan dengan lemak tinggi Perawat onkologi dapat menjadi narasumber yang baik untuk tenaga kesehatan lain dan pasien mengenai herbal dan produk alami Herbal dan Produk Alami Kesehatan 1. Asam alfa linoleat (Alpha-linolenic acid) Dapat mencegah penyakit kardiovaskular dan kanker 1,2–2 g of Asam alfa linoleat dapat mencegah penyaki jantung koroner 2. American pawpaw (Asimina triloba) Kandungan kimia acetogenins aktifitas mengatasi kanker paru-paru dan kanker payudara Belum ada dosis pasti 3. Apel (Malus sylvestris) Antioksidan flavonoid kuersetin melindungi kanker paru-paru 500 mg apple pectin capsules 4. Asparagus (Asparagus officinalis) Serat / fibers aktifitas mutagen-absorbing (pencegahab kanker) Bentuk teh 40–60 g potongan akar asparagus 5. Barley (Hordeum distychum) Dapat mencegah risiko kanker kolon 6. Beta-sitosterol Dapat mencegah kanker kolon atau kanker serviks benign prostatic hyperplasia dan prostatitis: 60–130 mg dibagi menjadi 2 atau 3 kali sehari 7. Bifidobacteria (Bifidobacterium adolescentis) Melindungi tubuh terhadap kanker dengan menurunkan enzim yang dapat menghasilkan beberapa mutagen dan karsinogen. 1 miliar–10 miliar, dibagi menjadi 3-4 dosis 8. Jintan hitam (Nigella sativa ) Sebagai antikanker, menghambat tumor perut, serta karsinoma Konsumen dan pasien kanker menggunakan produk alternatif untuk melindugi dari kanker Sebanyak 89% pasien dan konsumen menggunakan produk alternatif tersebut. Dari penelitian diketahui hanya 3% (4 dari 150) perawat, dokter dan farmasis yang yakin dapat memberikan informasi yang baik ke pasien tentang produk alternatif 97% lainnya (146 dari 150) tenaga kesehatan tersebut menunjukkan adanya kemauan menjadi narasumber produk alternatif untuk pencegahan kanker bila ada data dukung dan informasi yang memadai. 9. Psyllium (Plantago ovata) Dapat mengabsorpsi zat karsinogen Untuk laksatif: 7–40 g per hari, 2-3 kali per hari 10. Blueberry (Vaccinium angustifolium) Antioksidan antikanker 11. Brokoli (Brassica oleracea) Mencegah kanker paru, perut, kolorektal, payudara dan kanker lainnya 12. Canthaxanthin Mengahambat pertumbuhan tumor dan transformasi sel tumor 13. Chaparral (Larrea divaricata) Mempunyai aktivitas antikanker dan antimutagen 14. Kolin Pencegahan kanker Dosis dewasa: tidak lebih 3,5 g per hari 15. Chrysanthemum (Chrysanthemum morifolum) Dapat mengatasi lesi prekanker saluran pencernaan 300 mg bunga kering dilarutkan dalam 500 mL air, 25 mL 3 x sehari 16. Asam linoleat konjugasi (Conjugated linoleic acid ) Meningkatkan fungsi imunitas dan menghambat COX dan lipooksigenase pada pathway sel tumor 2-7 g per hari 17. Cranberry (Vaccinium macrocarpon) Mempunyai aktifitas antikarsinogenik 18. Asam folat Pencegahan kanker kolon Pria 70 kg: 217 mcg ; Wanita 55 kg: 170 mcg 19. Forskolin Mempunyai aktivitas antikanker 20. Fructo-oligosaccharides Dapat mencegah kanker kolon 10 mg per hari 21. Bawang putih (Allium sativum) Aktif terhadap eritroleukemia dan mengatasi kanker payudara dan prostat 22. Glukomanan (Polisakarida Amorphophallus konjac) Mempunyai aktifitas antikarsinogenik 3 g per hari 23. Teh hijau (Camellia sinensis) Epigalokatekin-3-galat, dapat menurunkan risiko beberpa kanker dengan mencegah pertumbuhan saluran darah pada tumor 1-10 cangkir per hari 24. Indol-3-karbinol Dapat mencegah kanker payudara dan kolon 20-120 mg per hari 25. Jiaogulan (Gynostemma pentaphyllum) Aktifitas antikanker dan immunostimulan 10 mg, 3 x sehari 26. Lavender (Lavandula angustifolia) Mempunyai aktifitas antikanker 1 gelas beberapa kali sehari 27. Lutein Mencegah kanker kolon Sumber: Bayam, brokoli, jagung, jeruk, kiwi, anggur 3 mg lutein dalam segelas brokoli, 26 mg lutein dalama segelas bayam yang telah dimasak 28. Likopen Segelas jus tomat mengandung sekitar 23 mg likopen 29. MGN-3 (biobran hemicellulose complex with arabinoxylane) Aktifitas antikanker 3 g per hari 30. Mikroalga 2,5 mg/hari 31. MSM (methylsulfonylmethane) Mencegah kanker kolon dan payudara Sumber: Bayam, brokoli, jagung, jeruk, kiwi, anggur 250–500 mg per hari sebagai suplemen makanan 32. Minyak zaitun (Olea europaea) Mencegah kondisi kardiovaskular dan kanker payudara 30-40 mg / hari sebagai suplemen untuk terapi hipertensi 33. Minyak kacang tanah (Arachis hypogaea) Mencegah penyakit jantung dan kanker 34. Propolis Asam kafeat ester fenetil, yang diduga mempunyai aktifitas pencegah kanker 35. Kuersetin Aktivitas antioksidan dan antiinflamasi kuersetin dapat menghambat divisi dan pertumbuhan sel T dan beberpa sel kanker. 400-500 mg, 3 kali sehari 36. Kulit beras/bekatul (Oryza sativa ) Mencegah kanker usus 12-84 mg per hari 37. Shark cartilage (Squalus acanthias) Antimutagen, antioksidan, antiinflamasi 500 mg–4,5 g, terbagi menjadi 2-6 dosis per hari 38. Kedelai / Soy (Glycine max) Mencegah kanker payudara atau prostat 20–60 g per hari untuk dewasa 39. Bayam (Spinacia oleracea) Menurunkan risiko kanker perut. 40. Tragakan (Astragalus gummifera) Menghambat pertumbuhan sel kanker 41. Kunyit (Curcuma longa) Antioksidan, antikanker 1,5–3 g per hari 42. Yucca (Yucca glauca) Polisakarida pada yucca menghasilkan aktifitas antitumor terhadap B16 melanoma 43. Vitamin A 44. Vitamin D 45. Vitamin K 46. Wheat Bran (Triticum aestrivum) Mencegah kanker kolon atau payudara 20-40 g per hari 47. Whey protein Mencegah kanker kolon Herbs or Natural Products With Toxic or Negative Side Effects Penelitian ini menghasilkan informasi sekitar 47 herbal dan produk alami yang berpotensial untuk mencegah dari kanker. Dari hasil penelitian ini, tenaga kesehatan mempunyai kesempatan untuk dapat mendorong hidup manusia lebih aman dan sehat untuk mencegah dari kanker.