PERAN PATOLOGI ANATOMIK DALAM DETEKSI KANKER oleh Aditya Sita Sari NIM 011918146304 LATAR BELAKANG Patologi anatomi ialah spesialisasi medis yang berurusan dengan diagnosis penyakit berdasarkan pemeriksaan makroskopik, mikroskopik, dan molekuler pada organ, jaringan, dan sel. Pemeriksaanpemeriksaan ini umumnya memerlukan teknik pengecatan khusus dan imunohistokimia yang dimanfaatkan untuk memvisualisasikan protein khusus dan zat lain pada dan di sekeliling sel. Kini, patolog mulai mempergunakan biologi molekuler untuk memperoleh informasi klinis tambahan dari spesimen yang sama (Smith, 1989). Kanker adalah pertumbuhan dan penyebaran sel yang tidak terkendali dan dapat mengenai hampir semua bagian organ tubuh. Pertumbuhan sel tersebut sering menyerang jaringan di sekitarnya dan dapat menyebar atau bermetastasis ke organ lain di tempat yang jauh. Data Globocan menyebutkan di tahun 2018 terdapat 18,1 juta kasus baru dengan angka kematian sebesar 9,6 juta kematian, dimana 1 dari 5 laki-laki dan 1 dari 6 perempuan di dunia mengalami kejadian kanker. Data tersebut juga menyatakan 1 dari 8 laki-laki dan 1 dari 11 perempuan, meninggal karena kanker. Angka kejadian penyakit kanker di Indonesia (136.2/100.000 penduduk) berada pada urutan 8 di Asia Tenggara (Kemenkes, 2019). Angka kejadian tertinggi di Indonesia untuk laki – laki adalah kanker paru yang diikuti dengan kanker hati Sedangkan angka kejadian untuk perempuan yang tertinggi adalah kanker payudara yang diikuti kanker leher rahim. Sementara pada anak, leukemia atau kanker darah menduduki peringkat tertinggi kasus kanker pada anak. Peranan Pemeriksaan Patologi anatomi dalam diagnosis kanker bertujuan untuk melihat berbagai bentuk kelainan struktural dan morfologik dari jaringan atau sel-sel tubuh yang mengalami kerusakan yang mendasari penyakit melalui pemeriksaan mikroskopik (Robins et al., 2017). TUJUAN 1. Mengetahui jenis-jenis pemeriksaan patologi anatomi 2. Mengetahui apa itu kanker secara umum 3. Mengetahui peranan pemeriksaan patologi anatomi dalam deteksi kanker MANFAAT Meningkatkan awareness pembaca mengenai proses deteksi kanker dan peranan pemeriksaan patologi anatomi TINJAUAN TEORITIS A. JENIS-JENIS PEMERIKSAAN PATOLOGI ANATOMI 1. Pemeriksaan Sitologi Pemeriksaan untuk mengetahui kondisi & fungsi sel dibandingkan dengan sel normal. Pemeriksaan ini dilakukan pada cairan tubuh (cth: cairan cerebrospinal, urine, sputum, ascites, dll). Sampel diambil dengan cara disedot dengan menggunakan jarum suntik, atau dengan menggores pada bagian tubuh (pap smear). Sampel jaringan kemudian difiksasi, dan diwarnai, lalu diperiksa di bawah mikroskop. Hanya akan tampak sel tanpa jaringan sekitar. Contoh pemeriksaan sitology : Pap Smear pemeriksaan sitology pada serviks dan portio untuk melihat adanya kelaian atau keganasan pada serviks 2. Pemeriksaan Histopatologi Pemeriksaan untuk mengetahui kelainan pada jaringan tubuh. Sampel jaringan dilakukan pemotongan makroskopis, diproses menjadi slide/ preparat, lalu dibaca di bawah mikroskop. Contoh : Frozen section pemeriksaan histopatologi intraoperative untuk menentukan secara cepat mengenai diagnosis ganas/ jinaknya suatu kelainan atau tumor. Biasa dilakukan pada bedah onkologi. 3. Imunohistokimia Pemeriksaan untuk mengetahui antigen spesifik pada suatu jaringan dengan menggunakan prinsip ikatan antigen-antibodi. Pewarnaan pada jaringan akan menyebabkan terbentuknya ikatan antigen-antibodi yang dapat dideteksi dengan cara dilabel dengan menggunakan enzim, isotope,fluoropore, atau colloidal gel. Hasilnya dibaca dibawah mikroskop (Arpita, et al., 2015). B. KANKER Kanker merupakan suatu istilah yang mengacu pada pertumbuhan sel yang abnormal. Sel kanker dapat terbentuk di jaringan tubuh manapun dan terus bertumbuh tak terkendali. Saat ini terdapat lebih dari 100 jenis kanker, termasuk kanker payudara, kulit, paru – paru, kolon dan limfa (National Cancer Institute, 2015). Saat kanker berkembang, proses pada tubuh yang telah teratur menjadi rusak. Ketika sel terus menjadi abnormal, sel – sel yang tua dan rusak bertahan hidup ketika seharusnya sel tersebut mati, dan sel – sel baru yang tidak dibutuhkan terbentuk. Sel – sel ini dapat terus menerus membelah diri dan membentuk pertumbuhan yang disebut tumor. Tumor ganas dapat menyebar atau menyerang jaringan yang berada didekatnya. Selain itu, ketika tumor ini tumbuh, beberapa sel kanker dapat pecah dan bergerak ke tempat yang jauh di dalam tubuh melalui darah atau sistem getah bening dan membentuk tumor baru yang berbeda dari tumor aslinya. Secara umum, saat awal munculnya kanker, seseorang mungkin tidak merasakan adanya gejala. Gejala dan tanda kanker yang dapat dirasakan tergantung kepada letak sel kanker, ukuran sel tersebut dan seberapa besar dampaknya terhadap organ dan jaringan lain disekitarnya. Jika sel kanker telah menyebar (metastasis), maka gejala dan tanda dapat muncul di beberapa bagian tubuh. Gejala yang umumnya terjadi pada pasien kanker adalah demam ringan, kelelahan sepanjang waktu, atau penurunan berat badan yang progresif tanpa sebab nyata. Hal ini dikarenakan sel kanker yang menggunakan banyak energi tubuh. Namun, gejala tersebut juga dapat merupakan gejala dan tanda akibat dari penyakit lain selain kanker. Biasanya, kanker pada tahap awal tidak menimbulkan rasa sakit. Maka dari itu, dibutuhkan skirining untuk deteksi dini kanker. KONDISI KLINIS Beberapa penanda tumor untuk pemeriksaan imunohistokimia yang banyak digunakan antara lain : Carcinoembryonic Antigen (CEA)untuk mengidentifikasiadenocarcinoma pada kanker usus, CD 15dan CD 30 digunakan untuk kanker kelenjar getah bening Hodgkin lymphoma , CD 20 mengidentifikasi limfoma sel B, CD 3 mengidentifikasi limfoma sel T, Alpha Fetoprotein untuk tumoryolk sac dan kankersel hati., CD 117 (KIT) untuk gastrointestinal stromal tumor, Prostate Spesific Antigen (PSA)untuk kanker prostat; Estrogen, progesteron dan Her2untuk mendeteksi sel kanker payudara (Dabbs, 2013). PEMBAHASAN Pemeriksaan kanker bagi yang belum memiliki gejala disebut dengan skrining. Skrining dapat membantu dokter untuk mendeteksi dini jenis kanker dan perawatan yang dibutuhkan, sebelum ditemukannya gejala klinis selanjutnya. Deteksi dini sangatlah penting, karena jaringan abnormal atau kanker jika ditemukan lebih awal, maka lebih mudah untuk diobati. Sedangkan jika gejala sudah terlihat, maka sel kanker sudah mulai menyebar dan lebih sulit untuk diobati. Beberapa pemeriksaan skrining telah dibuktikan dapat mendeteksi dini kanker dan mengurangi kemungkinan kematian akibar kanker Peranan Pemeriksaan PA dalam diagnosis kanker bertujuan untuk melihat berbagai bentuk kelainan struktural dan morfologik dari jaringan atau sel-sel tubuh yang mengalami kerusakan yang mendasari penyakit melalui pemeriksaan mikroskopik. Interpretasi dari morfologi sel yang dapat dilihat dari hasil pewarnaan slide (preparat) merupakan ‘gold standard” untuk menegakkan kebenaran dalam evaluasi diagnosis klinis suatu penyakit. Spesimen patologi anatomi dapat berupa jaringan yang diperoleh dari hasil operasi, biopsi, eksisi atau cairan/apusan cairan tubuh. Secara garis besar ada 2 macam pemeriksaan dasar yang dilakukan yaitu pemeriksaan histopatologi dan sitologi. Pemeriksaan histopatologi adalah pemeriksaan dari jaringan tubuh manusia, di mana jaringan itu akan melalui beberapa tahapan pemeriksaan yang lengkap dimulai dari fiksasi (pengawetan), pemotongan makroskopis, diproses sampai siap menjadi slide atau preparat yang kemudian dilakukaan pembacaan secara mikroskopis untuk penentuan diagnosis. Pemeriksaan sitologi adalah pemeriksaan dari cairan tubuh manusia yang kemudian juga diproses melalui fiksasi dan pemberian pewarnaan pada slide. Kedua pemeriksaan tersebut kemudian dilakukan pembacaan oleh Dokter Spesialis Patologi Anatomi dibawah mikroskop termasuk untuk menilai ada tidaknya keganasan, jenis tumor, stadium/ grading, apakah sudah metastasis (menyebar) atau tidak, ataukah hanya infeksi (peradangan) akut/ kronik dan berbagai kelainan lainnya. PENUTUP Cabang ilmu Patologi Anatomi merupakan cabang ilmu yang penting dan memiliki peranan dalam diagnosis dan screening kanker. Dengan menggunakan berbagai modalitas pemeriksaan, beberapa jenis kanker dapat dilakukan screening sehingga mencegah akibat yang lebih buruk. Pemeriksaan patologi anatomi sederhana seperti fine needle aspiration biopsy sudah dapat dilakukan di rumah sakit tipe C. REFERENSI Arpita Kabiraj et al. Principle and Techniques of Immunohistochemistry – A Review. Int J Biol Med Res. 2015; 6(3): 5204-5210 Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI.Hari kanker sedunia. Available at: http://www.depkes.go.id/article/view/19020100003/hari-kanker-sedunia-2019.html Dabbs DJ. Diagnostic Immunohistochemistry. 4th ed. Philadelpia: Saunders; 2013.p 1-41 Kumar V, Abbas A, Aster J. Robbins Basic Pathology. 10th ed. Elsevier; 2017. p 173-222. National Cancer Institute. 2015. What is Cancer?. Diakses di https://www.cancer.gov/aboutcancer/understanding/what-is-cancer pada tanggal 22 Juli 2019 Rosai J Editor. Rosai and Ackermans. Surgical Pathology. 11th ed. Volume 2. Philadelphia: Mosby; 2017. p. 1 – 63. Smith R D (1989). "Some characteristics of the community practice of pathology in the United States. National Manpower Survey of 1987". Arch Pathol Lab Med. 113 (12): 1335–42. PMID 2589945.