PENYEHATAN TANAH DAN PENGELOLAAN SAMPAH-A Pengertian Tanah dan Konsep Tanah Disusun Oleh: Kelompok 03 Kelas 2DIVB Dheanita Syahri Nadya Putri Ramadhani Wiwik Purwasih Rasyid Miftahul Falah Dosen: Catur Puspawati,ST,M.KM Tanggal: 20 Agustus 2019 Jl. Hang Jebat III No.4 No.8, RT.4/RW.8, Gunung, Kec. Kby. Baru, Kota Jakarta 12120 Kata Pengantar Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA sehingga makalah dengan judul Pengertian Tanah dan Konsep Tanah dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami ucapkan terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya. Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, jikalau terdapat kekurangan dalam makalah ini. kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Jakarta, 20 Agustus 2019 Kelompok 03 i Daftar Isi Kata Pengantar ............................................................................................................................ i 1. Tanah dan Peradaban Manusia ........................................................................................... 1 2. Tanah .................................................................................................................................. 1 2.1 Pengertian .................................................................................................................... 1 2.2 Konsep Tanah .............................................................................................................. 2 2.3 Fungsi Tanah ............................................................................................................... 5 2.4 Komponen Tanah ........................................................................................................ 6 Daftar Pustaka ............................................................................................................................ 9 ii 1. Tanah dan Peradaban Manusia Dalam sejarah peradaban manusia, peradaban yang besar seperti di Mesir (Delta Sungai Nil) dan Mesopotamia (Dataran Aluvial Sungai Eufrat dan Sungai Tigris) sekitar 5000 tahun SM, berhubungan dengan kualitas tanah yang baik bagi kegiatan pertanian di wilayah tersebut. Selanjutnya, keruntuhan peradaban yang besar tersebut juga berhubungan dengan rusaknya tanah sehingga tidak dapat lagi mendukung kegiatan pertanian. Sejak peradaban pertanian berkembang, konsep pemanfaatan penggunaan tanah yang paling penting adalah sebagai media alami bagi pertumbuhan tumbuh-tumbuhan. Seiring dengan perkembangan peradaban, maka akhirakhir ini konsep manfaat penggunaan tanah bagi kehidupan telah semakin berkembang tidak hanya terbatas untuk pertanian. Manfaat penggunaan utama selain untuk pertanian adalah sebagai tempat pendirian berbagai fasilitas/bangunan. Tidak jarang bahwa hanya sebagai akibat pertimbangan ekonomi maka manfaat penggunaan untuk mendirikan fasilitas/bangunan mengorbankan manfaat penggunaan untuk pertanian. Selain itu terdapat manfaat penggunaan tanah lainnya, termasuk sebagai tempat tersimpannya sejarah kebumian dan peradaban manusia. 2. Tanah 2.1 Pengertian Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang berasal dari material induk yang telah mengalami proses lanjut, karena perubahan alami dibawah pengaruh air, udara, dan macam - macam organisme baik yang masih hidup maupun yang telah mati. Tingkat perubahan terlihat pada komposisi, struktur dan warna hasil pelapukan (Dokuchaev 1870). Tanah merupakan suatu benda alam yang tersusun dari padatan (bahan mineral dan bahan organik), cairan dan gas, yang menempati permukaan daratan, menempati ruang, dan dicirikan oleh salah satu atau kedua berikut: horison-horison, atau lapisan-lapisan, yang dapat dibedakan dari bahan asalnya sebagai hasil dari suatu proses penambahan, kehilangan, pemindahan dan transformasi energi dan materi, atau berkemampuan mendukung tanaman berakar di dalam suatu lingkungan alam (Soil Survey Staff, 1999). Tanah merupakan material yang terdiri dari agregat (butiran) mineral-mineral padat yang tidak tersementasi (terikat secara kimia) satu sama lain dan dari bahan-bahan organik yang telah melapuk (yang berpartikelpadat) disertai dengan zat air dan gas yang mengisi ruang-ruang kosong di antara partikel-partikel padat tersebut (Das, 1995). 1 Tanah adalah kumpulan dari bagian-bagian padat yang tidak terikat antara satu dengan yang lain (diantaranya mungkin material organik) dan rongga-rongga diantara bagian-bagian tersebut berisi udara dan air. (Verhoef, 1994). Menurut Craig (1991), tanah adalah akumulasi mineral yang tidak mempunyai atau lemah ikatan antar partikelnya, yang terbentuk karena pelapukan dari batuan. Sedangkan pengertian tanah menurut Bowles (1984), tanah adalah campuran partikel-partikel yang terdiri dari salah satu atau seluruh jenis berikut: a. Berangkal (boulders) adalah potongan batuan yang besar, biasanya lebih besar dari 250 sampai 300 mm dan untuk ukuran 150 mm sampai 250 mm, fragmen batuan ini disebut kerakal (cobbles/pebbles). b. Kerikil (gravel) adalah partikel batuan yang berukuran 5 mm sampai 150 mm. c. Pasir (sand) adalah partikel batuan yang berukuran 0,074 mm sampai 5 mm, yang berkisar dari kasar dengan ukuran 3 mm sampai 5 mm sampai bahan halus yang berukuran < 1 mm. d. Lanau (silt) adalah partikel batuan yang berukuran dari 0,002 mm sampai 0,0074 mm. e. Lempung (clay) adalah partikel mineral yang berukuran lebih kecil dari 0,002 mm yang merupakan sumber utama dari kohesi pada tanah yang kohesif. f. Koloid (colloids) adalah partikel mineral yang diam dan berukuran lebih kecil dari 0,001 mm. 2.2 Konsep Tanah a. Tanah sebagai Pijakan Bumi Makhluk hidup yang ada di muka bumi termasuk manusia tentu sudah menyadari bahwa tanah merupakan landasan yang mendukung kegiatan dan tempat tinggal mereka. Tanah mempengaruhi lokasi jalan rintis dan tempat berkemah. Pada awal peradabannya manusia telah mengenal berbagai kemampuan daerah yang berbeda-beda untuk pertumbuhan tanaman dan hewan. Tanah yang ada merupakan landasan untuk melakukan aktivitas yang mendukung kehidupan. Kehidupan apapun dimuka bumi ini membutuhkan landasan, dan tanah adalah satu landasan tempat berpijak bagi makhluk hidup. 2 b. Tanah sebagai Medium untuk pertumbuhan tanaman Dengan dimulainya pertanian, tanah merupakan medium untuk pertumbuhan tanaman. Tanah merupakan daerah peralihan antara yang hidup dan yang mati. Tempat tumbuhan menggabungkan energi surya dan karbon dioksida dari atmosfer dengan hara dan air dari tanah menjadi jaringan hidup. 99% makanan kita diproduksi dari lahan. Peran tanah sebagai medium pertumbuhan tanaman begitu penting. Sehingga akan dibahas lebih banyak. Pada dasarnya, tumbuhan yang tumbuh diatas lahan tergantung pada tanah karena tanah merupakan tempatnya air dan unsur-unsur hara. Disamping itu, tanah harus menyediakan lingkungan supaya akar dapat berfungsi. Lingkungan ini memerlukan ruangan pori untuk perluasan akar. Oksigen harus tersedia untuk pernafasan akar dan karbondioksida yang dihasilkan harus didifusikan ke luar dari tanah agar tidak berakumulasi. 1. Penunjang Akar yang mencekram tanah memungkinkan tumbuhan yang sedang tumbuh tetap tegak. 2. Unsur-Unsur Hara yang Essensial Paling sedikit ada 16 unsur dianggap perlu untuk pertumbuhan tanaman berpembuluh. a. Nitrogen (N) b. Fosfor/Phosphor (P) c. Kalium (K) d. Magnesium (Mg) e. Kalsium (Ca) f. Belerang/Sulfur (S) g. Boron (B) h. Tembaga (Cu) i. Seng/Zinc (Zn) j. Besi/Ferro (Fe) k. Molibdenum (Mo) l. Mangan (Mn) m. Khlor (Cl) n. Natrium (Na) o. Kobalt (Co) p. Silicone (Si) q. Nikel (Ni) 3 3. Kebutuhan Tumbuhan akan Air Rata-rata 500g air diperlukan untuk menghasilkan 1 gram bahan kering tanaman. Sekitar 1% air yang diserap akan mengisi sel tanaman sedangkan selebihnya akan diuapkan. a. Tanah Sebagai Mantel Batuan yang Lapuk Hasil pelapukan batuan-batuan di muka bumi ini merupakan produk awal terjadinya tanah. Jenis batuan yang dilapukan sesuai dengan kondisi geologi setempat. Pelapukan secara alami bisa terjadi ratusan bahkan ribuan tahun lamanya, tanah inilah yang dapat melindungi batuan-batuan yang akan dilapukan dengan proses alami. 4. Tanah Sebagai Campuran Bahan Tanah dianggap sebagai satu diantara empat komponen dasar semua benda selain api, air, udara. Konsep tanah sebagai campuran bahan berguna dalam membahas tanah sebagai bahan teknik, tanah sebagai sistem 3 fase, dan tanah sebagai produk buatan pabrik. 1. Konsep Tanah Teknik Konsep tanah teknik dimana tanah sebagai bahan teknik adalah bahan yang terkonsolidasi yang tersusun dari partikel; padat yang terpisah-pisah dengan cairan dan gas yang menduduki ruangan-ruangan antar partikel tersebut. 2. Tanah Sebagai Sistem 3 Fase Tanah dapat didefinisikan sebagai sistem 3 fase yang terdiri atas padatan, cairan dan gas. a. Pada kebanyakan tanah, fase padat terdiri atas partikel mineral yang membentuk kerangka yang padatnya humus atau partikel organik terabsorpsi. Ruangan pori terdapat diantara partikel-partikel fase padat ini. Ruangan pori itu secara bersamasama diisi oleh cairan dan gas. 4 b. Fase Cairan kebanyakan adalah air dari presipitasi yang terdapat sebagai lapisan yang mengelilingi partikel fase padat dan menduduki ruangan pori yang kecil. Ruangan pori yang lebih besar terisi oleh gas. Kecuali tanah dan atmosfer. c. Volume udara dan air mempunyai hubungan timbal balik. Masuknya air ke dalam tanah akan mengeluarkan udara. Sementara air dibuang melalui drainase, penguapan dan pertumbuhan tanaman. 3. Tanah Sebagai Produk Buatan Pabrik Tanah yang digunakan di rumah kaca adalah buatan, dalam arti tanah lapisan atas, pasir dan bahan organik dicampur menjadi satu untuk memberikan perbandingan empat komponen yang diinginkan. 2.3 Fungsi Tanah Menurut Majdid (2009), fungsi tanah adalah : a. Tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran b. Penyedia kebutuhan primer tanaman (air, udara dan unsur unsur tanah hara) c. Penyedia kebutuhan sekunder tanaman (zat – zat pemacu tumbuh hormone, vitamin dan asam-asam organik, antibiotik dan tekanan toksik / anti hama, enzim yang dapat meningkatkan kesediaan tanah) d. Sebagai habitat biota tanah, baik yang dampak positif karea terlibat langsung atau tidak langsung dalam penyediaan kebutuhan primer dan sekunder tanaman tersebut, maupun yang berdampak negatif karena merupakan hama dan penyakit tanaman. Menurut Sunarmi et al., (2006), dalam hubungan dengan pertanian, tanah mempunyai peranan antara lain : a. Tanah sebagai tempat akan media tumbuh tanaman b. Tanah sebagai gudang unsure hara tanaman c. Tanah sebagai persediaan air bagi tanaman 5 2.4 Komponen Tanah Tanah tersusun oleh empat bahan utama yaitu, bahan mineral, bahan organik, air dan udara. Bahan-bahan penyusun tersebut jumlah atau banyaknya masing-masing berbeda untuk setiap jenis atau lapisan tanah disetiap tempat. Sebagai contoh, pada lahan kering atau lahan bukan sawah umumnya tanahnya mengandung bahan mineral 45%, bahan organik 5%, air 20%-30%, udara 20%-30%. a. Bahan Mineral Bahan Mineral dalam tanah berasal dari pelapukan batu-batuan Susunan mineral di dalam tanah berbeda-beda sesuai dengan mineral batu-batuan yang dilapukan. Bahan mineral dalam tanah dapat dibedakan menjadi fraksi tanah halus yang berukuran kurang dari 2 mm, dan fragmen batuan yang berukuran 2 mm. Mineral tanah dapat dibedakan menjadi mineral primer dan mineral sekunder. Mineral primer adalah mineral yang berasal langsung dari batuan yang dilapukan. Sedangkan mineral sekunder adalah mineral bentukan baru yang terbentuk selama proses pembentukan tanah berlangsung. Mineral Primer umumnya terdapat dalam fraksi-fraksi pasir dan debu. Sedangkan, mineral sekunder umumnya terdapat dalam fraksi liat. b. Bahan organik Bahan organik umumnya ditemukan dipermukaan tanah. Jumlahnya tidak besar hanya sekitar 3-5%, tetapi pengaruhnya terhadap sifat-sifat tanah besar sekali Bahan organik dalam tanah terdiri dari bahan organik kasar dan bahan organik halus atau humus. Tanah yang banyak mengandung humus atau bahan organik adalah tanah-tanah lapisan atas atau top soil. Adapun sumber bahan organik yang nantinya akan diproses menjadi senyawa organik tanah dibedakan menjadi 3 berdasarkan sumbernya, yaitu: 6 Sumber Primer – Sumber primer adalah sumber yang mudah didapatkan yaitu berasal dari tumbuhan layu yang telah mati. Adapun bagian tanaman yang dapat diuraikan adalah mulai dari daun, batang, akar, jaringan tumbuhan serta baguan lain dari tumbuhan yang lainnya. Dapat dikatakan bahwa semua struktur pada tumbuhan ini dapat diproses untuk dijadikan senyawa organik. Sumber Sekunder – Sumber sekunder adalah sumber kedua setelah tanaman yaitu berasal dari hewan. Adapun hewan yang diuraikan adalah bagian-bagian tubuhnya beserta kotorannya yang dapat diolah menjadi pupuk. Sumber Tersier – Sumber tersier adalah sumber terakhir yang berasal dari pupuk. Adapun pupuk-pupuk yang digunakan adalah pupuk kompos dan pupuk hijau. c. Air Air terdapat di dalam tanah karena ditahan/diserap oleh masa tanah, tertahan oleh lapisan kedap air atau karena keadaan drainase yang kurang baik. Kelebihan maupun kekurangan air dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Guna air bagi pertumbuhan adalah : Sebagai unsur hara tanaman Sebagai pelarut unsur hara Sebagi bagian dari sel-sel tanaman Air dapat meresap atau ditahan oleh tanah karena adanya gaya-gaya adhesi, kohesi, gravitasi. Adanya gaya-gaya tersebut maka air dalam tanah dapat dibedakan menjadi : 1. Air Higroskopik, yaitu air yang diserap tanah sangat kuat sehingga tidak dapat digunakan tanaman. ( Adhesi antara tanah dan air) 2. Air Kapiler, yaitu air dalam tanah dimana daya kohesi (tarik-menarik antara butirbutir air) dan daya adhesi (antara air dan tanah) lebih kuat dari gravitasi. Adanya air dalam tanah ini disebabkan karena kemampuan penyerapan tanah yang menggunakan mekanisme adhesi dan kohesi. Keberadaan komposisi air dalam tanah dibedakan menjadi 3 macam, yaitu : 7 Kapasitas Lapang – Adalah suatu keadaan dimana kelembapan dalam tanah dalam kondisi yang cukup, hal ini dibuktikan dengan jumlah air yang dapat ditampung dalam tanah yang dipengaruhi oleh gaya tarik dari gravitasi bumi. Sehingga hal ini tentunya membuat komposisi air dalam tanah akan mempengaruhi kelembapan tanah. Titik Layu Permanen – Adalah suatu keadaan dimana akar tanaman sudah tidak dapat lagi menyerap air di dalam tanah. Hal ini biasanya menyebebkan tanaman tersebut menjadi layu hingga kemudian mati. Ketersediaan Air – Adalah suatu keadaan yang didasarkan pada selisih kadar air dalam tanah yang memiliki hubungan dengan titik layu permanen. Semakin sedikit komposisi air dalam tanah maka tumbuhan akan cepat layu. Persediaan air dalam tanah tergantung : - Banyaknya curah hujan atau air irigasi - Kemampuan tanah menahan air - Besarnya evapotranspirasi - Tingginya muka air tanah d. Udara Udara dan air mengisi pori-pori tanah. Banyaknya pori-pori didalam tanah kurang lebih 50% dari volume tanah, sedang jumlah air dan udara di dalam tanah berubah-ubah. Susunan udara didalam tanah berbeda dengan susunan udara di atmosfer, yaitu sebagai berikut : a. Kandungan uap air didalam tanah lebih tinggi, oleh karena itu udara didalam tanah lembab. b. Kandungan CO2, udara didalam tanah lebih besar daripada di atmosfer. 8 Daftar Pustaka Henry D Foth, 1994, Dasar-dasar ilmu tanah, Erlangga, Yogyakarta Sarwono Hardjowigeno, Ilmu Tanah Winarso, Sugeng, 2005, Kesuburan Tanah : Dasar Kesehatan dan Kualitas Tanah, Gava Media, Yogyakarta. https://blog.ub.ac.id/ranitarigan/2012/11/fungsi-tanah/ Anwar, Syaiful. Tjahyandari S.,Dyah. Modul 1 Jati Diri Tanah http://repository.ut.ac.id/4403/1/LUHT4212-M1.pdf http://digilib.unila.ac.id/183/13/BAB%20II.pdf http://digilib.unila.ac.id/5760/14/14.BAB%20II.pdf 9