Uploaded by User17752

Penjaminan Mutu (QA)

advertisement
1. PENJAMINAN MUTU (QA)
1.1. Pengelolaan Mutu
Mutu adalah sifat dan karakteristik produk atau jasa yang membuatnya memenuhi kebutuhan
pelanggan (customer) atau pemakai (user). Dari definisi diatas, langkah pertama untuk mengetahui
mutu suatu obyek adalah mengidentifikasi obyek, kemudian mengkaji sifat obyek tersebut agar
memenuhi keinginan pelanggan/pemakai. Definisi lain untuk mutu yang sering diasosiasikan dengan
proyek adalah fitness for use. Istilah ini di samping mempunyai arti seperti yang diuraikan di atas,juga
memperhatikan masalah tersedianya produk, keandalan, dan masalah pemeliharaan.
Pengelolaan mutu adalah pengelolaan yang bertujuan mencapai persyaratan mutu proyek pada
pekerjaan pertama tanpa adanya pengulangan (to do the right things right the first time) dengan cara‐
cara yang efektif dan ekonomis. Pengelolaan mutu proyek merupakan unsur dari pengelolaan proyek
secara keseluruhan, yang antara lain adalah sebagai berikut :
a. Meletakkan Dasar Filosofi dan Kebijakan Mutu Proyek.
Umumnya perusahaan‐perusahaan besar memiliki dokumen (buku) yang berisi pedoman dasar,
filosofi, dan kebijakan mutu yang harus diikuti selama menjalankan operasi atau produksinya.
b. Memberikan Keputusan Strategis Mengenai Hubungan Antara Mutu dan Jadwal Biaya
Pimpinan perusahaan harus menggariskan bobot mutu relatif terhadap biaya dan jadwal proyek.
Keputusan ini akan menjadi pegangan pengelolaan sepanjang siklus proyek.
c. Membuat Program Penjaminan dan Pengendalian Mutu Proyek (QA/QC)
Program yang dimaksud adalah penjabaran pedoman dan filosofi yang tersebut pada butir a, tetapi
disesuaikan dengan keperluan proyek yang spesifik dan tidak bertentangan dengan program mutu
perusahaan secara keseluruhan.
d. Implementasi Program
Setelah program QA/QC selesai disusun, implementasi program tersebut dilaksanakan sepanjang
siklus proyek.
Orientasi Mutu Masa Lalu dan Masa Sekarang
MASA LALU
MASA SEKARANG
‐
Inspeksi
‐
Perencanaan dan pencegahan
‐
Barang‐barang produk pabrik
‐
Barang dan pelayanan
‐
Memenuhi Spesifikasi
‐
Sesuai untuk digunakan pelanggan (fitness
for use)
‐
Proses pabrikasi
‐
Semua proses
‐
Berdasarkan empiris
‐
Metodologi statistik
‐
Pemisahan perencanaan dan implementasi
‐
Partisipasi
‐
Hubungan “tegan” dengan pemasok
‐
Kerja sama
‐
Melatih spesies mutu
‐
Memberikan pengertian kepada semua
pihak terkait
‐
Teknologi
‐
Bisnis, pemasaran, biaya
‐
Klien
‐
Semua pelanggan
‐
Lingkungan pabrik
‐
Lingkungan perusahaan
1.2. Penjaminan Mutu
Tujuan utama kegiatan penjaminan mutu adalah mengadakan tindakan‐tindakan yang dibutuhkan
untuk memberikan kepercayaan kepada semua pihak yang berkepentingan (pelanggan) bahwa semua
tindakan yang diperlukan untuk mencapai tingkatan mutu obyek (produk) telah dilaksanakan dengan
berhasil. Ini semua dapat ditunjukkan dengan catatan dan dokumen yang berkaitan dengan QA/QC.
Selanjutnya pada waktu produk telah jadi atau dalam taraf hampir jadi, baru ditentukan (misalnya
dengan uji coba), apakah produk tersebut memenuhi keinginan pelanggan. Hal ini memungkinkan
penolakan produk yang telah siap 100%, atau dalam keadaan pabrikasi sudah sampai tahap tertentu,
sehingga pekerjaan ulang (rework) perlu dilakukan.Pada program tersebut ditekankan pengertian
bahwa penjaminan mutu tidak terbatas pada kegiatan yang telah terjadi (after the fact), misalnya
pemeriksaan dan pengetesan bagian instalasi pada akhir konstruksi, tetapi meliputi juga kegiatan yang
terjadi jauh sebelumnya, yaitu pada tahap desain enjiniring, pembelian material, sampai selesainya
kegiatan konstruksi.
Suatu program mutu yang tersusun dalam dokumen minimal meliputi hal‐hal berikut.

Perencanaan sistematis yang merinci dan menjabarkan pada setiap tahap proyek langkah‐langkah
yang akan ditempuh untuk mencapai sasaran mutu

Penyusunan batasan dan kriteria spesifikasi dan standar mutu yang akan di gunakan dalam desain
enjiniring, pembelian material dan konstruksi.

Penyusunan organisasi dan pengisian personil untuk melaksanakan kegiatan penjaminan mutu.

Pembuatan prosedur pelaksanaan kegiatan pengendalian mutu, yang meliputi pelaporan hasil‐
hasilnya.

Identifikasi peralatan yang akan digunakan.

Identifikasi bagian kegiatan yang memerlukan bantuan dari pihak ketiga
Persyaratan
Perusahaan
tentang Mutu
Buku Pedoman dan
Prosedur Perusahaan
tentang Mutu
Persyaratan Menurut
Peraturan Instansi yang
Berwenang
Program Q/A Perusahaan
Persyaratan
Perusahaan
tentang Mutu
Proyek
Program Mutu Proyek
(QA)
Program QC Proyek
Rencana Test & Inspeksi
Proyek
Persyaratan Menurut
Peraturan yang Berlaku
terhadap Proyek
Organisasi QA/QC
Organisasi ini di lingkungan proyek lazimnya merupakan subbidang QA/QC yang melapor ke manajer
enjiniring, seperti pada gambar di bawah ini.
ORGANISASI QA/QC PROYEK
PIMPRO
Manajer Konstruksi
Manajer Enjiniring
Manajer
Engineer Sipil
Kepala QA/QC
Engineer Listrik
Inspektor
QA & Administrasi
Kalibrasi
Internal Audit
Kegiatan QA/QC sejajar dengan kegiatan lain dalam arti tidak langsung menangani kegiatan enjiniring
pembelian atau konstruksi tetapi mengadakan pemantauan agar pekerjaan itu memenuhi kriteria dan
spesifikasi yang ditentukan
A. Dukungan dan Partisipasi
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal perlu dukungan dan partisipasi dari semua pihak yang terlibat
dalam masalah penjaminan mutu. Baik secara langsung maupun tidak langsung
B. Diadakan Penyesuaian untuk Memenuhi Keinginan Pemilik
Dalam menghadapi situasi demikian. Pertama‐tama harus dikaji adalah progam mereka masing‐
masing apakah dapat memenuhi keinginan mutu pemilik proyek. Bila tidak maka diadakan
penyesuaian atau penambahan. Sejauh mungkin dihindari perubahan total. Karena akan dapat
membingungkan personil mereka yang telah terbiasa dengan tata cara tercantum dalam progam yang
dimilikinya.
1.3. Kegunaan QA
Kegunaan penjaminan mutu bagi pihak‐pihak yang terlibat dalam pembangunan proyek lebih lanjut
dirinci sebagai berikut
a. Bagi Pemerintah

Untuk menjaga dan meyakinkan agar metode konstruksi, material, dan peralatan yang
digunakan dalam membangun proyek memenuhi standard an peraturan yang telah
ditentukan. Hal ini dimaksudkan untuk melindungi keamanan dan kesehatan masyarakat

Memberikan kesempatanan pemeriksaan dan pengujian terhadap instalasi atau hasil proyek
dari waktu ke waktu yang potensial dapat menyebabkan kerusakan dan kecelakaan.
b. Bagi Pemilik Proyek

Memberikan kepercayaan dan keyakinan bahwa instansi yang dibangun akan berfungsi sesuai
dengan harapn dalam hal keselamatan (safety) operasi dan produksi selama kurun waktu yang
telah ditentukan.

Menyediakan dokumen bagi pihak pemerintah maupun pihak lain yang berkepentingan

Menyediakan data hasil‐hasil inspeksi, pengetasan, dan perbaikan pada bagian yang spesifik
dan instalasi. Hal ini merupakan catatan yang berguna bagi kegiatan pemelihatan
c. Bagi Perancang Instalasi

Menjadi umpan balik pekerjaan desain enjiniring di masa depan
d. Bagi Kontraktor

Bila mengikuti prosedur dan spesifikasi dengan tepat dan cermat akan menghasilkan pekerjaan
sekali jadi. Hal ini berarti mencegah pekerjaan ulang (rework).

Bila dilaksanakannya dengan baik, akan mencegah mutu yang melebihi spesifikasi yang
tercantum dalam kontrak EPK, berarti menghindari pengeluaran biaya yang tidak perlu.
1.4. Standar
Pada masalah mutu yang erat kaitannya dengan proyek dikenal dua macam standar, yaitu standar
umum (general standar) dan yang berhubungan dengan industri (industry related standar). Contoh
standar yang sering dipakai sebagai acuan diantaranya tertera pada tabel berikut ini.
Standar QA/QC di lingkungan proyek dan industri
STANDAR
Internasional
Amerika Serikat
Inggris
FUNGSI UTAMA
ISO‐9001
QA desain, pengembangan, produksi, dan instalasi
ISO‐9002
QA produksi dan instalasi
ISO‐9003
QA inspeksi akhir dan tes
ANSI / ASME
QA industri dan fasilitas
ANSI / ASME
Nuklir
BS – 570
Sistem kualitas
Download