Uploaded by loki.stark00

Patologi Keperawatan

advertisement
Patologi I
VITASARI INDRIANI
DEPARTEMEN PATOLOGI KLINIK
FK UNSOED
2021
Outline
• Konsep dasar Patologi
• Perubahan Retrogresif dan Progresif
• Perubahan akibat gangguan sirkulasi
• Penyakit metabolik sistemik
• Radang
• Keadaan hipersensitif
Patologi
• ilmu yang mempelajari tentang penyakit yang disebabkan oleh karena
ada perubahan struktur dan fungsi sel dan jaringan tubuh.
• tujuan identifikasi penyebab sebuah penyakit
memberikan petunjuk pada program pencegahan, pengobatan dan
perawatan
Ruang Lingkup
PA
• Histopatologi (jaringan)
• Sitopatologi (sel)
PK
• Cairan tubuh
• Biomolekuler
Forensik
• Penyebab kematian
• Kelainan anatomik
Perubahan Retrogresif dan Progresif
Retrogresif
• proses kemunduran
suatu jaringan atau organ yang sebelumnya telah tumbuhmencapai
batas normal.
•
Macam kelainan Retrogresif
Atrofi
Degenerasi dan Infiltrasi
Displasia
Anaplasia
Atrofi
• berkurangnya uk sel /jar akibat berkurangnya substansi sel  jar
menjadi lebih kecil
• Merupakan respon adaptif sewaktu terjadi penurunan beban kerja sel
atau jaringan
• kebutuhan akan oksigen dan nutrisi berkurang  struktur intrasel:
mitokondria, RE, vesikel intrasel, dan protein kontraktil menyusut
Atrofi
• Fisiologi
proses normal yang dialami manusia mulai dari awal kehidupan
embriologik sampai memasuki usia lanjut
• Patologi
kondisi patologis penyebab atropi
Atropi Senilis
1. Involusi
disebabkan oleh hilangnya stimulus pertumbuhan: mengecilnya
payudara dan kulit menjadi keriput.
2. Berkurangnya rangsang endokrin
Turunnya sekresi hormon estrogen pada wanita  menopause
Turunnya hormon kortisol tulang rapuhpenyakit osteoporosis
3. Arteriosclerosis
suplai darah terganggu  darah ke sel, jaringan dan organ seperti otak
berkurang sel, jaringan dan organ atropi
Kondisi Patologi Penyebab Atrofi
Fungsi menurun
Persyarafan menghilang(poliomyelitis)
Hilang suplai darah (atheroma, varises)
Tekanan
Kurang nutrisi
Hilangnya rangsang endokrin
hormonal
Jenis Atropi Patologik
Atrofi Disuse
Atrofi Tekanan
Atrofi Endokrin
Atrofi vaskuler
Exhaustion athrophy
Atrofi serosa
Atrofi denervasi
Atrofi malnutrisi
Degenerasi dan Infiltrasi
• Degenerasi
keadaan dimana terjadi perubahan biokimia dan morfologik
(tampilan) sel akibat cidera & masih dapat pulih kembali
terjadi akibat cidera sel  perubahan metabolisme
• Infiltrasi
gangguan yang bersifat sistemik yang mengenai sel-sel yang
semula sehat.
terjadi akibat perubahan metabolisme gangguan pada sel
Degenerasi
• cloudy swelling
• Degenerasi hidropik
vakuole dalam sitoplasma
• Degenerasi lemak
gangguan metab lemak  penumpukan lemak abnormal
Cth organ: hepar, jantung, ginjal
• Degenerasi musin
lendir disekresikan sel epitel >> mendesak inti sel ke tepi & sel  spt
cincin : sel cincin stempel co: asthma
• Degenerasi Zenker (waxy degeration)
hialin otot  co:thypus, pneumonia dan difteri.
DEGENERASI HIDROPIK
pada : Mola Hidatidosa
DEGENERASI HIALIN
pada : Pyelonefritis Kronik
DEGENERASI LEMAK
pembesaran 200x
Jenis – jenis Infiltrasi
1. Infiltrasi Glikogen
• Normal: sel otot & hati
• Patologi: glukosa>>, gangguan mobilisasi & penggunaan glikogen
DM
2. Stromal fatty infiltration
• Lemak di jar ikat (stroma) >>  jar lemak
DISPLASIA
• perubahan ke arah kemunduran pada sel dewasa dalam hal :
1. Bentuk
2. besar
3. Orientasinya
Akibat rangsang menahun
• Keteraturan inti menghilang
• Mitosis berlebihan
• Bersifat reversible
Pembagian dysplasia: ringan, sedang, berat
Metaplasia
• Perubahan reversible
• perubahan sel matur jenis tertentu menjadi sel matur jenis lain.
• Metaplasia epitel columnar to squamous iritasi kronik saluran
nafas
• Contoh kasus : Barrett oesophagus and myositis ossificans
Anaplasia
• kemunduran sel tetapi bersifat irreversibel
• merupakan salah satu indikator munculnya sel tumor
2 jenis kemunduran sel :
1. Aplasia/agenesis
organ tidak terbentuk dari semula
contoh seseorang dilahirkan dengan satu ginjal karena ginjal yang satu
tidak terbentuk.
2. Hipoplasia
organ terbentuk namun tidak pernah tumbuh maksimal mencapai
ukuran dewasa sehingga organ tersebut menjadi seperti kerdil.
Kelainan Progresif
Hipertrofi
Hiperplasia
Metaplasia
Hipertrofi
• kelainan progresif  bertambahnya volume sel suatu jaringan /organ
• sel selnya tidak dapat memperbanyak diri melainkan sel sel yang
menyusun jaringan atau organ tubuh tersebut membesar menjadi
lebih besar dari ukuran normal.
Bronkhitis
Hipertrofi
prostat
Hipertrofi Otot
Hipertrofi
ventrikel
Hiperplasia
• kelainan progresif ok bertambahnya volume suatu jaringan atau organ
tubuh akibat dari pembentukan / tumbuhnya sel baru
• membesarnya jaringan atau organ tubuh disebabkan oleh
bertambahnya jumlah sel, bukan karena selnya yang membesar
seperti pada hipertropi.
1. Hiperplasia Fisiologi
a. Hiperplasia hormonal
Proliferasi kelenjar mammae (wanita mulai hamil dan menyusui)
b. Hiperplasia endometrium
penebalan atau pertumbuhan berlebihan dari lapisan endometrium
yang dalam keadaan normal akan meluruh saat menstruasi.
stimulasi hormon estrogen tidak diimbangi oleh progesteron
sehingga terjadi hiperplasia
2. Hiperplasia kompensatorik
• Co: hepatektomi parsial  responnya sel akan melakukan
kompensasi dalam bentuk pembelahan sel yang meningkat hingga
hepar mencapai berat normal kembali dalam beberapa minggu
setelah hepatektomi
3. Hiperplasia patologi
• pertumbuhan yang sering dipicu oleh adanya hormon yang
berlebihan
• Suspect keganasan
PERUBAHAN
AKIBAT GANGGUAN SIRKULASI
Gangguan Sirkulasi
• peredaran darah seseorang tidak lancer akibat gangguan pada
jantung dan pembuluh darah
Faktor yang berpengaruh :
1. Dinding pembuluh darah
2. Aliran darah
3. Perubahan komposisi darah
Trias VIRCHOW
Jenis Gangguan Sirkulasi
Kongesti/Bendungan/Hiperemia
Perdarahan
Trombosis
Embolus
Syok
Infark
edema
Hiperemia
• Peningkatan volume aliran darah karena pelebaran pembuluh darah kecil
• Terdiri atas :
• Hiperemia aktif
• Penambahan aliran masuk ke arteri
• Contoh :proses radang, aktivitas berat, blushing
• Hiperemia pasif/kongestif
•
•
•
•
Hambatan aliran darah kapiler
Contoh : trombosis vena
Jaringan berwarna merah kebiruan
Dapat :
• Akut : hipoksia, kongesti sentrilobuler hati
• Kronik : hati pala, brown induration
Patologi Hemodinamik
33
Perdarahan
• Keluarnya darah dari pembuluh darah akibat pecahnya pembuluh darah
• Keluar dari tubuh
• Terminologi
• Hemoptoe
• Hematuria
• Hematemesis - melena
• Tertimbun dalam jaringan : hematom
• Terminologi
• Petekiae : bercak merah pada permukaan kulit
• Purpura : ukuran lebih besar dari petekiae
• Ekimosis : hematom subkutan
Patologi Hemodinamik
34
Trombosis & Embolisme
• Trombosis : pembentukan massa bekuan darah (trombus) dalam sistem
kardiovaskuler yang tidak terkendali
• Embolisme : oklusi pembuluh darah oleh suatu massa embolus yang
tersangkut dalam perjalanannya melalui aliran darah
• Penyebab : trombogenesis
• Kerusakan endotel
• Stasis & turbulensi
• Hiperkoagulasi darah
• Penyempitan pembuluh darah
• Hipoksia - iskemia
• Infark - nekrosis
Patologi Hemodinamik
35
SYOK
• Syok adalah keadaan yang disebabkan oleh hipoperfusi
jaringan dimana jumlah darah yang dialirkan ke jaringan
tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan
metabolismenya
• Jika tekanan darah turun sedemikian rendah, sehingga aliran
darah ke jaringan tidak lagi dapat dipertahankan secara
adekuat timbul keadaan SYOK SIRKULASI
Patologi Hemodinamik
36
KLASIFIKASI SYOK
Kardiogenik
Hipovolemik
Syok
Vasogenik
Neurogenik
Patologi Hemodinamik
37
SEBAB SYOK
• Kardiogenik  kegagalan pompa jantung
• Hipovolemik  perdarahan masif atau hilangnya cairan
tubuh yang berlebihan
• Vasogenik vasodilatasi perifer berlebihan
• Septik  septikaemia, infeksi bakteri
• Anafilaktik  reaksi anafilaktik, misalnya alergi obat
• Neurogenik  nyeri hebat menghambat aktivitas
vasokontriktor simpatis shg terjadi vasodilatasi berlebihan
Patologi Hemodinamik
38
Patologi Hemodinamik
39
STADIUM SYOK
• Kompensasi
• Dekompensasi
• Ireversibel
Patologi Hemodinamik
40
STADIUM KOMPENSASI
Meningkatkan denyut jantung dan
mengurangi produksi urin
Fase katabolik
Fase anabolik
Patologi Hemodinamik
41
STADIUM DEKOMPENSASI
• Bila kompensasi gagal, syok berlanjut, ditandai dengan:
• Hipotensi
• Takhipneu dan dispneu  kompensasi paru terhadap hipoksia
• Oliguri (produksi urin <500 cc/hari)
• Asidosis  akibat menurunnya fungsi ginjal dan paru
Patologi Hemodinamik
42
SYOK IREVERSIBEL
• Kolaps sirkulasi serta hipoperfusi organ vital, hilangnya fungsi
vital serta kegagalan berbagai organ
• Hipotensi dan takikardi hebat
• Respiratori distress
• Menurunnya kesadaran hingga koma
• Anuria
• Asidosis hebat
• Berujung pada kematian
Patologi Hemodinamik
43
ORGAN YANG TERPENGARUH
• Paru  respiratory distress syndrome
• Gastrointestinal  iskemia mukosa shg erosi/ulserasi dan akhirnya
perdarahan
• Ginjal  nekrosis tubuler
• Hati  nekrosis centrilobuler
• Otak  iskemia (klinis spt stroke)
• Kelenjar adrenal  nekrosis cortex dan perdarahan
Patologi Hemodinamik
44
Iskemia & Infark
• Iskemia
• Kekurangan oksigen pada jaringan akibat pasokan darah tidak mencukupi
• Penyebab
• Kegagalan jantung
• Obstruksi
• Infark
• Suatu daerah nekrosis iskemik dalam jaringan atau organ akibat oklusi pasokan arteri
atau aliran vena
• Paling sering disebabkan oleh tromboemboli
• Faktor-faktor yang mengakibatkan infark
•
•
•
•
Sifat pasokan vaskuler
Derajat pembentukan oklusi
Kerentanan jaringan terhadap hipoksia
Kapasitas pengangkut oksigen darah
Patologi Hemodinamik
45
EDEMA
• Edema merupakan penimbunan cairan dalam celah interstitial dan
ruang/rongga dalam tubuh
• Terjadi karena gaya fisik yang bekerja pada dinding kapiler menjadi abnormal
karena suatu sebab
• Dapat bersifat lokal (mengenai satu organ atau bagian dari tubuh) atau
umum/anasarka (mengenai seluruh tubuh)
Patologi Hemodinamik
46
KLASIFIKASI EDEMA BERDASARKAN PATOGENESISNYA
• Meningkatnya tekanan intravaskuler (hidrostatik) 
gagal jantung kanan
• Meningkatnya permeabilitas dinding pembuluh darah 
proses radang sistemik
• Turunnya tekanan osmotik plasma  hipoalbuminemia
(penyakit hati, sindroma nefrotik, kwashiorkor)
• Retensi natrium  gagal ginjal
• Obstruksi aliran limfe  elephantiasis
Patologi Hemodinamik
47
Penyebab
•
•
•
•
•
Peningkatan tekanan hidrostatik
Retensi natrium
Penurunan tekanan osmotik
Peningkatan permeabilitas vaskuler
Obstruksi aliran limfe
Patologi Hemodinamik
48
PENYAKIT
METABOLIK SISTEMIK
Gangguan Metabolik
• Suatu keadaan dimana proses metabolisme yang tidak fisiologis shg
menyebabkan tubuh memiliki terlalu banyak atau terlalu sedikit zat
yang utama agar tetap sehat
DM
Pathophysiology : The Ominous Octet
Kruger D Fet al. The Diabetes Educator2010;36:44S-72S
Diabetes Melitus
kelainan
Genetik
Sekresi Insulin
Hiperglikemia
Non-Genetik
DM
Kerja insulin
52
SKEMA RESEPTOR INSULIN
Intepretasi Hasil
Sampel Darah Vena & Kapiler
GDS (mg/dl)
GDP (mg/dl)
Bukan DM
Belum Pasti DM
DM
Vena
< 100
100 - 199
≥ 200
Kapiler
< 90
90 - 199
≥ 200
Vena
< 100
100 - 125
≥ 126
Kapiler
< 90
90 - 99
≥ 100
Blok 3.3 2019
Folikel
•
•
•
•
•
Kelj tiroid terdiri dr folikel dgn
berbagai ukuran
Folikel merupakan unit
fungsional kelenjar tiroid
Masing2 folikel dilapisi epitel
kuboid (follicular epithelium)
Lumen folikel berisi koloid
Di dalamnya terdapat
Thyroglobulin (Tg)
Tyrosine
Iodine
Thyroxine (T4)
Triiodotyrosine (T3)
Synthesis of
Thyroid
Hormone
Figure 16.8
Thyroid Regulation
57
Thyroid Disease Affects
Many Body Systems and Overall Health
Thyroid
Brain
• Thyroid Disease Can
Have Widespread Effects
• Depression
• Decreased Concentration
• General Lack of Interest
Liver
• Increased LDL
Cholesterol
• Elevated
Triglycerides
Intestines
• Constipation
• Decreased GI
Activity
Heart
• Decreased Heart Rate
• Increased/Decreased
Blood Pressure
• Decreased Cardiac
Output
Kidneys
Reproductive
System
• Decreased Fertility
• Menstrual Abnormalities
• May Harm Development of Infant
• Decreased Function
• Fluid Retention and
Edema
Kadar hormon tiroid pd kelainan tiroid
TSH
T4
T3
Hypothyroidism
High
Low
Low
Hyperthyroidism
Low
High
High
Test of etiology
TSH-R ab block
Thyroglobulin ab
Autoimmune
Thyroid Disease
TSH-R ab stim
Microsomal ab
Hashimoto’s
Graves’ Dx
(hypothyroid)
(hyperthyroid)
Autoimmune thyroid disease: conditions in which the body’s immune
system turns on itself and produces antibodies to its own tissues. These
autoantibodies attack and destroy the tissues resulting in associated
diseases.
PERADANGAN
• Peradangan:
• Respon vaskuler dan seluler dalam upaya dalam upaya menjaga
homeostasis
• bertujuan menghancurkan, mengurangi, atau melokalisir agen pencedera juga
jaringan yang cedera
• Ditandai dg aktivasi berbagai mediator yang menyebabkan
perpindahan cairan dan sel radang dari intra vaskuler ke ekstra
vaskuler
• Cardinal sign dari inflamasi
Tumor, rubor, calor, dolor
Oleh Rudolf Virchow ditambah dg fungsio laesa
• Tiga peran penting inflamasi dalam perlawanan terhadap infeksi:
1. Meningkatkan performa makrofag.
2. Mencegah penyebaran infeksi.
3. Perbaikan jaringan yang rusak.
Etiologi Peradangan
- bakteri, virus, parasit, jamur
- Benda asing
- Jaringan nekrotik
- Reaksi immunologi
Patofisiologi
1. Respon inflamasi
2. Respon vaskuler
3. Respon seluler
Neutrofil, limfosit, monosit, eosinophil/basophil, eksudat
4. Respon Sistemik
Demam, perubahan hematologi, gejala konstitusional
• Sesaat setelah terjadi infeksi, terjadi triple respon vaskuler:
• vasokonstriksi sesaat
• diikuti vasodilatasi peran histamin dan NO
• Peningkatan permeabilitas kapiler dan venula pos kapiler
serta kontraksi endotel peran dari
- derivate plasma/factor XII: komplemen, kinin
- derivate sel: histamin, serotonin, NO, PG, LE
KININ
bradikinin
Fungsi bradikinin:
- Regulasi tekanan darah
- Kontraksi/relaksasi otot polos
- Ekstravasasi plasma
- Migrasi sel
- Aktifasi sel radang
- Mediator respon nyeri
Peradangan Akut
Jenis Radang
• Kataral
• Pseudomembran
• Ulkus
• Abses
• Flegmon
• Purulen
• Supuratif
• Cytokine:protein dengan berat molekul rendah, tdd 70-130 asam amino yang dihasilkan oleh sel yang
teraktivasi
• Chemokin/chemotactic cytokine: dihasilkan oleh sel teraktivasi, hematopoiesis, angiogenesis
• Adhesion molecule
• Integrin:
• I: ICAM 1, ICAM 2, VCAM endotel, epitel, leukosit
• J: JAMsA, JAMsB, JAMs endotel, lekosit,platelet
• Selectin:
• E: CD62P
• P: CD62E
• L: CD62L
• Addressin:
• CD 43, GlyCAM-1
• Immunoglobulin: VLA, VCAM, CD 18
Hipersensitivitas
HYPERSENSITIVITAS
Rx Imun yang pathologic
terjadi akibat respon imun berlebihan 
menimbulkan kerusakan jaringan tubuh.
Rx ini dapt terjadi bila :
- Jumlah Ag yang masuk relatif banyak
- Rx tidak pernah timbul pada pemaparan pertama
Respon Imun yang menimbulkan Penyakit Hipersensitivitas
Faktor yang Menguntungkan
Faktor yang Tidak Diinginkan
Alergi
Proteksi Terhadap infeksi
Penyakit Autoimun
Pengendalian pertumbuhan
Pre-Kangker
Penolakan Graft
Respon
Imun
Eritroblastosis Fetalis
PEMBAGIAN HIPERSENSITIVITAS MENURUT WAKTU
I.
a.
b.
Rx CEPAT
dalam hitungan detik sampai 2 jam
Contoh :
Anafilaksis sistemik
Anafilaksis local: flu, bersin,asma,urtikaria dan
eksim
2. Rx INTERMEDIET
Terjadi bbrp jam sampai 24 jam
Manisfestasi dapat berupa :
a. Reaksi tranfusi darah,
Eritroblastosis fetalis
anemia hemolitik autoimun
b. Artritis reumatoid,vasculitis necrotis
3. Rx Tipe Lambat
• Reaksi lambat terlihat setelah 48 jam
setelah pajanan dengan antigen
contoh : Dermatitis kontak
Manifestasi dan mekanisme reaksi Hipersensitivitas
Tipe
Manifestasi
Mekanisme
I
Reaksi hipersensitivitas cepat
Biasanya IgE
II
Antibodi terhadap sel
IgG atau IgM
III
Kompleks antigen-antibodi
IgG (terbanyak) / IgM
IV
Reaksi hipersensitivitas lambat
Sel T yang disensitasi
PEMBAGIAN HIPERSENSITIVITAS MENURUT MEKANISME:
1. Hipersensitivitas Tipe I (Reaksi anafilaksis)
→ Dilakukan oleh IgE yang melekat pada sel mast dan berakibat
dilepaskannya beberapa mediator yang menyebabkan Rx
anafilaksis
→ Mediatornya histamin
→ Proses aktivasi sel mast terjadi apabila IgE mengikat
anafilatoksin
→ Proses aktivasi ini melepaskan berbagai mediator
→ Timbul gejala alergi
ex: Reaksi anafilaktik terhadap penisilin
Rhinitis alergi
2. Hypersesitivitas Tipe II (Reaksi Sitotoksik)
→ Adanya antibodi dalam keadaan bebas dalam sirkulasi
yang akan bereaksi dengan antigen
→ Dilakukan oleh IgM atau IgG yang melekat pada sel sendiri
(coating sel) dan mengaktifkan jalur komplemen.
→ Akibatnya terjadi kerusal sel target.
→ Contoh :
-Ketidakcocokan golongan darah antara donor dan
resipien waktu transfusi darahanemia hemolitik
- Eritroblastosis fetalis : Rh
- Adanya autoantibodi terhadap antigen nucleoprotein .
Antibodinya disebut faktor LE
3. Hipersensitivitas Tipe III (Imun Komplex)
→ Antigen larut dan antibodinya berada dalam keadaan
bebas dalam sirkulasi
→ Bila bereaksi membentuk komplek imun
→ Komplek imun ini berpresipitasi pada sel
→ Contoh : - Rx Arthus
- Serum Sickness
4. Hipersensitivitas Tipe IV
- Tipe lambat (24-48 jam )
- Tipe seluler
- Sel limfosit yang telah tersensitisasi bereaksi
secara spesifik dengan suatu antigen tertentu
Rx Tuberkulin
Rx Granuloma
Download