Uploaded by fmakhyar

elastisitas 1

advertisement
MAKALAH ELEKTRONIKA DIGITAL
“DECODER dan ENCODER”
KELOMPOK 9
DISUSUN OLEH :
1172070030
FIRMAN MUHAMMAD AKHYAR
1172070041
KHILYAH
PROGRAM PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas Allah SWT yang telah melancarkan dalam setiap urusan kita
semua, khususnya dalam penyelesaian makalah eloktronika digital mengenai Decoder dan Encoder ini. Tak
lupa juga kepada semua pihak yang telah membantu penulis turut ucapkan terimakasih yang sebesarbesarnya khususnya kepada dosen pengampu mata kuliah, yakni ibu Widya Setya, M.Sc. dan ibu Pina
Pitriana, M.Si. yang telah memberikan bimbingan dan sarannya.
Semoga dengan dibuatnya makalah ini dapat membantu memberikan wawasan yang lebih mengenai
pengetahuan seputar elektronika digital dan dapat mengaplikasikannya. Mohon maaf jika dalam penulisan
makalah ini terdapat kekeliruan, atas kritik dan sarannya penulis terima seluas-lasnya. Akhir kata semoga
makalah ini bisa menjadi acuan bagi pembaca.
Bandung, 08 September 2019
Penulis
i|Page
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................................................................................... i
BAB I ............................................................................................................................................................................... iii
PENDAHULUAN ........................................................................................................................................................... iii
1.1
LatarBelakang ................................................................................................................................................ iii
1.2
Rumusan Masalah.......................................................................................................................................... iv
1.3
Tujuan ............................................................................................................................................................. iv
BAB II............................................................................................................................................................................... 1
PEMBAHASAN ............................................................................................................................................................... 1
Decoder ................................................................................................................................................................. 1
1.
2.
a.
Binary Decoding ............................................................................................................................................... 1
b.
Decoder Binerke Octal ...................................................................................................................................... 4
Encoder................................................................................................................................................................. 4
PENUTUP......................................................................................................................................................................... 7
1.
Simpulan .............................................................................................................................................................. 7
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................................................... 8
ii | P a g e
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Dengan perkembangan zaman teknologi yang ada telah mencapai kemajuan yang sangat
pesat. Di segala bidang terjadi peningkatan dalam pemenuhan kebutuhan hidup manusia. Tidak
terkecuali di bidang elektronika, berbagai hal telah ditemukan dalam bidang ini, mulai dari penemuan
elektron yang mengalir dalam suatu rangkaian elektronis hingga ke rangkaian rumit seperti TV, radio,
komputer, dan lain sebagainya. Namun dalam ragkaian yang dikategorikan sebagai rangkaian arus kuat
tersebut, terdapat rangkaian sederhana sebagai penyusunnya. Untuk memahami jenis-jenis rangkaian
tersebut maka perlulah mata kuliah elektronika, dimana kali ini kami akan memberikan penjelasan
mengenai rangkaian encoder dan decoder.
Sistem komunikasi digital dapat diperlakukan sebagai media untuk banyak sistem dan
layanan yang berbeda (Wesolowski, 2009). Secara teknis, informasi merupakan suatu variabel
ketidakpastian dari suatu pesan. Penerapan teori informasi telah memungkinkan untuk mengukur dan
menghitung ketidakpastian informasi berdasarkan nilai probabilitasnya. Proses pentransmisian
informasi digital melalui suatu kanal komunikasi akan mendapat gangguan seperti penambahan noise,
distorsi sinyal informasi, interferensi dan juga multipath fading pada kanal nirkabel. Sehingga informasi
yang dikirim kemungkinan akan terjadi kesalahan atau salah deteksi pada penerima, yang menyebabkan
penurunan kinerja dari sistem. Salah satu teknik untuk mengurangi kesalahan pada saat pengiriman
informasi adalah menggunakan pengkodean kanal atau teknik koreksi kesalahan untuk meningkatkan
kinerja dari sistem. Dengan perkembangan sistem komunikasi, komputer, dan perangkat audio digital
yang menggunakan kode error-correcting. Diperkenalkan teori ini dalam pemecahan masalah coding.
Proses solusi ini menggunakan matematika dan pemahaman tentang bagaimana untuk menemukan
teknik matematika dalam memecahkan masalah (Pless, 2011). Kesalahan yang terjadi atau salah deteksi
pada saat transmisi informasi tersebut dapat menurunkan kinerja sistem. Untuk itu diperkenalkan teknik
koreksi kesalahan (Moon, 2005). Teknik ini sangat ditentukan oleh encoder-decodernya. Sehingga
eksplorasi ide atau desain encoder-decoder dengan metode yang baru tetap penting dan diperlukan.
Encoder dan decoder sangat erat hubungannya dengan rangkaian digital, karena rangkaian ini
bekerja dengan kondisi 0 atau 1, dimana encoder berfungsi merubah kode suatu bilangan digital menjadi
bilangan digital lain sedangkan decoder mempunyai fungsi kebalikan dari encoder yaitu untuk
mengembalikan kode yang telah diubah menjadi kode asalnya.
iii | P a g e
1.2 Rumusan Masalah
Apa pengertian dan fungsi decoder dan encoder?
Apa saja jenis-jenis encoder dan encoder?
Bagaimana pengaplikasian decoder dan encoder dalam rangkaian?
1.3 Tujuan
Menmahami pengertian dan fungsi decoder dan encoder.
Mengetahui jenis-jenis decoder dan encoder.
Dapat mengaplikasikan decoder dan encoder dalam rangkaian.
iv | P a g e
BAB II
PEMBAHASAN
1. Decoder
Decoder adalah suatu rangkaian logika yang berfungsi untuk mengkonversikan kode yang kurang
dikenal manusia ke dalam kode yang lebih dikenal manusia.
Contoh:
Decoder digunakan ketika output atau sekelompok output harus diaktifkan hanya pada saat
terjadinya dari kombinasi level input tertentu. Seringkali disediakan oleh output dari penghitung atau
register. (Ronald & Neal, 2001)
a. Binary Decoding
Binary Decoding berfungsi untuk mengkonversi sebuah n-bit code ke dalam sebuah output yang
aktif (High/Low). Rangkaiannya dapat dibentuk menggunakan AND atau OR gate. Jumlah masukan
(input) lebih kecil dari jumlah keluaran (output). Jika inputnya berjumlah n maka outputannya
berjumlah 2n. Hanyasatu output yang aktif (high/low) daribanyak input yang diberikan. (Ronald &
Neal, 2001)
1|Page
i) 1 to 2 Binary Decoder
ii) 2 to 4 Binary Decoder
Dari tabel kebenaran 2 to 4 diperoleh persamaan : 2-variable minterm (X'Y', X'Y, XY', XY)
2|Page
iii.
3to 8 binary decoder
Rangkaian penghasil output ‘3’ (active HIGH) untuk input 0 1 1
3|Page
b. Decoder Binerke Octal
Pada decoder dari binerke oktal ini terdapat tiga input yaitu A, B dan C yang mewakili suatu
bilangan biner tiga bit dan delapan out put yang yaitu D0 sampai dengan D7 yang mewakili angka oktal
dari 0 sampai dengan 7.
Dalam hal ini unsur informasinya adalah delapan angka oktal. Sandi untuk informasi diskrit ini
terdiri dari bilangan biner yang diwakili oleh tiga bit. Kerja dekorder ini dapat lebih jelas tampak dari
hubungan input dan output yang ditunjukan pada tabel kebenaran dibawah ini. Tampak bahwa variabel
outputnya itu hanya dapat mempunyai sebuah logika 1 untuk setiap kombinasi inputnya. Saluran output
yang nilainya sama dengan 1 mewakili angka oktal yang setara dengan bilangan biner pada saluran inputnya
.
2. Encoder
Encoder adalah rangkaian yang berfungsi untuk mengkodekan data input menjadi data bilangan
dengan format tertentu. Encoder dalam rangkaian digital adalah rangkaian kombinasi gerbang digital
yang memiliki input banyak dalam bentuk line input dan memiliki output sedikit dalam format bilangan
biner. Encoder akan mengkodekan setiap jalur input yang aktif menjadi kode bilangan biner. Dalam teori
4|Page
digital banyak ditemukan istilah Encoder seperti “Desimal to BCD Encoder” yang berarti rangkaian
digital yang berfungsi untuk mengkodekan line input dengan jumlah line input desimal (0-9) menjadi
kode bilangan biner 4 bit BCD (Binary Coded Decimal). Atau “8 line to 3 line Encoder” yang berarti
rangkaian Encoder dengan input 8 line dan output 3 line (3 bit BCD).
Gambar 1. Digital Encoder
Encoder dalam contoh ini adalah encoder desimal ke BCD (Binary Coded Decimal) yaitu
rangkaian encoder dengan input 9 line dan output 4 bit data BCD. Dalam mendesain suatu encoder kita
harus mengetahui tujuan atau spesifikasi encoder yang diinginkan yaitu dengan :
i.
Membuat tabel kebenaran dari encoder yang ingin dibuat.
ii.
Membuat persamaan logika encoder yang diinginkan pada tabel kebenaran menggunakan K-Map.
iii.
Mengimplemenstasikan persamaan logika encoder dalam bentuk rangkaian gerbang logika digital.
Dalam mendesain rangkaian encoder desimal ke BCD langkah pertama adalah menentukan tabel
kebenaran encoder kemudian membuat persamaan logika kemudian mengimplementasikan dalam
gerbang logika digital seperti berikut.
Tabel 1. Tabel kebenaran encoder Desimal (10 Line) ke BCD
5|Page
Berdasarkan table kebenaran di atas, maka didapat persamaan logika output encoder Desimal (10
Line) ke BCD sebagaimana berikut.
 Y3 = X8 + X9
 Y2 = X4 + X5 + X6 + X7
 Y1 = X2 + X3 + X6 + X7
 Y0 = X1 + X3 + X5 + X7 + X9
Maka, dari persamaan tersebut akan dapat disusun rangkaian seperti gambar di bawah ini.
Gambar 2. Rangkaian Implementasi Encoder Desimal (10 line) ke BCD Sesuai Tabel Kebenaran
Rangkaian encoder di atas merupakan implementasi dari tabel kebenaran diatas dan persamaan
logika encoder Desimal ke BCD.jalur input X0 tidak dihubung ke rangkaian karena alasan efisiensi
komponen, hal ini karena apabila input X0 ditekan maka tidak akan mengubah nilai output yaitu output
tetap bernilai BCD 0 (0000). Rangkaian encoder di atas hanya akan bekerja dengan baik apabila hanya 1
jalur input saja yang mendapat input, hal ini karena rangkaian encoder di atas bukan didesain sebagai
priority encoder.
Sebuah priority encoder adalah rangkaian encoder yang mempunyai fungsi prioritas. Operasi dari
rangkaian priority encoder yaitu jika ada dua lebih input bernilai “I” pada saat yang sama, maka input
yang mempunyai prioritas tertinggi yanga akan diambil.
6|Page
PENUTUP
1. Simpulan
Decoder adalah suatu rangkaian logika yang berfungsi untuk mengkonversikan kode yang
kurang dikenal manusia ke dalam kode yang lebih dikenal manusia.
Contoh:
Binary Decoding berfungsi untuk mengkonversi sebuah n-bit code ke dalam sebuah output yang aktif
(High/Low).
Pada decoder dari binerke oktal ini terdapat tiga input yaitu A, B dan C yang mewakili suatu
bilangan biner tiga bit dan delapan out put yang yaitu D0 sampai dengan D7 yang mewakili angka oktal
dari 0 sampai dengan 7.
Encoder adalah rangkaian yang berfungsi untuk mengkodekan data input menjadi data bilangan
dengan format tertentu. Encoder dalam rangkaian digital adalah rangkaian kombinasi gerbang digital
yang memiliki input banyak dalam bentuk line input dan memiliki output sedikit dalam format bilangan
biner.
7|Page
DAFTAR PUSTAKA
1. Moon, T. K. (2005). Error Correction Coding. New Jersey.
2. Pless, V. (2011). Introduction to the Theory of Error-Correcting Codes, Third Edition. Willey Interscience
Series in Discrete Mathematics and Optimization .
3. Ronald, J. T., & Neal, S. W. (2001). Digital System Principle and Application 8th. New Jersey: Prentice Hall.
4. Wesolowski, k. (2009). Introduction to Digital Communication System. Willey.
8|Page
Download