Uploaded by User20041

modulmanajemenperubahan

advertisement
Muh. Khamdan
MODUL DIKLAT e-LEARNING
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
KEMENTERIAN HUKUM
DAN HAM RI
1
2014
ii
Manajemen Perubahan
Muh. Khamdan
e-Learning Reformasi Birokrasi
iii
iv
Manajemen Perubahan
DAFTAR ISI
Daftar Isi
Kata Pengantar
BAB I
PENDAHULUAN
v
vii
1
A. Deskripsi Singkat
B. Hasil Belajar
C. Indikator Hasil Belajar
D. Petunjuk Belajar
E. Materi Pokok
F. Manfaat
1
3
3
4
5
6
BAB II PENGERTIAN, FAKTOR PENGARUH
DAN TUJUAN RUBAHAN
9
A. Melakukan Perubahan atau Punah
B. Mengapa Harus Berubah
1. Faktor Eksternal
2. Faktor Internal
C. Untuk Apa Perubahan
D. Latihan
E. Rangkuman
9
13
13
15
18
25
26
BAB III TAHAPAN PERUBAHAN
DAN RANCANGAN PERUBAHAN
27
A. Tahapan Perubahan
27
e-Learning Reformasi Birokrasi
v
B. Merancang Proyek Perubahan
34
BAB IV PENUTUP
43
Daftar Pustaka
vi
Manajemen Perubahan
KATA PENGANTAR
Perubahan birokrasi merupakan fakta
sosial yang akan terus berkembang di setiap
periodesasi masyarakat Indonesia seiring
dengan munculnya birokrasi kekuasaan itu
sendiri. Perubahan birokrasi yang sedang
berjalan dalam terminologi reformasi birokrasi
di Indonesia sesungguhnya diarahkan pada
upaya terciptanya goodgovernance dalam rangka
membentuk “Indonesia Baru, Indonesia Hebat”.
Hal mendasar dalam proses perubahan
birokrasi adalah membangun keseluruhan
komponen bangsa untuk memiliki posisi,
peran, dan kemampuan yang diperlukan untuk
suatu proses pembangunan yang dinamis dan
berkelanjutan. Oleh karenanya, perubahan yang
dilakukan komponen satu tentu akan berpotensi
mempengaruhi perubahan komponen lain
sehingga melahirkan adanya perubahan dalam
kebudayaan masyarakat itu sendiri. Hal
demikian setidaknya bersesuaian dengan
pendapat sosiolog abad pertengahan yang
dilahirkan pada 1332 M, Ibnu Khaldun, bahwa
perubahan akan selalu beriringan dengan
tingkat kemampuan berfikir masyarakat.
e-Learning Reformasi Birokrasi
vii
Perubahan sosial demikian meliputi semua
dimensi kehidupan masyarakat, baik perubahan
cara berfikir dan interaksi masyarakat yang
semakin rasional, perubahan sikap dan orientasi
pelayanan yang semakin baik, perubahan tata
cara kerja yang dilandasi pembagian kerja
sesuai kompetensi yang jelas, serta adanya
kelembagaan yang demokratis dengan adanya
penghargaan prestasi yang terukur. Dalam
konteks perubahan birokrasi, tentu sangat perlu
adanya usaha-usaha serius agar reformasi
birokrasi dan perubahan paradigma birokrasi
menjadi berkelanjutan dalam transisi yang baik.
Perubahan sosial sesungguhnya adalah
catatan tentang masyarakat atau peradaban
dunia, yang menjelaskan tentang perubahanperubahan lingkungan sosial yang terjadi,
perihal watak manusia sebagaimana keramahtamahan dan solidaritas golongan maupun
konflik-konflik dalam pembagian kekuasaan.
Oleh karena itu, hakikat manajemen
perubahan adalah bagaimana kemampuan
untuk melakukan perubahan-perubahan yang
sesuai dengan tuntutan zaman untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat. Dalam hal birokrasi,
tentu adanya pelayanan yang lebih baik menuju
Indonesia Baru.
viii
Manajemen Perubahan
Depok, Agustus 2014
Penulis
e-Learning Reformasi Birokrasi
ix
1
1
Selamat Datang Para
Agen Perubahan! Dalam
Diklat e-Learning Reformasi
Birokrasi,
mata
Diklat
“Manajemen Perubahan”.
Pastikan
bahwa
Anda
adalah
bagian
dari
perubahan itu sendiri. Jika
siap untuk berubah dan
melakukan
perubahan,
maka simak penjelasan di
bawah ini secara cermat.
A.
Deskripsi Singkat
Perubahan merupakan tuntutan kehidupan
yang mau tidak mau harus dialami dan harus
dilakukan oleh semua makhluk Tuhan. Kehidupan
itu jugalah bentuk dari perubahan, diawali adanya
sperma, janin alam kandungan, bayi yang
terlahirkan, tumbuh kembang anak-anak, serta
perkembangan remaja, masa tua, dan akhirnya mati.
Manajemen Perubahan
2
Hal itu pulalah yang dihadapi suatu organisasi,
baik organisasi pemerintah maupun organisasi
swasta. Untuk menjaga keberlangsungan hidup,
suatu organisasi harus siap menghadapi adanya
perubahan kondisi lingkungan, perkembangan
sosial masyarakat, dan perubahan struktur
organisasi itu sendiri. Jika tidak dapat beradaptasi
dan tidak melakukan perubahan, maka nasib
kepunahan tentu dapat teralami sebagaimana
Dinosaurus yang hilang dari zaman purba.
Tepat tidaknya keputusan perubahan yang
diambil tentu harus memperhatikan lingkungan
strategis yang mempengaruhi harus dilakukannya
perubahan itu dilakukan. Oleh sebab itu, pimpinan
maupun sang pendobrak perubahan harus memiliki
kemampuan khusus sekaligus berperan sebagai
penganalisa keadaan sebelum, saat berlangsung, dan
proyeksi masa depan dengan melakukan perubahan.
Organisasi merupakan sistem dan bentuk
hubungan antara wewenang dan tanggung jawab,
antara atasan dan bawahan untuk tercapainya
tujuan yang sudah ditetapkan dengan cara yang
paling efisien. Hubungan antara atasan dan
bawahan, antara unit kerja dalam organisasi tersebut
terdapat kerja sama dan saling pengertian yang
sebaik-baiknya. Mengingat pentingnya kerja sama
dan saling pengertian dalam rangka mencapai
tujuan organisasi, maka hubungan atau komunikasi
e-Learning Reformasi Birokrasi
3
perlu diatur atau ditetapkan secara melembaga,
sehingga mewujudkan suatu jaringan hubungan
yang tetap dalam organisiasi.
Dengan demikian, dilaksanakannya perubahan
yang teratur dalam organisasi harus diiringi
terbangunnya organisasi yang solid dan saling
menguatkan dalam jalinan kerjasama yang baik.
Dalam hal ini, kebutuhan adanya perubahan yang
baik harus didukung adanya anggota organisasi
yang memiliki kemampuan berfikir inovatif,
kemampuan membangun jaringan tim kerja yang
baik, sekaligus kemampuan menganalisa tantangan
dalam alternatif pemecahan masalah yang tepat.
B.
Hasil Belajar
Setelah mempelajari tentang mata Diklat
“Manajemen Perubahan” ini, peserta Diklat
diharapkan mampu menyusun rencana perubahan
dengan sistematis dan terukur.
C. Indikator Hasil Belajar
Setelah mempelajari Mata Diklat Manajemen
Perubahan ini, peserta diharapkan dapat:
1.
2.
Memahami pengertian manajemen perubahan,
faktor pengaruh dan tujuan perubahan.
Mengidentifikasi tahapan-tahapan perubahan
Manajemen Perubahan
4
3.
Membuat format dan rencana perubahan.
Dengan mempunyai kompetensi tersebut,
peserta Diklat memperoleh manfaat bagaimana
menyusun rancangan perubahan dan merencanakan
tahapan-tahapan
sesuai
dengan
ukuran
keberhasilannya.
D. Petunjuk Belajar
Anda sebagai pembelajar sekaligus Calon Agen
Perubahan, agar dalam proses pembelajaran mata
Diklat Manajemen Perubahan dapat berjalan lebih
lancar, dan indikator hasil belajar tercapai secara
baik, Anda disarankan mengikuti langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Bacalah secara cermat, dan pahami indikator hasil
belajar (tujuan pembelajaran) yang tertulis pada
setiap awal bab, karena indikator belajar
memberikan tujuan dan arah. Indikator belajar
menetapkan apa yang harus Anda capai.
2. Pelajari setiap bab secara berurutan, mulai dari
Pendahuluan sampai dengan Penutup, serta
bangunlah semangat diskusi dalam forum elearning yang disediakan.
3. Laksanakan secara sungguh-sungguh dan tuntas
setiap tugas pada setiap akhir bab, maupun ujian-
e-Learning Reformasi Birokrasi
5
ujian dalam proses pembelajaran e-learning yang
berlangsung
4. Keberhasilan proses pembelajaran dalam mata
Diklat ini tergantung pada kesungguhan Anda.
Untuk itu, belajarlah baik secara mandiri maupun
berkelompok secara seksama. Untuk belajar
mandiri, Anda dapat berkomunikasi dengan
pengajar maupun komunitas diklat e-learning itu
sendiri.
5. Anda disarankan mempelajari bahan-bahan dari
sumber lain, seperti yang tertera pada Daftar
Pustaka pada akhir modul ini, dan jangan segansegan bertanya maupun minta pendapat kepada
siapa saja yang mempunyai kompetensi dalam
melakukan perubahan.
Baiklah, selamat belajar!, semoga Anda sukses
menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang
diuraikan dalam mata Diklat ini dalam upaya
membangun perubahan di lingkungan Anda.
E.
Materi Pokok
Materi pokok yang dibahas dalam modul ini
adalah:
1. Pengertian Manajemen Perubahan
2. Faktor Pengaruh dan Tujuan Perubahan
3. Identifikasi Tahapan Perubahan
4. Rencana Membuat Perubahan
Manajemen Perubahan
6
F.
Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dengan
mempelajari modul ini adalah:
1. Peserta
diklat
dapat
lebih
memahami
pengertian, manajemen perubahan, faktor
pengaruh dan tujuan perubahan
2. Peserta diklat dapat mengidentifikasi tahapantahapan perubahan
3. Peserta diklat dapat membuat format dan
rencana perubahan.
e-Learning Reformasi Birokrasi
9
2
Setelah membaca bab ini,
peserta diharapkan dapat
menjelaskan pengertian
manajemen perubahan, faktor
pengaruh dan tujuan perubahan
“Hasil yang luar biasa hanya bisa didapatkan dengan
cara yang tidak biasa”
A. Melakukan Perubahan atau Punah
Apa yang membuat suatu perusahaan maupun
negara lebih maju daripada perusahaan atau negara
lain? Tentu ini adalah pertanyaan yang sering
ditanyakan namun sering juga ditanyakan. Sebagai
ilustrasi, apa yang membuat Google menjadi besar
dalam memainkan peran komunikasi?
Manajemen Perubahan
10
GOOGLE, Bisnis Rahmatan Lil Alamin
Google, memberi kemanfaatan yang
luar biasa kepada umat manusia melalui
mesin pencari Google Search, layanan
surat elektronik (email) berupa Gmail,
dan layanan video sharing tanpa batas
berupa Youtube.
Siapapun, dimanapun, dan kapanpun
rasanya sudah sangat tergantung kepada
mesin pencari Google. Capaian besar
yang telah menciptakan budaya baru
dalam kehidupan manusia ini secara
otomatis wujud bahwa Google sudah
memberikan excellent value kepada
konsumen dengan menyediakan segala
kebutuhan serta kemudahan bagi seluruh
manusia untuk berkomunikasi dalam
dunia internet.
Inilah salah satu bentuk keunikan
bisnis yang menjangkau seluruh umat
manusia, dan memberikan kemudahan
bagi seluruh umat manusia di muka bumi
(rahmatan lil alamin).
e-Learning Reformasi Birokrasi
11
Pada umumnya perubahan yang dilakukan
seseorang atau perusahaan tertentu hanya terfokus
pada pemenuhan selera konsumen. Lebih dari itu,
perubahan harus dilakukan dengan kemampuan
memprediksi kondisi di masa depan agar konsumen
mengikuti dari hasil perubahan yang dilakukan.
Dalam gambaran perkembangan bisnis Google,
tentu tidak akan berkembang jika Google hanya
terfokus pada segemen bisnis mesin pencarian data.
Dalam segmen bidang tersebut, tentu akan dijumpai
lawan-lawan mesin pencari lain yang sudah merajai,
yaitu Yahoo. Oleh karena itu, terobosan-terobosan
inovatif akhirnya dilahirkan ketika perusahaan
Google menyediakan situs sharing video tanpa
bayar berupa Youtube.
Faktor kunci perubahan yang dilakukan
ternyata bukan kekayaan finansial, bukan kekayaan
alam, atau strategi pemasaran yang tiada henti.
Tetapi karakter yang kuat untuk menghasilkan
inovasi produk yang menjadi pemandu perjalanan
bisnis Google.
Dengan berkaca dari perusahaan internasional
tersebut, jika ingin membangun suatu perubahan
maka tidak ada kata lain adalah membangun
karakter inovasi dengan menampilkan keunikan
(unique differentiation) yang belum pernah dimiliki
Manajemen Perubahan
12
atau dilakukan oleh orang lain. Jika suatu organisasi
terbangun oleh anggota yang selalu berfikir kritis
dan inovatif, maka akan menjadikan organisasi
tersebut menemukan kinerja yang luar biasa.
Manajemen Perubahan
yaitu proses sistematis
dengan menerapkan
pengetahuan, sarana, dan
sumber daya yang
diperlukan organisasi
untuk bergeser dari
kondisi sekarang menuju
kondisi yang diinginkan,
yaitu menuju ke arah
kinerja yang lebih baik
dan untuk mengelola
individu yang akan
terkena dampak dari
proses perubahan
tersebut.
Perubahan dalam Reformasi birokrasi di
Indonesia tentu dimaksudkan untuk menjadikan
Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah agar
bergerak dari kondisi saat ini menuju ke kondisi
yang diharapkan. Karenanya, perubahan harus
e-Learning Reformasi Birokrasi
13
dilakukan dan dikelola secara holistik, terstruktur
dan berorientasi hasil peningkatan pelayanan.
B.
Mengapa Harus Berubah
Secara umum, suatu organisasi atau seseorang
akan melakukan perubahan karena adanya 2 (dua)
faktor yang dikelompokkan sebagai faktor eksternal
dan faktor internal.
1. Faktor Eksternal
Faktor eksternal ialah penyebab perubahan yang
berasal dari luar atau sering disebut lingkungan.
Organisasi sebagai bagian dari sistem terbuka mau
tidak mau harus responsif terhadap berbagai
perubahan yang terjadi di lingkungannya. Dalam hal
ini dapat berupa perkembangan teknologi, tuntutan
pasar, maupun inovasi alternatif.
Perkembangan teknologi informasi merupakan
penyebab penting dilakukannya perubahan pada
hampir semua jenis organisasi. Berbagai temuan
teknologi telah memaksa perusahaan-perusahaan
raksasa di bidang telekomunikasi harus mengakhiri
dengan meleburkan diri kepada pesaingnya ketika
terhenti adanya proses inovasi.
Penerapan berbagai temuan teknologi tentu
akan menyebabkan perubahan dalam berbagai hal,
misalnya prosedur kerja yang dilakukan, jumlah,
kompetensi, dan kualifikasi SDM yang diperlukan,
Manajemen Perubahan
14
termasuk sistem penggajian yang diberlakukan,
bahkan struktur organisasi yang digunakan juga
harus berubah. Penggunaan peralatan baru juga
dapat menyebabkan berkurangnya bagian-bagian
yang ada atau berubahnya pola hubungan kerja
antara pegawai.
Persaingan Industri Komputer
IBM merupakan raksasa komputer
pada masa 1980-an yang menjadi pemain
dominan di industri komputer global
dengan menguasai semua perangkat
komputer, dari perangkat keras, prosesor,
sampai sistem operasinya.
Namun pada awal 1990-an, pemainpemain industri komputer bermunculan.
Intel muncul sebagai kekuatan baru yang
menguasai prosesor, Microsoft muncul
sebagai penguasa perangkat lunak dan
sistem operasi, begitu juga Compaq,
Toshiba, dan Acer yang melakukan
persaingan dalam bisnis PC. Persaingan
itu menjadikan IBM terancam hancur.
e-Learning Reformasi Birokrasi
15
Sebagaimana organisasi yang lain, aparatur
pemerintah merupakan lembaga pemberi pelayanan
masyarakat yang keberadaannya dalam rangka
memenuhi kebutuhan pelanggan. Oleh karena itu
pelayanan yang dihasilkan harus senantiasa
menyesuaikan dengan tuntutan pasar. Menghadapi
kondisi seperti itu mau tidak mau aparatur negara
harus mengakomodasi perubahan jika ingin tetap
mendapatkan kepercayaan masyarakat.
2. Faktor Internal
Faktor internal adalah penyebab dilakukannya
perubahan yang berasal dari dalam organisasi yang
bersangkutan, antara lain:
1) Persoalan hubungan antar komponen organisasi.
2) Persoalan terkait dengan mekanisme kerja.
3) Persoalan sumber daya.
Hubungan antar komponen organisasi yang
kurang harmonis merupakan salah satu problem
yang lazim terjadi. Problem ini dapat dibedakan lagi
menjadi dua, yaitu (1) problem yang menyangkut
hubungan atasan-bawahan (bersifat vertikal), dan (2)
problem yang menyangkut hubungan sesama
anggota yang kedudukannya setingkat (bersifat
horizontal). Problem atasan-bawahan yang sering
timbul menyangkut pengambilan keputusan dan
komunikasi.
Manajemen Perubahan
16
Problem-problem yang bersumber dari
keputusan
pimpinan,
dapat
menyebabkan
munculnya berbagai perilaku negatif pada bawahan
yang kurang menguntungkan organisasi, misalnya
sering terlambat datang, sering absen, mangkir, dan
sejenisnya. Sampai pada titik tertentu, problem
semacam itu dapat menyebabkan munculnya
unjukrasa sehingga memaksa pimpinan untuk
mengambil tindakan yaitu mengubah keputusan
yang diambil atau justru menindak bawahan yang
berunjukrasa.
Komunikasi antara atasan dan bawahan juga
sering menimbulkan problem. Keputusannya sendiri
mungkin baik (dalam arti dapat diterima oleh
bawahan) tetapi karena terjadi salah informasi
(miscommunication), bawahan menolak keputusan
pimpinan. Dalam kasus seperti itu perubahan yang
dilakukan akan menyangkut sistem saluran
komunikasi yang digunakan.
Problem yang sering timbul berkaitan dengan
hubungan sesama anggota umumnya menyangkut
masalah komunikasi kurang lancar atau macetnya
komunikasi antar anggota. Hal tersebut juga
dipengaruhi adanya masalah kepentingan masingmasing anggota. Persoalan seperti itu sering
menimbulkan konflik antar anggota sehingga perlu
dilakukan perubahan, misalnya dalam hal jalur
e-Learning Reformasi Birokrasi
17
komunikasi atau bahkan struktur organisasi yang
digunakan.
Opsi Kabinet Jokowi
Deputi Tim Transisi, Akbar Faizal, mengatakan secara
keseluruhan ada tiga skenario yang terus dikordinasikan
dengan berbagai pihak.
Skenario pertama yaitu mempertahankan status quo untuk
mempertahankan porsi kabinet yang ada di pemerintahan
sekarang.
Skenario kedua merupakan usulan baru dalam rencana
susunan kabinet kedepannya yaitu skenario progresif.
Skenario ini dipilih karena mengacu kepada konstitusi
sehingga jumlah kabinet ke depan direncanakan diisi oleh
27 menteri.
Skenario terakhir yang disebutkan oleh Akbar Faisal yaitu
mengacu pada konsep Ideologi Trisakti.
Konsep ini dipilih untuk mempercepat kedaulatan
dibidang politik, kemandirian ekonomi, dan kemandirian
di bidang budaya.
Manajemen Perubahan
18
Di samping berbagai persoalan di atas,
mekanisme kerja yang berlangsung dalam sebuah
organisasi sering juga merupakan penyebab
dilakukannya perubahan. Problem yang timbul
dapat menyangkut masalah sistemnya sendiri dan
dapat pula terkait dengan perlengkapan atau
peralatan yang digunakan. Pola kerjasama yang
terlalu birokratis atau sebaliknya terlalu bebas
misalnya, dapat menyebabkan suatu organisasi
menjadi tidak efisien.
Sistem yang terlalu kaku menyebabkan
hubungan antar anggota menjadi impersonal yang
mangakibatkan rendahnya semangat kerja dan pada
gilirannya
menurunkan
produktivitas
kerja.
Demikian juga halnya jika sistem yang digunakan
terlalu bebas. Perubahan yang harus dilakukan
dalam hal ini akan menyangkut struktur organisasi
yang digunakan. Dengan mengubah struktur, pola
hubungan
antar anggota akan
mengalami
perubahan.
C. Untuk Apa Perubahan
Manusia itu selamanya terbiasa menyukai
pembaharuan, dan rasa bosan adalah hal yang
lumrah selalu menyertai. Seseorang seringkali
melihat tetangga mengganti kendaraannya setelah
kendaraan lamanya setia menemani. Teman
e-Learning Reformasi Birokrasi
19
mungkin sering mengganti pakaiannya, mengubah
rumahnya, memperbaharui perabot di dalamnya
atau mengaturnya kembali, memperbaharui ruangan
yang ditempatinya, lalu mereka merencanakan
untuk bepergian atau wisata. Bisa jadi itu bukan saja
rekan kita, tetapi diri kita sendiri. Mari sama-sama
kita merenung kembali. Demikianlah keadaan
manusia normal dan bukan hal yang aneh.
Mengapa harus ada perubahan?
Mengapa tidak menerima apa adanya
kondisi saat ini? Mengapa harus mengambil
resiko dalam kehidupan?
Pertanyaan ini tentu akan menjejali
kepala seseorang yang biasa hidup di zona
status quo di dunia akademis. Ada sebagian
manusia yang menderita sedemikian rupa.
Sebagian lagi justru menikmati jerih payah
orang lain dengan cara yang tidak adil.
Kenyataan di dunia ini, kelompok manusia
pertama adalah kelompok mayoritas dan
yang kedua adalah minoritas. Kondisi ini
merupakan kondisi yang tidak seimbang.
Inilah yang disebut situasi penindasan. Pada
saat kita mengetahui adanya situasi
penindasan tersebut apakah akan berdiam
diri saja atau melakukan perubahan?
Manajemen Perubahan
20
Jika Anda ingin melakukan perubahan untuk
persiapan Anda menuju kehidupan yang lebih baik,
keuangan yang lebih baik, serta keinginan-keinginan
lainnya yang lebih baik lagi, Anda tidak hanya
cukup melakukan perubahan seperti dilakukan oleh
Superman atau Power Ranger yang hanya
melakukan perubahan fisik, wujud penampilan, dan
perubahan yang bersifat sementara yang terpaku
pada konteks suasana. Namun Anda bisa lebih hebat
dibanding Superman.
Pernahkah melihat Superman melawan musuhnya
saat sebagai manusia biasa? Iya, yang harus Anda
lakukan adalah mencari cara bagaimana melakukan
perubahan yang terus menerus tak terbatas (infinite).
Berubah bukanlah seperti Superman yang dilakukan
karena menyesuaikan konteks suasana dan waktu.
Tapi perubahan adalah langkah inovasi secara terus
menerus.
Tak lama lagi, dengan kehadiran presiden baru, banyak
orang berharap akan berlangsung perubahan ke arah
yang positif. Namun, sebagian lainnya mungkin lebih
suka dengan status quo. “Buat apa berubah? Apa
keuntungannya bagi saya?” adalah contoh pertanyaan
yang kerap dilontarkan ketika seseorang atau kelompok
orang diajak untuk berubah. Sebagian lagi barangkali
bersikap apatis, sebab mereka hanya dijadikan obyek
dan tidak dilibatkan dalam perubahan.
e-Learning Reformasi Birokrasi
21
Dalam skala organisasi atau perusahaan pun
kondisinya nyaris serupa. Orang bertanya: “What is
in it for me?” “Apakah karier saya bakal meningkat?
Apakah pendapatan saya akan bertambah? Apakah
beban pekerjaan saya jadi lebih banyak? Apakah
fasilitas saya akan lebih bagus?” Orang kerap
mengukur perubahan dari posisi masing-masing:
menguntungkan atau tidak. Karena itu, tidak
mengherankan bila banyak orang berpindah partai,
berpindah dari mendukung Bapak Danu ke Bapak
Janu, bahkan berpindah kawan dan lawan melalui
perhitungan untung rugi, bukan idealisme atau citacita yang ingin diperjuangkan.
Perubahan bagi suatu cita-cita tentu saja lebih
sukar. Mengubah mindset atau cara berpikir adalah
bagian yang paling sulit, sebelum melangkah ke
mengubah cara kerja. Bila mindset sudah sesuai
dengan tujuan perubahan, langkah berikutnya
biasanya menjadi lebih mudah, sebab yang diajak
berubah sudah mengerti mengapa harus berubah,
apa tujuannya, dan mereka mau berubah.
Mereka yang menjadi sponsor atau inisiator
perubahan akan berhadapan dengan apa yang lazim
terjadi dalam setiap inisiatif perubahan, yakni
sindrom resisten terhadap perubahan. Contohnya
ialah mereka yang cemas karena belum mengenal
hal-hal baru yang dibawa oleh perubahan, mereka
yang menolak karena merasa tidak memperoleh
manfaat apapun dari perubahan, dan mereka yang
Manajemen Perubahan
22
enggan berubah meskipun sudah mengetahui
manfaatnya lantaran telah merasa nyaman berada di
tempat atau situasi sekarang.
Mengangkat kaki dari zona nyaman memang
tidak mudah. Oleh karena itu, tujuan perubahan
adalah kemampuan mengharmonisasikan gerak dan
langkah menuju tujuan yang lebih baik.
Sonnenberg, dalam bukunya Managing with a
Conscience (1994), menyebutkan adanya alasanalasan mengapa orang atau organisasi resisten
terhadap perubahan sehingga tujuan perubahan
tidak tercapai.
1. procrastination atau kecenderungan menunda
perubahan karena merasa masih mempunyai
banyak waktu untuk melakukan perubahan.
2. Perubahan dianggap tidak memberikan manfaat
sehingga enggan untuk berubah. Ketiadaan
motivasi dapat menghambat proses perubahan
dalam perusahaan.
3. Sebagian orang merasa takut tidak akan mampu
menguasai hal-hal baru. Mereka takut gagal.
4. Kekhawatiran bahwa perubahan itu akan
mengubah peran mereka di dalam organisasi.
5. Keraguan
terhadap
kemampuan
inisiator
perubahan, atau bahkan ketidaksukaan, dapat
mengurangi penerimaan seseorang terhadap
inisiatif perubahan. Kepemimpinan adalah
sesuatu yang membuat orang lain memercayai.
e-Learning Reformasi Birokrasi
23
6. Seringkali terjadi apa yang dibayangkan oleh
orang lain mengenai perubahan berbeda dengan
apa yang dipikirkan oleh pemimpin perubahan.
7. Tidak setiap orang siap atau berani memasuki
wilayah baru atau mengenal sesuatu yang baru.
Mereka lebih nyaman dengan apa yang sudah
mereka tekuni selama ini.
Kisah Perubahan Ubud Bali
Di sebuah desa di Ubud, Bali, terdapat dua buah
sungai yang bermuara di satu titik. Yang satu bernama
Sungai Wadon (perempuan) dan satunya Sungai
Lanang (Lelaki). Satu sungai hanya dipisahkan oleh
satu bukit dengan titik pertemuannya diberi nama
Tjampuhan.
Titik itu dipercaya sebagai tempat orang suci nenek
moyang orang-orang Bali, Maharesi Markandia yang
sakti, berhasil menaklukkan dedemit yang sangat
menguasai Bali. Maka di titik itu dibangun sebuah pura
yang sangat suci: Pura Gunung Lebah.
Konon, di desa-desa sepanjang sungai itu
mengalirlah darah-darah seni orang Bali. Desa
Penestanan, Pengosekan dan Sukawati yang terkenal
sebagai desa lukis, Celuk (desa perak), batu Bulan
(desa stone carving), dan sebagainya. Singkatnya,
Ubud dikenal sebagai daerah yang kaya dengan seni.
Manajemen Perubahan
24
Berkat keseniannya yang sangat istimewa, dan
alam pegunungan yang dikelilingi persawahan yang
indah, ubud dikenal sebagai daerah kunjungan wisata
yang sangat digemari dan bernilai ekonomis sangat
tinggi.
Di sepanjang jalan di Ubud, anda akan bertemu
dengan para selebriti dunia, guru-guru besar dari
universitas terkenal, serta usahawan mancanegara.
Mereka mengayuh sepeda mengunjungi museum yang
satu dan museum yang lainnya. Memborong lukisan
dan karya-karya seni.
Sebagian orang yang tak mengerti menduga Ubud
adalah warisan alam yang terjadi begitu saja, mungkin
ini agak keliru. Ubud tidak akan pernah menjadi daerah
kunjungan wisata kalau tak ada seseorang yang dengan
sungguh-sungguh melakukan change. Itulah Tjokorda
Gde Agung Sukawati, Raja Ubud.
Semasa hidupnya, Raja Tjokorda berpikir bahwa
rakyatnya tidak bisa hidup seperti ini terus menerus.
Maka ia mulai mencari jalan agar warganya bisa
membuat karya-karya seni secara lebih indah dan lebih
bernilai. Maka setiap kali mendengar ada pelukis hebat
ke Indonesia, ia ajak ke Ubud. Ia memburu nama-nama
terkenal.
Walter Spies dijemputnya di pelabuhan. Bahkan
diberikan rumah di Bali. Syaratnya Cuma satu: tolong
ajarkan anak-anak Ubud melukis. Sejak saat itu yang
datang Rudolf Bonnet, Arie Schmidt dan Hanz Snell.
Mereka adalah pelukis-pelukis besar yang memberikan
pengaruh terhadap cara melukis di Bali.
e-Learning Reformasi Birokrasi
25
Anda tidak bisa menaklukkan gunung dengan satu
kali melangkah, tapi satu langkah demi satu
langkah. Begitu juga, kebanyakan perubahan beserta
masalah yang Anda hadapi, meski segunung, dapat
diatasi dengan cara yang sama.
D. Latihan
1. Berikan gambaran perubahan yang Anda ketahui
dan rasakan di tempat kerja!
2. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi tingkat
keberhasilan perubahan di tempat kerja?
Manajemen Perubahan
26
E.
Rangkuman
1. Manajemen Perubahan yaitu proses sistematis
dengan menerapkan pengetahuan, sarana, dan
sumber daya yang diperlukan organisasi untuk
bergeser dari kondisi sekarang menuju kondisi
yang diinginkan, yaitu menuju ke arah kinerja
yang lebih baik dan untuk mengelola individu
yang akan terkena dampak dari proses perubahan
tersebut.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan
dapat dibedakan atas 2 (dua) faktor yaitu faktor
eksternal yang dipengaruhi dari lingkungan dan
faktor internal yang berasal dari diri sendiri.
3. Tujuan berlangsungnya perubahan adalah
kemampuan mengharmonisasikan gerak dan
langkah menuju tujuan yang lebih baik secara
terus menerus.
e-Learning Reformasi Birokrasi
27
3
Setelah membaca bab ini,
peserta diharapkan dapat
mengidentifikasi tahapantahapan perubahan dan
merancang proyek perubahan
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah apa yang
terdapat pada (keadaan) satu kaum (masyarakat),
sehingga mereka mengubah apa yang terdapat dalam
diri (sikap mental) mereka”
A. Tahapan-Tahapan Perubahan
Sudahkah Anda bermetamorfosa? pertanyaan
ini dimunculkan karena ketika membicarakan
adanya perubahan, maka muncul jargon yang selalu
didengungkan, “di dunia ini tidak ada sesuatu yang
Manajemen Perubahan
28
pasti kecuali perubahan itu sendiri”. Pertanyaan
berikutnya, kapan perubahan itu harus dilakukan?
Perubahan lingkungan akan selalu ada dan
setiap organisasi diharapkan mampu beradaptasi
terhadap perubahan tersebut. Perubahan organisasi
yang terjadi di Kementerian Hukum dan HAM
misalnya, selama ini lebih banyak berupa remedial
change, yaitu perubahan yang dilakukan sebagai
solusi terhadap suatu permasalahan yang dihadapi,
misalnya untuk memperbaiki kinerja yang buruk,
mencegah defisit anggaran, mengatasi inefisiensi,
dan sebagainya. Perubahan ini umumnya dilakukan
sebagai reaksi atas perubahan yang terjadi di
lingkungannya.
Sebuah organisasi yang sudah semakin mapan,
tentu perubahan yang akan dihadapi lebih
kepada developmental change, yaitu perubahan yang
dilakukan dalam rangka meningkatkan kesuksesan.
Perubahan lingkungan yang terjadi pada kondisi ini
bukan lagi sebuah perubahan besar, melainkan
perubahan-perubahan yang bervariasi, kontinyu,
cepat, dan bersifat menguatkan kesan.
Perubahan organisasi yang baik adalah
perubahan yang tidak hanya sukses dalam
menghadapi tantangan di satu periode, tapi juga
dapat mengantisipasi tantangan berikutnya. Hal ini
sangat penting karena sebuah perubahan organisasi
menuntut sumber daya yang tidak sedikit, terutama
e-Learning Reformasi Birokrasi
29
apabila dilaksanakan secara reaksioner. Agar
organisasi dapat beradaptasi dengan baik terhadap
setiap perubahan tersebut, dibutuhkan suatu budaya
perubahan yang berkelanjutan (continuous change).
Continuous change sudah mulai memasyarakat
sebagai bagian dari pengembangan berkelanjutan,
yang lebih berfokus kepada menciptakan budaya
dan perilaku organisasi yang adaptif terhadap
perubahan. Fokus organisasi lebih diarahkan kepada
peningkatan kesadaran akan inovasi, leadership,
serta menantang status quo dalam rangka
meningkatkan laju pertumbuhan. Untuk dapat
mengelola continuous change, harus dipenuhi adanya
inisiatif perubahan, kewenangan untuk melakukan
perubahan, sistem pengelolaan perubahan secara
rutin, dan terbangunnya budaya perubahan.
Oleh karena itulah, pertanyaan kapan harus
melakukan perubahan dapat difahami dari keadaan
yang muncul dan langkah lanjutan untuk
menyikapinya sebagai berikut:
1. Adanya ketertekanan dan keterdesakan
ketika manajemen puncak merasa adanya
kebutuhan atau tekanan.
2. Dilakukan intervensi sekaligus reorientasi
tentang masalah organisasi yang muncul.
3. Diagnosa dan pengenalan pada masalah
informasi dikumpulkan dan dikenali pada
tataran mana yang penting dan tidak penting.
Manajemen Perubahan
30
4. Penemuan dan komitmen pada penyelesaian
perubahan dengan mencoba menyelesaikan
masalah–masalah dengan menghindari cara
lama yang sama”.
5. Percobaan dan pemahaman uji program yang
berskala kecil.
6. Pengambilan keputusan secara bersama
sesuai dengan konsekuensi dampak yang
akan didapatkan.
Keadaan perubahan di atas adalah perubahan
yang direncanakan yaitu suatu usaha sistematik
untuk mendesain ulang suatu organisasi dengan
cara melakukan adaptasi pada perubahan yang
terjadi dengan sasaran baru.
Seseorang yang akan
mengadakan suatu perubahan
harus memiliki konsep tentang
perubahan yang tercantum
agar proses perubahan
tersebut terarah dan mencapai
tujuan yang ada. Ia
berkesimpulan bahwa
kekuatan tekanan
(driving forces) akan
berhadapan dengan penolakan
(resistences) untuk berubah.
(Kurt Lewin)
e-Learning Reformasi Birokrasi
31
Apabila kebutuhan dan tujuan perubahan sudah
jelas, maka perlu menyusun rencana perubahan
untuk dapat diimplementasikan. Tahapan-tahapan
perencanaan perubahan dapat dirinci sebagai
berikut:
1. Perencanaan strategi perubahan
Dalam perjalanan reformsi birokrasi, semua
Kementerian/Lembaga dan Pemda harus menyusun
rencana strategi perubahan dan implementasi
manajemen perubahan. Rencana strategi perubahan
disusun berdasarkan tujuan perubahan itu sendiri
dan hasil perubahan yang diinginkan, sebagaimana
Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025.
Rencana strategi pada dasarnya mencakup areaarea perubahan yang diinginkan beserta indikator
keberhasilan, tim pengelola perubahan, waktu yang
dibutuhkan, serta rencana anggarannya. Sedangkan
implementasi manajemen perubahan adalah tahap
melaksanakan rencana strategi perubahan yang
sudah disusun.
2. Membangun Instrumen Pengelolaan
Pengaturan sistem pelaksanaan menjadi
penting sebagai panduan sekaligus instrumen
penilaian keberhasilan, seperti sistem komunikasi,
sistem monitoring dan evaluasi, serta sistem
pelaporan. Hal ini untuk memastikan proses
perubahan berjalan sesuai dengan perencanaan.
Manajemen Perubahan
32
3. Peningkatan kapabilitas pengelola
Meningkatkan kapabilitas pengelola merupakan
salah satu kunci dalam melaksanakan perubahan.
Ada berbagai macam cara untuk meningkatkan
kapabilitas, misalnya melalui pelatihan ketrampilan
berkomunikasi,
menjadi
fasilitator
maupun
motivator, menjadi mediator pelatihan, sekaligus
kemampuan perancangan suatu kegiatan.
Ada 3 (tiga) strategi yang harus dibangun pada
pengelola pengelola perubahan, yaitu:
a. Mendorong
keinginan
berubah,
dengan
membangun kepedulian terhadap perubahan
b. Mengajak lebih banyak orang terlibat dalam
perubahan sehingga banyak yang merasa
berkontribusi terhadap perubahan yang terjadi.
e-Learning Reformasi Birokrasi
33
c. Memelihara momentum dengan terus menerus
menumbuhkan
perubahan.
dan
memelihara
momentum
Struktur Tahapan Perubahan
Merumuskan Rencana
Perubahan (Grand Design)
Assessmen Perubahan,
Indikator Keberhasilan, Strategi
Perubahan dan Komunikasi
Mengelola Pelaksanaan
(Komunikasi dan Resolusi
Konflik)
Implementasi Strategi,
Melaksanakan Indikator
Keberhasilan dan Mengukurnya
Memperkuat Hasil Perubahan
(Monitoring)
Mengumpulkan umpan balik,
dan evaluasi keberhasilan
Manajemen Perubahan
34
B. Merancang Proyek Perubahan
Merancang proyek perubahan supaya dapat
berjalan secara berkelanjutan pada dasarnya perlu
mengakselerasi manfaat (benefit) yang telah
didefinisikan sebelumnya, manfaat tersebut dapat
dirasakan sepanjang atau selama mungkin walau
kegiatan perubahan telah berakhir.
Oleh karenanya, dalam merancang suatu
perubahan perlu memahami beberapa pendekatanpendekatan berikut ini:
a. Fokus pada manfaat yang didapat dari perubahan
yang dilakukan, diiringi adanya monitoring dan
pengukuran untuk memantau proses realisasi
manfaat perubahan
b. Mendorong partisipasi dan keterlibatan para
semua anggota yang terkena perubahan sekaligus
yang melaksanakan perubahan sehingga perlu
adanya komunikasi yang efektif
c. Menjaga keberlanjutan (sustainability) dengan
memformalkan cara - cara atau mekasnisme baru
ke dalam proses dan sistem manajemen kinerja
yang mendukung perubahan dan perolehan dari
manfaat perubahan
e-Learning Reformasi Birokrasi
35
Perubahan seperti
apa yang Anda
inginkan?
Rumus perubahan dalam dirangkum dari
unsur-unsur yang mempengaruhi sebagai pilar
perubahan, yaitu:
Vission
Open Mind
Skills
Incentives
CHANGE
Resources
Alignment
Action Plan
Manajemen Perubahan
36
Model 1.
Vission
Open Mind
Skills
Incentives
Resources
KEKACAUAN
Alignment
Action Plan
Model 2
Vission
Open Mind
Skills
Incentives
Resources
Alignment
Action Plan
e-Learning Reformasi Birokrasi
PENOLAKAN
37
Model 3.
Vission
Open Mind
Skills
Incentives
KECEMASAN
Resources
Alignment
Action Plan
Model 4
Vission
Open Mind
Skills
Incentives
TIDAK PEDULI
Resources
Alignment
Action Plan
Manajemen Perubahan
38
Model 5.
Vission
Open Mind
Skills
Incentives
FRUSTASI
Resources
Alignment
Action Plan
Model 6
Vission
Open Mind
Skills
Incentives
Resources
Alignment
Action Plan
e-Learning Reformasi Birokrasi
AROGAN &
TIDAK EFESIEN
39
Model 7.
Vission
Open Mind
Skills
Incentives
KEGAGALAN
Resources
Alignment
Action Plan
Setelah mengenali berbagai keterbatasan yang
ada, tahapan merancang proyek perubahan adalah
memilih strategi perubahan yang sesuai. Harold
Levitt mengemukakan bahwa dalam melaksanakan
perubahan organisasi ada empat macam strategi
yang dapat dipilih, yaitu :
a. Perubahan struktur organisasi.
b. Perubahan teknologi.
c. Perubahan tugas.
d. Perubahan manusianya.
Manajemen Perubahan
40
Perubahan struktur berkenaan dengan pola
hubungan kerja antar anggota. Sebagai contoh
perubahan dari pola sentralisasi ke dalam
desentralisasi atau sebaliknya, perubahan dari
bentuk fungsional ke bentuk matrik, perubahan dari
struktur yang memiliki tingkat formalitas tinggi ke
tingkat formalitas rendah, dan sebagainya. Hal ini
tentu terkait dengan visi dan keterbukaan pikiran.
Perubahan teknologi terutama berkaitan
dengan proses dan metode kerja yang digunakan,
misalnya penggantian sistem manual dengan mesin,
penggunaan komputer, dan pemberdayaan sumber
daya lain. Perubahan tugas berkaitan dengan
perubahan jenis, macam, maupun jumlah satuan
tugas yang dikerjakan anggota. Termasuk dalam
katagori ini misalnya mutasi kerja, rotasi kerja, dan
penambahan serta pengurangan tugas-tugas yang
dibebankan kepada anggota berupa pengaturan.
Perubahan manusianya ialah perubahan
organisasi yang menyangkut faktor orang dalam
kedudukannya sebagai komponen organisasi.
Termasuk dalam katagori ini misalnya programprogram latihan, penataran, bimbingan dan
konseling, serta pemecahan masalah (problem
solving). Hal inilah yang terkait dengan keterampilan
anggota.
e-Learning Reformasi Birokrasi
41
Dalam pembuatan laporan proyek perubahan,
dapat mengikuti outline laporan proyek sebagai
berikut:
PROYEK PERUBAHAN
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
b. Area dan Fokus Proyek Perubahan
c. Tujuan dan Manfaat Proyek Perubahan
d. Ruang Lingkup Proyek Perubahan Kriteria Keberhasilan
Bab II DESKRIPSI PROYEK PERUBAHAN
a. Output Kunci Proyek Perubahan
b. Pentahapan Proyek Perubahan
c. Tata Kelola Proyek Perubahan
d. Steakholder Proyek Perubahan
e. Faktor Kunci Keberhasilan Proyek Perubahan
f. Target Capaian Kinerja (berisi target kuantitatif/
persentase pencapaian output sesuai kriteria keberhasilan)
g. Adopsi Hasil Benchmarking ke Best Practice.
BAB III PELAKSANAAN PROYEK PERUBAHAN
a. Penyajian Pengalaman Memimpin Proyek Perubahan
b. Hasil Capaian Proyek Perubahan
c. Kendala Implementasi Proyek Perubahan (Internal dan
Eksternal)
d. Strategi Mengatasi Kendala
BAB IV PENUTUP
a. Kesimpulan
b. Rekomendasi
Manajemen Perubahan
42
C. Latihan
1. Rancanglah suatu rencana perubahan yang dapat
Anda lakukan sesuai dengan kewenangan dan
tugas dalam keseharian di tempat kerja!
D. Rangkuman
1. Merancang suatu proyek perubahan harus
berfokus pada hasil akhir atau manfaat yang telah
dirumuskan sebelumnya, serta adanya kejelasan
tahap serta tanggung jawab agar menjamin
keberlanjutan perubahan yang berlangsung
2. Terdapat empat macam strategi yang dapat
dipilih dalam bentuk perubahan yang akan
dilakukan, yaitu perubahan struktur organisasi,
perubahan teknologi, perubahan tugas, dan
perubahan manusianya.
e-Learning Reformasi Birokrasi
43
4
Perubahan memiliki efek
psikologis yang sangat besar
kepada pikiran manusia.
Untuk mereka yang takut
perubahan, perubahan
tersebut terasa menjadi
ancaman karena dengan
perubahan ada kemungkinan
segala hal menjadi lebih
buruk lagi.
Tetapi bagi mereka yang
berani dan percaya diri,
adanya suatu perubahan
justru menyenangkan dan
memberi inspirasi karena di
dalamnya ada kesempatan
untuk membuat segala
sesuatu lebih baik lagi dari
yang sekarang.
Mari menuju perubahan!
Manajemen Perubahan
44
DAFTAR PUSTAKA
Chatab, Nevizond. Diagnostic Management. Jakarta:
Serambi Ilmu, 2007.
Dwiyanto, Agus. Mengembalikan Kepercayaan Publik
Melalui Reformasi Birokrasi. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 2011.
Kasali, Rhenald. Change! Tak Peduli Berapa Jauh Jalan
Salah yang Anda Jalani, Putar Arah Sekarang Juga.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2005.
O’otole, James. Leadership A to Z. Jakarta: Erlangga,
2002.
Thomsett, Rob. Manajemen Proyek Radikal. Jakarta:
Erlangga, 2003.
Tjahjono, Herry. The Six Says; Siapa Cepat Dia
Dapat. Jakarta: Elex Media Komputindo, 2008.
e-Learning Reformasi Birokrasi
Download