badan koordinasi penanaman modal

advertisement
BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
Siaran Pers
BKPM Identifikasi Minat Investasi Produsen Alat Berat Jepang
Jakarta, 29 Maret 2016 – Masuknya minat investasi Jepang di bidang peralatan berat
menambah variasi sektor usaha dari negara Matahari Terbit. Badan Koordinasi Penanaman
Modal (BKPM) mengidentifikasi adanya minat investasi baru dari investor Jepang sebesar
US$ 5 juta (setara dengan Rp 62,5 miliar dengan kurs Rp 12.500) untuk tahap awal.
Perusahaan memilih Jabodetabek sebagai lokasi usahanya.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Franky Sibarani menyatakan bahwa
perusahaan tersebut serius menanamkan modalnya di Indonesia, karena saat ini sudah
memiliki mitra lokal dan lokasi untuk mendirikan usahanya.
“Dari hasil kajian perusahaan, mereka memutuskan untuk serius berinvestasi di Indonesia.
Perusahaan saat ini sudah memiliki local partner dan lokasi untuk merealisasikan minat
investasi. Menurut rencana, nantinya perusahaan juga akan mengakuisisi existing company
menjadi PMA,” jelas Franky dalam keterangan resmi kepada media, hari ini (29/3).
Franky menambahkan bahwa para investor melihat Indonesia Perusahaan telah memiliki
jaringan dengan beberapa perusahaan di Singapura dan melihat Indonesia memiliki
prospek pasar yang bagus, sehingga bagus untuk mengembangkan jaringan bisnis.
“Perusahaan melihat pembangunan yang berkembang pesat di Indonesia mampu
memberikan potensi pasar yang luas bagi perusahaan, didukung juga dengan tenaga kerja
Indonesia yang bisa diandalkan,” lanjutnya.
Pejabat Promosi Investasi kantor perwakilan BKPM (IIPC) Tokyo Saribua Siahaan
menyatakan bahwa sebagai salah satu negara sumber investasi utama, pihaknya akan
mendorong agar rencana investasi yang sudah diajukan ke BKPM dapat terealisasikan.
“Kami siap memfasilitasi setiap minat investor Jepang yang ingin berinvestasi di Indonesia,
sehingga tidak hanya minat investasi, tapi juga menambah nilai realisasi,” jelasnya.
Lebih lanjut Saribua menyatakan bahwa perusahaan tengah menunggu berlakunya DNI,
disusul dengan mendaftarkan perusahaan ke Lembaga Jasa Konstruksi (LPJK) dan Sertifikat
Badan Usaha. “Dari revisi yang ada memungkinkan perusahaan untuk menanamkan
modalnya hingga 67% maksimum,” lanjutnya.
Berdasarkan data BKPM, pertumbuhan komitmen investasi Jepang masuk dalam 10 negara
prioritas pemasaran yang pada tahun 2015 naik 40% diatas pertumbuhan komitmen
investasi PMA yang hanya 29%. Posisi Jepang berada di peringkat ketiga dengan
pertumbuhan 95% mencapai US$ 8,1 miliar. Di atas Jepang terdapat Tiongkok sebesar USD
22,2 miliar atau naik 42% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, kemudian
Singapura naik 69% menjadi US$ 16,3 miliar. Setelah Jepang, Korea Selatan juga
mencatatkan kenaikan komitmen investasi 86% menjadi US$ 4,8 miliar.
Sedangkan realisasi investasi Jepang di Indonesia pada tahun 2015 mengalami peningkatan
sebesar 6% dibandingkan periode 2014. Realisasi investasi Jepang tercatat sebesar US$
2,87 Milyar, dengan total proyek 2.030 proyek serta menyerap 115.400 tenaga kerja.
Kontribusi utama investasi Jepang masih didominasi oleh sektor manufaktur, khususnya
sektor otomotif, elektronika dan permesinan, serta sektor kimia dan farmasi.
Di tahun 2016 BKPM menargetkan capaian realisasi investasi bisa tumbuh 14,4% dari
target tahun 2015 atau mencapai Rp 594,8 triliun. Realisasi ini dikontribusi dari PMA
sebesar Rp 386,4 triliun atau naik 12,6% dari target PMA tahun lalu, serta dari PMDN
sebesar Rp 208,4 triliun naik 18,4% dari target PMDN tahun lalu. Sedangkan dari sisi
penyerapan tenaga kerja di tahun 2016, BKPM menargetkan penyerapan 2 juta tenaga
kerja.
--Selesai--
Untuk keterangan lebih lanjut dapat menghubungi:
Ariesta Riendrias Puspasari
Kepala Biro Peraturan Perundang-Undangan, Hubungan Masyarakat
dan Tata Usaha Pimpinan
Jl. Jend. Gatot Subroto No.44 Jakarta 12190
Telepon : 021-5269874
E-mail : [email protected]
Download