DEFENISI • Katarak adalah kekeruhan lensa, katarak memiliki derajat kepadatan yang sangat bervariasi dan dapat disebabkan oleh berbagai hal, tetapi biasanya berkaiatan dengan proses penuaan (Vaughan, 2000). Katarak adalah opasitas lensa kristalina yang normalnya jernih (Brunner, 2002) ETIOLOGI • Belum diketahui scr pasti • Proses alami; degeneratif • Namun dpt dipicu oleh peny; DM, dan glaucoma • Trauma yg mengenai lensa mata C. Klasifikasi Katarak • Katarak Senilis • Katarak anak-anak yaitu katarak congenital (infantilis) dan katarak yang didapat • Katarak Traumatik • Katarak Komplikata • Katarak akibat penyakit sistemik • Katarak Toksik Manifestasi Klinis • penurunan ketajaman penglihatan • silau dan gangguan fungsional sampai derajat tertentu • temuan objektif meliputi pengembunan seperti mutiara keabuan pada pupil sehingga retina tidak akan tampak dengan oftalmoskop • pandangan kabur atau redup, menyilaukan yang menjengkelkan dengan distorsi bayangan • susah melihat pada malam hari • pupil tampak kekuning-kuningan, abu-abu atau putih. E. Pemeriksaan Diagnostik • Pemeriksaan yang dilakukan pada lensa adalah pemeriksaan ketajaman penglihatan, dan dengan melihat lensa melalui slitlamp, oftalmoskop, senter tangan, atau kaca pembesar dan dilatasi pupil Pengkajian Riwayat Kesehatan Sekarang • Pre Operasi : Pasien akan melaporkan : – penurunan ketajaman penglihatan – silau dan gangguan fungsional sampai derajat tertentu – pandangan kabur atau redup, menyilaukan yang menjengkelkan dengan distorsi bayangan – susah melihat pada malam hari – Gangguan aktivitas pemenuhan kebutuhan sehari-hari – Kecemasan atau ketakutan akan mengalami kehilangan fungsi penglihatan – Kecemasan karena akan menjalani pembedahan katarak Pasca Operasi : • Nyeri akut • Cemas atau takut kehilangan penglihatan dan takut beraktivitas • Takut beraktivitas dan tidak tau bagaimana merawat mata setelah operasi RKD : • Apakah pasien pernah mengalami gangguan dan penyakit pada mata • Pernah menjalani pembedahan mata sebelumnya • Menderita penyakit diabetes mellitus, hipertensi • Riwayat okuler lain RKK : • Menderita penyakit keturunan Pengkajian Tambahan : • Pengkajian pemahaman pasien tentang perawatan dan penatalaksanaan mata Pemeriksaan Fisik : – Tanda-Tanda Vital terutama Tekanan Darah dan Suhu Tubuh – Observasi pada daerah mata yang telah dilakukan pembedahan. – Aktivitas Sehari-Hari • Menilai kemampuan pasien melakukan aktivitas biasa yang tidak menimbulkan regangan dan tekanan pada mata • Ketakutan atau kecemasan yang dirasakan pasien saat beraktivitas. DIAGNOSA KEPERAWATAN Periode Pra Operasi • Ketakutan b/d pembedahan dan potensial kegagalan untuk mendapatkan kembali penglihatannya • Resiko cedera b/d kerusakan penglihatan • Resiko kurangnya perawatan diri b/d kerusakan penglihatan – Periode Pasca Operasi • Nyeri akut b/d gangguan pembedahan dari jaringan tubuh • Resiko terhadap infeksi b/d peningkatan kerentanan sekunder terhadap gangguan pembedahan dari permukaan mata • Resiko terhadap cedera b/d keterbatasan penglihatan, berada pada lingkungan asing, keterbatasan mobilitas, dan adanya tameng mata pasca operasi • Resiko terhadap kerusakan pemeliharaan rumah b/d ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari sekunder terhadap pembatasan aktivitas dan keterbatasan penglihatan • Resiko terhadap ketidakefektifan penatalaksanaan aturan terapeutik b/d ketidakcukupan pengetahuan tentang aktivitas yang diperbolehkan dan dilarang, obat-obatan, komplikasi dan perawatan tindak lanjut Intervensi Keperawatan Intervensi Keperawatan di tujukan untuk : 1. Mengurangi ketakutan/ansietas 2. Mencegah terjadinya cedera 3. Memberikan informasi dan pendidikan ttg perawatan pre dan post operasi 4. Meredakan Nyeri (post Op) 5. Meningkatkan peran aktif pasien dlm perawatan diri sendiri 6. Meningkatkan kemampuan pemeliharaan lingkungan dan kebersihan diri 7. Mengefektifkan regimen terapeutik Pendidikan Kesehatan 1. Pembatasan aktivitas Post Op Yang Dibolehkan : • Menonton TV, membaca bila perlu,tetapi jangan terlalu lama • Mengerjakan aktivitas biasa tetapi dikurangi • Pada awal mandi dengan waslap selanjutnya mandi seperti biasa dengan bantuan • Tidak boleh membungkuk pada wastafel atau bak mandi, condongkan kepala sedikit ke belakang saat mencuci rambut • Tidur dengan perisai pelindung mata logam berlubang pada malam hari, mengenakan kaca mata pada siang hari • Tidur dengan posisi telentang atau miring, tidak boleh telungkup • Aktivitas dengan duduk • Mengenakankaca mata hitam untuk kenyamanan • Berlutut atau jongkok saat mengambil sesuatu dari lantai Dihindari ( Paling lama selama 1 minggu) • Tidur pada sisi yang sakit • Menggosok mata, menekan kelopak mata untuk menutup • Mengejan saat defekasi • Menghindari pemakaian sabun yang mengenai mata • Mengangkat benda yang > dari 7 Kg • Hubungan seks • Mengendarai kendaraan, kalau bias • Batuk, bersin dan muntah • Menundukkan kepala sampai bawah pinggang • Melipat lutut dan punggung tetap lurus untuk mengambil sesuatu dari lantai. 2. Penggunaan Obat dan Perawatan Mata • Pergunakan obat sesuai aturan • Cuci tangan sebelum dan sesudah memakai obat • Membersihkan sekitar mata dengan bola kapas steril, sapu kelopak mata dengan lembut dari sudut ke dalam mata kea rah luar. • Saat meneteskan obat mata, duduklah dan kepala condong ke belakang, dengan lembut tarik ke bawah batas kelopak mata bawah • Mengenakan perisai pelindung mata logam berlubang-lubang pada malam hari, mengenakan kaca mata pada siang hari • Menggunakan semua obat mata sesuai resep sehingga dosis dapat dinilai dan disesuaikan oleh dokter pada kunjungan control pertama 3. Melaporkan Tanda Dan Gejala • Nyeri pada dan di sekitar mata, nyeri kepala menetap • Setiap nyeri yang tidak berkurang dengan obat penguranbg nyeri • Nyeri disertai mata merah, bengkak atau keluar cairan inflamasi dan cairan dari mata. • Nyeri dahi dengan onset mendadak • Perubahan ketajaman penglihatan, kabur, pandangan ganda, selaput pada lapangan penglihatan, kilatan cahaya, percikan atau bintik di depan mata, halo disekitar sumber cahaya