Uploaded by dimas wisnu purba

Perkembangan Investasi Indonesia Lima Ta

advertisement
PAPER EKONOMI PEMBANGUNAN
Perkembangan Investasi Indonesia 5 Tahun Terakhir
Bachtiar Hidayat
8105128004
PENDIDIKAN EKONOMI KOPERASI NON REGULER 2012
Ekonomi dan Administrasi
Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Jakarta
BAB I
PENDAHULUAN
Pengertian investasi secara umum adalah penanaman dana dalam jumlah tertentu pada
saat ini untuk mendapatkan hasil yang lebih besar dimasa yang akan datang. Atau bisa juga
dikatakan investasi adalah proses menabung yang berorientasi pada tujuan tertentu dan
bagaimana mencapai tujuan tersebut. Jadi investasi memiliki perbedaan dengan tabungan
yang kurang memiliki tujuan secara spesifik dan kejelasan metode atau strategi dalam
mencapai tujuannya. Selain itu investasi memiliki kelebihan dalam tingkat profitabilitas yang
lebih tinggi dan pilihan instrumennya yang lebih beraneka ragam dibandingkan dengan
tabungan.
Secara umum investasi dapat dibedakan atas investasi riil dan investasi finansial.
Investasi riil paling umum terjadi pada perekonomian tradisional, dimana investasi ini
mencakup aset nyata seperti tanah, bangunan, mesin atau hal fisik lainnya. Sementara
investasi finansial umum dilakukan dalam perekonomian modern yang melibatkan kontrak –
kontrak tertulis, seperti perdagangan saham dan obligasi.
Investasi adalah salah satu faktor pertumbuhan dan pembangunan ekonomi dari suatu
Negara. Tingkat pertumbuhan investasi yang tinggi dan berkesinambungan dibutuhkan untuk
mencapai suatu pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkesinambungan pula. Dalam
memacu pertumbuhan ekonomi Negara, pemerintah membutuhkan modal untuk pembiayaan.
Untuk itu diperlukan sumber dana untuk modal pembiayaan perekonomian, salah satunya
adalah dari investasi, dimana investasi yang dimaksudkan adalah investasi finansial yang
kegiatannya dilakukan pada pasar keuangan.
Pasar keuangan adalah tempat mempertemukan pihak yang kelebihan dana dengan
pihak yang kekurangan dana dan terbentuk untuk memudahkan pertukaran uang antara
penabung dan peminjam (Paulus Situmorang, 2008:1). Pasar keuangan terdiri dari pasar
uang, pasar modal, dan lembaga pembiayaan lainnya seperti leasing, modal ventura, dan
kartu kredit.
Pasar modal secara umum merupakan suatu tempat bertemunya penjual dan pembeli
untuk melakukan transaksi dalam rangka memperoleh modal. Penjual dalam pasar modal
merupakan perusahaan yang membutuhkan modal (emiten), sehingga mereka berusaha untuk
menjual efek – efek di pasar modal. Sedangkan pembeli (investor) adalah pihak yang ingin
membeli modal di perusahaan yang menurut mereka menguntungkan. Berbeda dengan pasar
uang yang memiliki instrumen untuk pembiayaan jangka pendek seperti commercial paper,
Sertifikat Bank Indonesia, dan sertifikat deposito, pasar modal memiliki kemampuan untuk
menyediakan modal dalam jangka panjang. Karena itu untuk membiayai investasi pada
proyek – proyek jangka panjang dan memerlukan modal yang besar, sudah selayaknya para
pengusaha menggunakan dana dari pasar modal.
BAB II
PEMBAHASAN
Undang-Undang Penanaman Modal No. 25 tahun 2007
Revisi yang dilakukan pada peraturan penanaman modal mendefinisikan ulang
“penanaman modal” bagi semua investor, baik bagi investor dalam negeri maupun investor
asing, untuk pertama kalinya diterapkan pelayanan yang sama bagi semua investor. Tidak ada
lagi batasan 30 tahun untuk izin penanaman modal asing, juga tidak berlakunya UU No. 1
tahun 1967 tentang divestasi. Sebagai tambahan, peraturan yang baru tidak melarang
perubahan modal.
Mulai bulan Februari 2014, semua penduduk Indonesia yang ingin mendirikan usaha,
akan mendapatkan pelayanan yang lebih mudah dan cepat. Program ini merupakan target
utama dari Paket Kebijakan untuk Meningkatkan Kemudahan Berusaha. Pemerintah sudah
menetapkan target di delapan area yang dapat ditingkatkan untuk meningkatkan kemudahan
dalam menyelenggarakan bisnis, antara lain:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Memulai usaha
Pemasangan jaringan listrik
Pembayaran pajak dan premi asuransi
Penegakan kontrak
Penyelesaian insolvensi
Pendaftaran properti
Pengurusan izin konstruksi
Pengajuan kredit
Dalam area-area ini, pemerintah telah menetapkan 17 aksi. Masing-masing butir meliputi
satu cara penerapan atau lebih yang harus diimplementasikan sepenuhnya mulai bulan
Februari 2014. Pada tanggal 23 Agustus 2013, pemerintah Indonesia mengumumkan paket
kebijakan ekonomi, yang ditujukan untuk meningkatkan investasi.
1. Penyederhanaan Proses Perizinan
a. Mengurangi kendala dalam memulai usaha, terutama dalam hal prosedur
perizinan.
2. Merevisi “Daftar Negative Investasi (DNI)”
b. Berusaha untuk membuat peraturan investasi yang lebih ramah bagi investor.
c. DNI dengan sektor-sektor baru yang terbuka bagi penanaman modal asing
akan segera diumumkan tahun ini.
3. Meningkatkan insentif pajak
d. Keringanan pajak bagi industri padat karya seperti industri tekstil, pakaian,
sepatu, furnitur dan mainan.
e. Penambahan pengurangan pajak untuk perusahaan-perusahaan yang paling
tidak 30% dari hasil produksinya ditujukan untuk ekspor.
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan kekuatan ekonomi global
di Asia. Dengan Produk Domestik Bruto (PDB) yang diperkirakan telah menembus angka
US$ 1 trilyun di tahun 2012, Indonesia telah menjadi negara dengan ekonomi terbesar di Asia
Tenggara. Dengan resistensinya terhadap krisis keuangan global dibanding negara-negara
tetangga, perekonomian Indonesia tumbuh sebesar 5,7% di tahun 2013 dan menjadikannya
sebagai“Negara dengan perekonomian paling stabil selama lima tahun terakhir” oleh
publikasi terkemuka dunia The Economist.
Grafik 1.1 Proyeksi Nilai Pertumbahan PDB Indonesia oleh IMF
Indonesia telah tumbuh sebesar 6,2% di tahun 2012 dan di tahun 2014, pertumbuhan
ekonomi yang lebih kuat diharapkan akan dapat mencapai angka 5,8 – 6,2%. Ekspansi
ekonomi berikutnya diharapkan dapat mencakup pertumbuhan yang lebih inklusif dengan
angka PDB per-kapita yang diharapkan dapat tumbuh sebanyak 4 kali lipat di tahun 2020,
berdasarkan laporan Standard Chartered Report.
Salah satu faktor kesuksesan ekonomi Indonesia dipicu oleh pertumbuhan kelas
menengah and pertumbuhan ekonomi makro yang stabil. Indonesia kini termasuk di dalam
negara MINT (Mexico, Indonesia, Nigeria and Turki), yakni negara-negara dengan
perekonomian paling menarik bagi investor jangka panjang karena karakteristik demografisnya.
Rasio hutang terhadap PDB Indonesia telah turun secara stabil dari 83% di tahun
2001 menjadi kurang dari 26% di akhir tahun 2013. Nilai terendah di antara-antara negara
ASEAN, selain Singapura yang tidak memiliki hutang pemerintah.
Sebagai hasilnya, Indonesia terus mendapatkan pemberitaan yang positif. Pemberitaan
tersebut mencerminkan ketahanan Indonesia dalam menghadapai krisis keuangan global,
meningkatkan angka penilaian terhadap pemerintahan dan kredit eksternal, juga
kemampuannya untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang timbul akibat
perubahan-perubahan yang terjadi di panggung politik dalam negeri.





Fitch Ratings (15 November 2013): Indonesia mendapat sovereign credit rating
level BBB- dengan outlook Stable.
Rating and Investment Information, Inc (11 Oktober 2013): Indonesia
mendapat sovereign credit rating level BBB-dengan outlook Stable.
Japan Credit Rating Agency, Ltd (22 Juli 2013): Indonesia's foreign currency longterm senior debt mendapat peringkat BBB- dengan outlook Stable.
S&P (2 Mei 2013): Indonesia medapat sovereign credit rating BB+ level untuk
jangka panjang.
Moody’s Investors Service (18 Januari 2012): meningkatkan rating foreign and
local-currency bond menjadi Baa3dengan outlook Stable.
Grafik 1.2 Angka Realisasi Investasi di Indonesia 2009-2013
Grafik 1.3 Persentase Realisasi Investasi Indonesia Per-negara Tahun 2013
Perekonomian Indonesia pada triwulan I tahun 2013 tumbuh sebesar 6,0
persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada
sektor Pengangkutan dan Komunikasi dengan pertumbuhan sebesar 9,98 persen dan
terendah pada sektor Pertambangan dan Penggalian sebesar -0,43 persen.
Secara spasial, pada triwulan I tahun 2013 provinsi-provinsi di Jawa masih
memberikan kontribusi terbesar terhadap Produk Domestik Bruto, yaitu sebesar 57,79
persen, diikuti oleh pulau Sumatera sebesar 23,99 persen, Kalimantan sebesar 8,89 persen,
Sulawesi sebesar 4,70 persen, Bali dan Nusa Tenggara sebesar 2,49 persen, Maluku dan
Papua sebesar 2,14 persen.
Realisasi Per sektor
Realisasi per sektor untuk PMA pada triwulan I tahun 2013 mencapai 7.048,2 juta
USD atau tumbuh 23,1 persen dibanding triwulan yang sama tahun sebelumnya.
Pertumbuhan PMA pada triwulan I tahun 2013 ini didorong oleh pertumbuhan sektor
sekunder yang tumbuh 96,8 persen, sektor primer 4,7 persen, sedangkan sektor tersier
mengalami penurunan sebesar -55,4 persen. Pada triwulan I tahun 2013, PMDN
tumbuh sebesar 39,6 persen, dengan realisasi mencapai Rp 27,5 miliar. Pertumbuhan PMDN
triwulan I tahun 2013 didorong oleh sektor tersier sebesar 168,7 persen, sektor sekunder
tumbuh 34,6 persen, sedangkan sektor primer mengalami penurunan sebesar 10,7 persen.
Adapun dilihat secara sumbangannya, pada triwulan I tahun 2013, untuk PMA
maupun PMDN, sektor sekunder memberikan sumbangan terbesar, dengan share untuk PMA
sebesar 64,6 persen dan PMDN sebesar 39,7 persen.
Realisasi Per Lokasi
Berdasar lokasinya, pada triwulan I tahun 2013 realisasi investasi PMDN, pulau Jawa
merupakan pulau yang pertumbuhan realisasi investasinya paling besar dibanding
periode yang sama tahun sebelumnya. Diikuti oleh pulau Kalimantan, Sumatera, dan
Papua. Sementara pulau Bali, Nusa Tenggara, dan Sulawesi mengalami penurunan
pertumbuhan negatif. Adapun kepulauan yang memberikan sumbangan terbesar dalam
realisasi investasi triwulan I tahun 2013 adalah Jawa sebesar 49,0 persen, Kalimantan sebesar
33 persen, Sumatera dengan sumbangan 15 persen.
Berita terkait perkembangan investasi di Indonesia dalam kurun waktu 5 tahun terakhir
diantaranya :
Investasi Indonesia 2009 Rp135,26 Triliun
SAMARINDA (ANTARA News) - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
mengumumkan bahwa realisasi investasi Indonesia 2009 mencapai Rp135,26 triliun,
meski pada tahun itu terjadi krisis finansial global.
"Adanya nilai Rp135 triliun itu berarti terjadi penurunan sebesar 12,3 persen dibanding
2008," kata Direktur Pengembangan Iklim Penanaman Modal BKPM, Widyati, dalam
Workshop bertema "Membangun Komitmen Peningkatan Investasi Berbasis Sumber Daya
Lokal" di Samarinda, Rabu.
Kehadiran Widyati sebagai pembicara yang digelar di Kantor Gubernur Kaltim itu mewakili
M. Azhari Lubis, Deputi Bidang Pengembangan Iklim Penanaman Modal. Menurut Widyati,
realisasi investasi tersebut terdiri dari hasil Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)
senilai Rp37,8 triliun, dan Penanaman Modal Asing (PMA) senilai Rp97,47 triliun.
Jika dihitung berdasarkan presentasi, lanjutnya, maka untuk PMDN naik 85,7 persen jika
dibanding 2008 yang hanya senilai Rp20,4 triliun. Sedangkan untuk PMA terjadi penurunan
sebesar 27,2 persen dibanding tahun sebelumnya yang senilai Rp133,83 triliun. Realisasi
investasi 2009 tersebut menyerap tenaga kerja sebanyak 303.537 orang, atau mampu
memberikan kontribusi sebesar 0,5 persen terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Menurutnya, kinerja ini dapat memberikan kepastian terhadap iklim investasi dalam negeri.
Adanya perkembangan tersebut sehingga ia merasa optimistis bahwa Indonesai masih
diminati investor dengan dukungan kestabilan sosial. Bukan hanya sosial, kestabilan politik
dan keamanan dari pemerintah serta masyarakat juga sangat mendukung terhadap
perkembangan investasi, ditambah lagi dengan kematangan reaksi para pelaku bisnis yang
tidak cepat panik dalam menanggapi berbagai guncangan.
Kemudian, lanjutnya, untuk menciptakan pertumbuhan dan mempercepat realisasi investasi
di daerah, maka pemerintah telah memilih tujuh provinsi unggulan di Indonesia sebagai
provinsi percontohan (regional champion) pada 2010. Provinsi Kaltim merupakan salah satu
dari tujuh provinsi yang terpilih sebagai daerah percontohan itu. Enam provinsi lainnya
adalah Riau, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Provinsi
Papua. "Pemilihan itu menggunakan indikator perekonomian daerah, proyek investasi yang
ditawarkan, peringkat daerah untuk memberikan iklim investasi kondusif, ketersediaan
sumber daya, sarana dan prasarana, serta komitmen kepala daerah," kata Widyati.
(http://www.antaranews.com/)
Investasi ke Indonesia Tumbuh 41 Persen
WASHINGTON (KOMPAS.com) - Badan Koordinasi Penan aman Modal atau BKPM
melaporkan, realisasi penanaman modal asing ke Indonesia meningkat 41 persen pada
triwulan II 2010 dibandingkan investasi pada triwulan II tahun 2009. Singapura masih
menempati urutan pertama investor ke Indonesia.
Kepala BKPM Gita Wirjawan mengungkapkan hal tersebut di Washington DC, Amerika
Serikat, Sabtu (10/7/2010). Menurut Gita, daya tarik Indonesia sebagai pusat investasi
sebenarnya sudah mulai pulih karena pada akhir triwulan II 2010 diperkirakan akan ada
kenaikan investasi sebesar 41 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2009.
Amerika bahkan sudah sempat menempati posisi ketiga besar negara penanam modal di
Indonesia pada Triwulan I 2010, padahal biasanya selalu ada di ranking 8 dan 9. "Singapura
masih menjadi investor terbesar, kemudian Jepang, dan juga Mauritius. Kami ingin bagian
investasi ini dibagi-bagi ke negara lain termasuk dari Amerika Serikat," ujarnya.
Untuk memperlancar kepentingan investor di Indonesia, BKPM sudah bertemu dengan 28
gubernur serta 44 bupati atau walikota di seluruh Indonesia untuk mematangkan kembali
pembangunan pusat-pusat layanan terpadu investasi satu atap baik di tingkat provinsi,
kabupaten, maupun kota. Dengan demikian, pusat layanan investasi satu atap itu akan berdiri
di 28 provinsi dan 4 4 kabupaten atau kota pada akhir tahun 2010 ini.
Idealnya, ada juga pusat layanan satu atap itu di tingkat pusat, yang bisa menyelesaikan
semua perizinan yang diperlukan mulai dari pemerintah pusat hingga ke kabupaten atau kota.
"Dalam kunjungan ke daerah itu, saya bisa menilai gubenur, bupati, atau walikota mana yang
benar-benar mengharapkan investasi asing masuk ke daerahnya, ada yang tidak tahun
caranya, namun ada juga yang memang tidak terlalu berniat menarik investasi ke daerahnya,"
ujar Gita.
Dalam pertemuan dengan sekitar 25 pemimpin bisnis dan ekonom perusahaan serta lembaga
keuangan terkemuka di Washington, 8 Juli 2010, Gita mengatakan, BKPM akan mengantar
setiap investor yang berniat investasi di Indonesia langsung ke daerah-daerah yang mereka
inginkan. Dengan cara ini, setiap provinsi bisa mendapatkan investasi riil lebih banyak lagi.
Masalah hukum pun sedikit demi sedikit diselesaikan. "Contoh, kasus hukum yang
menyangkut perusahaan kokos, Mars, yang sudah lama tidak selesai, minggu lalu sudah
tuntas," ungkap Gita. (http://www.kompas.com/)
Total Investasi di Indonesia 2011 Berkisar Rp130 Triliun
Jakarta (Infobanknews) – Pemerintah Indonesia terus membenahi Master plan Percepatan
Pembangunan Indonesia. Tujuan agar perekonomian Indonesia dapat sejajar dengan negaranegara maju lainnya.
Investasi merupakan hal yang penting dalam percepatan pembangunan Indonesia. Karena itu,
pada 2011 ini investasi Indonesia telah mengalami peningkatan yang pesat dibandingkan
2010 lalu. Menteri Keuangan (Menkeu), Agus D. W. Martowardojo mengatakan, total
investasi 2011 mencapai Rp130 triliun. Total investasi ini jauh lebih tinggi dari 2010 lalu
yang sebesar Rp70 triliun.
“Total investasi kita saat ini sudah hampir mencapai Rp130 triliun. Total investasi ini
meningkat jauh jika dibandingkan dengan 2010. Pada 2010, total investasi kita mencapai
Rp70 triliun,” kata Agus, kepada wartawan, di Jakarta, Senin, 11 April 2011.
Agus menambahkan, berkaitan masterplan percepatan pembangunan Indonesia 2011-2025,
pemerintah akan menyelaraskan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) dengan masterplant Kawasan Ekonomi Koridor (KEK). “KEK ini sejalan dengan
apa yang kita jalankan di RPJMN. Kita hanya ingin melakukan akselerasi dengan
memberikan informasi yang jelas kepada masyarakat, baik pengusaha dalam negeri maupun
pengusaha luar negeri tentang alternatif-alternatif investasi yang ada di Indonesia ke depan,”
ujarnya.
Sedangkan porsi yang besar, lanjutnya, akan datang dari swasta dalam negeri, swasta luar
negeri dan BUMN. Namun, pemerintah nanti akan masuk dalam bentuk APBN. Selain itu,
akan membuat suatu signal bahwa pemerintah akan membantu untuk pengembanganpengembangan ekonomi ke depan. Menkeu juga sempat menyinggung mengenai kebijakan
yang akan diberikan pemerintah untuk menarik investasi dari investor, yaitu berupa stimulan
bagi investor agar investor terus menanamkan investasinya di Indonesia.
“Kami memberikan stimulan itu bukan dalam bentuk paket perpajakan yang berlebihan.
Melainkan tentang kepastian perizinan, kecepatan waktu, tersedianya lahan, tersedianya
infrastruktur listrik dan kemudahan transportasi laut. Hal ini yang sering dikeluhkan dunia
usaha,” tegasnya. (http://www.infobanknews.com/)
Kinerja Investasi
Tahun 2012 ini tampaknya merupakan tonggak emas sejarah kinerja investasi Indonesia,
meskipun dibayang-bayangi kondisi perekonomian global yang kurang menguntungkan bagi
ekspansi peningkatan kegiatan investasi, namun kinerja investasi di Indonesia dalam tahuntahun terakhir menunjukkan perkembangan yang sangat menggembirakan.
Data yang dilansir Kantor BKPM (22/10), membuktikan hal tersebut, hal ini terlihat dari
kinerja investasi pada triwulan II atau hingga September 2012, yang telah menembus angka
Rp 229 triliun atau 81,1% dari target tahun ini, realisasi investasi tersebut meningkat sekitar
27% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Hal ini berdampak positip terhadap
penambahan pendapatan (produk domestik bruto/PDB)
Kinerja investasi Rp 229,9 triliun tersebut merupakan akumulasi realisasi penanaman
modal, baik penanaman modal dalam negeri (PMDN) maupun penanaman modal asing
(PMA), pada periode Januari–September 2012, PMDN mencapai Rp 65,7 triliun dan PMA
mencapai Rp164,2 triliun.
Salah satu hal yang menggembirakan dalam struktur realisasi investasi di Indonesia tersebut
adalah mulai terjadinya pemerataan, tercermin dari porsi investasi di luar Jawa yang terus
naik. Pada Januari–September 2012, investasi di luar Jawa mencapai Rp107,0 triliun atau
46,5 persen di antara total investasi. Angka tersebut naik jika dibandingkan dengan periode
sama tahun lalu Rp81,1 triliun atau 44,8 persen di antara total realisasi investasi, pemerataan
investasi ini sangat penting untuk mendorong pemerataan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Capaian kinerja investasi tersebut di atas, sesungguhnya menunjukkan indikator mulai
berhasilnya berbagai upaya perbaikan iklim investasi yang telah dilakukan pemerintah dalam
meningkatkan investasi dan memberikan nilai tambah dan daya saing perekonomian
nasional, di sisi lain, kinerja investasi menunjukkan meningkatkan kepercayaan dunia usaha
kepada Indonesia, jumlah penduduk yang besar serta meningkatnya jumlah kelas menengah
menjadi daya tarik utama bagi kegiatan investasi, disamping terus membaiknya makro
ekonomi Indonesia. (http://www.setkab.go.id/)
Investasi ke Indonesia Semester I-2013 Rp192,8 Triliun
Jakarta (Antara) - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat jumlah
investasi yang masuk dalam beragam proyek penanaman modal ke Indonesia pada
semester I tahun 2013 mencapai hingga Rp192,8 triliun. "Jumlah itu meningkat 30 persen
dibanding periode yang sama tahun 2012," kata Kepala BKPM M Chatib Basri dalam
konferensi pers di Jakarta, Selasa.
Ia memaparkan, untuk catatan triwulan II 2013, realisasi investasi ke Indonesia adalah
sebesar Rp99,8 triliun atau naik 29,8 persen dibanding triwulan sebelumnya. Namun,
menurut dia, Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) mengalami pertumbuhan yang lebih
tinggi dibanding pertumbuhan Penanaman Modal Asing (PMA).
Berdasarkan data BKPM, nilai realisasi PMDN triwulan II 2013 meningkat 59,1 persen y-oy, sedangkan nilai realisasi PMA triwulan II 2013 hanya meningkat 18,9 persen. Chatib
mengemukakan, salah satu pihak asing yang banyak menanamkan modal di Indonesia adalah
Jepang, antara lain terlihat dari perusahaan Suzuki yang akan meluaskan ekspansinya di
Tanah Air.
Ia mengungkapkan, tingginya Jepang dapat dilihat dari sejumlah faktor yaitu padatnya jumlah
penduduk serta pertumbuhan ekonomi yang stabil yang dialami Indonesia dalam jangka
waktu beberapa tahun terakhir ini. Sedangkan negara lainnya yang juga banyak menanamkan
modal di Indonesia, ujar dia, antara lain adalah Amerika Serikat dan Korea Selatan.
Kepala BKPM menegaskan, pihaknya juga sedang menyusun strategi agar investasi dapat
menjadi daya dorong pertumbuhan ekonomi mengingat melemahnya kinerja ekspor. Untuk
itu, ujar dia, pemerintah akan membuat sejumlah kebijakan terobosan yang akan membuat
iklim investasi di Indonesia tetap kondusif dan terus mengalami peningkatan dari waktu ke
waktu. Salah satu upaya yang dilakukan antara lain adalah mempermudah prosedur perizinan
yang dinilai kerap menjadi hambatan bagi investor di Indonesia. (https://id.berita.yahoo.com)
BAB III
KESIMPULAN
Investasi memang sangat penting sebagai motor utama perkembangan dan
pengeluaran pemerintah ekonomi jangka panjang. Walaupun pertumbuhan konsumsi rumah
tangga dan pengeluaran pemerintah juga penting, tetapi tanpa investasi pertumbuhan
ekonomi jangka panjang tidak dapat tercapai. Investasi dapat membawa teknologi baru dan
pengetahuan lainnya yang berguna dalam pembangunan di dalam negeri. investasi memiliki
jaringan yang kuat dengan lembaga-lembaga keuangan global, sehingga tidak tergantung
pada dana dan perbankan di Indonesia.
Bagi perusahaan asing di Indonesia yang berorientasi ekspor ,biasanya memiliki
jaringan ekspor global yang kuat, sehingga tidak ada kesulitan dalam ekspor. Kebijakan
mengenai penanaman modal di Indonesia semakin membaik, karena mudahnya mengurusi
permohonan izin tanpa melewati jalur birokrasi yang panjang, bahkan tidak ada pungutan
lainnya dalam mengurusi permohonan.
Maka dari itu berdasarkan data-data dan berita yang disajikan telah terlihat jelas
bahwa perkembangan investasi di Indonesia dalam kurung waktu 5 (lima) tahun terkahir
selalu meningkat secara kuantitas, namun masih ada beberapa sektor dan alokasi investasi
yang fluktuatif akan tetapi realisasi investasi sudah bisa merambah hingga ke Papua. Dengan
adanya UU. Penanaman Modal yang baru, salah satu pointnya berisi tentang kemudahan
untuk menjalankan usaha sehingga hal itu dapat membuka kran bagi investor asing untuk
menanamkan modalnya di Indonesia yang seharusnya pemerintah juga harus selektif terhadap
hal tersebut.
Daftar Pustaka
1.
2.
3.
4.
http://google.co.id/
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22751/5/Chapter%20I.pdf
http://www.bkpm.go.id/?lang=2
http://www.bappenas.go.id/files/5313/8078/7636/Laporan_Triwulan_I_Tahun_2013_
Deputi_Ekonomi_Bappenas.pdf
Download