Uploaded by User22042

PROPOSAL BROWNIES TPUNG TEMPE

advertisement
PROPOSAL TEKNOLOGI PANGAN
SUBTITUSI TEPUNG TEMPE DALAM PEMBUATAN BROWNIES KUKUS UNTUK
BALITA KEP
DISUSUN OLEH
:
Alifa
Qonita Amalia Zulfa
P1337431117006
Wahyu Agung
P1337431117007
PROGRAM STUDI DIII GIZI
JURUSAN GIZI
POLTEKKES KESEHATAN SEMARANG
TAHUN AJARAN 2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Alloh SWT, karena dengan rahmat, karunia, serta
taufik dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan proposal Teknologi Pangan dengan judul
“SUBTITUSI TEPUNG TEMPE DALAM PEMBUATAN BROWNIES KUKUS UNTUK
ANAK KEP USIA ???????????”. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada :
1. Wiwik Wijaningsing STP, M.Si selaku Ketua Jurusan Gizi
2. Arintina Rahayuni STP. MPd selaku dosen kuliah Teknologi Pangan
3. Yuwono Setiadi SST, M.Gz selaku dosen kuliah Teknologi pangan
yang telah membimbing kami sehingga kami dapat menyelesaikan proposal ini.
Kami juga berharap proposal ini dapat bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan gizi dan
memperbaiki gizi pada anak-anak. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
proposal ini masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan yang jauh dari kesempurnaan.
Untuk itu, kami berharap adanya kritik dan saran serta masukkan yang membangun dari
pembaca demi perbaikan di masa yang akan datang.
Semoga proposal ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
proposal yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang lain yang
membacanya.
Semarang, 31 Oktober 2018
Penyusun,
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Salah satu masalah gizi yang utama di Indonesia adalah Kurang Energi Protein (KEP).
KEP merupakan suatu keadaan seseorang yang kurang gizi disebabkan oleh rendahnya
konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari–hari. Pada umumnya penderita KEP
berasal dari keluarga yang berpenghasilan rendah. Kurangnya energi protein dapat
mengakibatkan terganggunya pertumbuhan dan gangguan perkembangan mental anak. Anak
balita dengan KEP tingkat berat akan menunjukkan tanda klinis kwashiorkor/marasmus
(Supariasa, 2002). Prevalensi KEP mengalami peningkatan dari 8,98 % pada tahun 2006
menjadi 10,78 % pada tahun 2007 (Depkes, 2008).
Fenomena anak KEP atau “gagal tumbuh” pada anak Indonesia mulai terjadi pada usia 4
– 6 bulan karena bayi diberikan MP-ASI (Makanan Pendamping-ASI) yang tidak tepat.
Kondisi tersebut terus memburuk hingga usia 18 – 24 bulan. Kekurangan gizi memberikan
kontribusi pada 2/3 kematian balita yang terkait dengan praktek pemberian makan yang tidak
tepat pada bayi dan anak usia balita (WHO, UNICEF, 2003). Akibatnya menimbulkan
masalah gizi pada anak balita seperti gizi kurang, defisiensi vitamin A, defisiensi zinc,
anemia, serta Mental Development Index (MDI) yang rendah (Hardinsyah, 2004).
Kekurangan Energi Protein dapat diakibatkan oleh konsumsi protein. Sumber utama
protein biasanya berasal dari protein hewani tetapi harga daging relatif mahal. Salah satu
produk protein nabati yang dapat menggantikan sumber protein hewani adalah tempe karena
mutu protein tempe mendekati mutu protein daging ayam dan sapi. Tempe tersebut terbuat
dari kedelai (Winarno, 1993).
Kedelai merupakan sumber gizi yang baik bagi manusia. Kedelai utuh mengandung 35
sampai 38% protein tertinggi dari kacang–kacangan lainnya dan yang paling tinggi
proteinnya adalah kedelai kuning. Nilai protein kedelai kuning jika difermentasi dan dimasak
akan memiliki mutu yang lebih baik dari kacang–kacangan lain. Hasil olahan kedelai kuning
salah satunya adalah tempe (Winarno, 1993)
Tempe merupakan pangan olahan kedelai yang berasal dari Indonesia. Secara umum,
tempe diartikan sebagai bahan pangan yang dihasilkan melalui proses fermentasi kedelai
rebus, dalam waktu tertentu menggunakan kapang (jamur) Rhizopus sp. Pada proses
pertumbuhannya, kapang tersebut menghasilkan beberapa enzim yang mampu menghidrolisis
senyawa-senyawa kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana, sehingga lebih mudah
dicerna dan diserap tubuh (Kiers, dkk., 2003). Tempe menjadi salah satu makanan alternatif
yang sehat dan dapat mencegah penyakit karena tingginya kandungan protein dan serat.
Namun tempe tidak tahan disimpan lama sehingga dilakukan perlakuan untuk
memperpanjang umur salah satunya dibuat produk tepung tempe yang kemudian
dikembangkan menjadi produk olahan lain seperti brownies.
Brownies merupakan kue coklat dengan rasa manis, warna menarik, aroma lezat, dan
tekstur tidak terlalu mengembang. Brownies sangat digemari oleh sebagian besar masyarakat
(Windaryati, 2013). Menurut Sulistiyo (2006) brownies ada 2 jenis, yaitu brownies kukus dan
brownies panggang. Brownies mempunyai tekstur yang lebih keras dari pada cake karena
tidak membutuhkan pengembangan gluten, sehingga dapat ditambahkan tepung tempe
didalam pembuatannya.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis ingin mencoba membuat produk
Brownies yang kaya akan protein dengan substitusi tepung tempe dengan perbandingan
tepung terigu dan tepung tempe sebesar ??????????. Pembuatan Brownies ini bertujuan
untuk meningkatkan asupan protein pada ???????????? yang aman untuk penderita KEP.
B. NAMA PRODUK
Nama produk yang akan kami buat yaitu “Brownies Tempe”
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Sebagai syarat pemenuhan ujian akhir semester 4 mata kuliah Teknologi Pangan.
2. Tujuan Khusus

Untuk mengetahui produk alternatif dalam pengolahan tempe sebagai brownies
tempe beserta proses pembuatannya dengan tetap menjaga dan meningkatkan zat
gizi yang terkandung di dalamnya khususnya kandungan protein untuk mencegah
masalah KEP pada anak

Mengetahui sifat organoleptik dan uji fisik yang berpengaruh terhadap daya
terima konsumen.
D. KELEMAHAN DAN KELEBIHAN
1. Keunggulan
a. Memanfaatkan sumber daya lokal
b. Bahan tinggi kandungan gizi
c. Produk dapat dikonsumsi semua kalangan
2. Kelemahan
a. Bahan tepung tempe masih sulit didapat dipasaran
b. Produk kurang tahan lama
E. MANFAAT
1. Memberdayakan sumber bahan pangan lokal
2. Memenuhi kebutuhan energi dan protein
F. SASARAN
Produk brownies kukus ini ditujukan untuk balita penderita KEP
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PROTEIN
1. Definisi Protein
Protein merupakan sumber asam-asam amino yang mengandung unsur-unsur C, H, O dan
N yang tidak dimiliki oleh lemak dan karbohidrat. Molekul protein mengandung pula fosfor,
belerang, dan ada jenis protein mengandung unsur logam seperti besi dan tembaga (Winarno,
2004).
Protein adalah suatu senyawa organik yang berbobot molekul tinggi berkisar antara
beberapa ribu sampai jutaan. Protein tersusun dari atom C, H, O, dan N serta unsur lainnya
seperti P dan S yang membentuk asam-asam amino,. Urutan susunan asam-asam amino
dalam protein maupun hubungan antara asam amino yang satu dan asam amino yang lainnya,
menentukan sifat biologis suatu protein. Di alam ditemukan 20-21 macam asam amino yang
membangun protein (Girindra, 1993).
Menurut Montgomery dkk (1993), protein sangat potensial dalam tubuh sehingga sangat
penting peranannya dalam proses pertumbuhan dan perkembangan dalam tubuh. Protein
merupakan zat gizi makro yang berbeda dengan karbohidrat dan lemak, dimana tidak
disimpan di dalam sel tertentu sehingga perlunya protein terus dikonsumsi sebagai salah satu
penghasil energi bagi tubuh. Pada hewan itu sendiri fungsi protein bukan hanya sebagai
komponen struktural tetapi juga sebagi protein fungsional, salah satunya adalah imunoglobin.
Imunoglobin merupakan molekul protein yang mempunyai aktifitas antibodi, yaitu suatu
kemampuan mengikat secara spesifik dengan substansi yang membangkitkan respon imun
sehingga dihasilkannya imunoglobin tersebut subtansi yang dimaksud tidak lain adalah
antigen (Subowo, 1993).
2. Manfaat Protein
3. Defisiensi Protein
Kurang energi protein (KEP) yaitu seseorang yang kurang gizi yang disebabkan oleh
rendahnya konsumsi energi protein dalam makan sehari-hari dan atau gangguan penyakit
tertentu sehingga tidak memenuhi angka kecukupan gizi (AKG). Anak disebut KEP apabila
berat badannya kurang dari 80% indeks BB untuk baku standar WHO-NCHS (Depkes RI,
1998).
Menurut Supariasa (2000) Kurang Energi Protein (KEP) adalah seseorang yang kurang
gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari
dan atau gangguan penyakit tertentu. KEP adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan
rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi
Angka Kecukupan Gizi (AKG). Anak balita merupakan kelompok yang menunjukkan
pertumbuhan badan yang pesat, sehingga memerlukan zat-zat gizi yang tinggi setiap kilogram
berat badannya. Anak balita ini justru merupakan kelompok umur yang paling sering
menderita akibat kekurangan gizi Pada anak-anak KEP dapat menghambat pertumbuhan,
rentan terhadap penyakit infeksi dan mengakibatkan rendahnya tingkat kecerdasan.
KEP dapat dideteksi dengan cara antropometri yaitu mengukur BB dan umur yang
dibandingkan dengan indeks BB untuk standar WHO-NCHS sebagaimana tercantum dalam
KMS (Depkes RI, 1998).
Kriteria KEP Berdasarkan KMS. KEP berdasarkan kriteria KMS dibedakan menjadi tiga
yaitu:
1. KEP ringan, bila berat badan menurut umut (BB/U) 70%-80% baku median WHONCHS dan atau berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) 70%-80% baku median
WHO-NCHS.
2. KEP sedang, bila berat badan menurut umur (BB/U) 60%-70% baku median WHONCHS dan atau berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) 60%-70% baku median
WHO-NCHS.
3. KEP berat, bila berat badan menurut umur (BB/U) < 60% baku median WHO-NCHS
dan atau berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) < 60% baku standar WHONCHS.
B. TEPUNG TEMPE
Tepung tempe adalah produk olahan yang berasal dari tempe. Kriteria tepung tempe
yang baik adalah tidak berjamur, tidak berkutu, bau khas tempe, berwarna putih agak
kecoklatan. Tepung tempe memiliki massa lebih banyak dari tepung terigu.
Menurut Sutomo (2008) kandungan komposisi kimia dan nilai gizi kedelai, tempe, dan
tepung tempe sebagai berikut.
Protein
Lemak
Karbohidrat
Serat
Abu
Kedelai
46,2 gr
19,1 gr
28,5 gr
3,7 gr
6,1 gr
Tempe
46,5 gr
19,7 gr
30,2 gr
7,2 gr
3,6 gr
Tepung Tempe
48,0 gr
24,7 gr
13,5 gr
2,5 gr
2,3 gr
Protein yang tinggi pada tepung tempe dapat membentuk jaringan baru dan
mempertahankan jaringan yang telah ada serta efektif dalam memperbaiki status kekurangan
protein dalam tubuh. Protein juga digunakan sebagai bahan bakar apabila keperluan energi
tubuh tidak terpenuhi oleh karbohidrat dan lemak.
C. DEFINISI PRODUK
1. Brownies
Brownies merupakan jenis cake cokelat padat yang awalnya merupakan adonan gagal dan
keras (Ismayani Y , 2006 : 2). Namun, dalam perkembangannya banyak sekali brownies
dengan aneka kreasi dan rasa yang ternyata banyak disukai para pecinta cake. Seiring dengan
hal tersebut, belakangan ini sedang populer dan menjadi tren membuat brownies kukus.
Brownies kukus banyak penggemarnya karena beranggapan lebih lembut teksturnya.
Pendapat itu memang benar karena pengukusan brownies tidak menghilangkan banyak uap
air dalam adonan (penguapan). Menurut William J Sulton ( 1969), Brownies merupakan salah
satu ragam kue yang kaya akan lemak dan telur, biasanya brownies setelah dioven tidak
didinginkan tetapi langsung dipotong menjadi irisan setelah disiram cokelat didinginkan
dalam almari es, termasuk variasi cake / cake spesial.
Berdasarkan pernyataan diatas yang dimaksud brownies kukus adalah salah satu ragam
cake semi basah yang bertekstur bantat, berwarna cokelat, rasanya manis yang bahannya
terdiri dari tepung terigu, margarin, telur, gula pasir dan cokelat serta dengan proses
penyelesaian di kukus. Brownies biasanya menggunakan bahan pokok tepung terigu tetapi
dalam tugas Teknologi Pangan ini kami memakai substitusi tepung tempe. Bahan-bahan yang
digunakan dalam pembuatan brownies tidak jauh berbeda dengan pembuatan cake. Bahan
yang digunakan adalah tepung terigu, gula, telur, lemak, cokelat dan dapat diberi bahan
pengisi seperti kacang-kacangan, chocolate chips, kelapa kering, mix fruits dan lain-lain.
Brownies memiliki standar mutu yang termasuk kedalam kelompok roti. Berikut
disajikan standar mutu roti pada tabel 1
No
Kriteria Uji
Satuan
Persyaratan
Kenampakan
-
Normal, tidak berjamur
Bau
-
Normal
Rasa
-
Normal
2.
Kadar air (b/b)
%
Normal
3.
Kadar abu (b/b)
%
Maksimal 40
Keadaan :
1.
4.
Abu yang tidak larut dalam asam (b/b)
%
Maksimal 3,0
5.
NaCl (b/b)
%
Maksimal 8,0
6.
Gula jumlah (b/b)
%
Maksimal 8,0
7.
Lemak (b/b)
%
Maksimal 3,0
8.
Serangga/belatung
-
Tidak boleh ada
Bahan Tambahan Makanan :
9.
Pengawet
-
Pewarna
-
Pemanis buatan
-
Sakarin siklamat
-
Negative
Raksa (Hg)
Mg/kg
Maksimal 0,005
Timbal (Pb)
Mg/kg
Maksimal 1,0
Tembaga (Cu)
Mg/kg
Maksimal 10,0
Seng (Zn)
Mg/kg
Maksimal 40,0
Cemaran Arsen (As)
Mg/kg
Maksimal 0,5
Angka lempeng total
Koloni/g
Maksimal
E.coli
APM/gr
<3
Kapang
Koloni/gr
Maksimal
Sesuai SNI 01-0222-1995
Cemaran Logam :
10.
11.
Cemaran Mikroba :
12.
Sumber : SNI 203144-2009,2009
Tabel 2. Standar Mutu Brownies
No
Kriteria Uji
Satuan
Persyaratan
1.
Kadar air
%
16,78
2.
Kadar abu
%
Maks. 2,39
3.
Kadar protein
%
5,03
4.
Kadar lemak
%
26,93
5.
Kadar karbohidrat
%
51,72
6.
Kadar pati
%
7,36
7.
Kadar serat kasar
%
28,52
Sumber : Saragih, 2011
2. Brownies Tepung Tempe
Brownies tepung tempe merupakan sejenis produk kue yang terbuat dari tepung terigu,
telur, gula, , mentega, dark chocolate, coklat bubuk, baking powder dan dengan penambahan
bahan makanan lain yaitu tepung tempe.
Brownies tepung tempe ini diharapkan bisa dijadikan sebagai snack/makanan tambahan
pada balita yang mengalami KEP dan dapat memenuhi kebutuhan energi dan protein.
BAB III
PROSEDUR PEMBUATAN
A. Alat dan Bahan

Alat
1. Mixer
2. Oven
3. Baskom
4. Timbangan
5. Loyang
6. Sendok

Bahan
1.
Tepung terigu 100 gram
9.
Minyak goreng 100 ml
2.
Tepung tempe 25 gram
10. Margarin/butter 75 gram
3.
Telur 6 butir
11. Dark chocolate 100 gram
4.
Coklat bubuk 50 gram
12. Baking powder 1 sdt
5.
Gula pasir 225 gram
13. Strawberry 50 gram
6.
Cake emulsifier/sp 1 sdt
14. Keju 30 gram
7.
Garam ½ sdt
15. Susu bubuk 25 gram
8.
Susu kental manis 75ml
16. Vanilli bubuk ½ sdt
B. Formulasi
Nama Bahan
Formula Asli
Formula Modifikasi
1. Telur
6 btr
6 btr
2. Gula pasir
225 gram
225 gram
3. Cake emulsifier/sp
1 sdt
1 sdt
4. Garam
½ sdt
½ sdt
1. Minyak goreng
100 ml
100 ml
2. Margarin/butter
75 gram
75 gram
3. Dark chocolate
100 gram
100 gram
Bahan A:
Bahan B:
Bahan C:
1. Tepung terigu
125 gram
100 gram
2. Coklat bubuk
50 gram
50 gram
3. Baking powder
1 sdt
1 sdt
4. Susu bubuk
25 gram
25 gram
5. Vanilli bubuk
½ sdt
½ sdt
6. Tepung tempe
-
25 gram
75 ml
75 ml
1. Stroberi
-
50 gram
2. Keju
-
30 gram
Bahan D:
1. Susu kental manis
Topping:
C. PROSEDUR KERJA

Langkah Membuat Tepung Tempe
Tempe
Di iris
Di oven
Di dinginkan
Di blender
Di ayak

Resep Pembuatan Brownies
1. Siapkan dan timbang semua bahan dengan benar. Campur jadi satu Bahan B,
panaskan menggunakan api kecil sambil sesekali diaduk sampai coklat meleleh
namun jangan sampai mendidih, segera angkat dan sisihkan. Siapkan loyang kotak
20x20cm, oles dengan margarin lalu tabur terigu, sisihkan. Panaskan kukusan dengan
api kecil, alasi tutupnya dengan serbet bersih.
2. Dalam sebuah wadah, kocok Bahan A menggunakan mixer mulai dari speed rendah
ke tinggi hingga mengembang, kental, putih, dan berjejak. Matikan mixer.
3. Campur jadi satu bahan C lalu ayak diatas adonan telur langsung, bagi menjadi 2
tahap. Aduk balik perlahan menggunakan spatula sampai rata.
4. Ambil beberapa sendok adonan, campur dengan Bahan C yang sudah dilelehkan tadi.
Aduk rata. Tuang ke dalam adonan lalu aduk balik kembali sampai semua homogen
dan tercampur rata. Cara ini meminimalisir resiko kue bantat karena mengaduk
adonan berlebihan (over mix) dan memudahkan adonan tercampur rata.
5. Ambil sekitar 7 sdm penuh adonan, campur dengan bahan D. Aduk rata lalu sisihkan
(untuk lapis 2). Sisa adonan lainnya dibagi menjadi 2 bagian sama rata (untuk lapis 1
& lapis 3).
6. Tuang bagian adonan lapis 1 kedalam loyang, kukus selama 20 menit dengan api
sedang. Buka kukusan, tuang adonan yang sudah dicampur SKM/lapis 2, kukus
selama 15 menit. Buka kukusan, terakhir tuang adonan lapis 3 terakhir lalu kukus
selama 20 menit. Angkat loyang, dan keluarkan kue perlahan.
7. Beri toping. Potong-potong brownies sebaiknya ketika sudah dingin ya. Brownies
kukus pun siap disajikan.
D. ANALISIS KANDUNGAN GIZI

No
KANDUNGAN NILAI GIZI RESEP ASLI
Nama Bahan
Berat
Energi
(gram)
(kkal)
Protein (gram)
Hewani
Nabati
Lemak Karbohidrat
(gram)
(gram)
1.
Tepung terigu
125
465,25
0
11,25
1,62
96,62
2.
Telur ayam
360
583,2
46,08
0
41,4
2,52
3.
Coklat batang
100
504
0
5,5
52,9
29,2
4.
Coklat bubuk
50
149
0
4
12
24,5
5.
Gula pasir
150
546
0
0
0
141
6.
Susu kental manis
75
252
6,15
0
7,5
41,25
7.
Susu bubuk
25
127,25
6,15
0
7,5
9,05
8.
Keju
30
97,8
6,84
0
6,09
3,93
9.
Strawberry
50
18,5
0
0,4
0,3
4,2
10.
Margarine
75
540
0,45
0
60,75
0,3
11.
Minyak goreng
100
902
0
0
100
0
290,06
352,57
Jumlah
4185,05 86,82
Resep untuk loyang ukuran 20x20cm

No
KANDUNGAN NILAI GIZI RESEP FORMULASI
Nama Bahan
Berat
Energi
(gram)
(kkal)
Protein (gram)
Hewani
Nabati
Lemak Karbohidrat
(gram)
(gram)
1.
Tepung terigu
100
365
0
8,9
1,3
77,3
2.
Tepung tempe
25
86,75
0
10,78
5,67
2,52
3.
Telur ayam
360
583,2
46,08
0
41,4
2,52
4.
Coklat batang
100
504
0
5,5
52,9
29,2
5.
Coklat bubuk
50
149
0
4
12
24,5
6.
Gula pasir
150
546
0
0
0
141
7.
Susu kental manis
75
252
6,15
0
7,5
41,25
8.
Susu bubuk
25
127,25
6,15
0
7,5
9,05
9.
Keju
30
97,8
6,84
0
6,09
3,93
10.
Strawberry
50
18,5
0
0,4
0,3
4,2
11.
Margarine
75
540
0,45
0
60,75
0,3
12.
Minyak goreng
100
902
0
0
100
0
295,41
335,77
Jumlah
4171,55 95,25
1 porsi mengandung zat gizi
Energi
347,62 kkal
Protein
7,93 gram
Lemak
24,61 gram
Karbohidrat
27,98 gram
Download