Uploaded by User20027

katarak fix (1)

advertisement
MAKALAH
ILMU PENYAKIT YANG LAZIM DI MASYARAKAT
( KATARAK )
Oleh :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Sa’diyah
Selvi Afriani
Sholik Putri Asih
Siti Arhamnah
Sri Avi Oktavia
Theresia Oppy Purba
Wirdaningsih
Yusri Astati
Yuyun Puspita Ningtyas
(P07224319037)
(P07224319038)
(P07224319039)
(P07224319040)
(P07224319041)
(P07224319042)
(P07224319043)
(P07224319044)
(P07224319045)
PRODI DIV ALIH JENJANG KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES KALTIM
2019/2020
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kehadirat Alloh S.W.T yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Ilmu Penyakit Lazim
di Masyarakat Kebidanan Alih Jenjang Poltekkes Kemenkes Kaltim.
Dengan terselesaikannya makalah ini, tidak lupa berkat bantuan, bimbingan,
dan dorongan dari dr. Panuturi Ratih E.T.S selaku dosen pembimbing mata kuliah
IPLM, dan teman-teman seperjuangan yang telah memberikan bantuan tenaga, pikiran
sehingga makalah dapat terselesaikan.
Apabila dalam penulisan makalah ini masih ditemukan kekeliruan, penulis
mengharap kritik yang bersifat membangun demi perbaikan dan kesempurnaan
makalah ini.
Samarinda, 21 Agustus 2019
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut perkiraan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), saat ini terdapat 180
juta penduduk dunia yang mengalami cacat penglihatan. Sebanyak 40-45 juta di
antaranya tidak dapat melihat atau buta. Laporan WHO juga mengungkapkan bahwa
setiap detik tambah satu penderita kebutaan di dunia.
Sembilan dari 10 penderita kebutaan tersebut berada di negara miskin dan
berkembang, terutama negara-negara Afrika dan Asia Selatan atau Asia Tenggara.
Khusus untuk Indonesia, diperkirakan 3,1 juta jiwa (1,5 persen) penduduknya
mengalami kebutaan. Penyebab utama kebutaan di dunia adalah katarak (45 persen).
Penyebab lain antara lain adalah glaucoma, diabetes melitus, dan trauma (37,5
persen); trachoma (12,5 persen); dan onchocerciasis atau river blindness (0,6
persen).
Katarak adalah istilah medis untuk setiap keadaan keruh pada lensa mata. Lensa
mata terutama disusun oleh air, protein, dan lipid. Protein tersusun demikian
sehingga cahaya dapat menembus lensa dan difokuskan pada retina. Kadang-kadang
protein tersebut mengumpul bersama sehingga memperkeruh atau menutupi bagian
kecil pada lensa. Itulah yang disebut katarak. Makin lama, kumpulan protein
tersebut membesar dan memperkeruh lensa. Tanda-tanda katarak antara lain
penglihatan kabur, cahaya lampu kelihatan terlalu terang pada malam hari, cahaya
matahari atau lampu silau, dan warna tampak pudar.
B. Rumusan Masalah
a. Apa definisi dari katarak ?
b. Bagaimana epidemiologii katarak ?
c. Bagaimana patofisiologi dan pathyaw katarak ?
d. Bagaimana Gejala katarak ?
e. Bagaimana komplikasi katarak?
f. Bagaimana intervensi/pengobtan dasar pada ibu hamil/balita?
C. Tujuan
1. Supaya mahasiswa memahami tentang penyakit katarak secara lebih detail.
2. Supaya mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan yang benar pada klien
dengan penyakit katarak .
3. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas diskusi dan kelompok presentasi mata
kuliah IPLM (Ilmu penyakit yang lazim di masyarakat).
D. Metode Penulisan
Makalah ini disusun dengan melakukan tinjauan pusaka yaitu dari referensi
buku dan intenet.
E. Sistematika Penulisan
Makalah ini tersusun atas 3 bab yaitu Bab I Pendahuluan yang terdiri dari latar
belakang ,rumusan masalah, tujuan , metode penulisan dan sistematika penulisan.
Bab II Pembahasan dan Bab III Penutup .
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Katarak adalah kekeruhan lensa mata atau kapsul lensa yang mengubah
gambaran yang diproyeksikan pada retina . Katarak merupakan penyebab umum
kehilangan pandangan secara bertahap (Springhouse Co). Derajat disabilitas yang
ditimbulkan oleh katarak dipengaruhi oleh lokasi dan densitas keburaman .
Intervensi diindikasikan jika visus menurun sampai batas klien tidak dapat
menerima perubahan dan merugikan atau mempengaruhi gaya hidup klien (yaitu
visus 5/15). Katarak biasanya mempengaruhi kedua mata tetapi masing-masing
berkembang secara independen . perkecualian ,katarak traumatic bisanya
unilateral dan katarak congenital biasanya stasioner.
Tindakan operasi mengembalikan pandangan mata kurang lebih 95% klien
(Springhouse Co). Tanpa pembedahan , katarak yang terjadi dapat menyebabkan
kehilangan pandangan komplet. Katarak terbagi menjadi jenis menurut
perkembangan (katarak congenital) dan menurut proses degenerative ( katarak
primer dan katarak komplikata).
1. Katarak Kongenital
Katarak kongenital adalah kekeruhan pada lensa yang timbul pada saat
pembentukan lensa. Kekeruhan sudah terdapat pada waktu bayi lahir. Katarak ini
sering ditemukan pada bayi yang dilahirkanoleh ibu yang menderita
rubella,DM,toksoplasmosis, hipoparatiroidisme,galaktosemia.Ada pula yang
menyertai kelainan bawaan pada mata itu sendiri seperti mikroftalmus, aniridia,
koloboma,keratokonus, ektopia leentis, megalokornea, hetekronia iris. Kekeruhan
dapat dijumpai dalam bentuk arteri hialoidea yang persisten ,katarak Polaris
anterior,posterior, katarak aksialis,katrak zonularis,katarak stelata,katarak totalis
dan katarak kongenita membranasea.
2. Katarak Primer
Katarak primer, menurut umur ada tiga golongan yaitu atarak juvenilis
(umur <20 tahun), katarak senilis (umur >50 tahun ). Katarak primer dibagi
menjadi empat stadium :
1. Stadium Insipien
Jenis katarak ini adalah stadium paling dini . Visus belum terganggu ,
dengan koreksi masih bisa 5/5 -6/6. Kekeruha terutama terdapat pada
bagian perifer berupa bercak-bercak seperti jari-jari roda.
2. Stadium Imatur
Kekeruhan sebelum mengenai seluruh lapisan lensa , terutama terdapat
dibagian posterior dan bagian belakang nucleus lensa . Shadow test posotif
. Saat ini mungkin terjadi hidrasi korteks yang menyebabkan lensa menjadi
cembung sehingga indeks refraksi berubah dan mata menjadi miopa.
Keadaan ini disebut intumesensi. Cembungnya lensa akan mendorong iris
kedepan, menyebabkan sudut bilik mata depan menjadi sempit dan
menimbulkan komplikasi glaucoma.
3. Stadium Matur
Pada stadium ini terjadi pengeluaran air sehingga lensa akan berukuran
normal kembali. Saat ini lensa telah keruh seluruhnya sehingga semua sinar
yang masuk pipil dipantulkan kembali. Shadow tes negative .Di pupil
tampak lensa seperti mutiara.
4. Stadium Hipermatur (Katarak Morgagni)
Korteks lensa yang seperti bubur telah mencair sehingga nucleus lensa
turun karena daya beratnya. Melalui pupil, nucleus terbayang sebagai
setengah lingkaran dibgian bawah dengan warna berbeda dari yang
diatasnya yaitu kecoklatan .Saat ini juga terjadi kerusakan kapsul lensa yang
menjadi lebih permeable sehingga isi korteks dapat keluar dan lensa
menjadi kempis yang dibawahnya terdapat nucleus lensa.Keadaan ini
disebut katarak morgani.
5. Katarak Komplikata
Katarak jenis ini terjadi sekunder atau sebagian komplikasi dari
penyakit lain . Penyebab katarak jenis ini adalah :
a. Gangguan okuler, karena retinitis pigmentosa, glaucoma,
ablasio retina yang sudah lama , uveitis, myopia maligna.
b. Penyakit siskemik , DM, hipoparatiroid, sindromdown,
dermatritis atopic.
c. Trauma , trauma tumpul, pukulan , benda asing didalam mata
terpajan panasa yang berlebihan , sinar X , radio aktif, terpajan
sinar matahari, toksik kimia.
Merokok meningkatkan resiko berkembangnya katarak, demikian pula
dengan peminum berat. Kadang-kadang katarak tejadi lagi setelah operasi jika kapsul
lensa ditinggalkan utuh selama operasi katarak (dewit,1998).
B. ETIOLOGI
1. Ketuaan, biasanya dijumpai katarak senilis.
2. Trauma, terjadi karena pukulan benda tumpul /tajam terpapar oleh sinar X atau
benda-benda radioaktif.
3. Penyakit mata seperti Uveitis
4. Penyakit sistemik seperti DM.
5. Defek congenital
C. PATOFISIOLOGI
Lensa berisi 65% air, 35% protein dan mineral penting. Katarak merupakan
kondisi penurunan ambilan oksigen,penurunan air,peningkatan kandungan
kalsium dan berubahnya protein yang dapat larut menjadi tidak larut. Pada proses
penuaan, lensa secara bertahap kehilangan air dan mengalami peningkatan dalam
ukuran dan densitasnya. Peningkatan densitas diakibatkan oleh kompresi sentral
serta lensa yang lebih tua. Saat serat lensa yang baru diproduksi dikorteks,serat
lensa ditekan menuju sentral. Serat-serat lensa yang padat lama-lama
menyebabkan hinlangnya transparansi lensa yang tidak terasanyeri dan sering
bilateral. Selain itu berbagai penyebab katarak diatas menyebabkan gangguan
metabolisme pada lensa mata. Gangguan metabolisme ini , menyebabkan
perubahan kandungan bahan-bahan yang ada didalam lensa yang pada akhirnya
menyebabkan kekeruhan lensa. Kekeruhan dapat berkembang diberbagai bagian
lensa atau kapsulnya. Pada gangguan ini sinar yang masuk memalui kornea yang
dihalangi oleh lensa yang keruh atau huram. Kondisi ini memburamkan bayangan
semu yang sampai pada retina.Akibat otak mengiterprestasikan sebagai bayangan
yang berkabut. Pada katarak yang tidak diterapi, lensa mata menjadi putih susu,
kemudian berubah kuning , bahkan menjadi coklat atau hitam dank klien
mengalami kesulitan dalam membedakan warna.
D. GEJALA KATARAK
Katarak didiagnosis terutama dengan gejala subjektif.
Biasanya klien
melaporkan penurunan ketajaman penglihatan dan silau serta gangguan fungsional
sampai derajat tertentu yang diakibatkan oleh kehilangan penglihatan tadi.
Temuan objektif biasanya meliputi pengembunan seperti mutiara keabuan pada
pupil sehingga retina tak akan tampak dengan oftalmoskop. Ketika lensa sudah
menjadi opak, cahaya akan dipendarkan dan bukannya ditransmisikan dengan
tajam menjadi bayangan terfokus pada retina. Hasilnya adalah pendangan menjadi
kabur atau redup, emnyilaukan yang menjengkelkan dengan distorsi bayangan dan
susah melihat di malam hari. Pupil yang normalnya hitam akan tampak abu-abu
atau putih.
Adapun 11 gejala katarak,yaitu :
a. Penglihatan mulai samar-samar dan berkabut
Katarak membuat lensa mata anda semakin keruh. Sehingga
menghalangi cahaya masuk ke mata. Maka retina juga mengalami kesulitan saat
membentuk bayangan. Hal ini disebabkan karena ada penggumpalan protein
yang selaras dengan bertambahnya usia. Lensa mata ketika kita berusia anakanak berwarna bening. Lalu lama kelamaan protein mata menggumpal.
Sehingga mengganggu proses penglihatan. Akhirnya bayangan yang terbentuk
terselimuti kabut.
b. Mudah Silau
Mata akan terlihat sangatsensitif dengan cahaya luar. Apalagi cahaya
yang menyilaukan. Sebab sistem visual sulit untuk memilah dan mengontrol
cahaya.
c. Hanya bisa melihat normal pada cukup cahaya
Anda
yang
memiliki
penyakit
katarak
sangat
membutuhkan
pencahayaan yang cukup untuk dilihat. Mata tidak mampu bekerja dengan baik
jika dalam keadaan remang-remang. Sebab cahaya tersebut kurang untuk
menembus keruhnya lensa. Juga tak mampu dengan cahaya yang terlalu terang.
Sebab cahaya malah terlalu menyilaukanya.
d. Terlihat ‘DUA’
Obyek yang dilihat menjadi dua atau ganda. Sebab bayangan yang
dibentuk tidak sempurna. Focus menjadi kabur. Sehingga bayangan yang di
bentuk diretina menjadi double.
e. Katarak terlihat sembirat kuning/ coklat
Penderita katarak merasa benda yang dilihatnya dalam waktu lama akan
tampak semburat kuning atau cokelat. Hal ini sudah menjadi wajar bagi
penderita. Sebab retina dalam mata yang keruh tersebut lama-lama bukan lagi
bening. Keruhan tersebut membeir dampak lenda menguning. Sehingga semua
benda yang dilihat lama juga akan tampak menguning.
f. Sering Ganti lensa
Anda yang terkena penyakit katarak, awalnya hanya merasa mengalami
mata minus atau plus saja. Sehingga membeli kacamata cekung atau cembung.
Lalu semakin lama, mata semakin parah rabunnya. Sehingga anda berasumsi
mata anda semakin minus atau plus. Padahal hal ini adalah indikasi bahwa
keruhnya lensa mata yang semakin tebal.
g. Warna memudar
Katarak juga membuat warna obyek memudar. Sebab keruhnya lensa
menjadi warna yang asli tampak lebih muda. Biasanya jika penderita terlalu
lama terfokus pada warna benda, yang terlihat justru kuning. Sebab urat retina
yang sudah menguning.
h. Penglihatan kacau waktu malam
Katarak menjadi sangat susah untuk membaca atau melihat obyek
diwaktu malam. Sebab saat malam focus mata menjadikurang. Bukan hanya
katarak, namun sebagian besar penyakit mata juga mengalami masalah saat
malam hari.
i. Merasa melihat lingkaran
Sinar yang didatangkan oleh sumber cahaya, hanya penderita katarak
yang mampu menangkap adanya lingkaran sinar. Seperti lingkarang pada
lampu mobil. Hal ini karena sinar tersebut terpantul oleh keruhan lensa.
j. Terganggu dengan cahaya gelap
Penderita katarak sangat terganggu dengan intesitas cahaya yang
kurang. Mereka membutuhkan pencahayaan cukup ketika membaca sesuatu.
Sebab cahaya tersebut digunakan untuk menembus keruhnya mata.
k. Nyeri pada sekitar mata
Penderita merasakan nyeri dan ngilu di areal matanya. Ia juga sering
merasakan sakit kepala. Sehingga pengaruhnya disekitar tubuh bagian atas atau
kepala.
E. PATHWAY
Trauma
Degeneratif
Perubahan Kuman
Perubahan serabut
Kompresi sentral (serat)
Jumlah protein
Keruh
Densitas
Membentuk massa
Keruh
Pembedahan
Post Operasi
Pre Operasi
-
Kecemasan
-
Kurang
Menghambat jalan cahaya
Gangguan
rasa
nyaman (nyeri)
meningkat
-
Katarak
-
pengetahuan
-
Resiko
Penglihatan
/Buta
tinggi
terjadinya infeksi
-
Gangguan sensori persepsi visual
Resiko
-
Risiko tinggi cidera fisik
tinggi
terjadinya injuri :
 Peningkatan TIO.
 Perdarahan
intraokuler.
F. PENATALAKSANAAN
Bila penglihatan dapat dikoreksi dengan dilator pupil dan refraksi kuat sampai
ke titik di mana pasien melakukan aktivitas sehari-hari, maka penanganan
biasanya konservatif. Beberapa yang mampu dihindari untuk tidak mempertinggi
resiko katarak :

Hindari berada dibawah sinar matahari terlalu lama

Kondisi tertentu memang mampu memperparah kondisi katarak anda,
seperti diabetes atau peradangan bagian tengah mata

Kurangi mengkonsumsi obat kortikosteroid dalam jangka waktu lama

Lebih beresiko jika anda pernah melakukan operasi mata

Ada factor genetis, seperti keturunan yang pernah mengalami kondisi
serupa

Kurang nutrisi dan vitamin sehingga sistem tubuh tidak mampu mencegah
dari dalam penyakit katarak tersebut

Terlalu banyak minum arak atau minuma keras secara continuitas

Mempertinggi resiko jika anda adalah perokok

Mengurangi radiasi ion seperti penggunaan handphone, menonton televisi
Perkembangan katarak terus berlanjut sesuai dengan waktu. Jika memang
kacamata serta pengkondisian lampu terang mampu untuk mengurangi keresahan
penderita, namun itu tidak membantu lebih. Lama-kelamaan lensa keruh tersebut
akan semakin mengeruh. Penglihatan yang tidak focus juga semakin parah.
Pembedahan diindikasikan bagi mereka yang memerlukan penglihatan akut
untuk bekerja ataupun keamanan. Biasanya diindikasikan bila koreksi tajam
penglihatan yang terbaik yang dapat dicapai adalah 20/50 atau lebih buruk lagi bila
ketajaman pandang mempengaruhi keamanan atau kualitas hidup, atau bila
visualisasi segmen posterior sangat perlu untuk mengevaluasi perkembangan
berbagai penyakit retina atau sarf optikus, seperti diabetes dan glaukoma.
Ada 2 macam teknik pembedahan ;
1. Ekstraksi katarak ekstrakapsuler (ECCE)
Adalah pengangkatan korteks dan nukeus ,kapsul posterior ditinggalkan
untuk mencegah kolaps vitreus, untuk melindungi retina dari sinar ultraviolet
dan memberikan sokongan untuk implantasi lensa intraokuler.
2. Ekstraksi katarak intrakapsuler (ICCE)
Merupakan tehnik yang lebih disukai dan mencapai sampai 98 %
pembedahan katarak.
Mikroskop digunakan untuk melihat struktur mata
selama pembedahan.Pada pembedahan jenis ini lensa diangkat seluruhnya .
G. KATARAK PADA IBU HAMIL DAN BAYI/BALITA
a. Ibu hamil dan menyusui
Tidak berbeda pada penderita lainnya pada ibu hamil dan menyusui dapat di
sebabkan karna factor genetik seperti diabetes militus, paparan radiasi yang
sangat tinggi juga dapat disebabkan karna infeksi TORCH (Toxoplasma,
Rubella, Cytomegalovirus (CMV) dan Herfes simplex virus). Infeksi virus
tersebut pada umumnya di dapat dari infeksi menular pada hewan jadi penting
bagi ibu hamil dan menyusui berjaga-jaga ketika memiliki hewan peliharaan
seperti golongan jenis burung atau kucing dan anjing. Pemeriksaan anti
TORCH baik dilakukan sebelum usia kehamilan 20 minggu karna lebih dari itu
berpotensi besar mengakibatkan kemungkinan cacat pada bayi seperti katarak,
kelainan jantung, gangguan pendengaran, dan gangguan tumbuh kembang
janin.
Apabila infeksi ditemukan pada usia janin <12 minggu dapat berpotensi
bukan hanya cacat bawaan tapi juga kepada abortus atau kematian janin.
Pencegahan infeksi TORCH dapat dicegah melalui pemberian vaksin MMR
(Mumps, measles dan rubella) tetapi vaksin tersebut tidak boleh diberikan
ketika ibu hamil. Pada ibu dengan diabetes militus patut di waspadai pola
makan yang berpotensi meningkatkan kadar gula dalam darah. Pada ibu dengan
diabetes militus positif dan menjalani terapi insulin aktif dianjurkan untuk
mengontrol kadar gula secara rutin dan pemberian injeksi insulin secara teratur.
b. Pada bayi dan balita
Katarak merupakan kondisi medis yang pada umumnya terjadi karena penuaan.
Tetapi tidak menutup kemungkinan dapat terjadi pada anak atau bayi baru lahir.
Pada anak/bayi katarakterbagi menjadi 2 tipe yaitu
1. Katak konginital
Katarak konginital di dapat saat bayi berada dalam kandungan biasanya
terinfeksi dari ibu yang mengidap virus rubella. Seperti yang disebutkan
diatas pencegahan melalui vaksinasi hanya bisa diberikan ketika ibu tidak
hamil atau ibu hamil dibawah 12 minggu dengan resiko bayi keguguran.
Tetapi apabila virus rubella di temukan pada trimester 3 tidak ada upaya
yangdapat dilakukan sebagai pencegahan. Virus tersebut masuk melalui tali
pusat. Selain karnai infeksi virus TORCH diabetes pada ibu serta reaksi obat
yang di konsumsi ibu selama hamil juga berpotensi mengakibatkan katarak
pada bayi atau anak. Contoh obat yang berpotensi untuk menyebabkan
infeksi pada ibu hamil yaitu golongan antibiotic. Oleh sebab itu ketika ibu
hamil dilarang mengkonsumsi obat sembarangan tanpa berkonsultasi pada
dokter spesialis. Katarak konginital terdiri dari katarak polar anterior yaitu
terletak di depan lensa mata umumnya keturunan dan tidak perlu dilakukan
oprasi. Katarak polar posterior yaitu mencul dibagian belakang lensa mata.
Katarak nuklear terletak dibagian tengah lensa mata serta cerulean katarak
biasanya di temukan pada kedua mata bayi dalam ukuran tertentu tidak
menyebabkan masalah pengelihatan.
Oprasi katarak kongonital harus dilakukan sedini mungkin untuk
menjamin pengelihatan bayi dapat berkembang dengan normal. Usia yang
disarankan untuk melakukan oprasi katarak kongonital adalah antar usia 6
minggu sampai3 bulan.
2. katarak juvenil
Katarak juvenile merupakan katarak lembek yang terdapat pada usia tiga
bulan sampai 9 tahun. Revalensi angka kejadian padanegara berkembang
yaitu sekitar 2-4 tiap sepuluh ribu kelahiran hidup. Bayi baru lahir pada
umumnya hanya dapat melihat cahaya hitam atau putih. Tetapi seiring waktu
pembentukan lensa mata berlahan lahan kan membuat bayi dapat melihat
pada umumnya pada usia >14hari. Tetapi pada kondisi tertentu terjadi
keterlambatan pengelihatan pada bayi. Gejalanya dapat berupa pandangan
kabur, silau, penurunan tajam, bayangan ganda. Pada kondisi ini dapat
terlihat ketika kita mencoba merangsang dengan suara bayi tidak dapat
menemukan sumber bunyi. Kekurangan oksigen pada bayi baru lahir juga
dapat menjadi indikasi terjadinya katarak pada bayi atau balita.Pada
penderita yang tidak dapat melihat dengan baik dengan kaca mata dapat di
pertimbangkan dengan melakukan oprasi.Cara mencegah terjadinya
keterlambatan diagnosis katarak pada anak dapat dilakukan dengan
melakukan pemeriksaan secara rutin dengan melakukan pemeriksaan mata
sejak usia 1 bulan dengan pemeriksaan rutin selama 1 tahun sekali sampai
dengan usia lima tahun. Pemeriksaan sederhana dapat dilakukan oleh orang
tua dengan cara sederhana dengan menggunkan senter jika terdapat titik
putih atau jika disinari mata seperti mata kucing harap segera berkonsultasi
dengan dokter spesialis mata.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Katarak merupakan kelainan lensa mata yang keruh di dalam bola mata.
Factor-faktor penyebab katarak antara lain : umur, jenis kelamin, lingkungan,
status social, nutrisi, pola hidup. Stadium katarak dibagi menjadi 4 antara lain :
katarak insipient, imatur, matur, hipermatur.
Katarak dapat di cegah, diantaranya dengan menjaga kadar gula darah
selalu normal pada penderita diabetes mellitus, senantiasa menjaga kesehatan
mata, mengkonsumsi makanan yang dapat melindungi kelainan degenerative
pada mata dan antioksidan seperti buah-buahan banyak yang mengandung
vitamin C, minyak sayuran, sayuran hijau, kacang-kacangan, kecambah,
buncis, telur, hati dan susu yang merupakan makanan dengan kandungan
vitamin E, selenium, dan tembaga tinggi.
B. SARAN
Meskipun katarak banyak ditemukan padapasien usia lanjut dan dapat
disembuhkan dengan operasi namun pencegahan awal saat masih muda
menjaddi
langkah
yang
sangat
penting
untuk
dilakukan,
seperti
menghindariasap rokok, melindungi mata dari sinar UV, melakukan
pemeriksaan mata secara teratur, mengkonsumsi makanan sehat. Jika telah
mengalami penyakit diabetes milletus, yang harus diperhatikan adalah diet,
olah raga, memonitor kadar gula darah, tekanan darah, kolesterol dan memakai
obat-obatan diabet secara teratur, selain itu juga memeriksakan matanya secara
rutin.
Demikian makalah yang telah penulis buat. Penulis sadar akan
banyaknya kesalahan dan kekurangan sehingga makalah ini jauh dari
sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran agar bias
menjadikan motivasi agar penulisan makalah kedepan bias menjadi lebih baik.
Akhir kata semoga makalah ini bias bermanfaat bagi para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall, (1999), Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan, Edisi
6, EGC, Jakarta.
Doengoes, Mariyln E., (2000) Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Edisi 3, EGC, Jakarta.
Sidarta Ilyas, (1997), Katarak, Balai Penerbit FKUI, Jakarta.
Tamim Radjamin RK, Dkk, (1993), Ilmu Penyakit Mata, Airlangga University Press,
Surabaya.
Download