BAHAGIA TAK CUKUP DENGAN HARTA TOKOH Fiki Nur Andini Kalia Ayu Diana Putri Luluk Dwi Nur Rahma Sari Moch. Arifin Niftakul Isnaini (sebagai Adik) (sebagai Mama) (sebagai Kakak) (sebagai Papa) (sebagai Teman) Pada sebuah keluarga kaya yang cukup terkenal dan merupakan keluarga yang harmonis, tinggalah seorang anak yang bernama Fiki dan kakaknya yang bernama Luluk. Fiki adalah anak yang baik, pintar ,dan rajin. Ia juga dikenal sebagai anak yang supel. Berbeda dengan Luluk, ia memiliki sifat yang cuek dan arogan Di masyarakat, keluarga ini dikenal sebagai keluarga yang harmonis, tapi sebenarnya tidak. Fiki adalah seorang anak yang kesepian, karena orang tuanya jarang meberi kasih sayang kepada Fiki. Keluarga ini juga selalu diwarnai dengan percekcokan. Akibatnya membuat Fiki salah pergaulan (pergaulan bebas). Ayahnya selalu pulang malam karena jadwal kerjanya yang padat. Sementara Ibunya selalu pergi arisan, shopping, dan berkumpul bersama teman –temanya. Kehidupan pahit itu yang membuat mereka bosan tinggal di rumah, dan mencari kesenagan diluar rumah. Namun Fiki dan Luluk tetap kompak berusaha untuk menyatukan orang tua mereka yang tidak akur lagi. Berbagai cara mereka lakukan bersama. Fiki menyadari pelarianya kepergaulan bebas bukan merupakan solusi yang terbaik. Fiki dan Luluk, mereka remaja yang membutuhkan kasih sayang orang tua. Dan pada akhirnya orang tua mereka menyesali perbuatanya, mereka sepakat untuk bersama kembali menjadi sebuah keluarga yang harmonis, dan memulai kembali kehidupan rumah tangga dengan baik Di rumah saat makan malam Adik : “Kak, mama papa kok gak pernah pulang sih..?” (cemberut) Kakak : “Papa, mama pulang kok dik. Tapi mereka pulang larut malam. Sedangkan adik sudah tidur.” Adik : “Malam nya jam berapa sih kak..?” Kakak : “Yaaa,, kira-kira jam 12 ke atas lah.” Adik : “Pantesan …” (meledek) Kakak : “Pantesan apa ..?” Adik : “Pantesan aja aku udah tidur. Mungkin hanya hantu saja yang mau berkeliaranseperti itu.” Kakak : “Adik gak boleh ngomong kayak gitu tau. Mereka kan orang tua kita juga.” Adik : "Orang tua macam apa kayak gitu. Gak pernah peduli sama anak sendiri. Pulang malam, pergi pagi .. huuhh ..”(kesal) Kakak :” Iya sudah lah dik, ayo kita beresin, habis itu kita tidur “ Setelah perdebatan itu, mereka pun masuk ke kamar masing-masing. Esok harinya saat di sekolah. Pagi ini Fiki terlihat kurang bersemangat maklum karena kejadian tadi malam. Isna : “Pagi bro …” Adik : “Pagi …”(dengan rasa malas) Isna : “Tumben nih vik, pagi ni kamu kok lesu..?” Adik : “Ia nih, lagi gak semangat aja..” Isna : “Kenapa..? gue aneh deh sama lo..!” (penasaran) Adik : “Aneh,, kenapa ..?” Isna : “Gak tau juga ya,, pokoknya aneh aja gue ngelihat lo. Gak kayak biasa.. Secara lo tu kaya. tapi gak pernah gue lihat lo bahagia..” Adik : “Emang kaya tu jaminan buat kita bahagia..?” Isna : “Ya pasti lah!! dengan duit tu kebahagiaan pasti datang sendiri..” adik : “Datang dari mana tu kebahagiaan? datang dari langit kali ya…” (sambil tersenyum) Isna : “ Haduh Fik, Fik...kamu kok tidak bisa sich manfaatin kekayaan mu itu.” (nyengir) Adik : “Itukan lo !! bukan gue...udah.udah. kok jadi ribut..”(kesal) Setelah sampai dirumah. Adik Bertemu dengan kakaknya Kakak : “Dik…” (sambil melangkah ke luar) Adik : “Mau kemana lagi kak…?” Kakak : “Mau ngantar mama ke rumah tante Mia, terus kayak nya ke mall gitu.” Adik : “Mama kenapa sih, selalu sibuk sama teman-temannya, sedangkan kita di tinggalin tiap hari..”(cemberut) Kakak : “Yaah, mama emang dari dulu kayak gitu kan, ngerti sendiri kamu . Udah ya kakak mau pergi dulu..”(ketus) Mama keluar dari kamarnya Mama : “Kamu udah pulang dik ? kalau mau makan bilang sama bibi aja ya..”(terburu - buru) Adik : “Mau kemana lagi ma?” (membentak) Mama : “Ini urusan yang sangat penting , jadi kamu gak boleh tau. Udah siapkan kak..?” (menuju ke luar,meninggalkan Adik sendiri) Kakak : “ Iya ma.” Beberapa jam kemudian, mama pulang dengan seabrek-abrek belanjaan. Mama : “Malam sayang, papa belum pulang ya..?” (sambil duduk di samping adik) Adik : “Gak tau. Mama kan istrinya. Masak gak tau sih..?” Mama : (mengalihkan pembicaraan)”lihat nih, mama baru aja beli gaun yang mahal. Bagus nggak..?” (sambil memperlihatkan gaun tersebut) Adik : “Tau ah !..” ( meninggalkan mama ) Mama : “Mau kemana dik..?” Adik : “Ini urusan yang sangat penting, jadi mama gak perlu tau..” Ternyata Fiki pergi ke sebuah club malam, bersama Isna. Tanpa sengaja bertemu dengan papanya. Tetapi papanya terlihat menggandeng seorang wanita muda. yang lebih pantas dibilang sebagai anak papanya. Tetapi Fiki tidak menceritakannya kepada siapapun. Ia hanya melindungi ini semua dari mamanya. Sekitar jam 1 malam, Fiki pulang ke rumahnya. Sesampainya di dalam rumah ternyata perkelahian hebat terjadi antara papanya dan mamanya. Dan setiap malam Fiki selalu pergi ke club malam itu. Saat di ruang tamu Mama : “Dari mana pa...?!! kok baru pulang..”(ketus) Papa : “Ya kerja lah, nyari uang buat kamu dan anak – anak”(kesal) Mama : “ Berangkat subuh, pulang malam” (membaca majalah) Papa : “Kenapa sih kamu selalu nyalahin aku..? Padahal kamu lebih keterlaluan..”(membentak) Mama : “Keterlaluan bagaimana maksud kamu..?”(nada suara tinggi) Papa : “Selalu pergi arisan, berfoya di mall. Buat apa itu semua..? gak penting banget anak-anak gak terurus”(berdiri dan melempar majalah) Mama : “Gak penting gimana? Itu ku lakukan Cuma untuk mengisi waktu luang aku,karena kamu gak pernah ada waktu buat kita..” Papa : “Aku lakukan itu semua.. karena buat kamu dan anak-anak juga..” Mama : “Tapi itu berlebihan . Pergi subuh pulang larut malam, kapan kamu nyempatin waktu buat aku..?” Papa : “Tapi kalau aku gak gitu, kita mau makan pakai apa..?” Karena mendengar pertengkaran orang tuanya, adik keluar dari kamar. Adik : “Mama papa udah.. CUKUP,, aku udah capek dengar ini tiap hari. Selalu berantem. Bisa gak sih berantamnya besok-besoooook aja. Udah bosan tau..!!” Mama : “Adik , kamu belum tidur sayang ?” (menghampiri adik dan memegang bahunya) Adik : “Gimana mau tidur kalau mama sama papa berantem terus..” (menepis tangan mama) Mama : “Ini semua karena kamu..!” (kembali menghampiri ayah) Papa : “Kamu jangan hanya nyalahin aku saja. Anak kita tu gak pernah diurusin” Adik : “Mama papa STOP! Aku bosan” (membanting pintu dan masuk kamar). (setelah Fiki membanting pintu , Papa dan Mama hanya diam ) Keesokan paginya Mama, Papa, Adik, Kakak berkumpul di meja makan. Mama : “Dik,, kejadian tadi malam mama minta maaf ya..” Adik : (hanya diam) Mama : “Mama tau ini semua kesalahan mama. Mama sibuk sama arisan , shopping, sehingga gak ada waktu buat papa, kamu , dan kak luluk. Tapi mulai sekarang mama mau berubah. mama mau jadi ibu rumah tangga yang ngurusin anak-anak dan suaminya. Mama juga udah rela ninggalin bisnis butik mama Papa : “Dik, kak, yang kemarin malam nggak usah di pikirkan lagi ya nak. Papa sama mama udah nyelesaiinnya baik-baik, papa bakal ngerubah semuanya..” Mama : “Iya sayang, mama juga mau berubah. Mama janji mau jadi ibu rumah tangga yang baik..”(memegang bahu Fiki) Papa : “Iya , kita akan mulai dari awal lagi.” Kakak : “Bener pa..?”(terkejut) Papa : “Iya. Selama ini kita sibuk dengan urusan masing-masing. Sampai-sampai gak ada waktu buat kalian..” Mama : “Sampai-sampai gak pernah ngobrol lagi kayak dulu..” Papa : “Ma, papa minta maaf atas semua yang papa lakukan selama ini. Papa emang terlalu sibuk..” (memandang mama) Mama : “Iya pa,, mama juga. Mama telah kekanak-kanakan, mama akan berubah dan lebih perhatian sama papa dan anak-anak kita pastinya…”(tersenyum) Adik : “Nah kalau ginikan enak , iya kan kak” (sambil melihat luluk) Kakak : “Iya dik, akhirnya kita punya keluarga yang utuh.”(tersenyum bahagia) Adik : “Waah,, kalau bisa , kita jalan-jalan bareng ni, kan udah lama banget gak liburan sekeluarga.” Papa : “Kalau itu tenang aja, udah di siapkan kok.” Adik : “Yang bener pa , ma..?”(gembira) Mama : “Iya, mama udah urus sama tante Ellen, minggu depan kita mau tour ke Eropa berempat.” Kakak : “iya ma..? serius ..??????” Mama & Papa : “ya iyalaah..” Adik & Kakak : “yeaahh … Akhirnya merakapun bisa akur kembali , dan menjadi keluarga yang bahagia .