Evaluasi Diri Madrasah (EDM) merupakan mekanisme evaluasi internal yang dilakukan oleh kepala Madrasah bersama pendidik atau guru, komite Madrasah, orang tua, dengan bantuan pengawas. Hasil EDM dimanfaatkan sebagai bahan untuk menyusun program pengembangan Madrasah lebih lanjut. EDM dilaksanakan oleh setiap Madrasah sebagai satu kebutuhan untuk meningkatkan kinerja dan mutu Madrasah secara berkelanjutan. Evaluasi Diri Madrasah yang melibatkan seluruh stakecholder. Laporan EDM ini disusun untuk menindaklanjuti hasil temuan yang diperoleh melalui instrumen Evaluasi Diri Madrasah dengan merujuk pada delapan SNP, yaitu Standar Isi, Standar Proses, Standar Kompetensi Lulusan, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pembiayaan, Standar Pengelolaan, dan Standar Penilaian. Kegiatan ini mengikutsertakan semua pemangku kepentingan untuk melihat kembali jati diri, kekuatan, kelemahan, tantangan dan apa yang harus diprioritaskan madrasah. EDM di tiap Madrasah menjadi tanggung jawab kepala Madrasah dan dilakukan oleh Tim Pengembang Madrasah (TPM) yang terdiri dari Kepala Madrasah, guru, Komite Madrasah, orang tua peserta didik, dan pengawas serta tokoh agama setempat. Evaluasi ini dengan tujuan agar kami mampu mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan yang dimiliki sebagai dasar penyusunan rencana pengembangan lebih lanjut, mengenal peluang untuk memperbaiki mutu pendidikan, menilai keberhasilan program dan berupaya melakukan penyesuaian program-program yang ada, mengetahui tantangan yang dihadapi dan mendiagnosis jenis kebutuhan yang diperlukan untuk perbaikan, dan yang terakhir adalah agar dapat menyediakan laporan resmi kepada para pemangku kepentingan tentang kemajuan dan hasil yang dicapai”. hasil dari Evaluasi ini, menjadi dasar penyusunan Rencana Kerja Madrasah (RKM) dan Rencana Kegiatan Anggaran Madrasah (RKAM) Setelah Operator Pendataan Madrasah disajikan aplikasi-aplikasi pendataan berupa Emis Madrasah, Sim-Sarpras, Gis Madrasah, Sim-Bos, Aplikasi Raport Digital (ARD), kini hadir kembali Aplikasi E-RKAM. E-RKAM merupakan sistem aplikasi berbasis web yang akan digunakan dalam menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Madrasah (RKAM). Terkait hal ini, Ditjen Pendidikan Islam Kemenag bekerja sama dengan World Bank akan melakukan uji coba penerapan E-RKAM di 2000 madrasah tahun 2019. Menurut Laporan Plt.Kasi Pendidikan Madrasah Fahrurrozi menjelaskan bahwa saat ini ada aplikasi baru di madrasah yang dinamakan E-RKAM. Dan ada beberapa aplikasi yang harus diketahui oleh operator Madrasah seperti aplikasi Emis, Sim-Sarpras, Gis Madrasah, Sim-Bos, dan sekarang ada lagi Aplikasi Raport Digital (ARD). Standar Nasional Pendidikan Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Standar Nasional Pendidikan terdiri dari : Standar Kompetensi Lulusan Standar Isi Standar Proses Standar Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Standar Sarana dan Prasarana Standar Pengelolaan Standar Pembiayaan Pendidikan Standar Penilaian Pendidikan Fungsi dan Tujuan Standar : Standar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu Standar Nasional Pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat. Standar Nasional Pendidikan disempurnakan secara terencana, terarah, dan berkelanjutan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global. Daftar Standar Nasional Pendidikan yang telah menjadi Permendiknas : A. Standar Isi : NO Nomor Permen 1 Nomor 22 tahun 2006 2 Nomor 24 tahun 2006 3 Nomor 14 Tahun 2007 Tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang standar Isi untuk satuan pendidikan Dasar dan Menengah dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk satuan pendidikan Dasar dan Menengah Standar Isi Program Paket A, Program Paket B, dan Program Paket C B. Standar Kompetensi Lulusan : NO Nomor Permen 1 Nomor 23 Tahun 2006 2 Nomor 24 tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang standar Isi untuk satuan pendidikan Dasar dan Menengah dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk satuan pendidikan Dasar dan Menengah C. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan : NO 1 2 3 4 5 6 7 Nomor Permen Nomor 12 Tahun 2007 Nomor 13 tahun 2007 Nomor 16 Tahun 2007 Nomor 24 Tahun 2008 Nomor 25 Tahun 2008 Nomor 26 Tahun 2008 Nomor 27 Tahun 2008 8 Nomor 40 Tahun 2009 Tentang Standar pengawas Sekolah/Madrasah Standar Kepala Sekolah/Madrasah Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru Standar Tenaga Administrasi Sekolah/Madrasah Standar Tenaga Perpustakaan Sekolah/Madrasah Standar Tenaga Laboratorium Sekolah/Madrasah Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor Standar Penguji Pada Kursus dan Pelatihan 9 Nomor 41 Tahun 2009 10 Nomor 43 Tahun 2009 11 Nomor 42 Tahun 2009 12 Nomor 44 Tahun 2009 13 Nomor 45 Tahun 2009 Standar Pembimbing Pada Kursus & Pelatihan Standar Tenaga Administrasi Program paket A , Paket B, dan Paket C Standar Pengelola Kursus Standar Pengelola Pendidikan pada Program Paket A, Paket B dan Paket C standar Teknisi Sumber Belajar Pada Kursus dan Pelatihan D. Standar Pengelolaan : NO Nomor Permen 1 Nomor 19 Tahun 2007 Tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah; E. Standar Penilaian : NO Nomor Permen 1 Nomor 20 Tahun 2007 Tentang Standar Penilaian Pendidikan F. Standar Sarana Prasaran : NO Nomor Permen 1 Nomor 24 Tahun 2007 2 Nomor 33 Tahun 2008 3 Nomor 40 Tahun 2008 Tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA Standar Sarana dan Prasarana untuk SDLB, SMPLB, dan SMALB Standar Sarana dan Prasarana untuk SMK/MAK G. Standar Proses : NO Nomor Permen 1 Nomor 41 Tahun 2007 2 3 Nomor 1 Tahun 2008 Nomor 3 Tahun 2008 Tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah Standar Proses Pendidikan Khusus Standar Proses Pendidikan Kesetaraan Program Paket A, Paket B, dan Paket C H. Standar Biaya : NO Nomor Permen 1 Nomor 69 Tahun 2009 Tentang Standar Biaya Operasi Nonpersonalia Untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB), Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB), dan Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB) I. Standar Pendidikan Anak Usia Dini : NO 1 Nomor Permen Nomor 58 Tahun 2009 Tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini Sitem Penjaminan Mutu Pendidikan Sesuai Juklak PMP tahun 2017 Pelaksanaan sistem penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah mengacu pada standar sesuai peraturan yang berlaku. Acuan utama sistem penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah adalah Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang ditetapkan oleh pemerintah pusat melalui Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). SNP adalah standar minimal yang ditetapkan pemerintah dalam bidang pendidikan yang harus dipenuhi oleh satuan pendidikan dan semua pemangku kepentingan dalam mengelola danmenyelenggarakan pendidikan, yang terdiri atas: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Standar Kompetensi Lulusan; Standar Isi; Standar Proses; Standar Penilaian; Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan; Standar Pengelolaan; Standar Sarana dan Prasarana; dan Standar Pembiayaan. Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menegah Sistem penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah terdiri atas dua komponen besar yaitu Sistem Penjaminan Mutu Internal dan Sistem Penjaminan Mutu Eksternal. Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) adalah sistem penjaminan mutu yang berjalan di dalam satuan pendidikan dan dijalankan oleh seluruh komponen satuan pendidikan. Sedangkan Sistem Penjaminan Mutu Eksternal (SPME) adalah sistem penjaminan mutu yang dijalankan oleh pemerintah, pemerintah daerah, badan akreditasi dan badan standar. Sistem ini diatur dalam peraturan mentreti pendidikan dan kebudayaan No 28 tahun 2016 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah dan dijelaskan pada Pedoman Umum Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah. Satuan pendidikan berperan dalam melaksanakan sistem yang terdiri atas organisasi, kebijakan, dan proses yang terkait dalam melaksanakan penjaminan mutu pendidikan untuk menjamin terwujudnya pendidikan yang bermutu dalam rangka memenuhi atau melampaui SNP. Sistem tersebut memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut. 1. Mandiri dan partisipatif o dikembangkan dan diimplementasikan secara mandiri oleh satuan pendidikan dengan membangun partisipasi aktif dari seluruh pemangku kepentingan 2. Terstandar o menggunakan acuan mutu minimal SNP dan dapat ditetapkan oleh satuan pendidikan bagi satuan pendidikan yang telah memenuhi SNP 3. Integritas o menggunakan data dan informasi yang jujur sesuai dengan kondisi yang ada di satuan pendidikan; 4. Sistematis dan berkelanjutan o dilaksanakan secara berkelanjutan mengikuti lima langkah penjaminan mutu yang membentuk suatu siklus yang dilaksanakan secara berurutan dan berkelanjutan membentuk suatu siklus 5. Holistik o dilaksanakan terhadap keseluruhan unsur yang meliputi organisasi, kebijakan, dan proses-proses yang terkait 6. Transparan dan Akuntabel o seluruh aktivitas dalam pelaksanaan SPMI terdokumentasi dengan baik dalam berbagai dokumen mutu dan dapat diakses oleh seluruh pemangku kepentingan; Untuk melakukan Penjaminan Mutu Pendidikan disatuan Pendidikan ditnjukkan pada Gambar 2. Langkah penjaminan mutu dalam siklus terdiri atas: 1. Penetapan Standar Memiliki standar mutu sebagai landasan dalam melaksanakan penjaminan mutu pendidikan. Sesuai dengan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, SNP adalah kriteria minimal dalam menyelenggarakan pendidikan. Satuan Pendidikan dapat menetapkan standar di atas SNP apabila penyelenggaraan pendidikan telah memenuhi seluruh kriteria dalam SNP. 2. Pemetaan Mutu Memetakan mutu pendidikan pada satuan pendidikan berdasarkan standar mutu yang telah ditetapkan melalui kegiatan evaluasi diri yang menghasilkan peta mutu (capaian standar), masalah yang dihadapi dan rekomendasi; 3. Penyusunan Rencana Pemenuhan Membuat perencanaan pemenuhan mutu berdasarkan hasil pemetaan mutu, dokumen kebijakan pendidikan pada level nasional, daerah dan satuan pendidikan serta rencana strategis pengembangan satuan pendidikan. Hasil perencanaan dituangkan dalam dokumen perencanaan satuan pendidikan serta rencana aksi kegiatan; 4. Pelaksanaan Pemenuhan Mutu Melaksanakan pemenuhan mutu dalam pengelolaan satuan pendidikan dan kegiatan proses pembelajaran sesuai hasil perencanaan sehingga standar dapat tercapai; 5. Evaluasi/Audit Mutu melakukan pengendalian terhadap proses pelaksanaan pemenuhan mutu yang telah dilakukan sesuai dengan perencanaan yang disusun untuk menjamin kepastian terjadinya peningkatan mutu yang berkelanjutan. Seluruh langkah dalam siklus penjaminan mutu dilaksanakan oleh satuan pendidikan dalam pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan dengan melibatkan pemangku kepentingan. Seluruh langkah penjaminan mutu pada satuan pendidikan yang dilaksanakan dalam satu atau lebih siklus akan menghasilkan rapor hasil implementasi sistem penjaminan mutu. Gambar 3. Rapor Hasil Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Fokus pelaksanaan penjaminan mutu pada satuan pendidikan adalah adanya peningkatan mutu pada satuan pendidikan secara berkelanjutan. Perubahan peningkatan yang terjadi iilustrasikan dalam bentuk tangga seperti yang tersaji pada Gambar 3. Posisi awal tangga menggambarkan kondisi mutu satuan pendidikan saat awal pelaksanaan siklus penjaminan mutu. Pelaksanaan siklus penjaminan mutu secara berkelanjutan mendorong satuan pendidikan untuk menaiki anak tangga. Tim Penjaminan Mutu pendidikan Pada Satuan Pendidikan Tim Penjaminan Mutu Pendidikan pada Sekolah disajikan pada Gambar 4 Gambar 4. Struktur Tim Penjaminan Mutu Pendidikan Pada Satuan Pendidikan Sistem penjaminan mutu internal dapat berjalan dengan baik di satuan pendidikan jika terdapat unsur penjaminan mutu di dalam manajemennya. Unsur penjaminan mutu tersebut dapat dalam bentuk Tim Penjaminan Mutu Pendidikan Sekolah (TPMPS) yang merupakan tim independen di luar manajemen sekolah yang minimal berisi perwakilan pimpinan satuan pendidikan, pendidik, dan tenaga kependidikan lainnya serta komite di satuan pendidikan tersebut. Jika sumberdaya satuan pendidikan tidak mencukupi, fungsi penjaminan mutu ini menjadi tugas dari tim manajemen yang sudah ada dalam satuan pendidikan. REPORT THIS AD Pembagian tugas dalam sistem penjaminan mutu pada satuan pendidikan dapat dilihat pada Tabel 2.1. Satuan pendidikan dalam melaksanakan tugas pada sistem penjaminan mutu pendidikan dapat melakukan koordinasi dan kerjasama dengan Tim Penjaminan Mutu Pendidikan Daerah (TPMPD) yang dibentuk oleh pemerintah daerah. Gambar 5. Pembagian Tugas dalam Sistem Penjaminan Mutu Pada Satuan Pendidikan Ukuran Keberhasilan Penjaminan Mutu Pada Satuan Pendidikan Ukuran keberhasilan penjaminan mutu oleh satuan pendidikan terdiri dari indikator keluaran (output), hasil (outcome) dan dampak. Gambar 6. Indikator Keberhasilan Keberhasilan pelaksanaan penjaminan mutu di satuan pendidikan dipengaruhi oleh: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Komitmen manajemen dan kepemimpinan (management commitment and leadership) Perbaikan yang berkelanjutan (continous improvement) Mutu hasil belajar meningkat Berorientasi pada kepuasan pengguna layanan secara menyeluruh (total customer statisfaction) Keterlibatan aktif pendidik dan tenaga kependidikan (employee involvement) Pelatihan (training) Komunikasi (communication) Kerjasama (teamwork) Catatan Penting Pengertian Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah adalah suatu kesatuan unsur yang terdiri atas organisasi, kebijakan, dan proses terpadu yang mengatur segala kegiatan untuk meningkatkan mutu Pendidikan Dasar dan Menengah secara sistematis, terencana dan berkelanjutan Tujuan Sistem penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah bertujuan menjamin pemenuhan standar pada satuan pendidikan dasar dan menengah secara sistemik, holistik, dan berkelanjutan, sehingga tumbuh dan berkembang budaya mutu pada satuan pendidikan secara mandiri. Fungsi Sistem penjaminan mutu pendidikan berfungsi sebagai pengendali penyelenggaraan pendidikan oleh satuan pendidikan untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu. Harap menjadi perhatian pada Siklus SPMI sesuai Juklak PMP tahun 2017 dibanding tahun 2016. Semula dimulai dari tahap Pemetaan mutu, Sekarang dimulai dari Penetapan Standar. Struktur TPMPS semula tidak memuat garis koordinasi atau komando, Sekarang sudah dilengkapi garis koordinasi atau komando, untuk mempermudah siapa melakukan Apa. (Tulisan ini dicuplik dari Bahan Penyegaran Fasda Sekolah Model tahun 2017 dan Juklak PMP tahun 2017) “Tujuan utama dari kegiatan sosialisasi penerapan sistem elektronik Rencana Kegiatan Anggaran Madrasah (eRKAM) ini sebagai wujud akuntabilitas dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang diikuti 40 Kepala Madrasah dari MI,MTS dan MA,”paparnya. Menurut paparan Kepala Kankemenag Kab.Grobogan Hidayat Maskur, menyampaikan sesuai Menteri Agama dalam madrasah ada aplikasi baru Elektronik Rencana Kerja Anggaran Madrasah (E-RKAM) adalah sebagai kewajiban sekolah untuk membuat perencanaan dan penganggaran dalam menggunakan dana kegiatan yang yang dipeloreh, salah satunya adalah BOS. Ini harus direncanakan dalam bentuk e-RKAM. “Melalui sistem ini, Kemenag akan mudah memonitor kualitas pembelanjaan madrasah, baik yang bersumber dari dana BOS atau lainnya, dalam rangka pemenuhan standar nasional pendidikan, Manfaat dari e-RKAM ini sendiri pihak sekolah mempunyai data perencanaan, dasar perencanaan, kemudian dasar anggaran untuk pelaksanaan BOS,” tutur Hidayat Maskur. Lebih lanjut Kepala Kemenag Grobogan menjelaskan, bahwa E-RKAM merupakan program uji coba penerapan salah satu inovasi Kementerian Agama menuju integrasi, verifikasi dan validasi data yang diinput oleh operator dalam pengeluaran anggaran belanja madrasah dan harus dipertanggungjawabkan oleh kepala madrasah. “Aplikasi ini merupakan sistem informasi pengelolaan pendapatan dan belanja madrasah berbasis elektronik (online) yang digunakan untuk menyusun Rencana Kerja Anggaran Madrasah (RKAM) dimulai dari proses perencanaan anggaran sampai dengan proses penyerapan Anggaran Madrasah. Sehingga semua tanggungjawab dibebankan oleh kepala madrasah, kepala madrasah harus tahu pengeluaran anggaran yang digunakan belanja madrasah. Peran kepala madrasah sebagai validitator dan juga sebagai fasilitator. Seorang kepala madrasah mau tak mau harus bisa ilmu teknologi, karena dituntut untuk menggunakan IT,” tandasnya. Hidayat Maskur menambahkan, untuk mempertanggungjawabkan anggaran dari Pemerintah, Tahun 2019 diturunkan tim Insektorat Jendral (Irjen) Kemenag di Provinsi Jawa Tengah, yang akan menyambangi lima kabupaten yang terkait tusi anggaran. Melalui sosialisasi ini Kepala Kemenag menghimbau agar setiap madrasah mempertanggungjawabkan laporannya terkait dana BOS untuk madrasah. “Mari belajar bersama sekaligus memberikan pengetahuan kepada madrasah lain, sehingga dengan sistem ini bisa dipantau oleh pusat dan pengguna seberapa besar penyerapan Anggaran yg digunakan oleh tiap-tiap madrasah,” pungkasnya. (bd/gt)