Uploaded by User18418

PAPER TEKBAN

advertisement
PAPER TEKNOLOGI BANGUNAN:
KAYU SEBAGAI BAHAN KONSTRUKSI
Kelompok 1:
Gina Salma Febriyani (22315916)
Izaz Farandy (23315511)
M.Haikal (24315623)
Rizky Wahyu Pambudi (26315203)
M. Fajar Praditio (24315282)
I. PEMBUKA
Kayu merupakan bahan alam yang banyak ketersediaannya di alam.Bahan ini juga tergolong
yang dapat diperbaharui dan pemakaiannya dapat didaur ulang kembali.Dalam perkembangan
penggunaan kayu sebagai bahan struktur konstruksi maupun pelengkap arsitektur lainnya.Kayu
telah lama digunakan sebagai bahan utama pada perkembangan arsitektur di zaman lampau.
Karena kayu mudah didapat dan tergolong murah, ringan sebagai bahan struktur, namun juga
kuat sebagai penopang beban, mudah dalam proses pengerjaannya, dan indah sebagai
pelengkap estetika. Namun kekurangan yang dimiliki kayu merupakan mudahnya diserang oleh
zat organic, serangan jamur, serangga, dan lain lain. Masalah lainnya yang muncul adalah
pengendalian penggunaan kayu dialam sehingga makin berkurangnya kayu berkualitas baik,
karena penebangan tidak diikuti dengan penanaman kembali di alam.
Kayu berasal dari berbagai jenis pohon memiliki sifat yang berbeda-beda.Bahkan kayu bersal
dari satu pohon memiliki sifat agak yang berbeda-beda pula, jika dibandingkan bagian ujung
dan pangkalnya.Dalam hubungan itu ada baiknya jika sifatsifat kayu tersebut diketahui lebih
dahulu sebelum kayu itu dipergunakan. Sifat dimaksud antara lain yang berkaitan dengan sifatsifat anatomi kayu. Adapun bebrapa sifat kayu itu secara umum sebagai berikut :
1. Semua batang pohon mempunyai pengaturan vertikal dan sifat simetri radial.
2. Kayu tersusun dari sel-sel yang memiliki tipe bermacam-macam dan susunan dinding
selnya terdiri dari senyawa-senyawa kimia berupa selulosa dan hemiselulosa (unsure
karbohidrat) serta berupa lignin (non-karbohidrat).
3. Semua kayu bersifat anisotropik, yaitu memperlihatkan sifat-sifat yang berlainan jika diuji
menurut tiga arah utamanya (longitudinal, tangensial, dan radial). Hal ini disebabkan oleh
struktur dan orientasi selulosanya dalam dinding sel, bentuk memanjang sel-sel kayu dan
pengaturan sel terhadap sumbu vertikal dan horisontalnya pada batang pohon.
4. Kayu merupakan suatu bahan yang bersifat higroskopik, yaitu dapat kehilangan atau
bertambah kelembabannya akibat perubahan kelembaban dan suhu udara sekitarnya.
5. Kayu dapat diserang makhluk hidup perusak kayu, dapat juga terbakar, terutama jika
kondisinya kering.
Penampang Kayu
a. Kulit, sebagai pelindung bagian-bagian yang lebih dalam pada kayu (iklim, serangan
serangga, jamur), sebagai saluran cairan/bahan makanan dari akara ke daun
b. Kambium, berupa jaringan lapisan tipis dan bening, tugasnya kearah luar membentuk kulit
yang baru, kearah dalam dalam membentuk kayu yang baru
c. Kayu Gubal, sel-sel kayu yang masih hidup
d. Kayu Teras, sel-sel yang sudah tua dan mati. Warna lebih tua, penumpu berdirinya pohon,
mempunyai sifat mekanis yang tinggi
e. Hati, bagian kayu yang dipusat. Merupakan permulaan kayu tumbuh
f. Lingkaran Tahun, lingkaran yang menunjukkan perkembangan kayu dari musim hujan ke
musim kering
Di Indonesia kayu sebagai bahan bangunan berdasarkan kuat dan padat serabut dibagimenjadi
4 golongan
1. Pohon berdaun lebar
a.
b.
c.
d.
e.
Memiliki waktu pertumbuhan yang lama
Umumnya memiliki kayu yang lebih keras
Struktur kayu lebih lengkap
Memiliki sel-sel pembuluh (pori-pori) dengan kombinasi jaringan yang kompleks
Contoh : Jati, Meranti
2. Pohon berdaun jarum
a.
b.
c.
d.
memiliki waktu pertumbuhan yang cepat dan tumbuh lurus ke atas
memiliki kayu yang lebih ringan dan lunak
Struktur lebih sederhana
Tidak memiliki pori-pori melainkan sel trakeida, yaitu sel yang berbentuk panjang
dengan ujung-ujungnya yang kecil hingga meruncing
e. Jumlah jenis sel lebih sedikit dan memiliki jaringan yang sederhana
f. Contoh : Damar, Pinus atau Tusam, Jamuju
3. Pohon berdaun palma
a. Batangnya tumbuh tegak dan jarang bercabang
b. Batangnya beruas-ruas dan tidak memiliki kambium sejati
4. Pohon bambu/bangsa rumput
Kekurangan dan Kelebihan Kayu:
1. Kelebihan Kayu :
a. Berkekuatan tinggi dengan berat jenis rendah
b. Tahan terhadap pengaruh kimia dan listrik
c. Relatif mudah dikerjakan dan diganti
d. Mudah didapakan, relaitf murah
e. Pengaruh temeperatur terhadap perubahan bentuk dapat diabaikan
f.
Pada Kayu kering memiliki daya hantar panas dan listrik yang rendah, sehingga baik untuk
partisi
g. Memiliki keindahan yang khas
2. Kekurangan Kayu :
a. Adanya sifat-sifat kayu yang kurang homogen, terdapat cacat kayu yang menurunkan
kualitas struktur.
b. Bebeapa jenis kayu kurang awet
c. Kekuatannya sangat dipengaruhi oleh jenis kayu, mutu, kelembaban, pengaruh waktu
pembebanan
d. Keterbatasan ukuran khususnya untuk memenuhi kebutuhan struktur bangunan yang makin
berskala besar dan tinggi
e. Untuk beberapa jenis kayu tertentu harganya relatif mahal karena ketersediaannya yang
semakin terbatas (langka)
Sifat-Sifat Kayu
1. Sifat Higroskopik Kayu
Sifat higroskopik kayu merupakan kemampuan kayu untuk melakukan penyerapan atau
pelepasan air dari dan ke udara sekitar untuk mencapai kesetimbangan.
Penyusutan kayu sebagai proses fisis ditentukan oleh banyaknya air yang dikandung oleh
kayu disebut sebagai kadar air kayu.
Kadar air kesetimbangan (Equilibrium moisture content EMC). Air yang dikandung oleh kayu
dibedakan dalam dua macam yaitu air bebas dan air terikat. Air yang terikat inilah yang
terpenting dalam proses penyusutan kayu. Apabila air bebas telah dikeluarkan dan hanya
tinggal air yang terikat saja, dikatakan bahwa kayu telah mencapai titik jenuh serat (fibre
saturation point), besarnya kira-kira pada kadar air 30% untuk semua jenis kayu. Kondisi titik
jenuh dipengaruhi oleh tiap jenis kayu.
2. Sifat mekanis Kayu.
Sifat mekanis adalah daya tahan kayu terhadap pengaruh2 luar (beban).Beberapa faktor yg
mempengaruhi sifat mekanis kayu dibedakan pengaruh luar dan pengaruh dalam :
a. Pengaruh Luar
1. Pembebanan
2. Kelembaban sekitar
3. Pengawetan kayu
4. Pengeringan kayu
5. Cacat kayu karena jamur, serangga dll.
b. Pengaruh Dalam
1. Berat jenis
2. Kadar air
3. Mata kayu
4. dll.
3. Sifat Fisik Kayu
Sifat Fisik Kayu adalah: Berat Jenis kayu, keawetan alami, warna kayu, berat,jejerasan dan lain
-lain
1.3
CACAT KAYU
1. Mata kayu
Kayu dikatakan kasar apabila mengandung mata kayu. Mata kayu ini tidak sama sifatnya
dengan kayu-kayu disekelilingnya. Kadang-kadang keras kadang-kadang lunak, dan selalu
merubah arah serat kayu sehingga dapat menurunkan kualitas kayu tersebut.
2. Cacat retak-retak
Cacat retak-retak ini terdapat di dekat hati, retak lingkaran tahun dan retak angin.
3. hati yang busuk
Cacat ini sukar dilihat sebelum pohon ditebang. Biasanya terdapat pada pohon yangsudah tua
dan besar batangnya
4. Cacat lapuk
Kayu yang masih muda bilamana ditumpuk terlalu lama dan belum dikuliti cepatmenjadi cacat la
puk.
Beberapa faktor yang mempengaruhi kuat kayu :
1. Kemiringan arah serat



Miring serat kayu merupakan tangen miring serat kayu terhadap sumbu memanjang.
Adanya miring serat kayu akan mengurangi kekuatannya (tarik)
Mudah timbulnya pemisahan serat kayu (sobek)
2. Mata kayu



Mempengaruhi kekuatan kayu terutama lentur.
Daerah tarik jadi lemah
Daerah tekan pengaruhnya relatif kecil
3. Kadar air


Merupakan kadar air yg terkandung dalam kayu
Semakin >>> KA semakin rendah kekuatannya, besar susutnya.
4. Berat jenis


Berat jenis menunjukkan kadar zat kayu yang dikandung.
Semakin >>> berat jenis semakin tinggi kekuatannya
5. Perubahan temperature

Perubahan sifat kayu sensitif terhadap perubahan temperatur.
6. Pengaruh lama pembebanan

Kekuatan kayu akan terus berkurang akibat pembebanan terus-menerus. Kayu yang
dibebani dalam kondisi terlindung akan lebih awet
Beberapa hal yang menyebabkan rendahnya kekuatan sambungan kayu menurut Awaluddin (
Konstruksi kayu, 2000 ) adalah :
1. Pengurangan luas tampang. Pemasangan alat sambung sepertu baut, pasak dan gigi
menyebabkan luas efektif tampang berkurang sehingga kekuatannya juga menjadi rendah
jika dibanding dengan kayu yang penampang utuh.
2. Penyimpangan arah serat Pada buhul sering terdapat gaya yang sejajar serat pada satu
batang tetapi tidak dengan batang kayu yang lain. Karena kekuatan kayu yang tidak sejajar
serat lebih kecil maka kekuatan sambungan harus didasarkan pada kekuatan kayu yang
terkecil atau tidak sejajar serat.
3. Terbatasnya luas sambungan Jika alat sambung ditempatkan saling berdekatan pada kayu
memikul geser sejajar serat maka kemungkinan pecah kayu sangat besar karena kayu
memiliki kuat geser sejajar serat yang kecil. Oleh karena itu penempatan alat sambung
harus mengikuti aturan jarak minimal antar alat sambung agar terhindar dari pecahnya
kayu. Dengan adanya ketentuan jarak tersebut maka luas efektif sambungan ( luas yang
dapat digunakan untuk penempatan alat sambung ) akan berkurang pula.
Dengan kata lain, sambungan yang baik adalah sambungan dengan ciri–ciri sebagai berikut :
1. Pengurangan luas kayu yang digunakan untuk penempatan alat sambung relatif kecil bahkan
nol.
2. Memiliki nilai banding antara kuat dukung sambungan dengan kuat ultimit batang yang
disambung tinggi.
3. Menunujukkan perilaku pelelehan sebelum mencapai keruntuhan (daktail). Universitas
Sumatera Utara
4. Memiliki angka penyebaran panas yang rendah.
5. Murah dan mudah di dalam pemasangannya.
Macam-macam kayu yang sering dijadikan bahan konstruksi

Kayu jati sering dianggap sebagai kayu dengan serat dan tekstur paling indah.
Karakteristiknya yang stabil, kuat dan tahan lama membuat kayu ini menjadi pilihan
utama sebagai material bahan bangunan. Termasuk kayu dengan Kelas Awet I, II dan
Kelas Kuat I, II. Kayu jati juga terbukti tahan terhadap jamur, rayap dan serangga
lainnya karena kandungan minyak di dalam kayu itu sendiri. Tidak ada kayu lain yang
memberikan kualitas dan penampilan sebanding dengan kayu jati.
Pohon Jati bukanlah jenis pohon yang berada di hutan hujan tropis yang ditandai
dengan curah hujan tinggi sepanjang tahun. Sebaliknya, hutan jati tumbuh dengan baik
di daerah kering dan berkapur di Indonesia, terutama di pulau Jawa. Jawa adalah
daerah penghasil pohon Jati berkualitas terbaik yang sudah mulai ditanam oleh
Pemerintah Belanda sejak tahun 1800 an, dan sekarang berada di bawah pengelolaan
PT Perum Perhutani. Semua kayu jati kami disupply langsung dari Perhutani dari TPK
daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kami tidak memakai kayu jati selain dari 2
daerah tersebut.

Harga kayu jati banyak dipengaruhi dari asal, ukuran dan kriteria batasan kualitas kayu
yang ditoleransi, seperti: ada mata sehat, ada mata mati, ada doreng, ada putih.
Penentuan kualitas kayu jati yang diinginkan seharusnya mempertimbangkan type
aplikasi finishing yang dipilih. Selain melindungi kayu dari kondisi luar, finishing pada
kayu tersebut diharapkan dapat memberikan nilai estetika pada kayu tersebut dengan
menonjolkan kelebihan dan kekurangan kualitas kayu tersebut.

Kayu Merbau termasuk salah satu jenis kayu yang cukup keras dan stabil sebagai
alternatif pembanding dengan kayu jati. Merbau juga terbukti tahan terhadap serangga.
Warna kayu merbau coklat kemerahan dan kadang disertai adanya highlight kuning.
Merbau memiliki tekstur serat garis terputus putus. Pohon merbau termasuk pohon
hutan hujan tropis. Termasuk kayu dengan Kelas Awet I, II dan Kelas Kuat I, II. Merbau
juga terbukti tahan terhadap serangga. Warna kayu merbau coklat kemerahan dan
kadang disertai adanya highlight kuning. Kayu merbau biasanya difinishing dengan
melamin warna gelap / tua. Merbau memiliki tekstur serat garis terputus putus. Pohon
merbau termasuk pohon hutan hujan tropis. Pohon Merbau tumbuh subur di Indonesia,
terutama di pulau Irian / Papua. Kayu merbau kami berasal dari Irian / Papua.

Kayu Bangkirai termasuk jenis kayu yang cukup awet dan kuat. Termasuk kayu
dengan Kelas Awet I, II, III dan Kelas Kuat I, II. Sifat kerasnya juga disertai tingkat
kegetasan yang tinggi sehingga mudah muncul retak rambut dipermukaan. Selain itu,
pada kayu bangkirai sering dijumpai adanya pinhole. Umumnya retak rambut dan pin
hole ini dapat ditutupi dengan wood filler. Secara struktural, pin hole ini tidak mengurangi
kekuatan kayu bangkirai itu sendiri. Karena kuatnya, kayu ini sering digunakan untuk
material konstruksi berat seperti atap kayu. Kayu bangkirai termasuk jenis kayu yang
tahan terhadap cuaca sehingga sering menjadi pilihan bahan material untuk di luar
bangunan / eksterior seperti lis plank, outdoor flooring / decking, dll. Pohon Bangkirai
banyak ditemukan di hutan hujan tropis di pulau Kalimantan. Kayu berwarna kuning dan
kadang agak kecoklatan, oleh karena itulah disebut yellow balau. Perbedaan antara
kayu gubal dan kayu teras cukup jelas, dengan warna gubal lebih terang. Pada saat
baru saja dibelah/potong, bagian kayu teras kadang terlihat coklat kemerahan.

Kayu Kamper telah lama menjadi alternatif bahan bangunan yang harganya lebih
terjangkau. Meskipun tidak setahan lama kayu jati dan sekuat bangkirai, kamper
memiliki serat kayu yang halus dan indah sehingga sering menjadi pilihan bahan
membuat pintu panil dan jendela. Karena tidak segetas bangkirai, retak rambut jarang
ditemui. Karena tidak sekeras bangkirai, kecenderungan berubah bentuk juga besar,
sehingga, tidak disarankan untuk pintu dan jendela dengan desain terlalu lebar dan
tinggi. Termasuk kayu dengan Kelas Awet II, III dan Kelas Kuat II, I. Pohon kamper
banyak ditemui di hutan hujan tropis di kalimantan. Samarinda adalah daerah yang
terkenal menghasilkan kamper dengan serat lebih halus dibandingkan daerah lain di
Kalimantan.

Kayu Kelapa adalah salah satu sumber kayu alternatif baru yang berasal dari
perkebunan kelapa yang sudah tidak menghasilkan lagi (berumur 60 tahun keatas)
sehingga harus ditebang untuk diganti dengan bibit pohon yang baru. Sebenarnya
pohon kelapa termasuk jenis palem. Semua bagian dari pohon kelapa adalah serat /fiber
yaitu berbentuk garis pendek-pendek. Anda tidak akan menemukan alur serat lurus dan
serat mahkota pada kayu kelapa karena semua bagiannya adalah fiber. Tidak juga
ditemukan mata kayu karena pohon kelapa tidak ada ranting/ cabang. Pohon kelapa
tumbuh subur di sepanjang pantai Indonesia. Namun, yang paling terkenal dengan
warnanya yang coklat gelap adalah dari Sulawesi. Pohon kelapa di jawa umumnya
berwarna terang.

Kayu Meranti Merah termasuk jenis kayu keras, warnanya merah muda tua hingga
merah muda pucat, namun tidak sepucat meranti putih. selain bertekstur tidak terlalu
halus, kayu meranti juga tidak begitu tahan terhadap cuaca, sehingga tidak dianjurkan
untuk dipakai di luar ruangan. Termasuk kayu dengan Kelas Awet III, IV dan Kelas Kuat
II, IV. Pohon meranti banyak ditemui di hutan di pulau Kalimantan.

Kayu Karet, dan oleh dunia internasional disebut Rubber wood pada awalnya hanya
tumbuh di daerah Amzon, Brazil. Kemudian pada akhir abad 18 mulai dilakukan
penanaman di daerah India namun tidak berhasil. Lalu dibawa hingga ke Singapura dan
negara-negara Asia Tenggara lainnya termasuk tanah Jawa. Kayu karet berwarna putih
kekuningan, sedikit krem ketika baru saja dibelah atau dipotong. Ketika sudah mulai
mengering akan berubah sedikit kecoklatan. Tidak terdapat perbedaan warna yang
menyolok pada kayu gubal dengan kayu teras. Bisa dikatakan hampir tidak terdapat
kayu teras pada rubberwood.
Kayu karet tergolong kayu lunak - keras, tapi lumayan berat dengan densitas antara
435-625 kg/m3 dalam level kekeringan kayu 12%.
Kayu Karet termasuk kelas kuat II, dan kelas awet III, sehingga kayu karet dapat
digunakan sebagai substitusi alternatif kayu alam untuk bahan konstruksi

Kayu Gelam sering digunakan pada bagian perumahan, perahu,
Kayu bakar, pagar, atau tiang tiang sementara. Kayu gelam dengan diameter kecil
umumnya dikenal dan dipakai sebagai steger pada konstruksi beton, sedangkan yang
berdiameter besar biasa dipakai untuk cerucuk pada pekerjaan sungai dan jembatan.
Kayu ini juga dapat dibuat arang atau arang aktif untuk bahan penyerap.

Kayu Ulin banyak digunakan untuk bahan bangunan rumah, kantor, gedung, serta
bangunan lainnya. Berdasarkan catatan, kayu ulin merupakan salah satu jenis kayu
hutan tropika basah yang tumbuh secara alami di wilayah Sumatera Bagian Selatan dan
Kalimantan.
Jenis ini dikenal dengan nama daerah ulin, bulian, bulian rambai, onglen, belian, tabulin
dan telian. Pohon ulin termasuk jenis pohon besar yang tingginya dapat mencapai 50 m
dengan diameter samapi 120 cm, tumbuh pada dataran rendah sampai ketinggian 400
m. Kayu Ulin berwarna gelap dan tahan terhadap air laut.
Kayu ulin banyak digunakan sebagai konstruksi bangunan berupa tiang bangunan, sirap
(atap kayu), papan lantai,kosen, bahan untuk banguan jembatan, bantalan kereta api
dan kegunaan lain yang memerlukan sifat-sifat khusus awet dan kuat. Kayu ulin
termasuk kayu kelas kuat I dan Kelas Awet I.

Kayu Akasia (acacia mangium), mempunyai berat jenis rata-rata 0,75 berarti pori-pori
dan seratnya cukup rapat sehingga daya serap airnya kecil. Kelas awetnya II, yang
berarti mampu bertahan sampai 20 tahun keatas, bila diolah dengan baik. Kelas kuatnya
II-I, yang berarti mampu menahan lentur diatas 1100 kg/cm2 dan mengantisipasi kuat
desak diatas 650 kg/cm2. Berdasarkan sifat kembang susut kayu yang kecil, daya
retaknya rendah, kekerasannya sedang dan bertekstur agak kasar serta berserat lurus
berpadu, maka kayu ini mempunyai sifat pengerjaan mudah, sehingga banyak diminati
untuk digunakan sebagai bahan konstruksi maupun bahan meibel-furnitur.
DAFTAR PUSTAKA
https://abikk.wordpress.com/2013/11/09/sifat-sifat-kayu/
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/26515/4/Chapter%20II.pdf
http://vikrishared.blogspot.co.id/2013/07/sifat-dan-karakteristik-kayu.html
https://sites.google.com/site/kisaranteknik/assignments/konstruksi-kayu
http://www.anekuteun.com/2014/09/01pohon-palem-ciri-cirinya.html
http://kontruksibangunan-kb1.blogspot.co.id/2013/03/jenis-dan-ciri-kayu-untuk-bahan-konstruksi.html
Download