1. WHY ARE WE PURSUING E-GOVERNMENT ? Upaya transformasi informasi produk unggulan agro, potensi investasi agro, jembatan komunikasi antar komunitas agro, pengusaha agro dan data pasar komoditas agro yang disajikan secara komprehensif untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Bahwa e-government is not a magic, karena itu diperlukan penyusunan inisiasi e-commerce yang akan dijadikan pilot project Agrobis Information Center Jawa Timur. 2. DO WE HAVE A CLEAR VISION AND PRIORITIES FOR E-GOVERNMENT ? Visi dan prioritas e-government yang akan diterapkan pada Agrobis Information Center adalah peningkatan produktifitas dan pengembangan sektor agrobis dengan mempertemukan produsen dan konsumen produk-produk agrobis. Dari pertemuan produsen dan konsumen produk-produk agro tersebut, pemerintah akan memiliki data ware house yang berisikan data-data transaksi yang ada, dari data ware house tersebut, pemerintah dapat melakukan data mining dan data analisis terhadap tingkat keberhasilan dan kegagalan transakasi yang ada, termasuk lost opportunity dari pertemuan tersebut. Selanjutnya, pemerintah dapat melakukan pembinaan dalam rangka peningkatan kualitas ataupun diversivikasi produk sektor agro, sehingga memiliki nilai lebih dan penghasilan masyarakat lebih meningkat. 3. WHAT KIND OF E-GOVERNMENT ARE WE READY FOR ? Local Content. Implementasi Agrobis Information Center merupakan aplikasi yang berisikan materi komoditas dan komunitas agrobis di Jawa Timur. Kesiapan implementasi Agrobis Information Center ini disesuaikan dengan tahapan yang direncanakan. Kegiatan tersebut dibagi menjadi tiga tahapan yaitu : Tahap Inisiasi Tahap ini merupakan tahap persiapan, dimana pada tahap ini disusun aplikasi inisiasi e-commerce yang akan di Tahap Formulasi Tahap Implementasi ini dimana penerapan e-Government di sebuah negara atau daerah memiliki kondisi dan kebutuhan yang unik satu dengan yang lain. Kesiapan penerapan konsep e-Government sangat bergantung pada dua hal utama, yang secara langsung maupun tidak langsung akan berdampak pada jenis atau model e-Government yang akan diterapkan, yaitu : Apa yang menjadi prioritas utama penanganan kegiatan di masyarakat di negara atau daerah terkait; Ketersediaan dukungan sumber daya yang terdapat pada masyarakat dan pemerintah, untuk mendukung pelaksanaan eGovernment. Dalam implementasi e-Government, peranan masyarakat sangat mutlak diperlukan, karena merekalah yang menjadi subjek pelayanan pemerintah. Untuk mengetahui seberapa besar kemungkinan tingkat keberhasilan sebuah e-Government diimplementasikan, diperlukan perencanaan dan pengkajian terhadap beberapa hal berikut : Infrastruktur Telekomunikasi – perangkat keras seperti komputer, jaringan, dan infrastruktur komunikasi lainnya. Tingkat Konektivitas dan Penggunaan TI oleh Pemerintah – Hal ini akan sangat berpengaruh terhadap kesiapan eGovernment diterapkan, karena sebuah sistem ICT tidak bisa hanya dibuat, tetapi juga memerlukan pengoperasian dan pemeliharan yang berkala dan berkelanjutan. Kesiapan Sumber Daya Manusia di Pemerintah – Yang akan menjadi aktor pada pelaksanaan e-Government, dan bekerja di lembaga pemerintahan, sehingga kompetensi dan keahlian mereka akan berpengaruh terhadap tingkat keberhasilan penerapan e-Government. Ketersediaan Dana dan Anggaran – Pemerintah harus memiliki jaringan yang cukup terhadap berbagai sumber dana yang ada dan memiliki otoritas untuk menganggarkannya. Yang perlu diperhatikan, bahwa dana yang dibutuhkan tidak sekedar untuk investasi pembuatan aplikasi, namun diperlukan juga anggaran untuk biaya operasional, pemeliharaan, dan pengembangan di kemudian hari secara berkala dan berkelanjutan. Perangkat Hukum – Karena konsep e-government sangat terkait erat dengan usaha penciptaan dan pendistribusian data/informasi dari satu pihak ke pihak lain, masalah keamanan data/informasi dan hak cipta intelektual misalnya akan merupakan hal yang perlu dilindungi oleh undang- undang atau peraturan hukum yang berlaku. Pemerintah harus memiliki perangkat hukum yang dapat menjamin terciptanya mekanisme e-government yang kondusif. Perubahan Paradigma – Karena penerapan e-government merupakan pekerjaan change management yang memerlukan adanya keinginan untuk merubah paradigma dan pola pikir. Perubahan ini bermuara pada dibutuhkannya kesadaran dan keinginan untuk merubah cara kerja, bersikap, perilaku, dan kebiasaan sehari-hari. Jika para pimpinan dan karyawan di pemerintahan tidak mau berubah, maka dapat dikatakan bahwa yang bersangkutan belum siap untuk menerapkan konsep e-Government.