SKENARIO KASUS C Intoksikasi Isektisida (Keracunan Baygon) Nn. Santi, 18 tahun, dibawa keluarganya ke instalasi gawat darurat RS Muhammadiyah Palembang dengan keluhan muntah hebat 1 ½ jam sebelum masuk rumah sakit. Keluarga penderita mengatakan bahwa 2 jam sebelum masuk rumah sakit penderita meminum racun serangga merk Baygon sebanyak satu gelas belimbing dalam percobaan bunuh diri karena masalah keluarga. Penderita muntah 5 kali banyaknya satu gelas tiap muntah, dari muntahan dan mulut penderita juga tercium bau racun serangga. Penderita merasakan nyeri ulu hati dan sesak nafas, penurunan kesadaran tidak ada, kejang tidak ada. Pemeriksaan Fisik : Keadaan Umum : Kesadaran compos mentis, lemah. Tampak sakit sedang. TD 100/70 mmHg, Nadi 124x/menit, reguler, RR 26x/menit. T: 36,5°C Kepala : konjungtiva palpebra pucat (-), kelopak mata cekung (+), pupil miosis, tremor lidah (-), Abdomen : inspeksi cembung; palpasi: nyeri tekan epigastrium, turgor kulit menurun; perkusi timpani; auskultasi bising usus normal; ekstremitas normal Laboratorium : HB 13,4gr/dL, Ureum 38mg/L, Creatinin 0,9 mg/dl, Natrium 130mmol/L, Kalium 2,9 mmol/l. KLARIFIKASI ISTILAH 1. Miosis : kontraksi pupil 2. Tremor : getaran atau gigilan yang tidak sadar 3. Turgor kulit : Suatu penilaian untuk melihat keelastisan kulit (n=<2 detik) IDENTIFIKASI MASALAH 1. Nn. Santi, 18 tahun mengalami muntah hebat sejak 1,5 jam sebelum masuk RS. OS muntah 5 kali banyaknya 1 gelas tiap muntah, dari muntahan dan mulut penderita juga tercium bau serangga. 2. Nn. Santi minum racun serangga merk baygon sebanyak 1 gelas belimbing dalam percobaan bunuh diri karena masalah keluarga. 3. Nn. Santi merasakan nyeri ulu hati dan sesak nafas, penurunan kesadaran tidak ada, kejang tidak ada. 4. Pemeriksaan Fisik Kesadaran umum : TD 100/70 mmHg, Nadi 124x/menit, reguler, RR 26x/menit. T: 36,5 C Kepala : kelopak mata cekung (+), pupil miosis (+) Abdomen : inspeksi cembung; palpasi nyeri tekan epigastrium, turgor kulit menurun; perkusi timpani. 5. Laboratorium : Natrium 130mmol/L , Kalium 2,9 mmol/l SINTESIS 1. a . Sistem tubuh apa yang terlibat pada kasus Nn.Sinta ini ? Fisiologi proses yang terjadi di taut neuromuscular (tempat Asetilkolin) Keterangan : 1. Potensial aksi di neuron motorik merambat ke terminal akson (terminal button). 2. Terbentuknya potensial aksi di terminal button memicu pembukaannya saluran Ca2+ ke terminal button. 3. Ca2+ memicu pelepasan asetilkolin melalui eksositosis sebagian vesikel. 4. Ach berdifusi melintasi ruang yang memisahkan sel saraf dan sel otot lalu berikatan dengan reseptor spesifiknya di motor end plate membrane otot. 5. Pengikatan ini menyebabkan terbukanya saluran kation yang kemudian menyebabkan perpindahan Na+ masuk ke dalam sel otot dalam jumlah yang lebih besar daripada perpindahan K+ keluar sel 6. Hasilnya adalah potensial end plate. Terjadi arus local antara end-plate yang mengalami depolarisasi dan membrane sekitar. 7. Aliran arus lokal ini membuka saluran Na+ bergerbang voltase di membrane sekitar. 8. Na+ masuk ke dalam sel dan menurunkan potensial ke ambang, memicu potensial aksi, yang kemudian merambat ke seluruh serat otot. 9. Ach kemudian diuraikan oleh AchE, suatu enzim yang terletak di membrane motor end-plate dan mengakhiri respon. Saraf Otonom Saraf otonom terdiri dari syaraf preganglion, gaglion dan pascaganglion yang mempersarafi sel efektor. Saraf otonom berhubungan dengan syaraf somatik, sebaliknya kejadian somatic juga mempengaruhi fumgsi organ otonom. Pada susunan syaraf pusat terdapat beberapa pusat otonom, misalnya di medulla oblongata terdapat pengatur pernapasan dan Hipotalamus tekanan dan darah. hipofisis yang mengatur suhu tubuh, keseimbangan air, metabolisme lemak dan karbohidrat. Pusat susunan syaraf otonom yang lebih tinggi dari hipotalamus adalah korpus striatum dan korteks serebrum yang dianggap sebagai coordinator antara system otonom dan somatik. Serat eferen terbagi dalam system simpatis dan parasimpatis. Sistem simpatis disalurkan melalui serat torakolumbal (dari torakal 1 sampai lumbal 3), dalam system ini termasuk ganglia pravertebal dan ganglia terminal. Sistem parasimpatis atau kraniosakral outflow disalurkan melalui saraf otak ke III, IX, X dan N. pelvikus yang berasal dari bagian sacral segmen 2, 3 dan 4. Secara umum dapat dikatakan bahwa system simpatis dan parasimpatis memperlihatkan fungsi yang antagonistik yaitu bila yang satu menghambat fungsi maka yang lain memicu fungsi tersebut. Contoh yang jelas ialah midriasis terjadi dibawah pengaruh syaraf simpatis dan miosis dibawah pengaruh parasimpatis. Kolinergika atau parasimpatomimetika adalah sekelompok zat yang dapat menimbulkan efek yang sama dengan stimulasi susunan parasimpatis, karena melepaskan neurohormon asetilkolin (Ach) di ujung-ujung neuronnya. Tugas utama SP adalah mengumpulkan energi dari makanan dan menghambat penggunaannya. Bila neuron SP dirangsang, timbullah sejumlah efek yang m,enyerupai keadaan istirahat dan tidur. Efek kolinergis faal yang terpenting seperti stimulasi pencernaan dengan jalan memperkuat peristaltic dan sekresi kelenjar ludah dan getah lambung (HCL), juga sekresi air mata, dan laim-lain, memperkuat sirkulasi, antara lain dengan mengurangi kegiatan jantung, vasodilatasi dan penurunan tekanan darah, memperlambat pernafasan, antara lain dengan menciutkan bronchi, sedangkan sekresi dahak diperbesar, kontraksi otot mata dengan efek penyempitan pupil (miosis) dan menurunnya tekanan intraokuler akibat lancarnya pengeluaran air mata, kontraksi kantung kemih dan ureter dengan efek memperlancar pengeluaran urin, dilatasi pembuluh dan kontraksi otot rangka, menekan SSP setelah pada permulaan menstimulasinya. Reseptor kolinergika terdapat dalam semua ganglia, sinaps dan neuron pascaganglioner dari SP, juga platplat ujung motoris dan di bagian susuna saraf pusar yang disebut sestem ekstrapiramidal. Berdasarkan efeknya terhadap perangsangan, reseptor ini dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu : Reseptor Muskarinik Reseptor ini, selain ikatannya dengan asetilkolin, mengikat pula muskarin,yaitu suatu alkaloid yang dikandung oleh jamur beracun tertentu. Sebaliknya, reseptor muskarinik ini menunjukkan afinitas lemah terhadap nikotin. Dengan menggunakan studi ikatan dan penghambat tertentu, maka telah ditemukan beberapa subklas reseptor muskarinik seperti M1, M2, M3, M4, M5. Reseptor muskarinik dijumpai dalam ganglia system saraf tepi dan organ efektor otonom, seperti jantung, otot polos, otak dan kelenjar eksokrin. Secara khusus walaupun kelima subtype reseptor muskarinik terdapat dalam neuron, namun reseptor M1 ditemukan pula dalam sel parietal lambung, dan reseptor M2 di otot jantung, M3 dalam kelenjar eksokrin dan otot polos. Reseptor Nikotinik Resptor ini selain mengikat asetilkolin, dapat pula mengenal nikotin, tetapi afinitas lemah terhadap muskarin. Tahap awal nikotin memang memacu reseptor nikotinik namun setelah itu akan menyekat reseptor itu sendiri. Reseptor ini terdapat di dalam system saraf pusat, medulla adrenalis, ganglia otonom, dan taut neuromuscular. Mekanisme pada kasus Mekanisme racun masuk ke dalam tubuh, akan mengikat AchE sehingga AchE menjadi inaktif dan terjadi akumulasi asetilkolin. Pada saat enzim ini dihambat terjadi peningkatan jumlah asetilkolin dan berikatan dengan reseptor muskarinik dan nikotinik pada system saraf pusat dan perifer yang menimbulkan gejala muntah, pupil miosis, kelopak mata cekung, nyeri epigastrium dan sesak napas. Mekanisme Kerja : Impuls tombol sinapsis peningkatan permeabilitas membran presinapsis terhadap ion Ca ion Ca masuk gelembung sinapsis melebur dengan membran pra-sinapsis melepaskan neurotransmitter impuls dibawa ke membran post-sinapsis neurotransmitter dihidrolisis oleh enzim asetilkolinesterase menjadi asetilkolin dihidrolisis menjadi kolin dan asam etanoat dan disimpan di gelembung sinapsis akan dipergunakan kembali. b. Bagaimana mekanisme muntah hebat 5 kali sebanyak 1 gelas? Mekanisme : Minum baygon Mengirim rangsangan ke saraf sensorik Afferen, kepusat muntah Masuk ke lambung IFO mengikat AchE mengiritasi, lesi di lambung Akumulasi Ach Memacu peristaltik lambung dan sekresi HCL Mengikat reseptor muskarinik muntah hebat Kehilangan cairan dan elektrolit (Na, K) Muntah terus (Kasus 5 kali muntah 5 gelas) c. Apa dampak muntah hebat sebanyak 5 kali, 1 gelas tiap muntah? - Kehilangan cairan elektrolit (hiponatremia dan hipokalemia) - Dehidrasi (Pada sinta sudah terlihat kelopak mata cekung dan turgor kulit menurun ) - Kejang - Terjadi perubahan pH tubuh 2. a. Apa komposisi Baygon? Zat-zat yang termasuk sebagai carbamate adalah Carbaryl, Propoxur (Baygon) dan Aldicarb. Rumus kimia untuk propoksur adalah C11H15NO3, dan berat molekularnya adalah 209,24 g/mol. Propoxur muncul sebagai bubuk berwarna putih hingga crystallun dan relatif insolubel pada air. Terkandung 2 racun utama yaitu Propoxur dan transfluthrin. Propoxur adalah senyawa karbamat yang merupakan senyawa seperti organofosfat tetapi efek hambatan cholin esterase bersifat reversibel (sementara) dan tidak mempunyai efek sentral karena tidak dapat menembus blood brain barrier. Gejala klinis sama dengan keracunan organofosfat tetapi lebih ringan dan waktunya lebih singkat. Penatalaksanaannya juga sama seperti pada keracunan organofosfat. Insektisida ini biasanya daya toksisitasnya rendah terhadap mamalia dibandingkan dengan organofosfat, tetapi sangat efektif untuk membunuh insekta. Struktur Carbamate insektisida Name Physostigmi ne Structure Carbaryl Temik Baygon termasuk kedalam racun serangga (insektisida). Berdasarkan struktur kimianya insektisida dapat digolongkan menjadi: 1. Insektisida golongan fospat organik ; seperti : Malathoin, Parathion, Paraoxan, diazinon, dan TEP. 2. Insektisida golongan karbamat ; seperti : carboryl dan baygon 3. Insektisida golongan hidrokarbon yang diklorkan ; seperti ,DDT endrin , chlordane, dieldrin dan lindane. b. Apa dampak minum racun serangga ? Racun serangga pada tubuh dapat menimbulkan gejala keracunan organofosfat yang sangat bervariasi. Setiap gejala yang timbul sangat bergantung pada adanya stimilasi asetilkholin persisten atau depresi yang diikuti oleh stimulasi.saraf pusat maupun perifer. Efek Gejala 1. Muskarinik - Salivasi, lacrimasi, urinasi dan diaree (SLUD) - Kejang perut - Nausea dan vomitus - Bradicardia - Miosis - Berkeringat 2. nikotinik - Pegal-pegal, lemah - Tremor - Paralysis - Dyspnea - Tachicardia 3. sistem saraf pusat - Bingung, gelisah, insomnia, neurosis - Sakit kepala - Emosi tidak stabil - Bicara terbata-bata - Kelemahan umum - Convulsi - Depresi respirasi dan gangguan jantung - Koma Besarnya daya racun suatu pestisida dimulai dari toksisitasnya. Toksisitas akut pestisida dapat dinyatakan dengan 2 simbol, yaitu: LD 50 (Lethal dose 50) dan LC 50 (lethal concentration). c. Bagaimana patofisiologi baygon dalam tubuh? Minum Baygon (insektisida gol. Carbamate) Rangsangan ACH gejala berlebih di tubuh Masuk melalui oral dan diabsorbsi ke dalam tubuh Akumulasi ACH di sinaps dan taut neuromuscular Berikatan dengan reseptor muskarinik -motilitas gaster Mata : Kontriksi Pupil - relaksasi Menginhibisi kemampuan ACHE Berikatan dengan reseptor nikotik Aktivitas parasimpatis otot polos GI: IFO, Carbamate mengikat & enzim kolinesterase (ACHE) Pembukaan saluran kation di sel pasca ganglion Depolarisasi persisten pada otot rangka Sphincter -stimulasi sekresi pencernaan Miosis -fasikulasi otot Sesak nafas -Kejang - Kelemahan otot Mual , muntah takipneu - paralisis otot lemah - Takikardi Kehilangan cairan, elektrolit Dehidrasi turgor kulit, kelopak mata cekung Ke SSP - Kejang - Depresi respirasi - Depresi CNS Pulmo :Kontriksi bronkiolus, mempercepat RR ACHE tidak mampu meng-inaktifkan ACH d. Bagaimana status psikiatri Santi ? Motif bunuh diri ada banyak macamnya. Disini penyusun menggolongkan dalam kategori sebab, misalkan : Dilanda keputusasaan dan depresi Cobaan hidup dan tekanan lingkungan. Gangguan kejiwaan / tidak waras (gila). Himpitan Ekonomi atau Kemiskinan (Harta / Iman / Ilmu) Penderitaan karena penyakit yang berkepanjangan. Dalam ilmu sosiologi, ada tiga penyebab bunuh diri dalam masyarakat, yaitu egoistic suicide (bunuh diri karena urusan pribadi), altruistic suicide (bunuh diri untuk memperjuangkan orang lain), dan anomic suicide (bunuh diri karena masyarakat dalam kondisi kebingungan). Pada kasus pasien melakukan percobaan bunuh diri karena masalah keluarga. Hal ini dapat menyebabkan rasa keputusasaan dan depresi berkepanjangan sehingga membuat Santi ingin bunuh diri. e. Pandangan islam tentang bunuh diri? Artinya : "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu." (An-Nisa' : 29) . Artinya : "Maka (apakah) barangkali kamu akan membunuh dirimu karena bersedih hati sesudah mereka berpaling, sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini (Al Qur'an)." (QS. Al-Kahfi : 6) 4. Bagaimana mekanisme nyeri ulu hati dan sesak napas pada kasus? Nyeri Ulu hati Carbamate mengikat ACHE inhibisi ACHE Akumulasi ACH mengikat reseptor muskarinik respon parasimpatis memacu gerakan peristaltik lambung, sekresi HCL , nyeri ulu hati Sesak Nafas Carbamate mengikat ACHE inhibisi ACHE Akumulasi ACH mengikat reseptor muskarinik respon parasimpatis vasokontriksi bronchial bronchospasme sesak nafas 5. Pemeriksaan Fisik a . Bagaimana Interpretasi dan mekanisme pemeriksaan keadaan umum ? Keadaan Umum : Kesadaran compos mentis, lemah, tampak sakit sedang tidak ada penurunan kesadaran namun pasien tampak lemah. Pemeriksaan Fisik : Kasus Interpretasi TD 100/70 mmHg Normal Nadi 124x/menit, Tachicardi RR 26x/menit Tachipneu T: 36,5c Normal Mekanisme : Baygon (gol.karbamat) masuk ke mulut Diabsorbsi dan masuk kedalam tubuh Rangsangan asetil kolin berlebihan Akumulasi ACH parasimpatis Mengikat enzim asetilkolinestrase (ACHE) ACHE tidak bisa mengubah ach menjadi Asetat dan kolin/ tidak bisa menginaktifkan ACH Saraf Simpatis Efek nikotinik Efek muskarinik Mendilatasi otot jantung Vasokontriksi bronkiolus Meningkatkan RR tachikardia Tachipneu b. Bagaimana Interpretasi dan mekanisme dari hasil pemeriksaan Kepala ? Kasus Interpretasi Konjungtiva palpebra pucat (-) normal Kelopak mata cekung (+) dehidrasi Pupil miosis abnormal, terjadi kontriksi pupil Tremor lidah (-) normal Mekanisme kelopak mata cekung : Akumulasi ACH mengikat reseptor muskarinik GIT mual dan muntah kehilangan cairan elektrolit dehidrasi kelopak mata cekung Mekanisme pupil miosis : Akumulasi ACH mengikat reseptor muskarinik respon saraf parasimpatis mata kontriksi pupil miosis c. Bagaimana Interpretasi dan mekanisme dari hasil pemeriksaan Abdomen ? Abdomen inspeksi : cembung tidak Normal ( Normal : datar ) palpasi: nyeri tekan epigastrium tidak Normal, turgor kulit menurun perkusi: timpani Normal Mekanisme : Minum Baygon Nyeri tekan epigastrium absorbsi di lambung IFO mengikat AchE mengiritasi, lesi di lambung Akumulasi Ach Memacu peristaltik lambung Mengikat reseptor Muskarinik Mual , muntah hebat Kehilangan cairan dan elektrolit (Na, K) Turgor kulit menurun Dehidrasi 6. Bagaimana Interpretasi dan mekanisme hasil pemeriksaan laboratorium? Kasus Nilai Normal Interpretasi Hb : 13,4 gr/dl (N = 12-14 gr/dl) Normal Ureum : 38 mg/dl (N = 8-25 mg/dl) Peningkatan BUN azotemia Natrium : 130 mmol/l (N = 135-145 mmol/l) Hiponatremia Kalium : 2,9 mmol/l (N = 3,5 – 5,0 mmol/l) Hipokalemia Creatinin (n=0,5-1,5mg/dl) Normal Mekanisme : Minum Baygon IFO mengikat ACHE Mengikat reseptor Muskarinik GIT Mual , Muntah hebat Kehilangan cairan dan elektrolit (Na, K) Hiponatremia Inhibisi AchE menghidrolisis Ach Akumulasi Ach Dehidrasi Hipokalemia Penurunan faal Glomerulus Peningkatan ureum dalam darah 7. Bagaimana penegakkan diagnosa pada kasus? a. Anamnesis Riwayat kontak antara korban dengan racun : Santi Minum baygon 1 gelas belimbing Waktu kejadian : 2 jam sebelum masuk rumah sakit Seberapa banyak : 1 gelas belimbing baygon = 200 ml Jenis insektisida yang digunakan : Baygon ( golongan Carbamate) Adanya gejala Takipneu. b. Pemeriksaan Fisik akut berupa : mual- muntah, Nyeri tekan ulu hati, Sesak nafas, Takikardi, Ditemukan dugaan tempat masuknya racun (inhalasi, peroral) absorbsi kulit dan mukosa atau parenteral Pemeriksaan vital sign : TD 100/70 mmHg, Nadi 124x/menit, reguler, RR 26x/menit, T: 36,5 °C Ukuran pupil mata = Miosis Nyeri perut Bau insektisida c. Gejala keracunan insektisida organofosfat (hiperaktifitas susunan saraf, gejala muskarinik dan nikotinik) Gejala Muskarinik : hipersekresi kelenjar keringat, air mata, saliva, saluran pernapasan, saluran pencernaan, inkontinensia alvi, inkontinensia urin, bronkokontriksi, miosis, bradikardi, hipotensi 8. Gejala Nikotinik : twitching dan fasukulasi otot lurik dan kelumpuhan otot. Bagaimana pemeriksaan penunjang ? a. Pemeriksaan Laboratorium : Pemeriksaan Laboratorium tidak banyak membantu Anamnesis toksikologi - Untuk membuktikan adanya racun dan metabolitnya - Sedini mungkin - Sampel yang dikirim ke laboratorium adalah 50 ml urine, 10 ml Serum bahan muntahan, feses Pengukuran ChE (Cholinestrase) sel darah merah dan plasma - Akifase enzim kolinestrase dalam darah << - Penting untuk memastikan diagnosis keracunan IFO akut maupun kronis ( menurun sekian perseen dari normal) - Keracunan akut ; Ringan (40-70%), sedang (20-40%), Berat (<20%) - Keracunan berat : bila kadar AchE menurun sampai 25%-50% setiap individu yang berhubungan dengan insektisida ini harus segera disingkirkan dan baru diijinkan bekerja kembali kadar AchE telah meningkat >75% (Normal). Patologi anatomi - Pada keracunan akut, hasil pemeriksaan patologi biasanya tidak khas - Sering hanya ditemukan edema paru, dilatasi kapiler, hiperemi paru, otak dan organ-organ lainnya. Pemeriksaan analisis gas darah - Radiologi : dicurigai adanya perforasi lambung dan aspirasi zat racun melalui inhalasi - 9. EKG : karena biasanya diikuti terjadinya gangguan irama jantung Apa diagnosa kerja pada kasus? Nn. Santi mengalami Intoksikasi Insektisida Fosfat Organik golongan karbamat. 10. Bagaimana penatalaksanaaan pada kasus? a. Resusitasi Airway Setelah jalan nafas dibebaskan dan dibersihkan, periksa pernafasan dan nadi. Breathing - Nafas buatan, oksigen - Hisap lendir dalam saluran pernafasan,hindari obat-obatan depresan saluran nafas, kalau perlu respirator pada kegagalan nafas berat. - Hindari pernafasan buatan dari mulut kemulut, sebab racun organo fhosfat akan meracuni lewat mlut penolong. Pernafasan buatan hanya dilakukan dengan meniup face mask atau menggunakan alat bag – valve – mask. Circulation Infus dextrose 5 % kec. 15- 20 tts/menit , b. Eliminasi - Emesis, merangsang penderita supaya muntah pada penderita yang sadar atau dengan pemeberian sirup ipecac 15 - 30 ml. Dapat diulang setelah 20 menit bila tidak berhasil. - - Katarsis,( intestinal lavage ), dengan pemberian laksan bila diduga racun telah sampai diusus halus dan besar. - Kumbah lambung atau gastric lavage, pada penderita yang kesadarannya menurun,atau pada penderita yang tidak kooperatif. Hasil paling efektif bila kumbah lambung dikerjakan dalam 4 jam setelah keracunan. - Keramas rambut dan memandikan seluruh tubuh dengan sabun. Emesis,katarsis dan kumbah lambung sebaiknya hanya dilakukan bila keracunan terjadi kurang dari 4 – 6 jam pada koma derajat sedang hingga berat tindakan kumbah lambung sebaiknya dukerjakan dengan bantuan pemasangan pipa endotrakeal berbalon,untuk mencegah aspirasi pnemonia. c. Anti dotum. Atropin sulfat ( SA ) bekerja dengan menghambat efek akumulasi Akh pada tempat penumpukan. - Mula-mula diberikan bolus IV 1 - 2,5 mg. - Dilanjutkan dengan 0,5 – 1 mg setiap 5 - 10 - 15 menit sampai timbul gejala-gejala atropinisasi (muka merah, mulut kering, takikardi, midriasis, febris dan psikosis). - Kemudian interval diperpanjang setiap 15 – 30 - 60 menit selanjutnya setiap 2 – 4 –6 – 8 dan 12 jam. - Pemberian SA dihentikan minimal setelah 2 x 24 jam. Penghentian yang mendadak dapat menimbulkan rebound effect berupa edema paru dan kegagalan pernafasan akut yang sering fatal. d. Setelah keadaan fisik pasien telah baik , rujuk pasien ke bagian jiwa untuk memulihkan keadaan jiwa pasien yang pernah melakukan percobaan bunuh diri. 11. Bagaimana komplikasi yang terjadi pada kasus? a. Kejang b. Koma c. Kematian d. Gagal ginjal akut akibat dehidrasi e. Henti jantung dari asetil kolin yang terakumulasi menyebabkan gangguan pada saraf parasimpatis post ganglionik, sehingga SA node dan AV node terganggu. 12. Bagaimana prognosis pada kasus? Dubia ad bonam, bila pengobatan belum terlambat dan ditatalaksana dengan cepat dan tepat. Kesalahan yang sering terjadi adalah: - Resusitasi kurang baik - Eliminasi racun kurang baik - Dosis atropine kurang adekuat atau terlalu cepat dihentikan. 13. Berapa kompetensi dokter umum pada kasus? Intoksikasi 3A Mampu membuat diagnosis klinis berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter. Dokter dapat memutuskan dan memberi terapi pendahuluan, serta merujuk ke spesialis yang relevan (bukan kasus gawat darurat) KERANGKA KONSEP Efek muskarinik Nn. Santi, 18 tahun, Minum baygon,(gol.carbamate) 1 gelas belimbing 2 jam SMRS Inaktif ACHE Akumulasi ACH Muntah hebat, 1 ½ jam SMRS, Muntah 5 kali sebanyak 1 gelas setiap sekali muntah Efek nikotinik HIPOTESIS Nn. Santi , 18 tahun, mengalami muntah hebat, nyeri ulu hati dan sesak nafas disebabkan intoksikasi insektisida.