Uploaded by User17848

BUKU MODUL PRAKTIKUM SURVEILANS STIKES Mandala Waluya

advertisement
Page |
DAFTAR ISI
……………………………………………………………
1
…………………………………………………...
2
Surveilans Faktor Risiko PTM
…………………………………...
3
Surveilans Kasus PTM
…………………………………...
8
Surveilans Faktor Risiko PM
……………………………………
14
Surveilans Kasus PM
…………………………………...
17
Daftar Isi
Kata Pengantar
Page |
KATA PENGANTAR
Buku petunjuk /Modul pratikum Surveilans ini disusun untuk membantu
mahasiswa Program studi Kesehatan masyarakat konsentrasi epidemiologi STIKES
Mandala Waluya dalam melakukan praktikum Surveilans. Buku ini memuat petunjuk
praktikum surveilans yang diharapkan dapat membantu mahasiswa melakukan
survelans penyakit menular ataupun tidak menular.
Saran yang sifatnya membangun dari berbagai pihak sangat diharapkan demi
kesempurnaan penyusunan buku petunjuk/Modul praktikum ini. Besar harapan tim
penyusun, dengan adanya buku ini dapat bermanfaat khususnya bagi mahasiswa
Program studi kesehatan masyarakat.
Tim Penyusun, 2017
Page |
PRAKTIKUM
SURVEILANS FAKTOR RISIKO PENYAKIT TIDAK MENULAR
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mendapatkan data dan informasi epidemiologi penyakit tidak
menular sebagai dasar pengambilan keputusan dalam peningkatan status
kesehatan dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi
program PTM, gangguan serta upaya peningkatan kewaspadaan serta
respon yang cepat dan tepat.
2. Tujuan Khusus
a) Untuk mengetahui faktor risiko penyakit tidak menular
b) Untuk mengetahui gambaran faktor risiko penyakit tidak menular
berdasarkan variabel orang.
c) Untuk mengetahui gambaran faktor risiko penyakit tidak menular
berdasarkan variabel tempat.
d) Untuk mengetahui gambaran faktor risiko penyakit tidak menular
berdasarkan variabel waktu.
B. Dasar Teori
Surveilans faktor risiko adalah Kegiatan analisis secara sistematis dan
terus menerus terhadap faktor risiko PTM agar dapat melakukan tindakan
penanggulangan secara efektif dan efisien melalui proses pengumpulan data,
pengolahan dan penyebaran informasi epidemiologi kepada penyelenggara
program
kesehatan.
Faktor
risiko
dimaksud
adalah
hal-hal
yang
mempengaruhi atau berkontribusi terhadap terjadinya penyakit tidak menular.
C. Sumber Data
1) Survei berkala seperti
2) Riset Kesehatan dasar (Riskesdas),
3) Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI),
4) Survei Sosial Ekonomi nasional (Susenas),
5) Survei Kesehatan Daerah (Surkesda)
6) Pencatatan faktor risiko di Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM
7) Pencatatan faktor risiko PTM di Puskesmas
Page |
8) Pencatatan faktor risiko PTM rumah sakit
9) Laboratorium
D. Langkah-langkah
Surveilans faktor risiko PTM dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Pengumpulan Data
a) Data dikumpulkan dari hasil survei seperti Riskesdas, SDKI, Posbindu
PTM,
dan
survei
rutin
yang
lain
yang
merupakan
data
agregat/kelompok. Data Posbindu PTM didapatkan dari pencatatan
individu peserta Posbindu PTM.
b) Data dikumpulkan menggunakan sistem informasi yang sudah ada
seperti Sistem Informasi manajemen PTM untuk data Posbindu PTM
2. Pengolahan dan Analisis Data
a) Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan bantuan software
Sistem Informasi Manajemen PTM (data Posbindu PTM) atau dengan
software lain seperti Micosoft Excel, Epi Info, Epi Data, SPSS atau
STATA.
b) Data yang diolah adalah faktor risiko PTM dengan memperhitungkan
jumlah sampel/penduduk di suatu wilayah.
c) Produk pengolahan dan analisis berupa prevalensi faktor risiko PTM
yang bersumber dari Riskesdas dan SDKI antara lain:
1) Prevalensi perokok aktif
2) Prevalensi kurang aktivitas fisik (<150 menit per minggu)
3) Prevalensi kurang konsumsi sayur dan buah
4) Prevalensi obesitas
5) Prevalensi obesitas sentral
6) Prevalensi hipertensi
7) Prevalensi minum alkohol
8) Proporsi penyebab cedera
d) Sedangkan yang bersumber dari Posbindu PTM antara lain:
1) Cakupan kunjungan posbindu
2) Jumlah rujukan ke fasilitas kesehatan
3) Proporsi perokok aktif
Page |
4) Proporsi kurang aktivitas fisik (<150 menit per minggu)
5) Proporsi kurang konsumsi sayur dan buah
6) Proporsi obesitas
7) Proporsi obesitas sentral
8) Proporsi hipertensi
9) Proporsi hiperglikemi
10) Proporsi hiperkolesterolemia
11) Proporsi gangguan fungsi paru
12) Dan lain-lain
e) Berdasarkan hasil pengolahan data, maka dilakukan penyajian dalam
bentuk narasi, tabel, grafik, spot map, area map, dan lainnya
f) Analisis data dilakukan secara diskriptif menurut variabel orang (umur,
jenis kelamin, pendidikan, dan lainnya), tempat (antar wilayah) dan
waktu (antar waktu).
3. Interpretasi Data
Hasil analisis diinterpretasi berdasarkan situasi di suatu wilayah,
apakah prevalensi menunjukkan besaran masalah faktor risiko PTM di
wilayah setempat, dan menghubungkannya dengan data lain, seperti
demografi, geografi, gaya hidup/perilaku, dan pendidikan.
4. Diseminasi Informasi
a. Hasil-hasil analisis dan interpretasi dibuat dalam bentuk laporan dan
atau presentasi.
b. Diseminasi informasi ditujukan kepada seluruh stakeholder yang
terkait, seperti jajaran kesehatan, LSM, profesi, perguruan tinggi dan
masyarakat pada umumnya.
Page |
Output
Faktor risiko PTM yang dapat diolah dan sumber datanya antara lain dapat dilihat pada
tabel berikut:
SUMBER DATA
No
FAKTOR RISIKO
POSBINDU
PKM RS
LAB
PTM
1
Merokok
2
Minum minuman beralkohol 1
UNIT
SURVEI
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
bulan terakhir
3
Minum minuman beralkohol 12
bulan terakhir
4
Sering makan makanan asin (≥ 1
kali/hari)
5
6
Sering makan makanan tinggi
v
lemak ( 1 ≥ kali/hari )
v
Sering makan/minum manis (≥ 1
v
v
v
v
v
v
v
kali/hari)
8
Kurang sayur dan buah (< 5 kali
v
(porsi)/hari)
9
10
Kurang aktifitas fisik 30 menit
v
v
sehari (3-5 kali seminggu)
v
v
Stres (tegang/cemas/panik) ≥ 1
v
v
v
kali/hari
BB lebih dan obesitas
v
v
v
v
a. BB Lebih (IMT = 23 - 24,9
v
v
v
v
b. Obesitas (IMT >= 25 Kg/m2)
v
v
v
v
c. Obesitas Sentral {LP ≥ 90 cm
v
Kg/m2)
11
(L) dan ≥ 80 cm (P)}
12
Hipertensi (TD ≥ 140/90 mmHg)
13
IVA positif
14
15
16
Page |
v
v
v
v
v
v
v
v
Pap smear positif
v
v
v
Penggunaan APD (helm)
v
Gula darah sewaktu (100-199
v
mg/dL (vena) 90-199 mg/dL
v
v
v
v
v
v
v
v
(kapiler))
17
Gula darah puasa 100-125 mg/dL
v
(vena);
v
v
v
90-99 mg/dL (kapiler)
18
Gula darah 2 jam PP 140-199
v
v
v
v
v
v
mg/dL (vena)
19
Kolesterol total >=190 mg/dL
v
v
20
HDL (>40 mg/dl (L); >45 mg/dL (P)
v
v
v
21
LDL <115 mg/dL
v
v
v
v
v
v
Kapasitas (pengukuran
22
fungsi) paru tidak normal
a. VEP1/(KVP <75% (dewasa);
VEP1/KVP
v
v
<90% (anak)
b. APE/arus puncak ekspirasi
meningkat < nilai prediksi (20%
v
v
v
v
/ 60 liter/menit)
23
Trigliserida <150 mg/dl
24
Ureum darah tidak normal
v
v
v
25
Kreatinin darah/urine tidak normal
v
v
v
26
TSH positif
v
v
v
27
Protein urin positif
v
v
v
Page |
PRAKTIKUM
SURVEILANS KASUS PENYAKIT TIDAK MENULAR BERBASIS INSTITUSI
A. Tujuan
a. Tujuan Umum
Untuk mendapatkan data dan informasi epidemiologi penyakit tidak
menular sebagai dasar pengambilan keputusan dalam peningkatan status
kesehatan dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi
program PTM, gangguan serta upaya peningkatan kewaspadaan serta
respon yang cepat dan tepat.
b. Tujuan Khusus
a) Untuk mengetahui prevalensi kasus penyakit tidak menular
b) Untuk mengetahui gambaran kasus penyakit tidak menular
berdasarkan variabel orang.
c) Untuk mengetahui gambaran kasus penyakit tidak menular
berdasarkan variabel tempat.
d) Untuk mengetahui gambaran kasus penyakit tidak menular
berdasarkan variabel waktu.
B. Dasar Teori
Surveilans kasus penyakit tidak menular adalah kegiatan analisis secara
sistematis dan terus menerus terhadap penyakit tidak menular agar dapat
melakukan tindakan penanggulangan secara efektif dan efisien melalui proses
pengumpulan data, pengolahan dan penyebaran informasi epidemiologi
kepada penyelenggara program kesehatan. Data merupakan data agregat
yang diperoleh dari Puskesmas, Rumah Sakit, dan institusi kesehatan lainnya,
serta survei kesehatan yang mempunyai data rekap PTM.
C. Sumber Data
Data dapat diperoleh melalui :
1. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
2. Puskesmas
3. Rumah Sakit
4. Laboratorium
Page |
D. Langkah-langkah
Surveilans kasus PTM dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Pengumpulan Data
a. Pengumpulan data surveilans kasus PTM dilakukan mulai di tingkat
puskesmas, rumah sakit, dan laboratorium, dan hasil survei yang
merupakan data agregat/kelompok.
b. Pengumpulan data surveilans kasus PTM dapat menggunakan
sistem informasi yang berlaku, seperti SIKDA Generik atau sistem
informasi lainnya.
c. Pengumpulan data surveilans kasus PTM dilakukan oleh seluruh
sumber data PTM yakni puskesmas dan RS.
Surveilans kasus PTM yang ada di Puskesmas adalah melalui LB1.
Untuk kasus PTM yang tidak bisa ditegakkan diagnosa di Puskesmas,
maka diagnosis dengan pemeriksaan klinis saja, yaitu suspek kanker
serviks, penyakit jantung koroner, osteoporosis, stroke, DM, gagal
ginjal kronik, asma bronchiale, thalasemia, PPOK, SLE, dan lain-lain.
Sedangkan di RS sudah dapat dilakukan pengumpulan data penyakit
tersebut di atas berdasarkan hasil diagnosis terkonfirmasi.
2. Pengolahan Dan Analisa Data
a. Pengolahan dan analisis data dilakukan oleh tim surveilans
menggunakan sistem informasi yang berlaku, seperti SIKDA
Generik, atau sistem informasi lainnya seperti Micosoft Excel,
Epi Info, Epi Data, SPSS atau STATA.
b. Hasil pengolahan dan analisis berupa proporsi maupun
prevalensi, misal:
1) Prevalensi penyakit jantung koroner
2) Proporsi DM sebagai penyebab kematian
3) Prevalensi hipertensi
4) Prevalensi gagal jantung
5) Prevalensi DM
6) Prevalensi PPOK
7) Proporsi penyakit tiroid dari seluruh penyakit
8) Dan lain-lain
Page |
c. Berdasarkan hasil pengolahan data, maka dilakukan penyajian
dalam bentuk narasi, tabel, grafik, spot map, area map.
d. Analisis data dilakukan secara deskriptif menurut variabel orang
(umur, jenis kelamin, pendidikan, pendapatan, pekerjaan,dll),
tempat (antar wilayah) dan waktu (antar waktu).
3. Interpretasi Data
Hasil analisis diinterpretasi berdasarkan situasi di suatu wilayah,
apakah angka-angka prevalensi menunjukkan kecenderungan tertentu
dan besaran masalah PTM dan cedera, dengan dihubungkan dengan
data lain, seperti demografi, geografi, gaya hidup/perilaku, dan
pendidikan.
4. Diseminasi Informasi
a. Hasil-hasil analisis dan interpretasi dibuat dalam bentuk laporan
dan atau presentasi
b. Diseminasi informasi ditujukan kepada seluruh stakeholder yang
terkait, seperti jajaran instansi kesehatan, LSM, dan masyarakat
pada umumnya
Output
Data kasus PTM diolah menurut orang, tempat dan waktu. Menurut orang
berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin. Menurut tempat berdasar
unit rmasing-masing wilayah. Menurut waktu dapat diolah berdasarkan
tahun. Jenis kasus PTM dilihat pada tabel berikut :
NO
PTM
ICD-X
1
2
3
4
Hipertensi
Penyakit jantung koroner
Gagal jantung
Diabetes Melitus (kencing manis)
a. DM Tipe I
b. DM Tipe II
c. DM Gestasional
Obesitas
Penyakit tiroid
I10
I24.0
I50
5
6
Page |
E10
E11
O24
E66
SUMBER DATA
PUSKES
LAB/
SURVAI
MAS
RS
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Page |
a. Hipotiroid
b. Hipertiroid
Stroke
a. Stroke Haemorragik
b. Stroke Non Haemorragik
Asma Bronkiale
PPOK
Osteoporosis
Penyakit Ginjal Kronik
Thalassemia
SLE/Lupus
Kanker
a. Kanker payudara
b. Retinoblastoma
c. Kanker serviks
d. Kanker paru
e. Kanker kolorektal
f. Leukemia
g. Kanker Prostat
h. kanker Nasopharink
i. Kanker Kulit
j. Kanker hati
Cedera akibat Kecelakaan lalu
lintas
Cedera akibat Kekerasan dalam
rumah tangga
Cedera akibat lain
E05
E03
I60-I62
I63
J45
J44
M81
N00-N19
D56
M32
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
C50
C69
C53
C34
C18-C20
C91-C95
C61
C11
C43-C44
C22
V01-V99
X60-Y09
W00-X59
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
Lampiran : Formulir Surveilans Faktor Risiko Dari Laboratorium
GOLONGAN UMUR
No
HASIL PEMERIKSAAN MENURUT GOLONGAN UMUR
JENIS PEMERIKSAAN
<1 th
N
L
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
Gula darah sewaktu
Gula darah puasa
Gula darah 2 jam PP
Kolesterol total
HDL
LDL
Trigliserida
Ureum darah
Kreatinin darah
T3
T4
TSH
Protein urin
Sitologi
Histologi jaringan metastasis
Histologi jaringan primer
Tumor marker
JUMLAH
Page |
1-4
TN
P
L
P
N
L
5-9
TN
P
L
N
P
L
10-14
TN
P
L
N
P
L
15-19
TN
P
L
P L
N
20-44
TN
P
L
N
P
L
TN
P
L
TOTAL
45-54
N
P
L
55-59
TN
P
L
N
P
L
60-69
TN
P
L
N
P
L
70+
TN
P
L
N
P
L
TN
P
L
N
P
L
TN
P
L
P
Lampiran : Formulir Surveilans Kasus PTM di Puskesmas
Jumlah Kunjungan
NO
NAMA PENYAKIT
ICD X
<1 th
L
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Hipertensi
Penyakit jantung koroner
Gagal jantung
Diabetes Melitus
Obesitas
Penyakit Tiroid
Stroke
Asma bronchiale
SLE
Thalassemia
PPOK
Osteoporosis
Ginjal Kronik
Tumor payudara
Retinoblastoma
Leukemia
Kanker serviks
Cedera akibat Kecelakaan lalu lintas
Cedera akibat Kekerasan dalam rumah
tangga
Cedera akibat lain
JUMLAH
Page |
I10
I24.0
I50
E11
E66
E00
I64
J45
M32
D56
J44
M81
N00-N19
C50
C69
C91-C95
C53
V01-V99
X60-Y09
W00-X59
1-4
P
L
5-9
P
L
10-14
P
L
P
15-19
L
Kasus Baru
20-44
P
L
45-54
P
L
55-59
P
L
60-69
P
L
Meninggal
70+
P
L
P
L
P
L
P
PRAKTIKUM
SURVEILANS FAKTOR RISIKO PENYAKIT MENULAR
A. Tujuan
a. Tujuan Umum
Untuk mendapatkan data dan informasi epidemiologi penyakit
menular sebagai dasar pengambilan keputusan dalam peningkatan status
kesehatan dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi
program PM, gangguan serta upaya peningkatan kewaspadaan serta
respon yang cepat dan tepat.
b. Tujuan Khusus
a) Untuk mengetahui faktor risiko penyakit menular
b) Untuk mengetahui gambaran faktor risiko penyakit menular
berdasarkan variabel orang.
c) Untuk mengetahui gambaran faktor risiko penyakit menular
berdasarkan variabel tempat.
d) Untuk mengetahui gambaran faktor risiko penyakit menular
berdasarkan variabel waktu.
B. Dasar Teori
Surveilans faktor risiko adalah Kegiatan analisis secara sistematis dan
terus menerus terhadap faktor risiko Penyakit menular agar dapat melakukan
tindakan
penanggulangan
secara
efektif
dan
efisien
melalui
proses
pengumpulan data, pengolahan dan penyebaran informasi epidemiologi
kepada penyelenggara program kesehatan. Faktor risiko dimaksud adalah
hal-hal yang mempengaruhi atau berkontribusi terhadap terjadinya penyakit
menular.
C. Sumber Data
1) Survei berkala seperti
2) Riset Kesehatan dasar (Riskesdas),
3) Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI),
4) Survei Sosial Ekonomi nasional (Susenas),
5) Survei Kesehatan Daerah (Surkesda)
6) Pencatatan faktor risiko PM di Puskesmas
Page |
7) Pencatatan faktor risiko PM rumah sakit
8) Laboratorium
D. Langkah-langkah
Surveilans faktor risiko PM dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
a. Pengumpulan Data
a) Data dikumpulkan dari hasil survei seperti Riskesdas, SDKI, dan survei
rutin yang lain yang merupakan data agregat/kelompok.
b) Data dikumpulkan menggunakan sistem informasi yang sudah ada.
b. Pengolahan dan Analisis Data
a) Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan bantuan software
antara lain seperti Micosoft Excel, Epi Info, Epi Data, SPSS atau
STATA.
b) Data yang diolah adalah faktor risiko PM dengan memperhitungkan
jumlah sampel/penduduk di suatu wilayah.
c) Produk pengolahan dan analisis berupa prevalensi faktor risiko PM
yang bersumber dari Riskesdas dan SDKI antara lain:
1) Proporsi status gizi buruk dan kurang
2) Proporsi Prilaku cuci tangan dengan benar
3) Proporsi Buang air besar di jamban
4) Proporsi penggunaan kelambu
5) Proporsi Prilaku Pemberantasan sarang nyamuk
6) Dan lain lain.
d) Berdasarkan hasil pengolahan data, maka dilakukan penyajian dalam
bentuk narasi, tabel, grafik, spot map, area map, dan lainnya
e) Analisis data dilakukan secara diskriptif menurut variabel orang (umur,
jenis kelamin, pendidikan, dan lainnya), tempat (antar wilayah) dan
waktu (antar waktu).
c. Interpretasi Data
Hasil analisis diinterpretasi berdasarkan situasi di suatu wilayah,
apakah prevalensi menunjukkan besaran masalah faktor risiko PM di
Page |
wilayah setempat, dan menghubungkannya dengan data lain, seperti
demografi, geografi, gaya hidup/perilaku, dan pendidikan.
d. Diseminasi Informasi
a. Hasil-hasil analisis dan interpretasi dibuat dalam bentuk laporan dan
atau presentasi.
b. Diseminasi informasi ditujukan kepada seluruh stakeholder yang terkait,
seperti jajaran kesehatan, LSM, profesi, perguruan tinggi dan
masyarakat pada umumnya.
Page |
PRAKTIKUM
SURVEILANS KASUS PENYAKIT MENULAR BERBASIS INSTITUSI
A. Tujuan
a. Tujuan Umum
Untuk mendapatkan data dan informasi epidemiologi penyakit
menular sebagai dasar pengambilan keputusan dalam peningkatan status
kesehatan dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi
program PM, gangguan serta upaya peningkatan kewaspadaan serta
respon yang cepat dan tepat.
b. Tujuan Khusus
a) Untuk mengetahui prevalensi kasus penyakit menular
b) Untuk mengetahui gambaran kasus penyakit menular berdasarkan
variabel orang.
c) Untuk mengetahui gambaran kasus penyakit menular berdasarkan
variabel tempat.
d) Untuk mengetahui gambaran kasus penyakit menular berdasarkan
variabel waktu.
B. Dasar Teori
Surveilans kasus penyakit menular adalah kegiatan analisis secara sistematis
dan terus menerus terhadap penyakit menular agar dapat melakukan tindakan
penanggulangan secara efektif dan efisien melalui proses pengumpulan data,
pengolahan dan penyebaran informasi epidemiologi kepada penyelenggara
program kesehatan. Data merupakan data agregat yang diperoleh dari
Puskesmas, Rumah Sakit, dan institusi kesehatan lainnya, serta survei
kesehatan yang mempunyai data rekap PM.
C. Sumber Data
Data dapat diperoleh melalui :
1. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
2. Puskesmas
3. Rumah Sakit
4. Laboratorium
Page |
D. Langkah-langkah
Surveilans kasus PM dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Pengumpulan Data
a. Pengumpulan data surveilans kasus PM dilakukan mulai di tingkat
puskesmas, rumah sakit, dan laboratorium, dan hasil survei yang
merupakan data agregat/kelompok.
b. Pengumpulan data surveilans kasus PM dapat menggunakan sistem
informasi yang berlaku, seperti SIKDA Generik atau sistem informasi
lainnya.
c. Pengumpulan data surveilans kasus PM dilakukan oleh seluruh
sumber data PM yakni puskesmas dan RS.
Surveilans kasus PM yang ada di Puskesmas adalah melalui LB1.
Untuk kasus PM yang tidak bisa ditegakkan diagnosa di Puskesmas,
maka diagnosis dengan pemeriksaan klinis saja. Sedangkan di RS
sudah dapat dilakukan pengumpulan data penyakit tersebut di atas
berdasarkan hasil diagnosis terkonfirmasi.
2. Pengolahan Dan Analisa Data
a. Pengolahan dan analisis data dilakukan oleh tim surveilans
menggunakan sistem informasi yang berlaku, seperti SIKDA
Generik, atau sistem informasi lainnya seperti Micosoft Excel, Epi
Info, Epi Data, SPSS atau STATA.
b. Hasil pengolahan dan analisis berupa proporsi maupun prevalensi,
misal:
1) Prevalensi ISPA
2) Proporsi Pneumonia
3) Prevalensi Tb Paru
4) Prevalensi Diare pada balita
5) Prevalensi Hepatitis
6) Prevalensi Malaria
7) Prevalensi Filariasis
8) Prevalensi Infeksi Menular seksual
9) Dan lain-lain
Page |
c. Berdasarkan hasil pengolahan data, maka dilakukan penyajian dalam
bentuk narasi, tabel, grafik, spot map, area map.
d. Analisis data dilakukan secara deskriptif menurut variabel orang (umur,
jenis kelamin, pendidikan, pendapatan, pekerjaan,dll), tempat (antar
wilayah) dan waktu (antar waktu).
3. Interpretasi Data
Hasil analisis diinterpretasi berdasarkan situasi di suatu wilayah,
apakah angka-angka prevalensi menunjukkan kecenderungan tertentu
dan besaran masalah PM dan cedera, dengan dihubungkan dengan
data lain, seperti demografi, geografi, gaya hidup/perilaku, dan
pendidikan.
4. Diseminasi Informasi
a. Hasil-hasil analisis dan interpretasi dibuat dalam bentuk laporan
dan atau presentasi
b. Diseminasi informasi ditujukan kepada seluruh stakeholder yang
terkait, seperti jajaran instansi kesehatan, LSM, dan masyarakat
pada umumnya
Page |
Download