ASKEP BPH YUNI

advertisement
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN “NR”
DENGAN BPH GR. II DI RUANG ANGSOKA I
RSUP SANGLAH
TANGGAL 16 – 18 NOVEMBER 2015
OLEH:
IDA AYU PUTU YUNI ASTARI
NIM.P07120013020
3.1 REGULER
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
2015
1
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN “NR”
DENGAN BPH Gr. II DI RUANG ANGSOKA 1 RSUP SANGLAH
TANGGAL 16 - 18 NOVEMBER 2015
I.
PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan pada hari Senin, 16 November 2015 pukul 09.00 WITA di ruang
Angsoka 1 RSUP Sanglah. Pasien masuk rumah sakit pada tanggal 13 November 2015
pukul 12.21 Wita. Data diperoleh melalui sumber data pasien, keluarga pasien dan catatan
medik No.RM
14043471 yang dilakukan dengan metode wawancara, observasi dan
pemeriksaan fisik.
A. Identitas pasien
Penanggung Jawab
Nama
: “NR”
: “MS”
Umur
: 72 tahun
: 42 tahun
Jenis kelamin
: Laki -laki
: Perempuan
Pendidikan
: SD
: SMP
Suku / Bangsa
: Indonesia
: Indonesia
Agama
: Hindu
: Hindu
Status
: Menikah
: Menikah
Pekerjaan
: Petani
: IRT
Alamat
: Br. Dinas Tegalinggah Karangasem
Sumber Biaya
: BPJS - JAMKESMAS
Diagnosa medis
: BPH Gr. II
Hub. dengan pasien
:-
: Ipar
B. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
a. Keluhan Utama
Pasien mengatakan merasa sakit saat buang air kecil. Pasien mengatakan susah
saat buang air kecil, urin keluar terputus-putus.
2
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengatakan merasa sakit pada saat buang air kecil dan merasa susah
saat buang air kecil sejak 1 tahun yang lalu (2014) . Oleh keluarga, pasien di
bawa berobat ke RSU Karangasem. Setelah dirawat selama 2 hari pasien dan
dipasang kateter, kemudian pasien di rujuk ke RSUP Sanglah. Di RSUP
Sanglah pasien menjalani berbagai pemeriksaan. Pasien di diagnosa BPH Gr.II.
Kemudian pasien di pulangkan dan disuruh kontrol ke RSUP Sanglah secara
rutin sambil menunggu jadwal operasi. Selama di rumah pasien tetap terpasang
kateter. Kateter di ganti setiap 2 minggu sekali oleh kerabat yang berprofesi
sebagai perawat. Pada bulan November 2015 pasien di panggil oleh pihak
RSUP untuk persiapan menjalani operasi. Pasien masuk rumah sakit tanggal 13
November 2015 pukul 12:21 Wita. Pasien di rawat di ruang Angsoka I kamar
103.4. Pasien mendapatkan therapy obat Paracetamol 500 mg @6 Jam.
2. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
c. Riwayat Imunisasi
Pasien mengatakan tidak ingat masalah imunisasi yang telah didapatkan pasien
dulu .
d.
Riwayat Alergi
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi terhadap makanan, minuman
atau pada obat-obatan.
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang menderita
penyakit seperti yang dialami pasien saaat ini, Tidak ada anggota keluarga yang
memiliki penyakit menular seperti TBC dan penyakit degenerative seperti DM.
Keluarga pasien mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang memiliki
riwayat hipertensi, diabetes militus, dan penyakit yang diderita pasien sekarang.
f. Riwayat penyakit terdahulu
Pasien mengatakan sebelum melakukan pemeriksaan ke rumah sakit
sebelumnya pasien sering mengeluhkan sakit saat berkemih dan bahkan sangat
3
lama , karena pasien mengira hanya sakit biasa jadi pasien tidak berniat
memeriksakannya sampai pasien sudah tidak bisa kencing.
g. Riwayat dirawat di Rumah Sakit
Pasien mengatakan pernah dirawat di rumah sakit dengan penyakit yang sama.
2. Riwayat Psikososial dan Spiritual
a. Hubungan dengan anggota keluarga baik. Keluarga pasien mengatakan. pasien
tidak pernah bermasalah dengan anggota keluarga baik anak. istri dan saudarasaudaranya.
b. Sebelum sakit pasien biasanya sembahyang 1 x sehari. Namun sekarang pasien
hanya dapat berdoa di tempat tidur.
C. DATA BIO – PSIKO – SOSIAL – SPIRITUAL
1. Bernafas
Sebelum dirawat
: Pasien mengatakan tidak pernah mengalami riwayat
sesak, batuk, ataupun gangguan dalam pernapasan.
Selama dirawat
:
pasien
mengatakan
tidak
ada
masalah
dengan
pernapasannya. Pada saat pengkajiaan pasien juga mengatakan tidak mengalami
sesak dan batuk. Pasien tampak bernapas spontan, RR pasien 18 x / menit, Ronchi (), Wheezing (-), retraksi otot dada (-), alat bantu napas (-).
2. Makan dan Minum
Sebelum dirawat
: pasien mengatakan bahwa makan 3 x sehari dengan nasi.
lauk. sayur dan habis 1 porsi. Pasien juga mengatakan biasa minum ± 1500 - 2000
cc/hari
Selama dirawat
: Pasien mengatakan mampu menghabiskan 1 porsi
hidangan yang disediakan, Pasien mengatakan memiliki pantangan mengkonsumsi
daging sapi. Pasien mengatakan hanya minum kurang lebih 4-6 gelas atau rata –
rata per hari± 1000 - 1500 perhari (@250 cc pergelas)
4
3. Eliminasi
a. BAB
Sebelum dirawat : pasien mengatakan biasa BAB sebanyak 1 x per hari.
Dengan konsistensi lembek, warna kuning-kecoklatan, darah (-), lendir (-), bau
khas feses.
Selama dirawat
: pasien mengatakan sudah BAB 1 x. Dengan konsistensi
lembek, warna kuning-kecoklatan, darah (-), lendir (-), bau khas feses.
b. BAK
Sebelum dirawat : Pasien mengatakan saat dirumah pasien susah untuk
buang air kecil, selama + 1 tahun di rumah pasien tetap terpasang kateter.
Sempat bisa kencing tanpa bantuan kateter selama 3 bulan, namun kembali
susah kencing lagi.
Saat dirawat
: Saat pengkajian pasien mengatakan merasakan tidak bisa
kencing dan sakit saat kencing. Pasien terpasang kateter, warna urin keruh,
darah (-).
4. Gerak dan Aktivitas
Sebelum dirawat
: pasien mengatakan tidak bisa melakukan aktivitas secara
mandiri dan harus dibantu oleh orang lain. pasien mengalami kaku pada kaki kiri
sudah lama, pasien berjalan terseok-seok.
Selama dirawat
: saat pengkajian pasien tampak tidak bisa memenuhi
kebutuhan secara mandiri, pasien menggunakan tongkat/kruk, skor ADLs 4.
Kemampuan Perawatan Diri
0
Makan/Minum
√
1
Mandi
√
Toileting
√
Berpakaian
√
√
Mobilitas di tempat tidur
√
Berpindah
5
2
3
4
Keterangan
0
1
2
3
4
: Mandiri
: Dibantu alat
: Dibantu orang lain
: Dibantu orang lain dan alat
: Tergantung Total
5. Istirahat dan Tidur
Sebelum dirawat
: pasien mengatakan
tidur ± 8 jam, pasien mengatakan
tidak memiliki gangguan pada pola tidurnya.
Selama dirawat
: Saat pengkajian keluarga pasien mengatakan pasien bisa
tidur ± 8 jam, pasien tidur siang + 2 jam, pasien tidak memiliki gangguan pada pola
tidurnya.
6. Pengaturan Suhu Tubuh
Sebelum dirawat
: Pasien mengatakan bahwa mampu menyesuaikan diri
dengan suhu di lingkungan.
Selama dirawat
: Pada saat pengkajian pasien mengatakan tidak merasa
kedinginan ataupun kepanasan. Pada saat pengkajian suhu tubuh pasien 36.50C
7. Kebersihan Diri
Sebelum dirawat
: pasien mengatakan biasa mandi 1 - 2x dan dilakukan
secara mandiri, menggosok gigi dan mencuci muka secara mandiri tanpa bantuan
orang lain
Selama dirawat
:
pada saat pengkajian pasien mengatakan masih bisa
mandi di toilet dibantu oleh keluarga, pasien sudah mandi, pasien tampak bersih dan
rapi.
8. Rasa Nyaman
Sebelum dirawat
:
pasien mengatakan kadang merasa nyeri saat ingin
berkemih.
Selama dirawat
: Pada saat pengkajian pasien mengatakan nyeri pada alat
kelamin, nyeri kadang dirasakan di pinggang, nyeri dirasakan hilang muncul, durasi
nyeri + 2 menit, nyeri dirasakan seperti di tusuk-tusuk, pasien tampak meringis,
Skala nyeri : 3 dari (0-10 Skala nyeri).
6
9. Rasa Aman
Sebelum dirawat
: Pasien mengatakan merasa cemas karena penyakitnya,
terutama karena saat dirumah pasien terus terpasang kateter untuk membantu
pengeluaran air kencing.
Selama dirawat
: Pada saat pengkajian pasien mengatakan merasa cemas
saat di rawat di rumah sakit karena akan menjalani operasi, pasien tampak gelisah.
Pasien tampak ditemani oleh keluarganya.
10. Sosialisasi
Sebelum dirawat
:
Pasien mengatakan
dapat
berkomunikasi
ataupun
bersosialisasi dengan baik kepada keluarga dan lingkungan sekitar tempat tinggal..
Selama dirawat
:
Pada
saat
pengkajian
pasien
mengatakan
dapat
berkomunikasi ataupun bersosialisasi dengan pasien dalam satu ruangan. dokter. dan
perawat.
11. Pengetahuan
Sebelum dirawat
: Pasien mengatakan bahwa pasien telah mengetahui
tentang penyakitnya, karena sudah dijelaskan oleh dokter saat MRS pertama kali.
Selama dirawat
: Pada saat pengkajian pasien mengatakan sedikit mengerti
dengan kondisinya saat ini, namun pasien mengatakan tidak mengerti mengenai alur
operasi yang akan dilakukan.
12. Prestasi
Sebelum dirawat
: pasien mengatakan kerja sebagai petani, kemudian pasien
berhenti bekerja karena adanya kekakuan pada kaki sejak bertahun-tahun lalu,
ditambah sejak tahun lalu pasien terpasang kateter dirumah.
Selama dirawat
: Pada saat pengkajian pasien mengatakan selama dirumah
tidak bekerja lagi karena kondisinya.
13. Rekreasi
Sebelum dirawat
: Pasien rekreasi di rumah dengan menonton TV dan
mengobrol dengan teman disekitar rumah.
Selama dirawat
:
Pada
saat
pengkajian
pasien
menghabiskan waktu di atas tempat tidur di rumah sakit.
7
mengatakan
hanya
14. Spiritual
Sebelum dirawat
: pasien mengatakan sering beribadah ke tempat suci di
rumah.
Selama dirawat
: Pada saat di Rumah Sakit pasien sering berdoa di waktu
tertentu. Pasien tampak berdoa di atas tempat tidur.
D. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum
a. Kesan Umum : Baik
b. Kesadaran
: Compos Mentis
c. GCS
: E4V5M6
d. Bentuk Tubuh : Sedang
e. Postur Tubuh : Tegak
f. Warna Kulit
: Sawo matang
g. Turgor Kulit
: Elastis
h. Berat badan
: 48 kg
i. Tinggi badan : 165 cm
j. IMT
: 18,75kg/m2
2. Gejala Kardinal
a. Suhu
: 36,50 C
b. Nadi
: 84 x/menit
c. TD
: 120/80 mmHg
d. RR
: 18 x/menit
3. Keadaan fisik
a. Kepala
Bantuk simetris. Warna rambut hitam-putih. benjolan tidak ada. lesi tidak ada.
nyeri tekan tidak ada.
b. Wajah
Bentuk simetris. lesi tidak ada. edema tidak ada. tampak lemas . nyeri tekan tidak
ada.
c. Mata
Bentuk simetris. anemis -/-. icterus -/-. reflek pupil +/+. udema palpebra -/-.
8
d. Telinga
Bentuk simetris. pendengaran baik. kebersihan telinga baik. serumen tidak ada.
luka tidak ada. nyeri tekan tidak ada.
e. Hidung
Bentuk simetris. pernafasan cuping hidung tidak (-). Alat bantu napas (-). Sekret
(-) . lesi (-) . nyeri tekan (-)
f. Mulut
Bentuk simetris. mukosa bibir lembab. kebersihan gigi dan mulut cukup bersih.
gusi berdarah (-). lidah bersih. stomatitis (-). gigi berlubang (-).
g. Leher
pembesaran kelenjar tiroid (-),
pembendungan vena jugularis (-). dan
pembengkakan kelenjar lime (-).
h. Thorax
Inspeksi
: Bentuk dada simetris, lesi (-) . penggunaan otot bantu pernafasan
(-), retraksi interkostal (-).
Palpasi
: nyeri tekan (-) . massa (-),
Perkusi
: Perkusi sonor pada area paru,
Auskultasi
: Cor S1S2 tunggal reguler. vesikuler (+), ronchi (-). Murmur (-).
wheezing (-).
i. Abdomen
Bentuk simetris, benjolan (-), distensi(-) . bising usus normal 8-10x/menit.
j. Integumen
Turgor kulit elastis.
k. Ekstermitas
:
- Atas
: lesi (-), edema (-)
- Bawah
: lesi (-), edema (-)
9
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Hasil Pemeriksaan hematologi tanggal 14 November 2015 Pukul 15. 26
Parameter
Hasil
Satuan
Nilai Rujukan
Remarks
PPT
PPT
11.5
detik
Normal = Perbedaan dengan
control < 2 detik
INR
1.06
KONTROL
11.9
detik
32.4
detik
40.0
detik
PPT
APPT
KONTROL
APPT
APPT
Normal = perbedaan dengan
control < 7 detik
b. Hasil Pemeriksaan kimia Klinik tanggal 14 November 2015 Pukul 15.24
Parameter
Hasil
Satuan
Nilai Rujukan
SGOT
15.6
U/L
11-33
SGPT
13.3
U/L
11.00 – 50.00
Albumin
3.53
g/dL
3.40 - 4.80
BS acak/Glukosa
136
mg/dL
70.00 – 140.00
BUN
12
mg/dL
8.00-23.00
Creatinin
0.93
mg/dL
0.70 – 1.20
Natrium (Na)
139
mmol/L
136 – 145
Kalium (K)
3.87
mmol/L
3.50 – 5.10
Acak
10
Remarks
Tinggi
c. Hasil Pemeriksaan kimia Klinik tanggal 9 September 2015 Pukul 10.28
TEST
RESULT
NORMALS
UNITS
WBC
5.15
4.10-11.0
10e3/uL
NEU
2.01
2.50-7.50
%
LYM
1.87
1.00-4.00
%
MONO
.448
.100-1.20
%
EOS
.769
0.00-.500
%
BASO
.051
0.00-.100
%
RBC
4.13
4.50-5.990
10e6/uL
HGB
12.5
13.5-17.5
g/dL
HCT
38.5
41.0-53.0
%
MCV
93.1
80.0-100.
fL
MCH
30.2
26.0-34.0
pg
MCHC
32.4
31.0-36.0
g/dL
RDW
12.6
11.6-14.8
%
PLT
183.
150.-440.
10e3/uL
MPV
4.62
6.80-10.0
fL
d. Hasil Foto BOF
Tampak bayangan radiopaque yang terproyeksi pada ramus inferior os pubis kanan
Kontur ginjal kanan kiri tak tampak jelas
Psoas line kanan kiri tak tampak jelas
Distribusi gas usu meningkat bercampur fecal material
Bayangan Hepar dan Lien tak tampak membesar
Tampak multiple osteophye vertebrae lumbalis, pedicle dan spatium intervertebralis
baik
KESAN:
Suspect batu opaque uretra
Spondylosis lumbalis
Peningkatan distribusi gas usus
11
II. DIAGNOSA KEPERAWATAN
A. ANALISA DATA
No
Data fokus
Standar normal
Pathway
Masalah
keperawatan
1.
DS :
-
Nyeri akut
pasien mengatakan nyeri
Pasien tidak nyeri
pada alat kelamin
-
nyeri kadang dirasakan di
pinggang
-
nyeri dirasakan hilang
muncul
-
durasi nyeri + 2 menit
-
nyeri dirasakan seperti di
tusuk-tusuk
DO :
-
pasien tampak meringis
Pasien tidak meringis
-
Skala nyeri : 3 dari (0-10
Skala nyeri 0
Skala nyeri).
2
DS :
-
Pasien mengatakan susah
saat buang air kecil
-
urin
keluar
terputus-
putus.
-
Pasien berkemih
dengan lancar
-
urin yang keluar
terputus
DO :
-
Tampak terpasang kateter
urin
pasien tidak terpasang
12
Obstruksi saluran
kemih yang
bermuara ke vesika
urinaria
↓
Penebalan otot
destrusor
↓
Dekompensasi otot
destrusor
↓
Akumulasi urin di
vesika
↓
Peregangan vesika
urinaria melebihi
kapasitas
↓
Spasme otot spinter
↓
Nyeri Akut
Obstruksi saluran
kemih yang
bermuara ke vesika
urinaria
↓
Penebalan otot
destrusor
↓
Dekompensasi otot
destrusor
↓
Akumulasi urin di
Gangguan
Eliminasi
Urin
kateter
3
vesika
↓
Sukar berkemih
Berkemih tidak
lancar
↓
Gangguan
eliminasi urin
DS :
-
-
pasien mengatakan
-
Pasien tidak
merasa cemas saat di
mengalami
rawat di rumah sakit
kekhawatiran
karena akan menjalani
dengan rencana
operasi
operasi
pasien mengatakan tidak
mengerti mengenai alur
-
pasien tidak gelisah
-
TTV Normal
sebelum operasi yang
akan dilakukan
BPH
↓
Pre Operasi
↓
Pasien kurang
informasi kesehatan
dan pengobatan
↓
Kurang pengetahuan
↓
Cemas
Cemas
Obstruksi saluran
kemih yang
bermuara ke vesika
urinaria
↓
Penebalan otot
destrusor
↓
Resiko Infeksi
TD : 100-120 / 70-90
DO :
-
pasien tampak gelisah
mmHg
-
Tanda-tanda vital :
S : 36.5 – 37.5 C
TD : 120/80 mmHg
N : 80 – 100 x/menit
S : 36,5OC
RR : 16-20 x/menit
N : 84 x/menit
RR : 18x/menit
4
DS :
-
-
Tidak terjadi infeksi
Pasien mengatakan susah
selama prosedur
saat buang air kecil
tindakan invasif
urin
keluar
terputus-
putus.
DO :
13
-
Pasien tampak terpasang
Dekompensasi otot
destrusor
↓
Akumulasi urin di
vesika
↓
Penumpukan urin
yang lama di vesika
urinaria
↓
Pertumbuhan
mikroorganisme
↓
Resiko infeksi
kateter (prosedur invasif)
Obstruksi saluran
kemih yang
bermuara ke vesika
urinaria
↓
Penebalan otot
destrusor
↓
Dekompensasi otot
destrusor
↓
Akumulasi urin di
vesika
↓
Pemasangan kateter
↓
Resiko Infeksi
14
B. ANALISA MASALAH
1. Masalah 1
P
: Nyeri Akut
E
: Agen cedera biologis (pembesaran prostat)
S
: pasien mengatakan nyeri pada alat kelamin, nyeri kadang dirasakan di
pinggang, nyeri dirasakan hilang muncul, durasi nyeri + 2 menit, nyeri dirasakan
seperti di tusuk-tusuk, pasien tampak meringis, Skala nyeri : 3 dari (0-10 Skala
nyeri
Proses terjadinya :
Pembesaran Prostat yang terjadi pada pasien akan membuat terjadinya hipertropi
lobus yang menyebabkan obstruksi saluran kemih yang bermuara ke vesika
urinaria. Kemudian destrusor akan mencoba mengatasi keadaan ini dengan jalan
kontraksi yang lebih kuat dan destrusor menjadi lebih tebal. Apabila keadaan
berlanjut maka destrusor menjadi lelah dan akhirnya mengalami dekompensasi dan
tidak mampu untuk berkontraksi lagi sehingga terjadi retensi urin yang
menyebabkan akumulasi urin di vesika kemudian menyebabkan peregangan vesika
urinaria melebihi kapasitas menyebabkan spasme otot spinter yang mengakibatkan
nyeri aku.
2. Masalah 2
P
: Gangguan eliminasi urine
E
: obstruksi anatomic
S
: Pasien mengatakan susah saat buang air kecil, urin keluar terputus-putus,
Tampak terpasang kateter urin
Proses terjadinya :
Pembesaran Prostat yang terjadi pada pasien akan membuat terjadinya hipertropi
lobus yang menyebabkan obstruksi saluran kemih yang bermuara ke vesika
urinaria. Kemudian destrusor akan mencoba mengatasi keadaan ini dengan jalan
kontraksi yang lebih kuat dan destrusor menjadi lebih tebal. Apabila keadaan
berlanjut maka destrusor menjadi lelah dan akhirnya mengalami dekompensasi dan
tidak mampu untuk berkontraksi lagi sehingga terjadi retensi urin yang
menyebabkan gangguan dalam pola eliminasi urin.
15
3. Masalah 3
P
: Cemas
E
: Kurang pengetahuan
S
: pasien mengatakan merasa cemas saat di rawat di rumah sakit karena
akan menjalani operasi, pasien mengatakan tidak mengerti mengenai alur sebelum
operasi yang akan dilakukan, pasien tampak gelisah Tanda-tanda vital : TD :
120/80 mmHg, S : 36,5OC, N : 84 x/menit, RR : 18x/menit
Proses terjadinya
Akibat dari penyakit pasien (BPH) maka akan dilakukan tindakan operatif untuk
mengatasi masalah pasien. pasien kurang informasi mengenai prosedur dan
pengobatan menyebabkan pasien merasa cemas
4. Masalah 4
P
: Resiko Infeksi
E
: Tindakan prosedur Invasif
S
: Pasien mengatakan susah saat buang air kecil, urin keluar terputus-putus,
Pasien tampak terpasang kateter (prosedur invasif)
Proses terjadinya :
Pembesaran Prostat yang terjadi pada pasien akan membuat terjadinya hipertropi
lobus yang menyebabkan obstruksi saluran kemih yang bermuara ke vesika
urinaria. Kemudian destrusor akan mencoba mengatasi keadaan ini dengan jalan
kontraksi yang lebih kuat dan destrusor menjadi lebih tebal. Apabila keadaan
berlanjut maka destrusor menjadi lelah dan akhirnya mengalami dekompensasi dan
tidak mampu untuk berkontraksi lagi sehingga terjadi retensi urin yang
menyebabkan penumpukan urin yang lama di vesika urinaria dan pemasangan
kateter sehingga menyebabkan pertumbuhan mikroorganisme meningkatkan resiko
infeksi.
16
III. RENCANA KEPERAWATAN
A. PRIORITAS DIAGNOSA
1. Nyeri akut berhubungan dengan Agen cedera biologis (pembesaran prostat) ditandai
dengan pasien mengatakan nyeri pada alat kelamin, nyeri kadang dirasakan di
pinggang, nyeri dirasakan hilang muncul, durasi nyeri + 2 menit, nyeri dirasakan
seperti di tusuk-tusuk, pasien tampak meringis, Skala nyeri : 3 dari (0-10) Skala
nyeri.
2. Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan obstruksi anatomic ditandai dengan
pasien mengatakan susah saat buang air kecil, urin keluar terputus-putus, Tampak
terpasang kateter urin
3. Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan ditandai dengan pasien mengatakan
merasa cemas saat di rawat di rumah sakit karena akan menjalani operasi, pasien
mengatakan tidak mengerti mengenai alur sebelum operasi yang akan dilakukan,
pasien tampak gelisah Tanda-tanda vital : TD : 120/80 mmHg, S : 36,5OC, N : 84
x/menit, RR : 18x/menit
4. Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan invasif ditandai dengan Pasien
mengatakan susah saat buang air kecil, urin keluar terputus-putus, Pasien tampak
terpasang kateter (prosedur invasif)
17
18
Mengetahui
Denpasar,
Pembimbing Ruang Angsoka 1
November 2015
Mahasiswa
RSUP Sanglah Denpasar
IDA AYU PUTU YUNI ASTARI
NIP :
NIM : P0712001300
Mengetahui
Pembimbing Akademik Jurusan Keperawatan
Politeknik Kesehatan Denpasar
NIP :
19
Download