ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN “NR” DENGAN BPH GR. II DI RUANG ANGSOKA I RSUP SANGLAH TANGGAL 16 – 18 NOVEMBER 2015 OLEH: IDA AYU PUTU YUNI ASTARI NIM.P07120013020 3.1 REGULER KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR JURUSAN KEPERAWATAN 2015 1 ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN “NR” DENGAN BPH Gr. II DI RUANG ANGSOKA 1 RSUP SANGLAH TANGGAL 16 - 18 NOVEMBER 2015 I. PENGKAJIAN Pengkajian dilakukan pada hari Senin, 16 November 2015 pukul 09.00 WITA di ruang Angsoka 1 RSUP Sanglah. Pasien masuk rumah sakit pada tanggal 13 November 2015 pukul 12.21 Wita. Data diperoleh melalui sumber data pasien, keluarga pasien dan catatan medik No.RM 14043471 yang dilakukan dengan metode wawancara, observasi dan pemeriksaan fisik. A. Identitas pasien Penanggung Jawab Nama : “NR” : “MS” Umur : 72 tahun : 42 tahun Jenis kelamin : Laki -laki : Perempuan Pendidikan : SD : SMP Suku / Bangsa : Indonesia : Indonesia Agama : Hindu : Hindu Status : Menikah : Menikah Pekerjaan : Petani : IRT Alamat : Br. Dinas Tegalinggah Karangasem Sumber Biaya : BPJS - JAMKESMAS Diagnosa medis : BPH Gr. II Hub. dengan pasien :- : Ipar B. RIWAYAT KEPERAWATAN 1. Riwayat Kesehatan Sekarang a. Keluhan Utama Pasien mengatakan merasa sakit saat buang air kecil. Pasien mengatakan susah saat buang air kecil, urin keluar terputus-putus. 2 b. Riwayat Penyakit Sekarang Pasien mengatakan merasa sakit pada saat buang air kecil dan merasa susah saat buang air kecil sejak 1 tahun yang lalu (2014) . Oleh keluarga, pasien di bawa berobat ke RSU Karangasem. Setelah dirawat selama 2 hari pasien dan dipasang kateter, kemudian pasien di rujuk ke RSUP Sanglah. Di RSUP Sanglah pasien menjalani berbagai pemeriksaan. Pasien di diagnosa BPH Gr.II. Kemudian pasien di pulangkan dan disuruh kontrol ke RSUP Sanglah secara rutin sambil menunggu jadwal operasi. Selama di rumah pasien tetap terpasang kateter. Kateter di ganti setiap 2 minggu sekali oleh kerabat yang berprofesi sebagai perawat. Pada bulan November 2015 pasien di panggil oleh pihak RSUP untuk persiapan menjalani operasi. Pasien masuk rumah sakit tanggal 13 November 2015 pukul 12:21 Wita. Pasien di rawat di ruang Angsoka I kamar 103.4. Pasien mendapatkan therapy obat Paracetamol 500 mg @6 Jam. 2. Riwayat Kesehatan Masa Lalu c. Riwayat Imunisasi Pasien mengatakan tidak ingat masalah imunisasi yang telah didapatkan pasien dulu . d. Riwayat Alergi Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi terhadap makanan, minuman atau pada obat-obatan. e. Riwayat Kesehatan Keluarga Keluarga pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit seperti yang dialami pasien saaat ini, Tidak ada anggota keluarga yang memiliki penyakit menular seperti TBC dan penyakit degenerative seperti DM. Keluarga pasien mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang memiliki riwayat hipertensi, diabetes militus, dan penyakit yang diderita pasien sekarang. f. Riwayat penyakit terdahulu Pasien mengatakan sebelum melakukan pemeriksaan ke rumah sakit sebelumnya pasien sering mengeluhkan sakit saat berkemih dan bahkan sangat 3 lama , karena pasien mengira hanya sakit biasa jadi pasien tidak berniat memeriksakannya sampai pasien sudah tidak bisa kencing. g. Riwayat dirawat di Rumah Sakit Pasien mengatakan pernah dirawat di rumah sakit dengan penyakit yang sama. 2. Riwayat Psikososial dan Spiritual a. Hubungan dengan anggota keluarga baik. Keluarga pasien mengatakan. pasien tidak pernah bermasalah dengan anggota keluarga baik anak. istri dan saudarasaudaranya. b. Sebelum sakit pasien biasanya sembahyang 1 x sehari. Namun sekarang pasien hanya dapat berdoa di tempat tidur. C. DATA BIO – PSIKO – SOSIAL – SPIRITUAL 1. Bernafas Sebelum dirawat : Pasien mengatakan tidak pernah mengalami riwayat sesak, batuk, ataupun gangguan dalam pernapasan. Selama dirawat : pasien mengatakan tidak ada masalah dengan pernapasannya. Pada saat pengkajiaan pasien juga mengatakan tidak mengalami sesak dan batuk. Pasien tampak bernapas spontan, RR pasien 18 x / menit, Ronchi (), Wheezing (-), retraksi otot dada (-), alat bantu napas (-). 2. Makan dan Minum Sebelum dirawat : pasien mengatakan bahwa makan 3 x sehari dengan nasi. lauk. sayur dan habis 1 porsi. Pasien juga mengatakan biasa minum ± 1500 - 2000 cc/hari Selama dirawat : Pasien mengatakan mampu menghabiskan 1 porsi hidangan yang disediakan, Pasien mengatakan memiliki pantangan mengkonsumsi daging sapi. Pasien mengatakan hanya minum kurang lebih 4-6 gelas atau rata – rata per hari± 1000 - 1500 perhari (@250 cc pergelas) 4 3. Eliminasi a. BAB Sebelum dirawat : pasien mengatakan biasa BAB sebanyak 1 x per hari. Dengan konsistensi lembek, warna kuning-kecoklatan, darah (-), lendir (-), bau khas feses. Selama dirawat : pasien mengatakan sudah BAB 1 x. Dengan konsistensi lembek, warna kuning-kecoklatan, darah (-), lendir (-), bau khas feses. b. BAK Sebelum dirawat : Pasien mengatakan saat dirumah pasien susah untuk buang air kecil, selama + 1 tahun di rumah pasien tetap terpasang kateter. Sempat bisa kencing tanpa bantuan kateter selama 3 bulan, namun kembali susah kencing lagi. Saat dirawat : Saat pengkajian pasien mengatakan merasakan tidak bisa kencing dan sakit saat kencing. Pasien terpasang kateter, warna urin keruh, darah (-). 4. Gerak dan Aktivitas Sebelum dirawat : pasien mengatakan tidak bisa melakukan aktivitas secara mandiri dan harus dibantu oleh orang lain. pasien mengalami kaku pada kaki kiri sudah lama, pasien berjalan terseok-seok. Selama dirawat : saat pengkajian pasien tampak tidak bisa memenuhi kebutuhan secara mandiri, pasien menggunakan tongkat/kruk, skor ADLs 4. Kemampuan Perawatan Diri 0 Makan/Minum √ 1 Mandi √ Toileting √ Berpakaian √ √ Mobilitas di tempat tidur √ Berpindah 5 2 3 4 Keterangan 0 1 2 3 4 : Mandiri : Dibantu alat : Dibantu orang lain : Dibantu orang lain dan alat : Tergantung Total 5. Istirahat dan Tidur Sebelum dirawat : pasien mengatakan tidur ± 8 jam, pasien mengatakan tidak memiliki gangguan pada pola tidurnya. Selama dirawat : Saat pengkajian keluarga pasien mengatakan pasien bisa tidur ± 8 jam, pasien tidur siang + 2 jam, pasien tidak memiliki gangguan pada pola tidurnya. 6. Pengaturan Suhu Tubuh Sebelum dirawat : Pasien mengatakan bahwa mampu menyesuaikan diri dengan suhu di lingkungan. Selama dirawat : Pada saat pengkajian pasien mengatakan tidak merasa kedinginan ataupun kepanasan. Pada saat pengkajian suhu tubuh pasien 36.50C 7. Kebersihan Diri Sebelum dirawat : pasien mengatakan biasa mandi 1 - 2x dan dilakukan secara mandiri, menggosok gigi dan mencuci muka secara mandiri tanpa bantuan orang lain Selama dirawat : pada saat pengkajian pasien mengatakan masih bisa mandi di toilet dibantu oleh keluarga, pasien sudah mandi, pasien tampak bersih dan rapi. 8. Rasa Nyaman Sebelum dirawat : pasien mengatakan kadang merasa nyeri saat ingin berkemih. Selama dirawat : Pada saat pengkajian pasien mengatakan nyeri pada alat kelamin, nyeri kadang dirasakan di pinggang, nyeri dirasakan hilang muncul, durasi nyeri + 2 menit, nyeri dirasakan seperti di tusuk-tusuk, pasien tampak meringis, Skala nyeri : 3 dari (0-10 Skala nyeri). 6 9. Rasa Aman Sebelum dirawat : Pasien mengatakan merasa cemas karena penyakitnya, terutama karena saat dirumah pasien terus terpasang kateter untuk membantu pengeluaran air kencing. Selama dirawat : Pada saat pengkajian pasien mengatakan merasa cemas saat di rawat di rumah sakit karena akan menjalani operasi, pasien tampak gelisah. Pasien tampak ditemani oleh keluarganya. 10. Sosialisasi Sebelum dirawat : Pasien mengatakan dapat berkomunikasi ataupun bersosialisasi dengan baik kepada keluarga dan lingkungan sekitar tempat tinggal.. Selama dirawat : Pada saat pengkajian pasien mengatakan dapat berkomunikasi ataupun bersosialisasi dengan pasien dalam satu ruangan. dokter. dan perawat. 11. Pengetahuan Sebelum dirawat : Pasien mengatakan bahwa pasien telah mengetahui tentang penyakitnya, karena sudah dijelaskan oleh dokter saat MRS pertama kali. Selama dirawat : Pada saat pengkajian pasien mengatakan sedikit mengerti dengan kondisinya saat ini, namun pasien mengatakan tidak mengerti mengenai alur operasi yang akan dilakukan. 12. Prestasi Sebelum dirawat : pasien mengatakan kerja sebagai petani, kemudian pasien berhenti bekerja karena adanya kekakuan pada kaki sejak bertahun-tahun lalu, ditambah sejak tahun lalu pasien terpasang kateter dirumah. Selama dirawat : Pada saat pengkajian pasien mengatakan selama dirumah tidak bekerja lagi karena kondisinya. 13. Rekreasi Sebelum dirawat : Pasien rekreasi di rumah dengan menonton TV dan mengobrol dengan teman disekitar rumah. Selama dirawat : Pada saat pengkajian pasien menghabiskan waktu di atas tempat tidur di rumah sakit. 7 mengatakan hanya 14. Spiritual Sebelum dirawat : pasien mengatakan sering beribadah ke tempat suci di rumah. Selama dirawat : Pada saat di Rumah Sakit pasien sering berdoa di waktu tertentu. Pasien tampak berdoa di atas tempat tidur. D. PEMERIKSAAN FISIK 1. Keadaan Umum a. Kesan Umum : Baik b. Kesadaran : Compos Mentis c. GCS : E4V5M6 d. Bentuk Tubuh : Sedang e. Postur Tubuh : Tegak f. Warna Kulit : Sawo matang g. Turgor Kulit : Elastis h. Berat badan : 48 kg i. Tinggi badan : 165 cm j. IMT : 18,75kg/m2 2. Gejala Kardinal a. Suhu : 36,50 C b. Nadi : 84 x/menit c. TD : 120/80 mmHg d. RR : 18 x/menit 3. Keadaan fisik a. Kepala Bantuk simetris. Warna rambut hitam-putih. benjolan tidak ada. lesi tidak ada. nyeri tekan tidak ada. b. Wajah Bentuk simetris. lesi tidak ada. edema tidak ada. tampak lemas . nyeri tekan tidak ada. c. Mata Bentuk simetris. anemis -/-. icterus -/-. reflek pupil +/+. udema palpebra -/-. 8 d. Telinga Bentuk simetris. pendengaran baik. kebersihan telinga baik. serumen tidak ada. luka tidak ada. nyeri tekan tidak ada. e. Hidung Bentuk simetris. pernafasan cuping hidung tidak (-). Alat bantu napas (-). Sekret (-) . lesi (-) . nyeri tekan (-) f. Mulut Bentuk simetris. mukosa bibir lembab. kebersihan gigi dan mulut cukup bersih. gusi berdarah (-). lidah bersih. stomatitis (-). gigi berlubang (-). g. Leher pembesaran kelenjar tiroid (-), pembendungan vena jugularis (-). dan pembengkakan kelenjar lime (-). h. Thorax Inspeksi : Bentuk dada simetris, lesi (-) . penggunaan otot bantu pernafasan (-), retraksi interkostal (-). Palpasi : nyeri tekan (-) . massa (-), Perkusi : Perkusi sonor pada area paru, Auskultasi : Cor S1S2 tunggal reguler. vesikuler (+), ronchi (-). Murmur (-). wheezing (-). i. Abdomen Bentuk simetris, benjolan (-), distensi(-) . bising usus normal 8-10x/menit. j. Integumen Turgor kulit elastis. k. Ekstermitas : - Atas : lesi (-), edema (-) - Bawah : lesi (-), edema (-) 9 E. PEMERIKSAAN PENUNJANG a. Hasil Pemeriksaan hematologi tanggal 14 November 2015 Pukul 15. 26 Parameter Hasil Satuan Nilai Rujukan Remarks PPT PPT 11.5 detik Normal = Perbedaan dengan control < 2 detik INR 1.06 KONTROL 11.9 detik 32.4 detik 40.0 detik PPT APPT KONTROL APPT APPT Normal = perbedaan dengan control < 7 detik b. Hasil Pemeriksaan kimia Klinik tanggal 14 November 2015 Pukul 15.24 Parameter Hasil Satuan Nilai Rujukan SGOT 15.6 U/L 11-33 SGPT 13.3 U/L 11.00 – 50.00 Albumin 3.53 g/dL 3.40 - 4.80 BS acak/Glukosa 136 mg/dL 70.00 – 140.00 BUN 12 mg/dL 8.00-23.00 Creatinin 0.93 mg/dL 0.70 – 1.20 Natrium (Na) 139 mmol/L 136 – 145 Kalium (K) 3.87 mmol/L 3.50 – 5.10 Acak 10 Remarks Tinggi c. Hasil Pemeriksaan kimia Klinik tanggal 9 September 2015 Pukul 10.28 TEST RESULT NORMALS UNITS WBC 5.15 4.10-11.0 10e3/uL NEU 2.01 2.50-7.50 % LYM 1.87 1.00-4.00 % MONO .448 .100-1.20 % EOS .769 0.00-.500 % BASO .051 0.00-.100 % RBC 4.13 4.50-5.990 10e6/uL HGB 12.5 13.5-17.5 g/dL HCT 38.5 41.0-53.0 % MCV 93.1 80.0-100. fL MCH 30.2 26.0-34.0 pg MCHC 32.4 31.0-36.0 g/dL RDW 12.6 11.6-14.8 % PLT 183. 150.-440. 10e3/uL MPV 4.62 6.80-10.0 fL d. Hasil Foto BOF Tampak bayangan radiopaque yang terproyeksi pada ramus inferior os pubis kanan Kontur ginjal kanan kiri tak tampak jelas Psoas line kanan kiri tak tampak jelas Distribusi gas usu meningkat bercampur fecal material Bayangan Hepar dan Lien tak tampak membesar Tampak multiple osteophye vertebrae lumbalis, pedicle dan spatium intervertebralis baik KESAN: Suspect batu opaque uretra Spondylosis lumbalis Peningkatan distribusi gas usus 11 II. DIAGNOSA KEPERAWATAN A. ANALISA DATA No Data fokus Standar normal Pathway Masalah keperawatan 1. DS : - Nyeri akut pasien mengatakan nyeri Pasien tidak nyeri pada alat kelamin - nyeri kadang dirasakan di pinggang - nyeri dirasakan hilang muncul - durasi nyeri + 2 menit - nyeri dirasakan seperti di tusuk-tusuk DO : - pasien tampak meringis Pasien tidak meringis - Skala nyeri : 3 dari (0-10 Skala nyeri 0 Skala nyeri). 2 DS : - Pasien mengatakan susah saat buang air kecil - urin keluar terputus- putus. - Pasien berkemih dengan lancar - urin yang keluar terputus DO : - Tampak terpasang kateter urin pasien tidak terpasang 12 Obstruksi saluran kemih yang bermuara ke vesika urinaria ↓ Penebalan otot destrusor ↓ Dekompensasi otot destrusor ↓ Akumulasi urin di vesika ↓ Peregangan vesika urinaria melebihi kapasitas ↓ Spasme otot spinter ↓ Nyeri Akut Obstruksi saluran kemih yang bermuara ke vesika urinaria ↓ Penebalan otot destrusor ↓ Dekompensasi otot destrusor ↓ Akumulasi urin di Gangguan Eliminasi Urin kateter 3 vesika ↓ Sukar berkemih Berkemih tidak lancar ↓ Gangguan eliminasi urin DS : - - pasien mengatakan - Pasien tidak merasa cemas saat di mengalami rawat di rumah sakit kekhawatiran karena akan menjalani dengan rencana operasi operasi pasien mengatakan tidak mengerti mengenai alur - pasien tidak gelisah - TTV Normal sebelum operasi yang akan dilakukan BPH ↓ Pre Operasi ↓ Pasien kurang informasi kesehatan dan pengobatan ↓ Kurang pengetahuan ↓ Cemas Cemas Obstruksi saluran kemih yang bermuara ke vesika urinaria ↓ Penebalan otot destrusor ↓ Resiko Infeksi TD : 100-120 / 70-90 DO : - pasien tampak gelisah mmHg - Tanda-tanda vital : S : 36.5 – 37.5 C TD : 120/80 mmHg N : 80 – 100 x/menit S : 36,5OC RR : 16-20 x/menit N : 84 x/menit RR : 18x/menit 4 DS : - - Tidak terjadi infeksi Pasien mengatakan susah selama prosedur saat buang air kecil tindakan invasif urin keluar terputus- putus. DO : 13 - Pasien tampak terpasang Dekompensasi otot destrusor ↓ Akumulasi urin di vesika ↓ Penumpukan urin yang lama di vesika urinaria ↓ Pertumbuhan mikroorganisme ↓ Resiko infeksi kateter (prosedur invasif) Obstruksi saluran kemih yang bermuara ke vesika urinaria ↓ Penebalan otot destrusor ↓ Dekompensasi otot destrusor ↓ Akumulasi urin di vesika ↓ Pemasangan kateter ↓ Resiko Infeksi 14 B. ANALISA MASALAH 1. Masalah 1 P : Nyeri Akut E : Agen cedera biologis (pembesaran prostat) S : pasien mengatakan nyeri pada alat kelamin, nyeri kadang dirasakan di pinggang, nyeri dirasakan hilang muncul, durasi nyeri + 2 menit, nyeri dirasakan seperti di tusuk-tusuk, pasien tampak meringis, Skala nyeri : 3 dari (0-10 Skala nyeri Proses terjadinya : Pembesaran Prostat yang terjadi pada pasien akan membuat terjadinya hipertropi lobus yang menyebabkan obstruksi saluran kemih yang bermuara ke vesika urinaria. Kemudian destrusor akan mencoba mengatasi keadaan ini dengan jalan kontraksi yang lebih kuat dan destrusor menjadi lebih tebal. Apabila keadaan berlanjut maka destrusor menjadi lelah dan akhirnya mengalami dekompensasi dan tidak mampu untuk berkontraksi lagi sehingga terjadi retensi urin yang menyebabkan akumulasi urin di vesika kemudian menyebabkan peregangan vesika urinaria melebihi kapasitas menyebabkan spasme otot spinter yang mengakibatkan nyeri aku. 2. Masalah 2 P : Gangguan eliminasi urine E : obstruksi anatomic S : Pasien mengatakan susah saat buang air kecil, urin keluar terputus-putus, Tampak terpasang kateter urin Proses terjadinya : Pembesaran Prostat yang terjadi pada pasien akan membuat terjadinya hipertropi lobus yang menyebabkan obstruksi saluran kemih yang bermuara ke vesika urinaria. Kemudian destrusor akan mencoba mengatasi keadaan ini dengan jalan kontraksi yang lebih kuat dan destrusor menjadi lebih tebal. Apabila keadaan berlanjut maka destrusor menjadi lelah dan akhirnya mengalami dekompensasi dan tidak mampu untuk berkontraksi lagi sehingga terjadi retensi urin yang menyebabkan gangguan dalam pola eliminasi urin. 15 3. Masalah 3 P : Cemas E : Kurang pengetahuan S : pasien mengatakan merasa cemas saat di rawat di rumah sakit karena akan menjalani operasi, pasien mengatakan tidak mengerti mengenai alur sebelum operasi yang akan dilakukan, pasien tampak gelisah Tanda-tanda vital : TD : 120/80 mmHg, S : 36,5OC, N : 84 x/menit, RR : 18x/menit Proses terjadinya Akibat dari penyakit pasien (BPH) maka akan dilakukan tindakan operatif untuk mengatasi masalah pasien. pasien kurang informasi mengenai prosedur dan pengobatan menyebabkan pasien merasa cemas 4. Masalah 4 P : Resiko Infeksi E : Tindakan prosedur Invasif S : Pasien mengatakan susah saat buang air kecil, urin keluar terputus-putus, Pasien tampak terpasang kateter (prosedur invasif) Proses terjadinya : Pembesaran Prostat yang terjadi pada pasien akan membuat terjadinya hipertropi lobus yang menyebabkan obstruksi saluran kemih yang bermuara ke vesika urinaria. Kemudian destrusor akan mencoba mengatasi keadaan ini dengan jalan kontraksi yang lebih kuat dan destrusor menjadi lebih tebal. Apabila keadaan berlanjut maka destrusor menjadi lelah dan akhirnya mengalami dekompensasi dan tidak mampu untuk berkontraksi lagi sehingga terjadi retensi urin yang menyebabkan penumpukan urin yang lama di vesika urinaria dan pemasangan kateter sehingga menyebabkan pertumbuhan mikroorganisme meningkatkan resiko infeksi. 16 III. RENCANA KEPERAWATAN A. PRIORITAS DIAGNOSA 1. Nyeri akut berhubungan dengan Agen cedera biologis (pembesaran prostat) ditandai dengan pasien mengatakan nyeri pada alat kelamin, nyeri kadang dirasakan di pinggang, nyeri dirasakan hilang muncul, durasi nyeri + 2 menit, nyeri dirasakan seperti di tusuk-tusuk, pasien tampak meringis, Skala nyeri : 3 dari (0-10) Skala nyeri. 2. Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan obstruksi anatomic ditandai dengan pasien mengatakan susah saat buang air kecil, urin keluar terputus-putus, Tampak terpasang kateter urin 3. Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan ditandai dengan pasien mengatakan merasa cemas saat di rawat di rumah sakit karena akan menjalani operasi, pasien mengatakan tidak mengerti mengenai alur sebelum operasi yang akan dilakukan, pasien tampak gelisah Tanda-tanda vital : TD : 120/80 mmHg, S : 36,5OC, N : 84 x/menit, RR : 18x/menit 4. Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan invasif ditandai dengan Pasien mengatakan susah saat buang air kecil, urin keluar terputus-putus, Pasien tampak terpasang kateter (prosedur invasif) 17 18 Mengetahui Denpasar, Pembimbing Ruang Angsoka 1 November 2015 Mahasiswa RSUP Sanglah Denpasar IDA AYU PUTU YUNI ASTARI NIP : NIM : P0712001300 Mengetahui Pembimbing Akademik Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Denpasar NIP : 19