Page | DAFTAR ISI …………………………………………………………… 1 …………………………………………………... 2 Surveilans Faktor Risiko PTM …………………………………... 3 Surveilans Kasus PTM …………………………………... 8 Surveilans Faktor Risiko PM …………………………………… 14 Surveilans Kasus PM …………………………………... 17 Daftar Isi Kata Pengantar Page | KATA PENGANTAR Buku petunjuk /Modul pratikum Surveilans ini disusun untuk membantu mahasiswa Program studi Kesehatan masyarakat konsentrasi epidemiologi STIKES Mandala Waluya dalam melakukan praktikum Surveilans. Buku ini memuat petunjuk praktikum surveilans yang diharapkan dapat membantu mahasiswa melakukan survelans penyakit menular ataupun tidak menular. Saran yang sifatnya membangun dari berbagai pihak sangat diharapkan demi kesempurnaan penyusunan buku petunjuk/Modul praktikum ini. Besar harapan tim penyusun, dengan adanya buku ini dapat bermanfaat khususnya bagi mahasiswa Program studi kesehatan masyarakat. Tim Penyusun, 2017 Page | PRAKTIKUM SURVEILANS FAKTOR RISIKO PENYAKIT TIDAK MENULAR A. Tujuan 1. Tujuan Umum Untuk mendapatkan data dan informasi epidemiologi penyakit tidak menular sebagai dasar pengambilan keputusan dalam peningkatan status kesehatan dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi program PTM, gangguan serta upaya peningkatan kewaspadaan serta respon yang cepat dan tepat. 2. Tujuan Khusus a) Untuk mengetahui faktor risiko penyakit tidak menular b) Untuk mengetahui gambaran faktor risiko penyakit tidak menular berdasarkan variabel orang. c) Untuk mengetahui gambaran faktor risiko penyakit tidak menular berdasarkan variabel tempat. d) Untuk mengetahui gambaran faktor risiko penyakit tidak menular berdasarkan variabel waktu. B. Dasar Teori Surveilans faktor risiko adalah Kegiatan analisis secara sistematis dan terus menerus terhadap faktor risiko PTM agar dapat melakukan tindakan penanggulangan secara efektif dan efisien melalui proses pengumpulan data, pengolahan dan penyebaran informasi epidemiologi kepada penyelenggara program kesehatan. Faktor risiko dimaksud adalah hal-hal yang mempengaruhi atau berkontribusi terhadap terjadinya penyakit tidak menular. C. Sumber Data 1) Survei berkala seperti 2) Riset Kesehatan dasar (Riskesdas), 3) Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), 4) Survei Sosial Ekonomi nasional (Susenas), 5) Survei Kesehatan Daerah (Surkesda) 6) Pencatatan faktor risiko di Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM 7) Pencatatan faktor risiko PTM di Puskesmas Page | 8) Pencatatan faktor risiko PTM rumah sakit 9) Laboratorium D. Langkah-langkah Surveilans faktor risiko PTM dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Pengumpulan Data a) Data dikumpulkan dari hasil survei seperti Riskesdas, SDKI, Posbindu PTM, dan survei rutin yang lain yang merupakan data agregat/kelompok. Data Posbindu PTM didapatkan dari pencatatan individu peserta Posbindu PTM. b) Data dikumpulkan menggunakan sistem informasi yang sudah ada seperti Sistem Informasi manajemen PTM untuk data Posbindu PTM 2. Pengolahan dan Analisis Data a) Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan bantuan software Sistem Informasi Manajemen PTM (data Posbindu PTM) atau dengan software lain seperti Micosoft Excel, Epi Info, Epi Data, SPSS atau STATA. b) Data yang diolah adalah faktor risiko PTM dengan memperhitungkan jumlah sampel/penduduk di suatu wilayah. c) Produk pengolahan dan analisis berupa prevalensi faktor risiko PTM yang bersumber dari Riskesdas dan SDKI antara lain: 1) Prevalensi perokok aktif 2) Prevalensi kurang aktivitas fisik (<150 menit per minggu) 3) Prevalensi kurang konsumsi sayur dan buah 4) Prevalensi obesitas 5) Prevalensi obesitas sentral 6) Prevalensi hipertensi 7) Prevalensi minum alkohol 8) Proporsi penyebab cedera d) Sedangkan yang bersumber dari Posbindu PTM antara lain: 1) Cakupan kunjungan posbindu 2) Jumlah rujukan ke fasilitas kesehatan 3) Proporsi perokok aktif Page | 4) Proporsi kurang aktivitas fisik (<150 menit per minggu) 5) Proporsi kurang konsumsi sayur dan buah 6) Proporsi obesitas 7) Proporsi obesitas sentral 8) Proporsi hipertensi 9) Proporsi hiperglikemi 10) Proporsi hiperkolesterolemia 11) Proporsi gangguan fungsi paru 12) Dan lain-lain e) Berdasarkan hasil pengolahan data, maka dilakukan penyajian dalam bentuk narasi, tabel, grafik, spot map, area map, dan lainnya f) Analisis data dilakukan secara diskriptif menurut variabel orang (umur, jenis kelamin, pendidikan, dan lainnya), tempat (antar wilayah) dan waktu (antar waktu). 3. Interpretasi Data Hasil analisis diinterpretasi berdasarkan situasi di suatu wilayah, apakah prevalensi menunjukkan besaran masalah faktor risiko PTM di wilayah setempat, dan menghubungkannya dengan data lain, seperti demografi, geografi, gaya hidup/perilaku, dan pendidikan. 4. Diseminasi Informasi a. Hasil-hasil analisis dan interpretasi dibuat dalam bentuk laporan dan atau presentasi. b. Diseminasi informasi ditujukan kepada seluruh stakeholder yang terkait, seperti jajaran kesehatan, LSM, profesi, perguruan tinggi dan masyarakat pada umumnya. Page | Output Faktor risiko PTM yang dapat diolah dan sumber datanya antara lain dapat dilihat pada tabel berikut: SUMBER DATA No FAKTOR RISIKO POSBINDU PKM RS LAB PTM 1 Merokok 2 Minum minuman beralkohol 1 UNIT SURVEI v v v v v v v v v v v bulan terakhir 3 Minum minuman beralkohol 12 bulan terakhir 4 Sering makan makanan asin (≥ 1 kali/hari) 5 6 Sering makan makanan tinggi v lemak ( 1 ≥ kali/hari ) v Sering makan/minum manis (≥ 1 v v v v v v v kali/hari) 8 Kurang sayur dan buah (< 5 kali v (porsi)/hari) 9 10 Kurang aktifitas fisik 30 menit v v sehari (3-5 kali seminggu) v v Stres (tegang/cemas/panik) ≥ 1 v v v kali/hari BB lebih dan obesitas v v v v a. BB Lebih (IMT = 23 - 24,9 v v v v b. Obesitas (IMT >= 25 Kg/m2) v v v v c. Obesitas Sentral {LP ≥ 90 cm v Kg/m2) 11 (L) dan ≥ 80 cm (P)} 12 Hipertensi (TD ≥ 140/90 mmHg) 13 IVA positif 14 15 16 Page | v v v v v v v v Pap smear positif v v v Penggunaan APD (helm) v Gula darah sewaktu (100-199 v mg/dL (vena) 90-199 mg/dL v v v v v v v v (kapiler)) 17 Gula darah puasa 100-125 mg/dL v (vena); v v v 90-99 mg/dL (kapiler) 18 Gula darah 2 jam PP 140-199 v v v v v v mg/dL (vena) 19 Kolesterol total >=190 mg/dL v v 20 HDL (>40 mg/dl (L); >45 mg/dL (P) v v v 21 LDL <115 mg/dL v v v v v v Kapasitas (pengukuran 22 fungsi) paru tidak normal a. VEP1/(KVP <75% (dewasa); VEP1/KVP v v <90% (anak) b. APE/arus puncak ekspirasi meningkat < nilai prediksi (20% v v v v / 60 liter/menit) 23 Trigliserida <150 mg/dl 24 Ureum darah tidak normal v v v 25 Kreatinin darah/urine tidak normal v v v 26 TSH positif v v v 27 Protein urin positif v v v Page | PRAKTIKUM SURVEILANS KASUS PENYAKIT TIDAK MENULAR BERBASIS INSTITUSI A. Tujuan a. Tujuan Umum Untuk mendapatkan data dan informasi epidemiologi penyakit tidak menular sebagai dasar pengambilan keputusan dalam peningkatan status kesehatan dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi program PTM, gangguan serta upaya peningkatan kewaspadaan serta respon yang cepat dan tepat. b. Tujuan Khusus a) Untuk mengetahui prevalensi kasus penyakit tidak menular b) Untuk mengetahui gambaran kasus penyakit tidak menular berdasarkan variabel orang. c) Untuk mengetahui gambaran kasus penyakit tidak menular berdasarkan variabel tempat. d) Untuk mengetahui gambaran kasus penyakit tidak menular berdasarkan variabel waktu. B. Dasar Teori Surveilans kasus penyakit tidak menular adalah kegiatan analisis secara sistematis dan terus menerus terhadap penyakit tidak menular agar dapat melakukan tindakan penanggulangan secara efektif dan efisien melalui proses pengumpulan data, pengolahan dan penyebaran informasi epidemiologi kepada penyelenggara program kesehatan. Data merupakan data agregat yang diperoleh dari Puskesmas, Rumah Sakit, dan institusi kesehatan lainnya, serta survei kesehatan yang mempunyai data rekap PTM. C. Sumber Data Data dapat diperoleh melalui : 1. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2. Puskesmas 3. Rumah Sakit 4. Laboratorium Page | D. Langkah-langkah Surveilans kasus PTM dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Pengumpulan Data a. Pengumpulan data surveilans kasus PTM dilakukan mulai di tingkat puskesmas, rumah sakit, dan laboratorium, dan hasil survei yang merupakan data agregat/kelompok. b. Pengumpulan data surveilans kasus PTM dapat menggunakan sistem informasi yang berlaku, seperti SIKDA Generik atau sistem informasi lainnya. c. Pengumpulan data surveilans kasus PTM dilakukan oleh seluruh sumber data PTM yakni puskesmas dan RS. Surveilans kasus PTM yang ada di Puskesmas adalah melalui LB1. Untuk kasus PTM yang tidak bisa ditegakkan diagnosa di Puskesmas, maka diagnosis dengan pemeriksaan klinis saja, yaitu suspek kanker serviks, penyakit jantung koroner, osteoporosis, stroke, DM, gagal ginjal kronik, asma bronchiale, thalasemia, PPOK, SLE, dan lain-lain. Sedangkan di RS sudah dapat dilakukan pengumpulan data penyakit tersebut di atas berdasarkan hasil diagnosis terkonfirmasi. 2. Pengolahan Dan Analisa Data a. Pengolahan dan analisis data dilakukan oleh tim surveilans menggunakan sistem informasi yang berlaku, seperti SIKDA Generik, atau sistem informasi lainnya seperti Micosoft Excel, Epi Info, Epi Data, SPSS atau STATA. b. Hasil pengolahan dan analisis berupa proporsi maupun prevalensi, misal: 1) Prevalensi penyakit jantung koroner 2) Proporsi DM sebagai penyebab kematian 3) Prevalensi hipertensi 4) Prevalensi gagal jantung 5) Prevalensi DM 6) Prevalensi PPOK 7) Proporsi penyakit tiroid dari seluruh penyakit 8) Dan lain-lain Page | c. Berdasarkan hasil pengolahan data, maka dilakukan penyajian dalam bentuk narasi, tabel, grafik, spot map, area map. d. Analisis data dilakukan secara deskriptif menurut variabel orang (umur, jenis kelamin, pendidikan, pendapatan, pekerjaan,dll), tempat (antar wilayah) dan waktu (antar waktu). 3. Interpretasi Data Hasil analisis diinterpretasi berdasarkan situasi di suatu wilayah, apakah angka-angka prevalensi menunjukkan kecenderungan tertentu dan besaran masalah PTM dan cedera, dengan dihubungkan dengan data lain, seperti demografi, geografi, gaya hidup/perilaku, dan pendidikan. 4. Diseminasi Informasi a. Hasil-hasil analisis dan interpretasi dibuat dalam bentuk laporan dan atau presentasi b. Diseminasi informasi ditujukan kepada seluruh stakeholder yang terkait, seperti jajaran instansi kesehatan, LSM, dan masyarakat pada umumnya Output Data kasus PTM diolah menurut orang, tempat dan waktu. Menurut orang berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin. Menurut tempat berdasar unit rmasing-masing wilayah. Menurut waktu dapat diolah berdasarkan tahun. Jenis kasus PTM dilihat pada tabel berikut : NO PTM ICD-X 1 2 3 4 Hipertensi Penyakit jantung koroner Gagal jantung Diabetes Melitus (kencing manis) a. DM Tipe I b. DM Tipe II c. DM Gestasional Obesitas Penyakit tiroid I10 I24.0 I50 5 6 Page | E10 E11 O24 E66 SUMBER DATA PUSKES LAB/ SURVAI MAS RS v v v v v v v v v v v v v v v v v v 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Page | a. Hipotiroid b. Hipertiroid Stroke a. Stroke Haemorragik b. Stroke Non Haemorragik Asma Bronkiale PPOK Osteoporosis Penyakit Ginjal Kronik Thalassemia SLE/Lupus Kanker a. Kanker payudara b. Retinoblastoma c. Kanker serviks d. Kanker paru e. Kanker kolorektal f. Leukemia g. Kanker Prostat h. kanker Nasopharink i. Kanker Kulit j. Kanker hati Cedera akibat Kecelakaan lalu lintas Cedera akibat Kekerasan dalam rumah tangga Cedera akibat lain E05 E03 I60-I62 I63 J45 J44 M81 N00-N19 D56 M32 v v v v v v v v v v v C50 C69 C53 C34 C18-C20 C91-C95 C61 C11 C43-C44 C22 V01-V99 X60-Y09 W00-X59 v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v Lampiran : Formulir Surveilans Faktor Risiko Dari Laboratorium GOLONGAN UMUR No HASIL PEMERIKSAAN MENURUT GOLONGAN UMUR JENIS PEMERIKSAAN <1 th N L 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 Gula darah sewaktu Gula darah puasa Gula darah 2 jam PP Kolesterol total HDL LDL Trigliserida Ureum darah Kreatinin darah T3 T4 TSH Protein urin Sitologi Histologi jaringan metastasis Histologi jaringan primer Tumor marker JUMLAH Page | 1-4 TN P L P N L 5-9 TN P L N P L 10-14 TN P L N P L 15-19 TN P L P L N 20-44 TN P L N P L TN P L TOTAL 45-54 N P L 55-59 TN P L N P L 60-69 TN P L N P L 70+ TN P L N P L TN P L N P L TN P L P Lampiran : Formulir Surveilans Kasus PTM di Puskesmas Jumlah Kunjungan NO NAMA PENYAKIT ICD X <1 th L 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Hipertensi Penyakit jantung koroner Gagal jantung Diabetes Melitus Obesitas Penyakit Tiroid Stroke Asma bronchiale SLE Thalassemia PPOK Osteoporosis Ginjal Kronik Tumor payudara Retinoblastoma Leukemia Kanker serviks Cedera akibat Kecelakaan lalu lintas Cedera akibat Kekerasan dalam rumah tangga Cedera akibat lain JUMLAH Page | I10 I24.0 I50 E11 E66 E00 I64 J45 M32 D56 J44 M81 N00-N19 C50 C69 C91-C95 C53 V01-V99 X60-Y09 W00-X59 1-4 P L 5-9 P L 10-14 P L P 15-19 L Kasus Baru 20-44 P L 45-54 P L 55-59 P L 60-69 P L Meninggal 70+ P L P L P L P PRAKTIKUM SURVEILANS FAKTOR RISIKO PENYAKIT MENULAR A. Tujuan a. Tujuan Umum Untuk mendapatkan data dan informasi epidemiologi penyakit menular sebagai dasar pengambilan keputusan dalam peningkatan status kesehatan dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi program PM, gangguan serta upaya peningkatan kewaspadaan serta respon yang cepat dan tepat. b. Tujuan Khusus a) Untuk mengetahui faktor risiko penyakit menular b) Untuk mengetahui gambaran faktor risiko penyakit menular berdasarkan variabel orang. c) Untuk mengetahui gambaran faktor risiko penyakit menular berdasarkan variabel tempat. d) Untuk mengetahui gambaran faktor risiko penyakit menular berdasarkan variabel waktu. B. Dasar Teori Surveilans faktor risiko adalah Kegiatan analisis secara sistematis dan terus menerus terhadap faktor risiko Penyakit menular agar dapat melakukan tindakan penanggulangan secara efektif dan efisien melalui proses pengumpulan data, pengolahan dan penyebaran informasi epidemiologi kepada penyelenggara program kesehatan. Faktor risiko dimaksud adalah hal-hal yang mempengaruhi atau berkontribusi terhadap terjadinya penyakit menular. C. Sumber Data 1) Survei berkala seperti 2) Riset Kesehatan dasar (Riskesdas), 3) Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), 4) Survei Sosial Ekonomi nasional (Susenas), 5) Survei Kesehatan Daerah (Surkesda) 6) Pencatatan faktor risiko PM di Puskesmas Page | 7) Pencatatan faktor risiko PM rumah sakit 8) Laboratorium D. Langkah-langkah Surveilans faktor risiko PM dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Pengumpulan Data a) Data dikumpulkan dari hasil survei seperti Riskesdas, SDKI, dan survei rutin yang lain yang merupakan data agregat/kelompok. b) Data dikumpulkan menggunakan sistem informasi yang sudah ada. b. Pengolahan dan Analisis Data a) Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan bantuan software antara lain seperti Micosoft Excel, Epi Info, Epi Data, SPSS atau STATA. b) Data yang diolah adalah faktor risiko PM dengan memperhitungkan jumlah sampel/penduduk di suatu wilayah. c) Produk pengolahan dan analisis berupa prevalensi faktor risiko PM yang bersumber dari Riskesdas dan SDKI antara lain: 1) Proporsi status gizi buruk dan kurang 2) Proporsi Prilaku cuci tangan dengan benar 3) Proporsi Buang air besar di jamban 4) Proporsi penggunaan kelambu 5) Proporsi Prilaku Pemberantasan sarang nyamuk 6) Dan lain lain. d) Berdasarkan hasil pengolahan data, maka dilakukan penyajian dalam bentuk narasi, tabel, grafik, spot map, area map, dan lainnya e) Analisis data dilakukan secara diskriptif menurut variabel orang (umur, jenis kelamin, pendidikan, dan lainnya), tempat (antar wilayah) dan waktu (antar waktu). c. Interpretasi Data Hasil analisis diinterpretasi berdasarkan situasi di suatu wilayah, apakah prevalensi menunjukkan besaran masalah faktor risiko PM di Page | wilayah setempat, dan menghubungkannya dengan data lain, seperti demografi, geografi, gaya hidup/perilaku, dan pendidikan. d. Diseminasi Informasi a. Hasil-hasil analisis dan interpretasi dibuat dalam bentuk laporan dan atau presentasi. b. Diseminasi informasi ditujukan kepada seluruh stakeholder yang terkait, seperti jajaran kesehatan, LSM, profesi, perguruan tinggi dan masyarakat pada umumnya. Page | PRAKTIKUM SURVEILANS KASUS PENYAKIT MENULAR BERBASIS INSTITUSI A. Tujuan a. Tujuan Umum Untuk mendapatkan data dan informasi epidemiologi penyakit menular sebagai dasar pengambilan keputusan dalam peningkatan status kesehatan dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi program PM, gangguan serta upaya peningkatan kewaspadaan serta respon yang cepat dan tepat. b. Tujuan Khusus a) Untuk mengetahui prevalensi kasus penyakit menular b) Untuk mengetahui gambaran kasus penyakit menular berdasarkan variabel orang. c) Untuk mengetahui gambaran kasus penyakit menular berdasarkan variabel tempat. d) Untuk mengetahui gambaran kasus penyakit menular berdasarkan variabel waktu. B. Dasar Teori Surveilans kasus penyakit menular adalah kegiatan analisis secara sistematis dan terus menerus terhadap penyakit menular agar dapat melakukan tindakan penanggulangan secara efektif dan efisien melalui proses pengumpulan data, pengolahan dan penyebaran informasi epidemiologi kepada penyelenggara program kesehatan. Data merupakan data agregat yang diperoleh dari Puskesmas, Rumah Sakit, dan institusi kesehatan lainnya, serta survei kesehatan yang mempunyai data rekap PM. C. Sumber Data Data dapat diperoleh melalui : 1. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2. Puskesmas 3. Rumah Sakit 4. Laboratorium Page | D. Langkah-langkah Surveilans kasus PM dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Pengumpulan Data a. Pengumpulan data surveilans kasus PM dilakukan mulai di tingkat puskesmas, rumah sakit, dan laboratorium, dan hasil survei yang merupakan data agregat/kelompok. b. Pengumpulan data surveilans kasus PM dapat menggunakan sistem informasi yang berlaku, seperti SIKDA Generik atau sistem informasi lainnya. c. Pengumpulan data surveilans kasus PM dilakukan oleh seluruh sumber data PM yakni puskesmas dan RS. Surveilans kasus PM yang ada di Puskesmas adalah melalui LB1. Untuk kasus PM yang tidak bisa ditegakkan diagnosa di Puskesmas, maka diagnosis dengan pemeriksaan klinis saja. Sedangkan di RS sudah dapat dilakukan pengumpulan data penyakit tersebut di atas berdasarkan hasil diagnosis terkonfirmasi. 2. Pengolahan Dan Analisa Data a. Pengolahan dan analisis data dilakukan oleh tim surveilans menggunakan sistem informasi yang berlaku, seperti SIKDA Generik, atau sistem informasi lainnya seperti Micosoft Excel, Epi Info, Epi Data, SPSS atau STATA. b. Hasil pengolahan dan analisis berupa proporsi maupun prevalensi, misal: 1) Prevalensi ISPA 2) Proporsi Pneumonia 3) Prevalensi Tb Paru 4) Prevalensi Diare pada balita 5) Prevalensi Hepatitis 6) Prevalensi Malaria 7) Prevalensi Filariasis 8) Prevalensi Infeksi Menular seksual 9) Dan lain-lain Page | c. Berdasarkan hasil pengolahan data, maka dilakukan penyajian dalam bentuk narasi, tabel, grafik, spot map, area map. d. Analisis data dilakukan secara deskriptif menurut variabel orang (umur, jenis kelamin, pendidikan, pendapatan, pekerjaan,dll), tempat (antar wilayah) dan waktu (antar waktu). 3. Interpretasi Data Hasil analisis diinterpretasi berdasarkan situasi di suatu wilayah, apakah angka-angka prevalensi menunjukkan kecenderungan tertentu dan besaran masalah PM dan cedera, dengan dihubungkan dengan data lain, seperti demografi, geografi, gaya hidup/perilaku, dan pendidikan. 4. Diseminasi Informasi a. Hasil-hasil analisis dan interpretasi dibuat dalam bentuk laporan dan atau presentasi b. Diseminasi informasi ditujukan kepada seluruh stakeholder yang terkait, seperti jajaran instansi kesehatan, LSM, dan masyarakat pada umumnya Page |