SEJARAH DAN PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA Dulu kala Gangguan jiwa dianggap kemasukan. Terapi : mengeluarkan roh jahat Zaman Kolonial Sebelum ada RSJ, pasien ditampung di RSU – yang ditampung, hanya yg mengalami gangguan Jiwa berat. Pada awalnya perawatan pasien dengan gangguan jiwa tidak dilakukan oleh petugas kesehatan (Custodial Care) (tidak oleh tenaga kesehatan). Perawatan bersifat isolasi dan penjagaan. Mereka ditempatkan dalam suatu tempat khusus, yang kemudian berkembang menjadi Primary Consistend of Custodial Care. Custodial care generally provides assistance in performing activities of daily living (ADL), (e.g., assistance walking, transferring in and out of bed, bathing, dressing, using the toilet, and preparation of food, feeding and supervision of medication that usually can be self-administered). Custodial care essentially is personal care that does not require the continuing attention of trained medical or paramedical personnel. PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA SEJARAH KEPERAWATAN JIWA DILUAR NEGERI Sblm th 1860 perawatan klien jiwa dgn costudial care (tertutup & isolatif) Th 1873 Linda Richards mengembangkan perawatan mental di RSJ & mengorganisasi pelayanan & pendidikan keperawatan jiwa di RSJ Th 1883 didirikan sekolah perawat yg berorientasi pd fisik & mental di Mclean Hospital Th 1913 John Hopkins mendirikan sekolah perawat & memasukkan keperawatan psikiatri dlm kurikulum. Muncul berbagai hal, antara lain terapi somatik & ECT Th 1950 peran perawat psikiatri mulai berkembang Th 1951 Mellow mengembangkan hubungan perawat-klien mrpk proses terapeutik Th 1952 Peplau mengembangkan hubungan interpersonal dlm keperawatan Th 1960 fokus keperawatan psikiatri yaitu prevensi primer, implementasi perawatan, & konsultasi dlm komunitas Th 1970 pengembangan kerangka kerja praktik keperawatan, yaitu proses keperawatan & standar praktek keperawatan PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA DI INDONESIA Th 1882 Bogor dibuka RSJ pertama di Indonesia yaitu di Sampai sekarang telah berdiri 34 RSJ di Indonesia. Pd awal praktek keperawatan jiwa dilakukan dgn cara costudial care, lalu berkembang terapi kejang listrik, dll Dgn berkembangnya ilmu, perawatan dgn costudial care berubah. Pasien mulai dilatih bekerja sesuai kemampuan, walaupun ruangan masih dikunci & pasien tdk boleh keluar ruangan. PENGERTIAN Kesehatan Jiwa mrpk : kondisi yg memfasilitasi scr optimal & selaras dgn orang lain, shg tercapai kemampuan menyesuaikan diri dgn diri sendiri, orang lain, masyarakat & lingkungan; keharmonisan jiwa yaitu sanggup menghadapi masalah yg biasa terjadi & merasa bahagia Menurut UU no.3 th 1966 ttg Kesehatan Jiwa → KESEHATAN JIWA adl suatu kondisi yg memungkinkan perkembangan fisik, intelektual, & emosional yg optimal dr seseorang & perkembangan itu berjalan selaras dgn keadaan orang lain → GANGGUAN JIWA adl keadaan adanya gangguan pd fungsi kejiwaan, yaitu proses pikir, emosi, kemampuan & perilaku psikomotorik, termasuk bicara Dlm PPDGJ III gangguan jiwa : adanya kelompok gejala atau perilaku yg ditemukan scr klinis, yg disertai adanya penderitaan pd kebanyakan kasus dgn terganggunya fungsi seseorang Baru sekitar tahun 1945-an fokus perawatan model kuratif (model Curative Care). Baru tahun 1950 fokus perawatannya befokus pada klien, anggota keluarga tidak dianggap sebagai bagian dari tim perawatan. Obat-obat psychotropic menggantikan Restrains dan seklusi (pemisahan). Deinstitutionalization dimulai, Hubungan yang terapetik mulai diterpakan dan ditekankan. Fokus utama pada preventiv primer. Perawatan kesehatan jiwa diberikan di rumah sakit jiwa yang besar (swasta atau pemerintah) yang biasanya terletak jauh dari daerah pemukiman padat. Ilmu kedokteran Jiwa berkembang Adanya sub spesialisasi seperti kedokteran jiwa masyarakat, Psikiatri Klinik, kedokteran Jiwa Usila dan Kedokteran Jiwa Kehakiman Setiap sub Direktorat dipimpin oleh 4 kepala seksi Program Kes. Jiwa Nasional dibagi dalam 3 sub Program yang diputuskan pada masyarakat dengan prioritas pada Heath Promotion Sub Program Perbaikan Pelayanan : Fokus Psychiatric – medical – Care Penekanan pada curative service ( treatment) dan rehabilitasi Sub Program untuk pengembangan sistem Fokus pada peningkatan IPTEK, Continuing education, research administrasi dan manajemen, mental health information Sub Program untuk establishment community mental health : Diseminasi Ilmu Fasilitasi RSJ swasta – perijinan Stimulasi konstruksi RSJ swasta Kerja sama dgn luarg negeri : ASEAN, ASOD (Asean Senior Official Drugs Mattres),, WHO dan AUSAID (Australian Agency for International Development ), etc Integrasisosial dan pengurangan simtomatologi sebagai ukuran baik keberhasilan penempatan masyarakat.