Uploaded by ikaalmaratus23

alginate 2

advertisement
sumber:www.oseanografi.lipi.go.id
Oseana, Volume XXX, Nomor 1, 2005: 9-14
ISSN 0216-1877
BEBERAPA CATATAN TENTANG ALGINAT
Oleh
Abdullah Rasyid 1)
ABSTRACT
SOME NOTES ON ALGINATE. Alginates are used in a wide range of applications,
particularly in the food, industrial, and pharmaceuticals fields. The ability of alginates to form gels by reaction with calcium salts is one of important properties.
Alginates are composed of three structural elements: the homopolysaccharides?1,4-L-guluronan and ?-1,4-D-mannuronan, and a heteropolysaccharide consisting
of alternating 1,4-linked ? -L-guluronic and?-D-manuronic acid residues. Alginate
gels are obtained by using three principal methods, namely diffusion setting, internal setting and setting by cooling. Commercial alginates may very viscosity value,
molecular weight, calcium content, particle form, particle size distribution and
mannuronic to guluronic acid ratio.
komponen utama penyusun dinding sel.
Alginat yang ditemukan dalam dinding sel algae coklat tersebut terdiri atas garam-garam
kalsium, magnesium, natrium dan kalium alginat
(KIRK & OTHMER, 1994).
Tulisan ini akan membahas beberapa
aspek tentang alginat, yaitu : struktur alginat,
pembentukan gel alginat, komposisi monomermonomer penyusun alginat dan industri alginat.
Selain itu, dalam tulisan ini akan diberikan
beberapa contoh pemanfaatan alginat yang
sering kita temukan dalam kehidupan seharihari.
PENDAHULUAN
Makroalgae tercatat sebagai salah satu
biota laut yang memiliki tingkat keanekaragaman
yang cukup tinggi dibanding biota laut lainnya.
Berbagai penelitian telah dilakukan untuk
menghasilkan produk-produk yang dapat
digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan
hidup manusia. Salah satu diantaranya adalah
dengan cara melakukan isolasi makroalgae.
Produk dari makroalgae tersebut antara lain
berupa polisakarida. Salah satu jenis
polisakarida yang memiliki nilai ekonomis
penting adalah "alginat".
Alginat merupakan suatu kopolimer linear yang terdiri dari dua unit monomerik, yaitu
asam D-mannuronat dan asam L-guluronat.
Alginat terdapat dalam semua jenis algae coklat
STRUKTUR ALGINAT
Pada awalnya Stanford sebagai orang
pertama yang berhasil mengisolasi alginat
berpendapat bahwa alginat merupakan suatu
(Phaeophyta) yang merupakan salah satu
1)
Bidang Sumberdaya Laut, Pusat Penelitian Oseanografi-LIPI, Jakarta
Oseana, Volume XXX no. 1, 2005
9
sumber:www.oseanografi.lipi.go.id
molekul yang mengandung unsur nitrogen
dengan rumus molekul C76H76O22(NH2)2. Tetapi dari
metode isolasi yang telah dikembangkan
menunjukkan bahwa tidak ditemukan adanya
nitrogen dalam struktur molekul alginat (Gambar
1). Namun demikian saat ini alginat dianggap
sebagai suatu poliuronida yang terdiri dari
asam D-mannuronat dan L-guluronat dengan
adanya kemungkinan ikatan lain di dalamnya
alginat adalah (C6H10O7)n dimana n adalah
bilangan yang berkisar antara 80 dan 83.
Bobot molekul alginat bervariasi,
tergantung pada jenis alginat, sumber bahan
baku yang digunakan dan cara penyiapan
bahan baku. Menurut COOK et al. dan
SMIDSROD et al. (dalam CHAPMAN &
CHAPMAN, 1980), bobot molekul alginat
berkisar antara 350.000-1.500.000. Sedangkan
menurut FURIA (1972), alginat yang
diperdagangkan mempunyai berat ekivalen
antara 194 - 215. Alginat yang diperdagangkan
mempunyai bobot molekul antara 22.000200.000 dengan tingkat polimerisasi antara
180-930.
(FURIA, 1972). Menurut MARSH et al., LUNDE
et al., HIRST & SPEKMAN (dalam CHAPMAN
& CHAPMAN, 1980), rumus molekul alginat
adalah (C 6 H 8 O 6 )n. Pendapat lainnya
dikemukakan oleh DILLON (dalam CHAPMAN &
CHAPMAN, 1980) menyatakan bahwa rumus
Bentuk konfigurasi asam D-guluronat-asam L-mannuronat
Gambar 1. Struktur alginat
Oseana, Volume XXX no. 1, 2005
10
sumber:www.oseanografi.lipi.go.id
alginat, kalium alginat, amonium alginat,
campuran kalsium-amonium alginat, campuran
kalsium-natrium alginat yang merupakan
garam-garam dari asam alginat dan propilen
glikol alginat. Alginat yang larut dalam air ini
diproduksi dalam berbagai bentuk partikel
(butiran atau serabut), bobot molekul, kadar
kalsium, ukuran partikel dan rasio asam
mannuronat terhadap asam guluronat (KIRK
& OTHMER 1994).
Menurut KIRK & OTHMER (1994)
pembentukan gel alginat dapat dilakukan
dengan menggunakan tiga macam metode,
yaitu metode difusi, metode internal dan
metode pendinginan.
PEMBENTUKAN GEL ALGINAT
Salah satu sifat terpenting dalam
pemanfaatan natrium alginat, kalium alginat
maupun magnesium alginat adalah
kemampuannya untuk membentuk gel yang
bereaksi dengan ion-ion kalsium. Sumbersumber kalsium biasanya berupa kalsium
karbonat, kalsium sulfat, kalsium klorida,
kalsium fosfat dan kalsium tartrat. Selain
memiliki kemampuan membentuk gel, alginat
juga digunakan sebagai pengental (pengikat
air), pengemulsi, penstabil dan bahan
pembentukan filmstrip, seperti terlihat pada
Tabel 1 (KIRK & OTHMER, 1994).
Sifat spesifik tersebut di atas
ditentukan oleh prosentase dari setiap unitunit monomer penyusunnya. Misalnya, alginat
dengan prosentase poli (asam guluronat) lebih
tinggi akan membentuk gel yang kaku dan lebih
rapuh. Alginat dengan prosentase poli (asam
mannuronat) lebih tinggi akan membentuk gel
yang elastis. Bentuk gel alginat yang berbedabeda tersebut dibuat dari bahan baku yang
berbeda pula (HUI, 1992).
Alginat yang biasa digunakan untuk
kebutuhan industri (misalnya industri
makanan, farmasi, kosmetik, tekstil, cat dan
beberapa industri lainnya) meliputi natrium
Oseana, Volume XXX no. 1, 2005
1. Metode difusi
Metode difusi merupakan teknik yang
paling sederhana dari ketiga metode tersebut
di atas dimana pembentukan gel dilakukan oleh
ion-ion kalsium melalui proses difusi ke dalam
larutan alginat. Oleh karena proses difusi
tersebut berlangsung lambat, maka cara seperti
ini hanya efektif digunakan untuk membentuk
lapisan gel yang tipis pada permukaan produk
(misalnya produk makanan).
2. Metode internal
Pada dasarnya metode internal atau
dikenal pula dengan istilah "bulk setting"
11
sumber:www.oseanografi.lipi.go.id
dilakukan pada suhu kamar, dimana kalsium
dikeluarkan dengan kondisi yang terkontrol
dari dalam sistem. Metode ini digunakan pada
pengolahan buah-buahan, makanan hewan
piaraan dan pada makanan pencuci mulut yang
disajikan dalam keadaan dingin. Senyawa
kalsium yang paling umum digunakan adalah
kalsium sulfat dihidrat dan dikalsium fosfat
(kalsium hidrogen ortofosfat).
3. Metode pendinginan
Metode ketiga yang biasa digunakan
dalam pembentukan gel alginat adalah metode
pendinginan dimana alginat, garam kalsium dan
asam dimasukkan bersamaan ke dalam air
panas. Setelah itu larutan dibentuk melalui
proses pendinginan. Garam-garam kalsium
yang digunakan dalam metode ini sama dengan
metode internal seperti yang telah dijelaskan
di atas.
Oseana, Volume XXX no. 1, 2005
KOMPOSISI MONOMER-MONOMER
PENYUSUN ALGINAT
Seperti telah dijelaskan di atas bahwa
alginat tersusun dari monomer-monomer asam
D-guluronat dan asam L-mannuronat.
Komposisi monomer-monomer tersebut
merupakan salah satu faktor yang
menentukan kualitas alginat dan memegang
peranan yang penting, terutama dalam
pemanfaatannya. Perbedaan komposisi
tersebut
akan
memudahkan
dalam
menentukan bentuk gel yang diinginkan.
Komposisi
monomer-monomer
penyusun alginat dari beberapa jenis algae
coklat dapat dilihat pada Tabel 2. Berdasarkan
Tabel 2, terlihat bahwa perbedaan komposisi
monomer-monomer penyusun alginat
ditentukan oleh perbedaan jenis bahan
bakunya.
12
sumber:www.oseanografi.lipi.go.id
tahun 1950, Kelco memperkenalkan salah satu
produk dari alginat yang dikenal dengan nama
Kelcosol. Kelkosol diproduksi sebagai "dessert
gel" dan industri makanan lainnya. Sedangkan
Kelcoloid yang merupakan derivat dari asam
alginat secara luas digunakan sebagai penstabil
bir, kuah salad dan produk makanan lainnya
(NEUSHUL, 1987).
Menurut FURIA (1972), Amerika Serikat
merupakan produsen alginat terbesar di dunia
dengan menggunakan bahan baku Macrocystis
pyrifera yang tumbuh di pantai bagian selatan
California. Daerah lainnya di Amerika Serikat
yang merupakan penghasil bahan baku alginat
adalah pantai Maine dan Nova Scotia. Di daerah
ini terdapat Laminaria digitata, Laminaria
cloustoni dan Laminaria saccharina. Inggris
INDUSTRI ALGINAT
Walaupun semua jenis algae coklat
mengandung alginat, tetapi hanya beberapa
jenis saja yang melimpah. Jenis-jenis yang
bersifat
komersial,
terutama
adalah
Macricystis pyrifera, Laminaria digitata,
Laminaria cloustoni, Ascophyllum nodosum
dan beberapa jenis dari Fucus misalnya Fucus
serratus, Fucus vesiculosus, Fucus ceranoides
dan Fucus vircoides (FURIA, 1972). Di
perairan pantai Indonesia juga ditemukan
beberapa jenis algae coklat yang memiliki
potensi sebagai bahan baku pengolahan
alginat,
yaitu
Sargassum
binderi,
Sargassum
duplicatum,
Sargassum
echinocarpum, Sargassum plagyophyllum,
Sargassum
polycystum,
Sargassum
crassifolium, Turbinaria conoides, Turbinaria
decurrens, Turbinaria ornata, Hormophysa
triquetra dan Padina australis (ATMADJA et
al., 1996).
Perbedaan sumber bahan baku akan
mempengaruhi kadar alginat, misalnya
Macrocystis pyrifera dilaporkan memiliki kadar
alginat 14 -19%, sedangkan Laminaria digitata
sekitar dan 15-40%. Selain perbedaan jenis,
kadar alginat juga dipengaruhi oleh perbedaan
musim dan lokasi tempat tumbuh (FURIA, 1972).
Produksi perdana alginat secara
komersial berhasil dilakukan oleh Thornley and
Walsh Company pada tahun 1927 di San Diego.
Selanjutnya pada tahun 1929, Arnold Fitger
mengambil alih perusahaan tersebut dan
mengganti namanya menjadi Kelco Company.
Pada tahun 1935, Kelco mulai memproduksi
alginat yang dapat digunakan sebagai penstabil
untuk es krim. Ketika perang dunia II dimulai
pada tahun 1939 di Eropa, kebutuhan akan
alginat semakin meningkat untuk menggantikan
gelatin yang biasa digunakan sebagai penstabil
produk-produk susu. Selain itu, Kelco juga
memproduksi alginat yang dapat digunakan
sebagai penstabil dan pengental lateks. Pada
Oseana, Volume XXX no. 1, 2005
merupakan produsen alginat nomor dua
terbesar di dunia dengan produksi lebih dari
seperempat produksi dunia. Bahan baku
utamanya adalah Laminaria cloustoni dan
Ascophyllum nodosum. Negara lainnya yang
merupakan produsen alginat adalah Norwegia,
Prancis dan Jepang. Norwegia menggunakan
bahan baku Laminaria digitata,Laminaria
cloustoni dan Ascophyllum nodosum. Prancis
menggunakan Laminaria digitata sebagai
bahan baku utama. Sedangkan Jepang
menggunakan Ecklonia cava dan beberapa
jenis lainnya.
Pada dasarnya semua metode yang
digunakan untuk memproduksi alginat
berdasarkan pada metode yang dikembangkan
oleh Stanford. Saat ini di Amerika Serikat,
metode yang digunakan untuk memproduksi
alginat merupakan paten dari Green (Green Cold
Process) yang digunakan oleh Kelco Company
di San Diego California. Metode LeGloahec dan
Heter digunakan oleh Marine Colloids, Inc di
Rockland, Maine. Sedangkan metode yang
digunakan di Inggris, Norwegia, Prancis, dan
Jepang semuanya merupakan pengembangan
dari metode Stanford (FURIA, 1972).
13
sumber:www.oseanografi.lipi.go.id
KIRK and OTHMER. 1994. Encyclopedia of
chemical technology. Fourth Edition.
Volume 12. John Wiley & Sons, New
York. 1091 pp.
DAFTAR PUSTAKA
ATMADJA, W.S., A. KADI, SULISTIJO dan
R. S ATARI. 1996. Pengenalan jenisjenis rumput
laut
Indonesia.
Puslitbang Oseanologi-LIPI, Jakarta.
180 pp.
NEUSHUL, P. 1987. Energy from marine
riomass: The historical record. In:
Seaweed cultivation for renewable
resources. (K.T. BIRD & P.H.
BENSON, eds.) Elsevier Science
Publisher B.V., Amsterdam: 25 - 34.
CHAPMAN, V.J. and D.J. CHAPMAN. 1980.
Seaweed and their uses. Third edition.
Chapman and Hall, New York. 334 pp.
FURIA, T.E. (Editor). 1972. Handbook of food
additives. 2nd edition. CRC Press Inc.,
USA. 653 pp.
NISHIDE, E., H. ANZAL and N. UCHIDA.
1987. A comparative investigation
on the water-soluble and the alkalisoluble alginates from various
Japanese brown algae. Nippon Suisan
Gakkaishi, 53 (7): 1215-1219.
HUI, Y.H. (Editor). 1992. Encyclopedia of food
science and technology. Volume 2. John
Wiley & Sons, Inc., New York. 780 pp.
Oseana, Volume XXX no. 1, 2005
14
Download