Proses Pembelajaran Berkualitas Proses pembelajaran merupakan salah satu unsur yang penting dalam pendidikan yang berkualitas. Pendidikan yang berkualitas mencakup 5 unsur ( UNICEP, 2000), yaitu: 1. Peserta didik yang berkualitas: sehat jasmani dan rohani dan siap untuk berpartisipasi dan belajar, proses belajarnya didukung oleh keluarga dan lingkungannya. 2. Lingkungan belajar yang berkualitas: sehat, aman, protektif dan gender-sensitive, dan menyediakan sumber belajar dan fasilitas belajar yang memadai. 3. Konten yang berkualitas: tercermin dalam kurikulum dan materi ajar yang relevan demi tercapainya keterampilan dasar, khususnya di bidang literasi, numerasi dan kecakapan hidup, pengetahuan dalam hal gender, kesehatan, nutrisi, pencegahan HIV/AIDS dan perdamaian. 4. Proses pembelajaran yang berkualitas: guru yang terlatih menggunakan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik di dalam kelas yang dikelolah dengan baik, penilaian yang baik untuk memfasilitasi belajar dan mengurangi kesenjangan. 5. Outcomes yang berkualitas: lulusan yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap, dan terarah pada pencapaian tujuan pendidikan nasional, serta berpartisipasi positif di dalam masyarakat. Pada uraian tentang proses pembelajaran berkualitas di atas, jelas terlihat bahwa proses pembelajaran berkualitas sangat ditentukan oleh guru yang berkualitas. Lalu, yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah apa yang dimaksud dengan guru yang berkualitas. DarlingHammond (1997) seperti dikutip oleh UNICEF (2000), guru yang berkualitas adalah guru yang menguasai materi pelajaran (konten) yang diajarkan dan pedagogi. Namun, seiring perkembangan teknologi, guru yang berkualitas sekarang diartikan sebagai guru yang menguasai pengetahuan teknologi pedagogi dan konten, yang dikenal dengan istilah TPACK (Technological Pedagogical Content Knowledge). Menurut Heick (2014), suatu pembelajaran dikatakan aktif, efektif, dan berkualitas bila memiliki karakteristik sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. peserta didik aktif bertanya - pertanyaan yang baik; pertanyaan dihargai lebih dari jawaban; gagasan atau ide datang dari berbagai sumber; berbagai model pembelajaran digunakan; penilaian dilakukan secara persisten, otentik, transparan, dan tidak bersifat menghukum; kebiasaan belajar (learning habits) terus diterapkan; ada kesempatan untuk mempraktekkan pengetahuan. Di samping itu, Muhtadi (2005) mengemukakan 6 iklim kelas yang kondusif dan berkualitas yaitu: 1. pendekatan belajar yang student-centered; 2. guru menghargai partisipasi aktif dari peserta didik; 3. guru bersikap demokratis; 4. guru mengutamakan dialog dalam mengatasi permasalahan pembelajaran dengan peserta didik; 5. lingkungan kelas yang memotivasi peserta didik untuk belajar dan berpartisipasi dalam kelas; 6. berbagai sumber belajar tersedia. Efektivitas pembelajaran sangat dipengaruhi oleh peranan guru dalam pembelajaran. Guru harus berusaha agar peserta didik mendapatkan layanan yang sama tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, jenis kelamin, status sosial ekonomi, dan yang berkebutuhan khusus dalam proses pembelajaran. Untuk menjamin terselenggaranya proses pembelajaran yang berkualitas di sekolah, pelaksanaan supervisi akademik menjadi sangat penting . Peningkatan kualitas pembelajaran yang bermuara pada capaian belajar peserta didik yang optimal menjadi fokus pelaksanaan supervisi akademik (Kotirde, 2014). Dengan kata lain, supervisi akademik menjadi suatu alat untuk mencapai pembelajaran yang berkualitas, yakni dengan cara mensupervisi guru melalui perangkat pembelajarannya, proses pembelajaran serta penilaian. Kepala Sekolah adalah pihak yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan supervisi akademik di sekolah. Namun dalam pelaksanaannya, untuk alasan tertentu, kepala sekolah dapat menugaskan guru senior untuk melaksanakan supervisi akademik si sekolah. 15 Macam Keterampilan Pengembangan Profesional Untuk Menjadi Guru Modern Berikut adalah 15 dari banyak keterampilan pengembangan profesional abad ke-21, atau bisa juga disebut "keterampilan modern" yang harus dimiliki para guru saat ini. 1. Pengembangan Profesional: Kemampuan Beradaptasi Di era digital dan modern ini, para guru harus fleksibel dan mampu beradaptasi dengan apa pun yang dilemparkan dengan cara mereka. Teknologi baru dikembangkan setiap hari yang dapat mengubah cara siswa belajar, dan cara guru mengajar. Demikian juga, administrator mengubah dan memperbaharui harapan dan standar pembelajaran. Mampu beradaptasi adalah keterampilan yang harus dimiliki setiap guru modern. Guru harus mampu beradaptasi dengan cara siswa belajar, karakteristik ruang kelas, rencana pembelajaran, semua itu harus dimiliki oleh guru. 2. Keyakinan Setiap guru perlu memiliki kepercayaan diri, tidak hanya pada diri mereka sendiri tetapi terhadap siswa dan teman sejawab/kolega mereka. Orang yang percaya diri menginspirasi orang lain untuk percaya diri, dan kepercayaan diri seorang guru dapat membantu mempengaruhi orang lain untuk menjadi orang yang lebih baik. 3. Komunikasi Mampu berkomunikasi dengan bukan hanya siswa tetapi juga dengan orang tua siswa dan pegawai sekolah lain, hal ini adalah suatu keterampilan yang penting. Beberapa hal penting yang perlu dipikirkan : Hampir semua waktu yang dimiliki guru digunakan untuk berkomunikasi dengan siswa dan kolega lainnya sehingga sangat penting guru memiliki keterampilan berbicara dengan jelas untuk menyampaikan maksud dan tujuan. 4. Keterlibatan dalam Tim Mampu bekerja sama sebagai bagian dari tim atau kelompok adalah keterampilan yang harus dimiliki oleh guru. Ketika bekerjasama dalam tim, guru dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar lebih baik dan merasakan kesenangan. Berjejaring dengan guru lain (bahkan secara virtual) dan menyelesaikan masalah bersama akan menghasilkan kesuksesan. Melakukan hal itu menumbuhkan rasa kebersamaan bukan hanya di kelas sendiri, tetapi juga di seluruh lingkungan sekolah. 5. Pembelajar Berkelanjutan Mengajar adalah proses belajar seumur hidup. Selalu ada sesuatu untuk dipelajari ketika seseorang berstatus sebagai guru. Dunia selalu berubah, bersama dengan kurikulum dan teknologi pendidikan, sehingga guru dituntut untuk mengikuti perkembangan ini. Seorang guru yang selalu bekerja keras untuk belajar akan selalu menjadi guru yang efektif dan sukses. 6. Imajinatif Kegiatan yang efektif yang dapat digunakan guru adalah imajinasi mereka. Para guru perlu kreatif dan memikirkan cara-cara unik untuk membuat siswa mereka tetap terlibat dalam pembelajaran, terutama sekarang karena banyak negara telah menerapkan Standar Inti Pembelajaran Inti ke dalam kurikulum mereka. 7. Kepemimpinan Seorang guru yang efektif adalah seorang mentor dan tahu bagaimana membimbing siswa-siswanya ke arah yang benar. Guru memimpin dengan memberi contoh dan merupakan teladan yang baik. Guru mendorong siswa dan menuntun mereka ke arah yang sukses. 8. Organisasi Guru modern harus memiliki kemampuan untuk mengatur dan mempersiapkan hal-hal yang mungkin terjadi. Mereka selalu siap untuk mengantisipasi dengan cara mereka sendiri. Jika mereka berhalangan misalnya sakit, tidak masalah mereka telah memiliki strategi untuk mengantisipasi untuk siap dilaksanakan. Studi menunjukkan bahwa guru yang memimpin secara terorganisir dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebi efekti dalam mencapai siswa berprestasi. 9. Inovatif Seorang guru modern bersedia untuk mencoba hal-hal baru, dari aplikasi pendidikan baru hingga keterampilan mengajar dan perangkat elektronik. Menjadi inovatif berarti tidak hanya mencoba hal-hal baru, tetapi mengajak siswa, membuat koneksi yang nyata dan menumbuhkan pola pikir kreatif. Ini membuat siswa berani mengambil risiko dan membuat siswa belajar untuk berkolaborasi. 10. Komitmen Seorang guru modern harus selalu terlibat dalam profesinya. Para siswa perlu melihat bahwa guru mereka selalu hadir dan berdedikasi untuk berada ditengah-tengah mereka. 11. Kemampuan untuk Mengelolah Reputasi Online Keterampilan mengajar modern abad ke-21 ini jelas merupakan keterampilan yang baru. Di era digital ini guru modern perlu tahu cara mengelolah reputasi daring dan jejaring sosial mana yang boleh digunakan. misalnya Linkedin adalah jejaring sosial profesional untuk terhubung dengan kolega. 12. Kemampuan untuk Terlibat Guru modern tahu cara menemukan sumber daya yang menarik. Dalam era digital ini, penting untuk menemukan bahan dan sumber daya bagi siswa yang akan membuat mereka tertarik. Ini berarti tetap mengikuti perkembangan teknologi dan aplikasi pembelajaran baru, dan menjelajahi web serta menghubungkan dengan sesama guru. Bahkan dapat melibatkan siswa dan menjaga hal-hal yang menarik dalam proses pembelajaran adalah suatu keharusan. 13. Pemahaman Teknologi Teknologi berkembang dengan pesat. Dalam lima tahun terakhir kita telah melihat kemajuan besar yang akan terus tumbuh. Walaupun mungkin sulit untuk mengikutinya, itu adalah sesuatu yang harus dilakukan oleh semua guru modern. Guru tidak hanya perlu memahami teknologi terbaru, tetapi guru juga harus tahu alat digital mana yang tepat untuk siswa. Ini memakan waktu tetapi sangat berpengaruh dalam keberhasilan siswa. 14. Mengetahui Kapan harus Beristirahat Guru modern tahu kapan ia beristirahat. Mereka juga memahami bahwa tingkat kejenuhan guru tinggi, sehingga mereka perlu meluangkan waktu sejenak untuk diri mereka sendiri. termasuk kepada siswa untuk beristirahat. 15. Kemampuan Memberdayakan Guru modern memiliki kemampuan untuk memberdayakan siswa untuk berpikir kritis, menjadi inovatif, kreatif, mudah beradaptasi, bersemangat, dan fleksibel. Guru dapat memberdayakan diri sendiri untuk dapat menyelesaikan masalah, mengarahkan diri, mencerminkan diri sendiri, dan memimpin, tidak hanya di sekolah tetapi juga dalam kehidupan. Contoh Pengetahuan Faktual, Konseptual, Prosedural dan Metakognitif Dalam Mapel Geografi Dalam menentukan materi pembelajaran anda harap memperhatikan konten materi mana yang berupa pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan metakognitif yang keempatnya tidak menunjukkan urutan hierarki. Contohnya: 1. Pengetahuan faktual a. Fenomena alam: data cuaca iklim, fenomena longsor, banjir, kekeringan atau gejala lain yang aktual dan update. b. Fenomena sosial: kemacetan, kepadatan, migrasi, macet mudik, urbanisasi dll. 2. Pengetahuan konseptual Contohnya adalah Konsep Geografi yang terdiri dari Lokasi, Jarak, Keterjangkauan, Pola, Morfologi, Aglomerasi, Nilai Guna, Diferensiasi, Interaksi dan Asosiasi. Konsep ini pokoknya semua hal tentang teori-teori dalam sebuah materi pembelajaran. 3. Pengetahuan prosedural Contoh: Langkah-langkah pengataman terhadap fenomena geosfer. Artinya Guru harus mendesain sebuah lembar kerja dimana siswa akan melakukan sebuah proses pengamatan terhadap fenomena geosfer yang nyata, kekinian di lapangan. 4. Pengetahuan metakognitif Contoh: Menentukan pendekatan yang tepat utnuk mengkaji fenomena geosfer atau masalah yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Pengetahuan metakognitif ini lebih mengarah pada penyelidikan secara ilmiah/riset untuk siswa. PENILAIAN SIKAP, PENGETAHUAN, DAN KETERAMPILAN A. Penilaian Sikap 1. Gradasi/Taksonomi Sikap (Attitude: Krathwohl) Menerima -> menanggapi->menghargai->menghayati->mengamalkan Penilaian sikap dilakukan untuk mengetahui kecendrungan perilaku spiritual dan sosial siswa di dalam dan luar kelas sebagai hasil pendidikan. 2. Teknik dan Instrumen Penilaian Sikap Teknik Penilaian Bentuk Instrumen Keterangan Observasi Daftar cek Dilakukan Skala penilaian sikap pembelajaran. Daftar cek Dilakukan pada akhir semester. Penilaian diri selama proses Skala penilaian sikap Penilaian peserta didik antar Daftar cek Skala penilaian sikap Dilakukan pada akhir semester, setiap pesesrta didik dinalai oleh 3 siswa. Jurnal Catatan pendidik berisi Berupa catatan guru tentang informasi tentang kekuatan kelemahan dan kekuatan peserta dan kelemahan peserta didik didik yang tidak berkaitan dengan mata pelajaran. 3. Hasil Pengolahan Nilai Sikap Hasil penilaian pencapaian sikap dalam bentuk deskripsi. Deskripsi sikap terdiri atas keberhasilan dan/atau ketercapaian sikap yang diinginkan dan sikap yang belum tercapai yang memerlukan pembinaan dan pembimbingan. Deskripsi dalam bentuk kalimat positif, memotivasi dan bahan refleksi Contoh Deskripsi Sikap Sikap Spiritual Selalu bersyukur dan berdoa sebelum melakukan kegiatan serta toleransi yang baik pada agama yang berbeda; ketaatan beribadah mulai berkembang. Sikap Sosial Memiliki sikap santun, disiplin, dan tanggung jawab yang baik, responsif dalam pergaulan; sikap kepedulian mulai meningkat. B. Penilaian Pengetahuan 1. Proses Kognitif a. C1; mengingat (remember), mengingat kembali pengetahuan dari memorinya. b. C2; memahami (understand), mengkonstruksi makna dari pesan baik secara lisan, tulisan, dan grafis. c. C3; menerapkan (apply), penggunaan prosedur dalam situasi yang diberikan atau situasi baru. d. C4; menganalisis (analysis), penguraian materi ke dalam bagian-bagian dan bagaimana bagianbagian itu saling berhubungan satu sama lain dalam keseluruhan struktur. e. C5; mengevaluasi (evaluate) membuat keputusan berdasarkan kriteria dan standar. f. C6; mengkreasi (create) menempatkan elemen-elemen secara bersamaan ke dalam bentuk modifikasi atau mengorganisasi elemen-elemen ke dalam pola baru (struktur baru). 2. Dimensi Pengetahuan a. Pengetahuan faktual; pengetahuan terminologi atau pengetahuan detail yang spesifik dan elemen. b. Pengetahuan konseptual; pengetahuan yang lebih kompleks berbentuk klasifikasi, kategori, prinsip dan generalisasi. c. Pengetahuan prosedural; pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu. d. Pengetahuan metakognitif; pengetahuan tentang kognisi, merupakan tindakan atas dasar suatu pemahaman, meliputi kesadaran berpikir dan penetapan keputusan tentang sesuatu. 3. Proses dan Hasil Penilaian Pengetahuan a. Nilai pengetahuan diperoleh dari hasil penilaian harian selama satu semester, penilaian tengah semester dan penilaian akhir semester b. Nilai akhir pencapaian pengetahuan rerata dari hasil pencapaian kompetensi setiap KD selama satu semester. c. Nilai pada rapor ditulis dalam bentuk angka skala 0 – 100 dan dilengkapi dengan deskripsi singkat kompetensi yang menonjol/tertinggi dan terendah berdasarkan pencapaian KD selama satu semester d. Deskripsi nilai didasarkan pada nilai tertinggi dan terendah pada capaian KD per semester 4. Teknik Penilaian Pengetahuan Teknik Penilaian Keterangan Tes tulis Memilih jawaban (pilihan ganda, dua pilihan benar-salah, ya-tidak), menjodohkan, sebab-akibat. Mensuplai jawaban (isian atau melengkapi, jawaban singkat atau pendek, uraian). Tes Lisan Soal / pertanyaan yang menuntut siswa menjawab secara lisan (formatif tes) Penugasan Tugas yang dilakukan secara individu atau kelompok. C. Penilaian Keterampilan 1. Dimensi Keterampilan Keterampilan abstrak: K-1 Mengamati, K-2 Menanya, K-3 Mencoba, K-4 Menalar, K-5 Menyaji, K-6 Mencipta Keterampilan Konkrit: a. Persepsi (perception): perhatian untuk melakukan suatu gerakan. b. Kesiapan (set): kesiapan mental dan fisik untuk melakukan suatu gerakan. c. Meniru (guided response): gerakan secara terbimbing. d. Membiasakan gerakan (mechanism): gerakan mekanistik e. Mahir (complex or overt response): gerakan kompleks dan termodifikasi. f. Menjadi gerakan alami (adaptation): gerakan alami yang diciptakan sendiri atas dasar gerakan yang sudah dikuasai. g. Menjadi tindakan orisinal (origination): gerakan baru yang orisinal, sukar ditiru orang lain, dan menjadi ciri khasnya. 2. Proses dan Hasil Penilaian Keterampilan a. Hasil penilaian pada setiap KD keterampilan adalah nilai optimal dengan teknik dan objek KD yang sama. b. Penilaian KD keterampilan yang dilakukan dengan dua teknik penilaian seperti proyek dan produk atau praktik dan produk, maka nilai KD dapat dirata-rata. c. Nilai akhir keterampilan pada setiap mata pelajaran adalah rerata dari semua nilai KD keterampilan dalam satu semester. d. Penulisan capaian keterampilan pada rapor menggunakan angka pada skala 0 – 100, predikat dan deskripsi singkat capaian kompetensi 3. Teknik dan Bentuk Penilaian Keterampilan Teknik Penilaian Bentuk Instrumen Unjuk kerja/ kinerja / praktik Daftar cek, dengan menggunakan daftar cek, peserta didik mendapat nilai bila kriteria penguasaan kompetensi tertentu dapat diamati oleh penilai. Skala Penilaian (Rating Scale). Penilaian kinerja yang menggunakan skala penilaian memungkinkan penilai memberi nilai tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu, karena pemberian nilai secara kontinum dimana pilihan kategori nilai lebih dari dua. Projek Penilaian projek dilakukan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai pelaporan. Untuk menilai setiap tahap perlu disiapkan kriteria penilaian atau rubrik. Produk Daftar cek atau skala penilaian (rubrik) Portofolio Daftar cek atau skala penilaian (rubrik) RAMBU-RAMBU DAN CONTOH DESKRIPSI PENCAPAIAN SIKAP PADA KURIKULUM 2013 EDISI REVISI A. Rambu-Rambu Deskripsi Pencapaian Sikap Rambu-rambu deskripsi pencapaian sikap pada kurikulum 2013 edisi revisi tahun 2017 adalah sebagai Berikut. 1. Sikap yang ditulis adalah sikap spritual dan sikap sosial yang merepresentasikan ketercapaian sikap pada KI-1 dan KI-2. 2. Substansi sikap spiritual adalah hal-hal yang berkaitan dengan menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 3. Substansi sikap sosial adalah hal-hal yang berkaitan dengan menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, responsif dan pro-aktif. Sikap tersebut menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 4. Hasil penilaian pencapaian sikap dalam bentuk predikat dan deskripsi. 5. Predikat dalam penilaian sikap bersifat kualitatif, yakni: Sangat Baik, Baik, Cukup, dan Kurang. 6. Predikat tersebut ditentukan berdasarkan judgement isi deskripsi oleh pendidik. 7. Apabila peserta didik tidak ada catatan apapun dalam jurnal, sikap peserta didik tersebut diasumsikan BAIK. 8. Deskripsi sikap terdiri atas sikap yang sangat baik dan/atau sikap kurang baik yang memerlukan pembinaan dan pembimbingan. 9. Deskripsi sikap menggunakan kalimat yang bersifat memotivasi dengan pilihan kata/frasa yang bernada positif. Hindari frasa yang bermakna kontras, misalnya: ... tetapi masih perlu peningkatan dalam ... atau ... namun masih perlu bimbingan dalam hal ... 10. Deskripsi sikap menyebutkan perkembangan sikap/perilaku peserta didik yang sangat baik dan/atau baik dan yang mulai/sedang berkembang. 11. Deskripsi sikap spiritual “dijiwai” oleh deskripsi pada mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, sedangkan deskripsi mata pelajaran lainnya menjadi penguat. 12. Deskripsi sikap sosial “dijiwai” oleh deskripsi pada mata pelajaran PPKn, sedangkan deskripsi mata pelajaran lainnya menjadi penguat. 13. Sikap dikembangkan selama satu semester, deskripsi nilai/perkembangan sikap peserta didik didasarkan pada sikap peserta didik pada masa akhir semester. Oleh karena itu, sebelum deskripsi sikap akhir semester dirumuskan, guru mata pelajaran, guru BK, dan wali kelas harus memeriksa jurnal secara keseluruhan hingga akhir semester untuk melihat apakah telah ada catatan yang menunjukkan bahwa sikap peserta didik tersebut telah menjadi sangat baik, baik, atau mulai berkembang. 14. Apabila peserta didik memiliki catatan sikap KURANG baik dalam jurnal dan peserta didik tersebut belum menunjukkan adanya perkembangan positif, deskripsi sikap peserta didik tersebut didiskusikan dalam rapat dewan guru pada akhir semester. Rapat dewan guru menentukan kesepakatan tentang predikat dan deskripsi sikap KURANG yang harus dituliskan, dan juga kesepakatan tindak lanjut pembinaan peserta didik tersebut. Tindak lanjut pembinaan sikap KURANG pada peserta didik sangat bergantung pada kondisi sekolah, guru dan keterlibatan orang tua/wali murid. B. Contoh Predikat dan Deskripsi Penilaian Sikap Tabel 1. Contoh Predikat dan Deskripsi Penilaian Sikap Spiritual Predikat Baik Deskripsi Selalu bersyukur dan berdoa sebelum melakukan kegiatan serta memiliki toleransi pada agama yang berbeda; ketaatan beribadah mulai berkembang. Tabel 2. Contoh Predikat dan Deskripsi Penilaian Sikap Sosial Predikat Deskripsi Sangat Memiliki sikap santun, disiplin, dan tanggung jawab yang baik, sangat Baik responsif dalam pergaulan serta memiliki kepedulian sangat tinggi. Predikat Deskripsi Memiliki sikap santun, kurang peduli, percaya diri, kurang disiplin, dan Cukup tanggungjawab mulai meningkat. Perlu pendampingan dan pembinaan secara intensif. PEDOMAN DAN CONTOH DESKRIPSI PENGETAHUAN PADA KURIKULUM 2013 EDISI REVISI Pedoman: Deskripsi pengetahuan berisi kompetensi yang sangat baik dikuasai oleh peserta didik dan/atau kompetensi yang masih perlu ditingkatkan. Contoh deskripsi: “Memiliki kemampuan menganalisis struktur dan kebahasaan teks eksposisi, namun perlu peningkatan kemampuan menganalisis isi dan aspek kebahasaan dari minimal dua teks laporan hasil observasi.” Berikut contoh tabel pengolahan penilaian pengetahuan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas X semester I. Keterangan: 1. Penilaian harian dilakukan oleh guru dengan cakupan meliputi seluruh indikator dari satu kompetensi dasar 2. Penilaian akhir semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik pada akhir semester. Cakupan penilaian meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada semester tersebut 3. KD 3.1 dilakukan tagihan penilaian sebanyak 3 kali yang terdiri atas PH dua kali dan PAS satu kali, maka nilai pengetahuan pada KD 3.1 4. Nilai akhir rapor 5. Deskripsi berisi kompetensi yang sangat baik dikuasai oleh peserta didik dan/atau kompetensi yang masih perlu ditingkatkan. Pada nilai di atas yang kuasai peserta didik adalah KD 3.4 dan yang perlu ditingkatkan pada KD 3.2. Contoh deskripsi: “Memiliki kemampuan menganalisis struktur dan kebahasaan teks eksposisi, namun perlu peningkatan kemampuan menganalisis isi dan aspek kebahasaan dari minimal dua teks laporan hasil observasi.” PEDOMAN DAN CONTOH DESKRIPSI NILAI KETERAMPILAN PADA KURIKULUM 2013 EDISI REVISI A. Pedoman Deskripsi Nilai Keterampilan Deskripsi nilai keterampilan berdasarkan nilai KD yang menonjol berdasarkan pencapaian KD pada KI-4 selama satu semester. B. Contoh Deskripsi Nilai Keterampilan Contoh deskripsi nilai keterampilan “Memiliki keterampilan mengembangkan isi (permasalahan, argumen, pengetahuan, dan rekomendasi) teks eksposisi secara lisan dan/tulis.” C. Pengolahan Nilai Keterampilan Nilai keterampilan diperoleh dari hasil penilaian unjuk kerja/kinerja/praktik, proyek, produk, portofolio, dan bentuk lain sesuai karakteristik KD mata pelajaran. Hasil penilaian pada setiap KD pada KI-4 adalah nilai optimal jika penilaian dilakukan dengan teknik yang sama dan objek KD yang sama. Penilaian KD yang sama yang dilakukan dengan proyek dan produk atau praktik dan produk, maka hasil akhir penilaian KD tersebut dirata-ratakan. Untuk memperoleh nilai akhir keterampilan pada setiap mata pelajaran adalah rerata dari semua nilai KD pada KI-4 dalam satu semester. Selanjutnya, penulisan capaian keterampilan pada rapor menggunakan angka pada skala 0 – 100 dan predikat (D – A) serta dilengkapi dengan deskripsi singkat capaian kompetensi. Contoh : Berikut cara pengolahan nilai keterampilan mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas X yang dilakukan melalui praktik pada KD 4.1 sebanyak 1 kali dan KD 4.2 sebanyak 2 kali. KD 4.3 dan KD 4.4 dinilai melalui satu proyek. Selain itu KD 4.4 juga dinilai melalui satu kali produk. Keterangan: 1. Pada KD 4.1, 4.2, dan 4.3 Nilai Akhir diperoleh berdasarkan nilai optimum, sedangkan untuk 4.4 diperoleh berdasarkan rata-rata karena menggunakan proyek dan produk. 2. Nilai akhir semester didapat dengan cara merata-ratakan nilai akhir pada setiap KD. 4. Nilai rapor keterampilan dilengkapi deskripsi singkat kompetensi yang menonjol berdasarkan pencapaian KD pada KI-4 selama satu semester. Deskripsi nilai keterampilan diatas adalah: “Memiliki keterampilan mengembangkan isi (permasalahan, argumen, pengetahuan, dan rekomendasi) teks eksposisi secara lisan dan/tulis.”