Uploaded by User19028

BAB 3 Edit 7 Agustrus 2019

advertisement
39
BAB 3
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan desain quasi
experimental menggunakan metode pretest dan posttest satu kelompok (One Group Pretest – Posttest design) with non control group design. Pada penelitian
ini hanya terdapat satu kelompok yaitu kelompok intervensi, tanpa kelompok
control, yang dipilih sesuai dengan kriteria inklusi penelitian. Penelitian terdiri
dari tiga tahap yaitu tahap awal berupa pretest atau tahap penilaian awal terhadap
responden yang belum diberikan intervensi terkait komunikasi SBAR dan
keselamatan pasien, tahap kedua merupakan tahap intervensi, pada tahap ini
dimana responden diberikan sosialisasi yang berisi penjelasan tentang SBAR dan
tahap posttest atau tahap penilaian akhir terhadap responden sesudah pemberian
intervensi sesuai dengan intervensi.
Kelompok intervensi dalam penelitian ini meliputi dokter spesialis dan
perawat yang terlibat dalam interprofesional kolaborasi di RSUD Kota Langsa.
Kelompok intervensi diberikan perlakuan berupa intervensi dengan menggunakan
metode sosialisasi terkait komunikasi SBAR dan keselamatan pasien (patient
safety), setelah selesai dilakukan intervensi terhadap kelompok penelitian
selanjutnya diberikan posttest yang bertujuan untuk menilai apakah ada perbedaan
antara sebelum diberikan intervensi dengan sesudah diberikan intervensi. Adapun
desain dalam penelitian ini ditunjukkan skema 3.1:
39
40
O1
x
O2
Skema 3.1 Desain Penelitian
Keterangan:
O1
: Tahap Pretest atau hasil pengukuran terhadap responden sebelum
diberikan intervensi sosialisasi
X
: Intervensi sosialiasi komunikasi SBAR terkait keselamatan pasien
O2
: Tahap Posttest atau hasil pengukuran terhadap responden sesudah
diberikan intervensi sosialisasi
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada instalansi rawat inap Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD) Kota Langsa. Lokasi ini dipilih dengan alasan RSUD Langsa
merupakan rumah sakit tipe B yang menjadi salah satu rumah sakit rujukan untuk
tiga kabupaten yaitu Kota Langsa, Aceh Tamiang dan Aceh Timur. RSUD Langsa
juga merupakan salah satu rumah sakit rujukan di Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam dan Sumatera Utara, sehingga memungkinkan peneliti untuk dapat
mengambil sampel lebih banyak. Penelitian dilakukan di dua ruangan rawat inap
interna yaitu ruangan Sikicek (RPDA) dan ruangan Jeumpa (RPDB). Penelitian
ini dilakukan pada bulan Oktober sampai November 2018.
41
Populasi dan Sampel
Populasi Penelitian
Populasi merupakan suatu kelompok tertentu dari individu atau elemen
yang menjadi fokus penelitian. Sasaran populasi yaitu seluruh himpunan individu
atau elemen yang memenuhi kriteria sampling penelitian (Polit & Beck, 2012).
Populasi dalam penelitian ini adalah interprofesional medis yang berhubungan
langsung dengan pasien, meliputi perawat dan dokter spesialis di Rumah Sakit
Umum Daerah Langsa.
Sampel Penelitian
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik non
probability sampling yaitu jenis purposive sampling, dimana peneliti menentukan
pengambilan sampel dengan cara menetapkan ciri-ciri khusus yang sesuai dengan
tujuan penelitian sehingga diharapkan dapat menjawab permasalahan penelitian.
Untuk menentukan ukuran sampel dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
tabel power analysis dengan level signifikan (ά): 0.5 jumlah sampel tersebut
berada dalam estimasi effect size 0.70, dan power 0.80. Untuk mencegah drop out
(DO) ditambahkan 10% sehingga sampel menjadi 35 responden. Jumlah masingmasing sampel dari perawat berjumlah 35 responden dan dokter spesialis 35
responden, total keseluruhan responden dari kedua interprofesional berjumlah 70
responden.
Kriteria inklusi pada penelitian ini dibagi menjadi dua kriteria inklusi
berdasarkan masing-masing profesi. Kriteria inklusi perawat meliputi; 1) bersedia
menjadi responden dibuktikan dengan mengisi informed consent 2) Masa kerja
lebih dari 1 tahun. Kriteria dokter meliputi; 1) bersedia menjadi responden
42
dibuktikan dengan mengisi informed consent 2) Dokter spesialis dan 3) Tidak
dalam masa orientasi (pegawai baru).
Metode Pengumpulan Data
Tahap persiapan
Tahap pengumpulan data dimulai dari mendapatakan etichal clearance
dengan nomor surat: 1551/VIII/SP/2018 dan kemudian dilanjutkan dengan
mengurus perizinan di RSUD Langsa, dengan mengajukan surat permohonan
penelitian dari pimpinan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang
ditujukan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Langsa yang menjadi tempat
penelitian.
Tahap berikutnya peneliti mengidentifikasi sampel penelitian berdasarkan
kriteria inklusi sampel penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya, pengumpulan
sampel dilakukan sesuai dengan kriteria inklusi sampel. Kemudian tahapan
selanjutnya dalam peneliti ini ialah peneliti memperkenalkan diri, menjelaskan
maksud dan tujuan penelitian, menjelaskan prosedur penelitian, meminta
kesediaan perawat dan dokter spesialis untuk berpartisipasi dalam penelitian
dengan cara meminta perawat dan dokter spesialis menandatangani
lembar
persetujuan menjadi perawat dan dokter spesialis yang telah disediakan oleh
peneliti dan peneliti menjelaskan intervensi apa saja yang dilakukan selama
penelitian di RSUD Kota Langsa.
43
Tahap pelaksanaan
Pretest
Langkah awal yang dilakukan dalam penelitian ini ialah melakukan
observasi terkait pelaksanaan komunikasi SBAR meliputi observasi bagaimana
perawat dan dokter spesialis berinterkasi saat visite di ruangan rawat inap,
melakukan observasi dokumen rekam medis dengan menilai kelengkapan
dilembar
CPPT
(Catatan
Perkembangan
Pasien
Terintegrasi).
Langkah
selanjutnya merupakan tahap pretest, dimana peneliti melakukan penilaian
terhadap masing-masing perawat dan dokter spesialis dengan pengisian kuesioner
keselamatan pasien. Perawat dan dokter spesialis terlebih dahulu diwajibkan
untuk mengisi data karakteristik perawat dan dokter spesialis yang terdiri dari
inisial perawat dan dokter spesialis, umur, jenis kelamin, pendidikan terakhir,
masa bekerja dan pelatihan keselamatan pasien yang pernah diikuti.
Intervensi
Setelah dilakukan pretest, perawat dan dokter spesialis diberikan
intervensi. Intervensi yang telah diberikan yaitu dalam bentuk sosialisasi kepada
seluruh perawat dan dokter spesialis yang terlibat dalam penelitian dengan tema
sosialisasi pelaksanaan dan penerapan komunikasi SBAR dalam interprofesional
kolaborasi terhadap keselamatan pasien di RSUD Langsa. Sosialisasi ini diberikan
oleh peneliti berserta pihak rumah sakit yaitu Ns. Nurhafni Harahap, M.Kep, Ns.
Nuraini, M.Kep, dr. Misriani, Sp.PD dan dr. Indah Maulidawati, Sp.PD.
44
Pemilihan
Responden
Responden
Informed Consent
Observasi
Post test :
Melakukan
penilaian
responden sesuah
diberikan
intervensi
menggunakan
kuisioner
keselamatan
pasien.
Pre test :
Intervensi :
Melakukan
Sosialisasi:
Komunikasi
SBAR terkait
dengan
keselamatan
pasien.
Melakukan
penilaian
responden
sebelum diberikan
intervensi
menggunakan
kuisioner
keselamatan
pasien.
Skema 3.2 Prosedur Intervensi
Post Test
Setelah dilakukan intervensi, peneliti melakukan pengukuran terhadap
perawat dan dokter spesialis secara keseluruhan yang meliputi dokter dan perawat,
melakukan pemriksaan secara lengkap atas kuesioner yang diisi, menilai hasil
kuesioner keselamatan pasien yang telah di bagikan sebelumnya.
Alat pengumpulan data
Alat ukur atau instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa
kuesioner yang diadop berdasarkan instrument yang dirancang oleh Agency for
Health Reasearch and Quality (AHRQ) dan ini merupakan bahan yang dibagikan
kepada perawat dan dokter spesialis.
45
Bagian Data Demografi
Bagian data demografi ini digunakan untuk mengkaji data demografi
perawat dan dokter spesialis yang meliputi: inisial perawat dan dokter spesialis,
umur, jenis kelamin, pendidikan terakhir, masa bekerja dan pelatihan keselamatan
pasien yang pernah diikuti.
Bagian Keselamatan Pasien
Bagian ini digunakan untuk mengkaji data melalui kuisioner berdasarkan
Agency for Health Reasearch and Quality (AHRQ). Kuesioner penelitian ini
meliputi kerja sama tim kerja antar unit (teamwork climate), kerja sama
intrabagian (safety climate hospitalization), pemindahan dan pergantian (operan),
frekuensi pelaporan kejadian, respon, keterbukaan dan komunikasi, umpan balik,
pembelajaran organisasi dan persepsi terkait keselamatan pasien.
Prosedur Pengumpulan Data
Proses pengambilan dan pengumpulan data diperoleh setelah sebelumnya
mendapatkan izin dari pihak RSUD Langsa untuk mengadakan penelitian.
Sebagai langkah awal penelitian pengumpulan data, terlebih dahulu melakukan
seleksi perawat dan dokter spesialis dengan berpedoman pada kriteria inklusi yang
sudah ditentukan dan menghitung besar sampelnya dengan menggunakan power
analysis. Setelah mendapatkan perawat dan dokter spesialis yang dikehendaki,
maka langkah selanjutnya adalah meminta persetujuan dari responden penelitian
dengan memberikan surat persetujuan perawat dan dokter spesialis untuk
dijadikan sampel penelitian (informed consent).
46
Setelah mendapatkan persetujuan perawat dan dokter spesialis yaitu
perawat dan dokter spesialis, selanjutnya dilakukan observasi awal melalui media
dokumentai rekam medik atas ijin pihak RSUD Langsa, Dokter Penanggung
Jawab Pasien (DPJP) dan kepala ruangan terkait komunikasi SBAR dalam
interprofesional kolaborasi dalam meningkatkan keselamatan pasien. Selanjutnya
dilakukan intervensi dalam bentuk sosialisasi kepada seluruh perawat dan dokter
spesialis yang terlibat dalam penelitian ini sehubungan dengan pentingnya
komunikasi SBAR dalam interprofesional
kolaborasi, khususnya
dalam
meningkatkan keselamatan pasien. Langkah dalam prosedur pengumpulan data
penelitian ini dilaksanakan dalam beberapa tahap di Rumah Sakit Umum Daerah
Langsa dan dilaksanakan tanpa mengganggu jam kerja perawat dan dokter
spesialis.
Tahap pertama penelitian dilakukan pada tanggal 15 Oktober 2018, selama
satu minggu peneliti melakukan observasi pelaksanaan SBAR terhadap
keselamatan pasien dan juga peneliti melakukan kontrak waktu dengan perawat
dan dokter spesialis untuk dapat dilakukannya pre-test dengan menyebarkan
kuesioner keselamatan pasien. Selanjutnya dilakukan tahap kedua, yaitu pada
tahap kedua peneliti melakukan intervensi dalam bentuk sosialisasi komunikasi
SBAR dan keselamatan pasien kepada perawat. Tahap kedua dibagi menjadi dua
sesi pertemuan untuk intervensi yaitu sesi pertemuan pertama perawat pada
tanggal 23 Oktober 2018 dan dihadiri oleh 18 orang perawat, sedangkan sesi
pertemuan ke dua dilaksanakan pada tanggal 25 Oktober 2018 dan dihadiri 17
orang perwat. Kelompok intervensi dokter spesialis juga dibagi menjadi dua sesi
pertemuan, sesi pertemuan petama dilaksanakan pada tanggal 30 Oktober 2018
47
dengan dihadiri 18 dokter spesialis. Sesi pertemuan selanjutnya di laksanakan
pada tanggal 07 november 2018 dan dihadiri 17 dokter spesialis. Pembagian sesi
intervensi sosialisasi ini dilakukan karena tidak memungkinkan perawat dan doker
spesialis dapat berkumpul dalam satu waktu sehingga diharapkan dengan
pembagian sesi ini dapat memaksimalkan intervensi yang diberikan kepada
perawat dan dokter spesialis. Pelaksanaan intervensi yang diberikan peneliti yaitu
sosialisasi komunikasi SBAR terhadap keselamatan pasien didukung sepenuhnya
oleh pihak RSUD Langsa, sehingga dalam hal ini peneliti dapat bekeja sama
dengan tim manajemen mutu dan akreditasi RSUD Langsa untuk membuat
sosialisasi dalam bentuk seminar dengan materi “Optimalisasi Komunikasi SBAR
Dalam Interprofesional Kolaorasi Terhadap Keselamatan Pasien”. Kegiatan ini
membantu peneliti untuk memaaksimalkan sosialisasi yang diberikan kepada
perawat dan dokter spesialis. Tahap ketiga peneliti melakukan post-test dengan
cara menilai hasil pengisian kuesioner seluruh perawat dan dokter spesialis.
Pengujian kuesioner penelitian
Uji validitas
Uji validitas dimaksudkan untuk menilai sejauh mana suatu alat ukur
diyakini dapat dipakai sebagai alat untuk mengukur item – item pertanyaan atau
pernyataan kuesioner dalam penelitian. Polit dan Beck (2012) menyatakan bahwa
suatu instrumen yang belum teruji validitas dilakukan uji validitas dengan
menggunakan content validity index (CVI). Instrument penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan tiga orang expert yaitu: pertama Ns. Edy Mulyadi, S.Kep.,M.
Kep, Liberta Lumbantoruan, S. Kp., M. Kep, dan Ns. Afrida Sriyani Harahap, S.Kep., M.
48
Kep. Hasil uji expert validitas yang dilakukan oleh peneliti dengan menilai 1 (unclear), 2
(sedikit relevan), 3 (cukup relevan), dan 4 (relevan). Berdasarkan hasil expert pertama di
dapatkan hasil CVI 0,92 dengan beberapa masukan pada item pertanyaan nomor 6, 16,
24, 27, dimana pertanyaan tersebut sebaiknya digantikan sesuai dengan konten
keselamatan pasien.
Hasil uji expert kedua didapatkan hasil 0,80 dengan beberapa masukan
pada nomor soal 4 kalimat digantikan jadi berbuat, soal nomor 5 kalimat
digantikan dengan kalimat yang lain, soal nomor 10 kalimat diubah supaya
menjadi kalimat yang bermakna, soal nomor 12 kalimat digantikan dengan
kalimat yang lebih baik, soal nomor 14 sebaiknya soal tidak dicantumkan, soal
nomor 20 sebaiknya lebih dijelaskan lagi maksud dari isi soal, soal nomor 24
jelaskan dengan detail jenis pekerjaanya, soal nomor 30 sebaiknya cari alternative
kalimat lain, soal nomor 33 jelaskan jenis komfliknya, soal nomor 48 carikan
kalimat lebih tepat, dan soal nomor 49 sebaiknya diganti.
Hasil uji expert ketiga didapatkan hasil 0.86 dengan beberapa masuk saran
perbaikan pada soal nomor 9 ditambahkan kalimatnya dengan tidak dilaporkan,
soal nomor 14 digantikan kalimatnya, soal nomor 15 kalimat digantikan dengan
pergantian shift, soal nomor 40 kalimat digantikan jadi staf sudah mengikuti
pelatihan, soal nomor 46, 49 perhatikan kembali soalnya, dan soal nomor 50
pertanya ditambahakan kembali. Hasil dari ketiga expert didapatkan hasil CVI
0.87.
Uji Reliabilitas
Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu
instrumen yang digunakan dapat menunjukkan ketepatan dan dapat dipercaya
sebagai suatu alat ukur. Banyak pendekatan yang dapat digunakan untuk menguji
49
reliabilitas suatu instrumen penelitian, satu diantaranya menurut Polit dan Beck
(2012). Uji reliabiltas dalam penelitian ini di lakukan di RSUD Aceh Tamiang,
dengan menggunakan 20 perawat. Hasil uji reliabilitas didapatkan hasil nilai
Cronbach’s Alpha 0,62 dan lima pertanyaan yang tidak reliabel maka total
pertanyaan yang digunakan peneliti berjumlah 45 pertanyaan dari 50 pertanyaan.
Variabel dan Defenisi Operasional
Variabel penelitian
Variabel penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel bebas atau
variabel independen dan variabel terikat atau varaiabel dependen. Variabel bebas
dalam penelitian adalah komunikasi SBAR dan variabel terikat dalam penelitian
ini adalah keselamatan pasien.
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian
Variabel
Definisi Operasional
Cara Ukur
Hasil Ukur
Skala
(Variabel
Dependen)
Keselamatan
pasien
Merupakan suatu
sistem yang
diterapkan dalam
memberikan asuhan
pelayanan kesehatan
pada pasien dengan
lebih aman, mencegah
cidera, dan kesalahan
dari suatu tindakan
atau tindakan yang
seharusnya tidak
dilakukan.
Merupakan metode
komunikasi efektif
terstruktur untuk
menyampaikan
informasi penting
terkait keselamatan
pasien dengan
meliputi situation,
background,
assassment, dan
recommendation.
Kuesioner
terdiri dari 45
item pertanyaan
1 = keselamatan
pasien dikatakan
lemah, jika nilai
yang di peroleh
< 90
Interval
Variabel
Independen)
Komunikasi
SBAR
2 = keselamatan
pasien dikatakan
kuat, jika nilai
yang di peroleh
>90
50
Prosedur Pengolahan Data
Data yang telah dikumpulkan melalui kuesioner diolah melalui empat
tahapan data yaitu:
Editing
Setelah pengumpulan data dilakukan, pemeriksaan kembali instrument
terhadap kelengkapan, kejelasan dan relevansi format pengkajian karakteristik
pasien dan lembar observasi sesuai dengan kebutuhan penelitian. Hal ini
dilakukan di lapangan sehingga apabila terdapat data yang meragukan atau salah
maupun ada format yang tidak diisi maka dapat dilakukan pengumpulan data
kembali kepada responden.
Coding
Yaitu merupakan pengkodean data, dengan mengklasifikasikan data,
memberikan kode untuk masing-masing kelas terhadap data yang diperoleh dari
sumber data yang telah diperiksa kelengkapannya. Data-data yang berupa angka
atau tulisan dapat dikategorikan dalam bentuk skor yang telah ditetapkan oleh
peneliti. Adapun pengkodingan dalam penelitian ini adalah jenis kelamain 1 lakilaki, 2 perempuan, umur 1 dewasa awal, 2 dewasa media, pendidikan 1 D III
keperawatan, 2 S1 Keperawatan, 3 Ners, 4 Spesialis, masa kerja 1 <5 tahun, 2 610 tahun, 3 > 10 tahun, dan pelatihan keselamatan pasien yang di ikuti 1 pernah, 0
tidak pernah.
Entry data
Setelah data diberi coding maka langkah selanjutnya melakukan entry data
dari instrument penelitian ke dalam komputer melalui program statistik. Setelah
data di coding maka langkah selajutnya melakukan entry data.
51
Cleaning
Merupakan kegiatan pembersihan data dengan melakukan pemeriksaan
kembali terhadap data yang sudah entry apakah ada kesalahan atau tidak.
Metode Analisis Data
Data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan software SPSS
Versi 22.0. Sebelum dilakukan analisis tersebut, terlebih dahulu dilakukan uji
asumsi statistik untuk mengetahui kelayakan data dari masing-masing varaiabel
yang diteliti.
Analisis univariat
Data yang terkumpul dianalisa lebih lanjut dengan program komputer
secara univariat. Analisa univariat bertujuan untuk mendeskripsikan masingmasing variabel yang diteliti mengenai karakteristik perawat dan dokter spesialis,
mengidentifikasi
keselamatan
pasien
sebelum
dilakukan
sosialisasi,
mengidentifikasi keselamatan pasien sesudah dilakukan sosialisai. Analisa
statistik univariat menguji frekuensi atau rata-rata nilai dari variabel-variabel
(Polit & Beck, 2012). Hasil analisa data univariat berupa distribusi frekuensi dan
persentase dari masing-masing variabel.
Uji Asumsi Statistik
Sebelum dilakukan analisa bivariat dilakukan terlebih dahulu uji
normalitas data untuk menentukan data setiap variabel berdistribusi normal. Uji
normalitas yang digunakan adalah skewnes dan kurtosis. Hasil uji normalitas
menunjukkan nilai maksimal 198,51 dan nilai minimal -29,15 sehingga data tidak
berdistribusi normal. Uji stastistik nonparametrik yang digunakan adalah
52
Wilcoxon sign rank test yaitu untuk membandingkan rata-rata dua set data pre and
post (sebelum dan sesudah).
Analisis bivariat
Analisa statistik bivariat digunakan untuk menggambarkan hubungan
diantara dua variabel (Polit & Beck, 2012). Analisa data bivariat dilakukan untuk
membuktikan hipotesa yang telah dirumuskan dalam penelitian ini. Uji hipotesis
ini dilakukan dengan menggunakan uji statistik Wilcoxon sign rank test untuk
menguji pengaruh keselamatan pasien. Wilcoxon sign rank test jika p < 0,05
terdapat pengaruh. Jika Wilcoxon sign rank test diinterpretasikan dengan nilai
signifikan (p), jika nilai p kurang dari atau sama dengan nilai α (0.05) berarti
terdapat pengaruh atau dapat disimpulkan bahwa hipotesis alternatif (Ha) diterima
atau dapat diinterpretasikan bahwa ada pengaruh komunikasi SBAR dalam
interprofesional kolaborasi terhadap keselamatan pasien dan jika nilai p lebih dari
nilai α (0.05) berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan atau dapat
disimpulkan bahwa hipotesis alternatif (Ha) ditolak atau dapat diinterpretasikan
bahwa tidak ada pengaruh pada kelompok intervensi.
Pertimbangan Etik
Dalam melakukan penelitian, peneliti harus memperhatikan prinsip-prinsip
dasar etik penelitian yang meliputi benefecience, respect for human dignity dan
justice (Polit & Back, 2012). Pertimbangan etik terkait penelitian ini dilakukan
melalui perizinan dari RSUD Langsa dan komite etik Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara.
53
Asas Manfaat
Menurut Polit dan Beck (2012), asas manfaat merupakan salah satu prinsip
etik yang paling mendasar. Dalam hal ini peneliti harus menghindari risiko yang
dapat menyebabkan kerugian dan memaksimalkan manfaat untuk perawat dan
dokter spesialis.
Bebas dari kerugian dan ketidaknyamanan
Peneliti memiliki kewajiban untuk menghindari, mencegah atau tidak
menimbulkan kerugian dan ketidaknyamanan baik fisik, emosional, sosial,
maupun finansial pasien (Polit & Beck, 2012). Intervensi terkait sosialisasi
komunikasi SBAR yang telah dilakukan, terlebih dahulu meminta persetujuan
(informed consent) yang merupakan salah satu cara peneliti untuk mencegah
kerugian dan ketidaknyamanan perawat dan dokter spesialis.
Bebas dari ekploitasi
Dokter spesialis dan perawat yang terlibat dalam penelitian ini harus
mendapat jaminan bahwa partisipasi, informasi, dan data yang diberiakn tidak
menimbulkan kerugian bagi perawat dan dokter spesialis di masa yang datang
(Polit & Beck, 2012). Peneliti menjelaskan kepada perawat dan dokter spesialis
bahwa informasi dan data yang diberikan hanya untuk kepentingan penelitian, dan
hasil yang didapatkan berguna untuk kemajuan pelayanan kesehatan.
Asas menghargai hak Asasi manusia (Respect for Human Dignity)
Responden merupakan individu yang memiliki otonomi untuk menentukan
aktivitas yang dilakukannya, dalam hal ini responden memiliki hak untuk
memutuskan apakah dirinya berpartisipasi dalam penelitian atau tidak, dan
menarik diri dari penelitian tanpa khawatir mendapatkan sanksi atau tuntutan
54
hukum, serta bebas dari paksaan dan ancaman (Polit & Beck, 2012). Selama
penelitian berlangsung, peneliti menghargai dan menerima semua keputusan
responden yang diberikan sehingga responden terlibat dalam penelitian secara
sukarela atau tanpa paksaan.
Hak untuk memperoleh informasi (The Right to Full Disclosure)
Responden mempunyai hak untuk membuat keputusan dan untuk
mendapatkan informasi terkait dengan penelitian. Hal ini merupakan faktor utama
yang menjadi alasan dalam membuat informed concent (Polit & Beck, 2012).
Sebelum melakukan penelitian, peneliti menjelaskan segala hal yang berkaitan
dengan penelitian, setelah mandapatkan penjelaskan, responden diberikan
kesempatan untuk bertanya dan memutuskan apakah bersedia atau tidak bersedia
untuk terlibat dalam penelitian.
Asas Keadilan (Justice)
Hak untuk mendapatkan tindakan yang adil (The Right to Fair Treatment)
Prinsip memperlakukan secara adil yaitu memilih perawat dan dokter
spesialis berdasarkan kriteria sampel bukan berdasarkan maksud atau posisi
tertentu serta tidak membebankan individu yang tidak mampu. Peneliti harus
memperlakukan semua perawat dan dokter spesialis tanpa adanya diskriminasi
sehingga peneliti harus menghargai perbedaan baik dalam hal keyakinan, dan
sosial ekonomi responden (Polit & Beck, 2012). Kriteria sampel telah
diidentifikasi terlebih dahulu, sehingga responden yang dipilih adalah berdasarkan
kriteria inklusi yang terpilih secara random (acak).
Hak untuk mendapatkan privasi (The Right to Privacy)
55
Perawat dan dokter spesialis memiliki hak untuk mengajukan permintaan
mengenai data atau informasi yang berkaitan dengan dirinya untuk dijaga
kerahasiannya (Polit & Beck, 2012). Peneliti harus menghargai privasi responden,
karena itu untuk menjaga kerahasiaan responden, pada lembar pengumpulan data
(anomimity) responden tidak perlu mencantumkan nama.
Download