MAKALAH ILMU PENYAKIT YANG LAZIM DI MASYARAKAT ( KATARAK ) Oleh : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Sa’diyah Selvi Afriani Sholik Putri Asih Siti Arhamnah Sri Avi Oktavia Theresia Oppy Purba Wirdaningsih Yusri Astati Yuyun Puspita Ningtyas (P07224319037) (P07224319038) (P07224319039) (P07224319040) (P07224319041) (P07224319042) (P07224319043) (P07224319044) (P07224319045) PRODI DIV ALIH JENJANG KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES KALTIM 2019/2020 KATA PENGANTAR Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kehadirat Alloh S.W.T yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Ilmu Penyakit Lazim di Masyarakat Kebidanan Alih Jenjang Poltekkes Kemenkes Kaltim. Dengan terselesaikannya makalah ini, tidak lupa berkat bantuan, bimbingan, dan dorongan dari dr. Panuturi Ratih E.T.S selaku dosen pembimbing mata kuliah IPLM, dan teman-teman seperjuangan yang telah memberikan bantuan tenaga, pikiran sehingga makalah dapat terselesaikan. Apabila dalam penulisan makalah ini masih ditemukan kekeliruan, penulis mengharap kritik yang bersifat membangun demi perbaikan dan kesempurnaan makalah ini. Samarinda, 21 Agustus 2019 Penulis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut perkiraan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), saat ini terdapat 180 juta penduduk dunia yang mengalami cacat penglihatan. Sebanyak 40-45 juta di antaranya tidak dapat melihat atau buta. Laporan WHO juga mengungkapkan bahwa setiap detik tambah satu penderita kebutaan di dunia. Sembilan dari 10 penderita kebutaan tersebut berada di negara miskin dan berkembang, terutama negara-negara Afrika dan Asia Selatan atau Asia Tenggara. Khusus untuk Indonesia, diperkirakan 3,1 juta jiwa (1,5 persen) penduduknya mengalami kebutaan. Penyebab utama kebutaan di dunia adalah katarak (45 persen). Penyebab lain antara lain adalah glaucoma, diabetes melitus, dan trauma (37,5 persen); trachoma (12,5 persen); dan onchocerciasis atau river blindness (0,6 persen). Katarak adalah istilah medis untuk setiap keadaan keruh pada lensa mata. Lensa mata terutama disusun oleh air, protein, dan lipid. Protein tersusun demikian sehingga cahaya dapat menembus lensa dan difokuskan pada retina. Kadang-kadang protein tersebut mengumpul bersama sehingga memperkeruh atau menutupi bagian kecil pada lensa. Itulah yang disebut katarak. Makin lama, kumpulan protein tersebut membesar dan memperkeruh lensa. Tanda-tanda katarak antara lain penglihatan kabur, cahaya lampu kelihatan terlalu terang pada malam hari, cahaya matahari atau lampu silau, dan warna tampak pudar. B. Rumusan Masalah a. Apa definisi dari katarak ? b. Bagaimana epidemiologii katarak ? c. Bagaimana patofisiologi dan pathyaw katarak ? d. Bagaimana Gejala katarak ? e. Bagaimana komplikasi katarak? f. Bagaimana intervensi/pengobtan dasar pada ibu hamil/balita? C. Tujuan 1. Supaya mahasiswa memahami tentang penyakit katarak secara lebih detail. 2. Supaya mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan yang benar pada klien dengan penyakit katarak . 3. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas diskusi dan kelompok presentasi mata kuliah IPLM (Ilmu penyakit yang lazim di masyarakat). D. Metode Penulisan Makalah ini disusun dengan melakukan tinjauan pusaka yaitu dari referensi buku dan intenet. E. Sistematika Penulisan Makalah ini tersusun atas 3 bab yaitu Bab I Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang ,rumusan masalah, tujuan , metode penulisan dan sistematika penulisan. Bab II Pembahasan dan Bab III Penutup . BAB II PEMBAHASAN A. DEFINISI Katarak adalah kekeruhan lensa mata atau kapsul lensa yang mengubah gambaran yang diproyeksikan pada retina . Katarak merupakan penyebab umum kehilangan pandangan secara bertahap (Springhouse Co). Derajat disabilitas yang ditimbulkan oleh katarak dipengaruhi oleh lokasi dan densitas keburaman . Intervensi diindikasikan jika visus menurun sampai batas klien tidak dapat menerima perubahan dan merugikan atau mempengaruhi gaya hidup klien (yaitu visus 5/15). Katarak biasanya mempengaruhi kedua mata tetapi masing-masing berkembang secara independen . perkecualian ,katarak traumatic bisanya unilateral dan katarak congenital biasanya stasioner. Tindakan operasi mengembalikan pandangan mata kurang lebih 95% klien (Springhouse Co). Tanpa pembedahan , katarak yang terjadi dapat menyebabkan kehilangan pandangan komplet. Katarak terbagi menjadi jenis menurut perkembangan (katarak congenital) dan menurut proses degenerative ( katarak primer dan katarak komplikata). 1. Katarak Kongenital Katarak kongenital adalah kekeruhan pada lensa yang timbul pada saat pembentukan lensa. Kekeruhan sudah terdapat pada waktu bayi lahir. Katarak ini sering ditemukan pada bayi yang dilahirkanoleh ibu yang menderita rubella,DM,toksoplasmosis, hipoparatiroidisme,galaktosemia.Ada pula yang menyertai kelainan bawaan pada mata itu sendiri seperti mikroftalmus, aniridia, koloboma,keratokonus, ektopia leentis, megalokornea, hetekronia iris. Kekeruhan dapat dijumpai dalam bentuk arteri hialoidea yang persisten ,katarak Polaris anterior,posterior, katarak aksialis,katrak zonularis,katarak stelata,katarak totalis dan katarak kongenita membranasea. 2. Katarak Primer Katarak primer, menurut umur ada tiga golongan yaitu atarak juvenilis (umur <20 tahun), katarak senilis (umur >50 tahun ). Katarak primer dibagi menjadi empat stadium : 1. Stadium Insipien Jenis katarak ini adalah stadium paling dini . Visus belum terganggu , dengan koreksi masih bisa 5/5 -6/6. Kekeruha terutama terdapat pada bagian perifer berupa bercak-bercak seperti jari-jari roda. 2. Stadium Imatur Kekeruhan sebelum mengenai seluruh lapisan lensa , terutama terdapat dibagian posterior dan bagian belakang nucleus lensa . Shadow test posotif . Saat ini mungkin terjadi hidrasi korteks yang menyebabkan lensa menjadi cembung sehingga indeks refraksi berubah dan mata menjadi miopa. Keadaan ini disebut intumesensi. Cembungnya lensa akan mendorong iris kedepan, menyebabkan sudut bilik mata depan menjadi sempit dan menimbulkan komplikasi glaucoma. 3. Stadium Matur Pada stadium ini terjadi pengeluaran air sehingga lensa akan berukuran normal kembali. Saat ini lensa telah keruh seluruhnya sehingga semua sinar yang masuk pipil dipantulkan kembali. Shadow tes negative .Di pupil tampak lensa seperti mutiara. 4. Stadium Hipermatur (Katarak Morgagni) Korteks lensa yang seperti bubur telah mencair sehingga nucleus lensa turun karena daya beratnya. Melalui pupil, nucleus terbayang sebagai setengah lingkaran dibgian bawah dengan warna berbeda dari yang diatasnya yaitu kecoklatan .Saat ini juga terjadi kerusakan kapsul lensa yang menjadi lebih permeable sehingga isi korteks dapat keluar dan lensa menjadi kempis yang dibawahnya terdapat nucleus lensa.Keadaan ini disebut katarak morgani. 5. Katarak Komplikata Katarak jenis ini terjadi sekunder atau sebagian komplikasi dari penyakit lain . Penyebab katarak jenis ini adalah : a. Gangguan okuler, karena retinitis pigmentosa, glaucoma, ablasio retina yang sudah lama , uveitis, myopia maligna. b. Penyakit siskemik , DM, hipoparatiroid, sindromdown, dermatritis atopic. c. Trauma , trauma tumpul, pukulan , benda asing didalam mata terpajan panasa yang berlebihan , sinar X , radio aktif, terpajan sinar matahari, toksik kimia. Merokok meningkatkan resiko berkembangnya katarak, demikian pula dengan peminum berat. Kadang-kadang katarak tejadi lagi setelah operasi jika kapsul lensa ditinggalkan utuh selama operasi katarak (dewit,1998). B. ETIOLOGI 1. Ketuaan, biasanya dijumpai katarak senilis. 2. Trauma, terjadi karena pukulan benda tumpul /tajam terpapar oleh sinar X atau benda-benda radioaktif. 3. Penyakit mata seperti Uveitis 4. Penyakit sistemik seperti DM. 5. Defek congenital C. PATOFISIOLOGI Lensa berisi 65% air, 35% protein dan mineral penting. Katarak merupakan kondisi penurunan ambilan oksigen,penurunan air,peningkatan kandungan kalsium dan berubahnya protein yang dapat larut menjadi tidak larut. Pada proses penuaan, lensa secara bertahap kehilangan air dan mengalami peningkatan dalam ukuran dan densitasnya. Peningkatan densitas diakibatkan oleh kompresi sentral serta lensa yang lebih tua. Saat serat lensa yang baru diproduksi dikorteks,serat lensa ditekan menuju sentral. Serat-serat lensa yang padat lama-lama menyebabkan hinlangnya transparansi lensa yang tidak terasanyeri dan sering bilateral. Selain itu berbagai penyebab katarak diatas menyebabkan gangguan metabolisme pada lensa mata. Gangguan metabolisme ini , menyebabkan perubahan kandungan bahan-bahan yang ada didalam lensa yang pada akhirnya menyebabkan kekeruhan lensa. Kekeruhan dapat berkembang diberbagai bagian lensa atau kapsulnya. Pada gangguan ini sinar yang masuk memalui kornea yang dihalangi oleh lensa yang keruh atau huram. Kondisi ini memburamkan bayangan semu yang sampai pada retina.Akibat otak mengiterprestasikan sebagai bayangan yang berkabut. Pada katarak yang tidak diterapi, lensa mata menjadi putih susu, kemudian berubah kuning , bahkan menjadi coklat atau hitam dank klien mengalami kesulitan dalam membedakan warna. D. GEJALA KATARAK Katarak didiagnosis terutama dengan gejala subjektif. Biasanya klien melaporkan penurunan ketajaman penglihatan dan silau serta gangguan fungsional sampai derajat tertentu yang diakibatkan oleh kehilangan penglihatan tadi. Temuan objektif biasanya meliputi pengembunan seperti mutiara keabuan pada pupil sehingga retina tak akan tampak dengan oftalmoskop. Ketika lensa sudah menjadi opak, cahaya akan dipendarkan dan bukannya ditransmisikan dengan tajam menjadi bayangan terfokus pada retina. Hasilnya adalah pendangan menjadi kabur atau redup, emnyilaukan yang menjengkelkan dengan distorsi bayangan dan susah melihat di malam hari. Pupil yang normalnya hitam akan tampak abu-abu atau putih. Adapun 11 gejala katarak,yaitu : a. Penglihatan mulai samar-samar dan berkabut Katarak membuat lensa mata anda semakin keruh. Sehingga menghalangi cahaya masuk ke mata. Maka retina juga mengalami kesulitan saat membentuk bayangan. Hal ini disebabkan karena ada penggumpalan protein yang selaras dengan bertambahnya usia. Lensa mata ketika kita berusia anakanak berwarna bening. Lalu lama kelamaan protein mata menggumpal. Sehingga mengganggu proses penglihatan. Akhirnya bayangan yang terbentuk terselimuti kabut. b. Mudah Silau Mata akan terlihat sangatsensitif dengan cahaya luar. Apalagi cahaya yang menyilaukan. Sebab sistem visual sulit untuk memilah dan mengontrol cahaya. c. Hanya bisa melihat normal pada cukup cahaya Anda yang memiliki penyakit katarak sangat membutuhkan pencahayaan yang cukup untuk dilihat. Mata tidak mampu bekerja dengan baik jika dalam keadaan remang-remang. Sebab cahaya tersebut kurang untuk menembus keruhnya lensa. Juga tak mampu dengan cahaya yang terlalu terang. Sebab cahaya malah terlalu menyilaukanya. d. Terlihat ‘DUA’ Obyek yang dilihat menjadi dua atau ganda. Sebab bayangan yang dibentuk tidak sempurna. Focus menjadi kabur. Sehingga bayangan yang di bentuk diretina menjadi double. e. Katarak terlihat sembirat kuning/ coklat Penderita katarak merasa benda yang dilihatnya dalam waktu lama akan tampak semburat kuning atau cokelat. Hal ini sudah menjadi wajar bagi penderita. Sebab retina dalam mata yang keruh tersebut lama-lama bukan lagi bening. Keruhan tersebut membeir dampak lenda menguning. Sehingga semua benda yang dilihat lama juga akan tampak menguning. f. Sering Ganti lensa Anda yang terkena penyakit katarak, awalnya hanya merasa mengalami mata minus atau plus saja. Sehingga membeli kacamata cekung atau cembung. Lalu semakin lama, mata semakin parah rabunnya. Sehingga anda berasumsi mata anda semakin minus atau plus. Padahal hal ini adalah indikasi bahwa keruhnya lensa mata yang semakin tebal. g. Warna memudar Katarak juga membuat warna obyek memudar. Sebab keruhnya lensa menjadi warna yang asli tampak lebih muda. Biasanya jika penderita terlalu lama terfokus pada warna benda, yang terlihat justru kuning. Sebab urat retina yang sudah menguning. h. Penglihatan kacau waktu malam Katarak menjadi sangat susah untuk membaca atau melihat obyek diwaktu malam. Sebab saat malam focus mata menjadikurang. Bukan hanya katarak, namun sebagian besar penyakit mata juga mengalami masalah saat malam hari. i. Merasa melihat lingkaran Sinar yang didatangkan oleh sumber cahaya, hanya penderita katarak yang mampu menangkap adanya lingkaran sinar. Seperti lingkarang pada lampu mobil. Hal ini karena sinar tersebut terpantul oleh keruhan lensa. j. Terganggu dengan cahaya gelap Penderita katarak sangat terganggu dengan intesitas cahaya yang kurang. Mereka membutuhkan pencahayaan cukup ketika membaca sesuatu. Sebab cahaya tersebut digunakan untuk menembus keruhnya mata. k. Nyeri pada sekitar mata Penderita merasakan nyeri dan ngilu di areal matanya. Ia juga sering merasakan sakit kepala. Sehingga pengaruhnya disekitar tubuh bagian atas atau kepala. E. PATHWAY Trauma Degeneratif Perubahan Kuman Perubahan serabut Kompresi sentral (serat) Jumlah protein Keruh Densitas Membentuk massa Keruh Pembedahan Post Operasi Pre Operasi - Kecemasan - Kurang Menghambat jalan cahaya Gangguan rasa nyaman (nyeri) meningkat - Katarak - pengetahuan - Resiko Penglihatan /Buta tinggi terjadinya infeksi - Gangguan sensori persepsi visual Resiko - Risiko tinggi cidera fisik tinggi terjadinya injuri : Peningkatan TIO. Perdarahan intraokuler. F. PENATALAKSANAAN Bila penglihatan dapat dikoreksi dengan dilator pupil dan refraksi kuat sampai ke titik di mana pasien melakukan aktivitas sehari-hari, maka penanganan biasanya konservatif. Beberapa yang mampu dihindari untuk tidak mempertinggi resiko katarak : Hindari berada dibawah sinar matahari terlalu lama Kondisi tertentu memang mampu memperparah kondisi katarak anda, seperti diabetes atau peradangan bagian tengah mata Kurangi mengkonsumsi obat kortikosteroid dalam jangka waktu lama Lebih beresiko jika anda pernah melakukan operasi mata Ada factor genetis, seperti keturunan yang pernah mengalami kondisi serupa Kurang nutrisi dan vitamin sehingga sistem tubuh tidak mampu mencegah dari dalam penyakit katarak tersebut Terlalu banyak minum arak atau minuma keras secara continuitas Mempertinggi resiko jika anda adalah perokok Mengurangi radiasi ion seperti penggunaan handphone, menonton televisi Perkembangan katarak terus berlanjut sesuai dengan waktu. Jika memang kacamata serta pengkondisian lampu terang mampu untuk mengurangi keresahan penderita, namun itu tidak membantu lebih. Lama-kelamaan lensa keruh tersebut akan semakin mengeruh. Penglihatan yang tidak focus juga semakin parah. Pembedahan diindikasikan bagi mereka yang memerlukan penglihatan akut untuk bekerja ataupun keamanan. Biasanya diindikasikan bila koreksi tajam penglihatan yang terbaik yang dapat dicapai adalah 20/50 atau lebih buruk lagi bila ketajaman pandang mempengaruhi keamanan atau kualitas hidup, atau bila visualisasi segmen posterior sangat perlu untuk mengevaluasi perkembangan berbagai penyakit retina atau sarf optikus, seperti diabetes dan glaukoma. Ada 2 macam teknik pembedahan ; 1. Ekstraksi katarak ekstrakapsuler (ECCE) Adalah pengangkatan korteks dan nukeus ,kapsul posterior ditinggalkan untuk mencegah kolaps vitreus, untuk melindungi retina dari sinar ultraviolet dan memberikan sokongan untuk implantasi lensa intraokuler. 2. Ekstraksi katarak intrakapsuler (ICCE) Merupakan tehnik yang lebih disukai dan mencapai sampai 98 % pembedahan katarak. Mikroskop digunakan untuk melihat struktur mata selama pembedahan.Pada pembedahan jenis ini lensa diangkat seluruhnya . G. KATARAK PADA IBU HAMIL DAN BAYI/BALITA a. Ibu hamil dan menyusui Tidak berbeda pada penderita lainnya pada ibu hamil dan menyusui dapat di sebabkan karna factor genetik seperti diabetes militus, paparan radiasi yang sangat tinggi juga dapat disebabkan karna infeksi TORCH (Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus (CMV) dan Herfes simplex virus). Infeksi virus tersebut pada umumnya di dapat dari infeksi menular pada hewan jadi penting bagi ibu hamil dan menyusui berjaga-jaga ketika memiliki hewan peliharaan seperti golongan jenis burung atau kucing dan anjing. Pemeriksaan anti TORCH baik dilakukan sebelum usia kehamilan 20 minggu karna lebih dari itu berpotensi besar mengakibatkan kemungkinan cacat pada bayi seperti katarak, kelainan jantung, gangguan pendengaran, dan gangguan tumbuh kembang janin. Apabila infeksi ditemukan pada usia janin <12 minggu dapat berpotensi bukan hanya cacat bawaan tapi juga kepada abortus atau kematian janin. Pencegahan infeksi TORCH dapat dicegah melalui pemberian vaksin MMR (Mumps, measles dan rubella) tetapi vaksin tersebut tidak boleh diberikan ketika ibu hamil. Pada ibu dengan diabetes militus patut di waspadai pola makan yang berpotensi meningkatkan kadar gula dalam darah. Pada ibu dengan diabetes militus positif dan menjalani terapi insulin aktif dianjurkan untuk mengontrol kadar gula secara rutin dan pemberian injeksi insulin secara teratur. b. Pada bayi dan balita Katarak merupakan kondisi medis yang pada umumnya terjadi karena penuaan. Tetapi tidak menutup kemungkinan dapat terjadi pada anak atau bayi baru lahir. Pada anak/bayi katarakterbagi menjadi 2 tipe yaitu 1. Katak konginital Katarak konginital di dapat saat bayi berada dalam kandungan biasanya terinfeksi dari ibu yang mengidap virus rubella. Seperti yang disebutkan diatas pencegahan melalui vaksinasi hanya bisa diberikan ketika ibu tidak hamil atau ibu hamil dibawah 12 minggu dengan resiko bayi keguguran. Tetapi apabila virus rubella di temukan pada trimester 3 tidak ada upaya yangdapat dilakukan sebagai pencegahan. Virus tersebut masuk melalui tali pusat. Selain karnai infeksi virus TORCH diabetes pada ibu serta reaksi obat yang di konsumsi ibu selama hamil juga berpotensi mengakibatkan katarak pada bayi atau anak. Contoh obat yang berpotensi untuk menyebabkan infeksi pada ibu hamil yaitu golongan antibiotic. Oleh sebab itu ketika ibu hamil dilarang mengkonsumsi obat sembarangan tanpa berkonsultasi pada dokter spesialis. Katarak konginital terdiri dari katarak polar anterior yaitu terletak di depan lensa mata umumnya keturunan dan tidak perlu dilakukan oprasi. Katarak polar posterior yaitu mencul dibagian belakang lensa mata. Katarak nuklear terletak dibagian tengah lensa mata serta cerulean katarak biasanya di temukan pada kedua mata bayi dalam ukuran tertentu tidak menyebabkan masalah pengelihatan. Oprasi katarak kongonital harus dilakukan sedini mungkin untuk menjamin pengelihatan bayi dapat berkembang dengan normal. Usia yang disarankan untuk melakukan oprasi katarak kongonital adalah antar usia 6 minggu sampai3 bulan. 2. katarak juvenil Katarak juvenile merupakan katarak lembek yang terdapat pada usia tiga bulan sampai 9 tahun. Revalensi angka kejadian padanegara berkembang yaitu sekitar 2-4 tiap sepuluh ribu kelahiran hidup. Bayi baru lahir pada umumnya hanya dapat melihat cahaya hitam atau putih. Tetapi seiring waktu pembentukan lensa mata berlahan lahan kan membuat bayi dapat melihat pada umumnya pada usia >14hari. Tetapi pada kondisi tertentu terjadi keterlambatan pengelihatan pada bayi. Gejalanya dapat berupa pandangan kabur, silau, penurunan tajam, bayangan ganda. Pada kondisi ini dapat terlihat ketika kita mencoba merangsang dengan suara bayi tidak dapat menemukan sumber bunyi. Kekurangan oksigen pada bayi baru lahir juga dapat menjadi indikasi terjadinya katarak pada bayi atau balita.Pada penderita yang tidak dapat melihat dengan baik dengan kaca mata dapat di pertimbangkan dengan melakukan oprasi.Cara mencegah terjadinya keterlambatan diagnosis katarak pada anak dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan secara rutin dengan melakukan pemeriksaan mata sejak usia 1 bulan dengan pemeriksaan rutin selama 1 tahun sekali sampai dengan usia lima tahun. Pemeriksaan sederhana dapat dilakukan oleh orang tua dengan cara sederhana dengan menggunkan senter jika terdapat titik putih atau jika disinari mata seperti mata kucing harap segera berkonsultasi dengan dokter spesialis mata. BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Katarak merupakan kelainan lensa mata yang keruh di dalam bola mata. Factor-faktor penyebab katarak antara lain : umur, jenis kelamin, lingkungan, status social, nutrisi, pola hidup. Stadium katarak dibagi menjadi 4 antara lain : katarak insipient, imatur, matur, hipermatur. Katarak dapat di cegah, diantaranya dengan menjaga kadar gula darah selalu normal pada penderita diabetes mellitus, senantiasa menjaga kesehatan mata, mengkonsumsi makanan yang dapat melindungi kelainan degenerative pada mata dan antioksidan seperti buah-buahan banyak yang mengandung vitamin C, minyak sayuran, sayuran hijau, kacang-kacangan, kecambah, buncis, telur, hati dan susu yang merupakan makanan dengan kandungan vitamin E, selenium, dan tembaga tinggi. B. SARAN Meskipun katarak banyak ditemukan padapasien usia lanjut dan dapat disembuhkan dengan operasi namun pencegahan awal saat masih muda menjaddi langkah yang sangat penting untuk dilakukan, seperti menghindariasap rokok, melindungi mata dari sinar UV, melakukan pemeriksaan mata secara teratur, mengkonsumsi makanan sehat. Jika telah mengalami penyakit diabetes milletus, yang harus diperhatikan adalah diet, olah raga, memonitor kadar gula darah, tekanan darah, kolesterol dan memakai obat-obatan diabet secara teratur, selain itu juga memeriksakan matanya secara rutin. Demikian makalah yang telah penulis buat. Penulis sadar akan banyaknya kesalahan dan kekurangan sehingga makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran agar bias menjadikan motivasi agar penulisan makalah kedepan bias menjadi lebih baik. Akhir kata semoga makalah ini bias bermanfaat bagi para pembaca. DAFTAR PUSTAKA Carpenito, Lynda Juall, (1999), Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan, Edisi 6, EGC, Jakarta. Doengoes, Mariyln E., (2000) Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Edisi 3, EGC, Jakarta. Sidarta Ilyas, (1997), Katarak, Balai Penerbit FKUI, Jakarta. Tamim Radjamin RK, Dkk, (1993), Ilmu Penyakit Mata, Airlangga University Press, Surabaya.