GURU, SISWA SERTA MOTIVASI DALAM

advertisement
GURU, SISWA SERTA MOTIVASI DALAM PEMBELAJARAN
Oleh
MUHAMMAD HIDAYAT
Widyaiswara LPMP SULSEL
Pendahuluan
Pembelajaran yang efektif membutuhkan kondisi guru, siswa dalam kelas
yang konduktif. Kelas yang konduktif adalah lingkungan belajar yang mendorong
terjadinya proses belajar yang intensif dan efektif. Strategi belajar apapun yang
dilakukan oleh guru akan menjadi tidak efektif jika tidak didukung dengan iklim dan
kondisi kelas yang konduktif. Karena itu guru perlu menata dan mengelola
lingkungan belajar di kelas sedemikian rupa sehingga menyenangkan, aman dan
menstimulasi setiap siswa untuk terlibat dalam proses pembelajaran.
Tidak sedikit guru senantiasa senang memberikan tugas sebanyakbanyaknya kepada siswa tanpa mengenal dan memahami perasaan siswa yang sudah
kelelahan, bosan dan gelisah. Mereka tidak dikondisikan untuk mengeksplorasi,
berdiskusi, bertanya atau berpartsipasi dalam kegiatan pembelajaran ,Disadari bahwa
kelas yang kondusif dapat menghindarkan siswa dari kejenuhan , kebosanan dan
kelelahan psikis sedangkan disisi lain kelas yang kondusif akan dapat menumbuhkan
minat, motivasi dan daya tahan belajar. Suasana pembelajaran dapat menyenangkan
bagi siswa jika guru dapat menghadirkan dan memanfaatkan humor dengan tepat.
Untuk membantu guru menciptkan kondisi pembelajaran dan suasana interaksi yang
dapat mengundang dan menantang siswa untuk berkreasi secara aktif
1
Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan
Thn. 2012
Dalam proses membangun makna dan pemahaman terhadap informasi,
konsep dan pengalaman dilakukan sendiri oleh siswa atau bersama orang lain melalui
proses penyaringan dengan persepsi, pikiran atu pengetahuan awal dan perasaan
siswa. Mengajar merupakan kegiatan partisipasi dan fasilitasi guru dalam
membangun pemahaman siswa dalam wujud pikiran dan tindakan untuk mewujudkan
pemahamannya. Namun partisipasi guru jangan sampai merebut otoritas atau hak
siswa dalam membangun gagasannya dan harus selalu menempatkan pembangunan
pemahaman itu sebagai tanggung jawab siswa itu sendiri.
Namun yang dihadapi Guru di dalam proses pembelajaran selama
ini terkadang di risaukan dengan adanya siswa yang dinilai cerdas tetapi
mempunyai prestasi yang sedang-sedang saja, apalagi siswa kurang cerdas,
malas dan berbagai probalema lainnya. Dalama interaksi di kelas siswa siswa
kehilatan bosan dan lesu, sedikir sekali menggunakan pikiran untuk
memecahkan persoalan yang dikemukakan di dalam kelas yang secara aktif
melibatkan diri dalam proses pembelajaran. Gejala seperti sering terjadi. Salah
satu
cara
memahaminya
dengan
analisis
yang
dikemukakan
oleh
Romiszowski bahwa kinerja atau performance yang rendah dapat disebabkan
oleh berbagai faktor yang berasal dari dalam dan luar siswa yang sedang
dalam proses pendidikan ,selanjutnhya Prof.Dr. A.Qasas Rahman mengatakan
seorang guru jangan langsung member materi belajaran sebelum memberi
motivasi dan apperesepsi ,siswa harus dirangsang untuk menerima pelajaran
dengan senang,gembira dan enjoy, barulah guru memasuki pada materi
pelajaran
dengan performan dalam memuai pembelajaran dengan ramah,
elegan sehingga siswatersebut.menerima dengan senang hati. Bila siswa suka
dan sayang dan hormat pada gurunya demikian pula mata pelajaran yang
diampuh oleh guru tentu mereka senang pula, karena sesungguhnya metode/
model yang baik itu adalah guru itu sendiri.
Namun ada fenomena lain yang terjadi dalam pembelajaran sejak dahulu
sampai sekarang terus menerus banyak perhatian, baik di kalangan pakar ilmu
pendidikan, psikologi maupun para pengelola pendidikan. Dasar pertimbangan
2
Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan
Thn. 2012
utama dan bersifat umum adalah pembelajaran yang
berlangsung secara
interaktif yang melibatkan berbagai komponen yang saling konsisten satu
dengan yang lainnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Proses
pembelajaran dapat dipahami atau dijelaskan dengan menggunakan berbagai
teori motivasi, dengan memperhatikan satu aspek yang penting, yaitu motivasi
peserta didik.
Salah satu bentuk usaha memperbaiki system pembelajaran dewasa ini yaitu
pembelajaran yang memperhatikan perbedaan seorang-seorang seperti dalam
materi pelajaran disusun sedemikian rupa, sehingga dapat dipelajari oleh anak
secara individual. Asumsi dasar yang digunakan dalam ppembelajaran
individual adalah adanya perbedaan individual di anatara para siswa. Namun
secara keseluruhan tujuan belum dapat di capai, karena inovasi-inovasi
pendidikan telah dicobakan untuk melayani kebutuhan-kebutuhan individual
siswa, yaitu dengan pengajaran individual. Salah satu bentuk pengajaran
individual adalah pengajaran terprogram, program pengajaran yang disusun
dan disesuaikan dengan kebutuhan siswa (tidak terlalu mudah juga tidak
terlalu sukar), program itu dibagi menjadi bagian-bagian pelajaran yang
disebut modul yang dapat dikuasai dengan mudah dalam waktu yang singkat,
di urut secara logis, ditulis dalam bahasa yang dimengerti oleh siswa dan yang
menyenangkan siswa ( atau dengan menggunakan modia lain seperti auditape
yang disertai dengan buku pekerjaan dan disiapkan sedimikian rupa sehingga
dapat dipelajari sendiri oleh siswa dan siap untuk digunakan secara mandiri.
Kondisi setiap guru dapat melakukan intervensi sebagaimana diperlukan, yang
masing-masing tidak sama. Umpamanya, setiap masalah dalam proses belajar
mengajar. Untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan,
agar mempunyai keprcayaan diri untuk mengatasi kesulitan belajar.
Keberhasilan studi para peserta didik dipengaruhi oleh banyak faktor yang
berasal dari dalam dan luar siswa. Faktor luar misalnya fasilitas belajar, cara
mengajar guru, system pemberian umpan balik dan sebagainya.
3
Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan
Thn. 2012
Konsep dasar yang berguna dalam prinsip motivasi belajar adalah penempatan
individual, tempat kelompok, tempat sekolah dan faktor-faktor lingkungan
yang mempengaruhi komponen-komponen belajar. Sifat0sifat kelompok kerja
penyesuaian yang terjadi dalam perilaku kolektif guru kelas dalam proses
belajar mengajar. Sebagai suatu kajian ilmiah, maka isitilah teori motivasi
menunjuk kepada semua gejala yang terkandung dalam stimulasi tindakan kea
rah tujuan tertentu di mana sebelumnya tidak ada gerakan menuju kea rah
tujuan tersebut.sebagaimana Abraham Maslow yang membagi kebutuhan
untuk bertahan dan kebutuhan rasa aman yang didasarkan keinginan
pemenuhan diri dan aktualisasai diri .sehingga keinginan untuk belajar
berkurang, untuk itu seorang guru perlu motivasi untuk menciptakan
lingkungan belajar yang bebas dari ancaman fisik dan emosional artinya guru
harus memberikan kebutuhan rasa aman yang didasarkan pada keinginan
pemenuhan diri dan aktualisasai dirinya. Penerapan teori motivasi Maslow ini
oleh guru mempunyai peranan penting terhadap pendidikan dan pembelajaran
di sekolah seperti ketika siswa lelah dalam belajar tidak bergairan untuk
belajar
lapar atau dalam keadaan takut, keinginan untuk belajar
berkurang,motivasi guru saangat penting dan urgen sekali.
Selanjutnya ada sejumlah asumsi yang mendasari perlunya teknik
dalam proses pembelajaran, antara lain: kelompok pembelajaran yang
merupakan
subsistem
dari
organisasi
sekolah
dengan
pengaturan,
kebijaksanaan, control, dan motivasi merupakan suatu elemen yang penting
terhadap regulasi diri yang berdasarkan pada regulasi diri menyusun tantangan
tujuan, menghadapi kesukaran, dan mengganti strategi yang tidak efektif.
Pebelajar yang mempunyai efikasi diri yang tinggu juga berperan sebagai
karakteristik regulasi diri.
Kemudian pada pembelajaran yang berpusat yang terarah dapat berbuat
banyak untuk meningkatkan motivasi siswa dalam belajar. Karakteristik guru
termasuk
modeling,
antusias,
perhatian,
dan
harapan
yang
tinggi,
penggabungan faktor suasana dan faktor pengajaran dapat meningkatkan
4
Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan
Thn. 2012
motivasi. Motivasi dapat ditingkatkan apabila siswa bekerja pada ruang kelas
yang aman dan tentram, pengalaman untuk berhasil memahami tugas dan
alasan pembelajaran, dan mengalami tantangan secara optimal. Guru dapat
meningkatkan motivasi pada pembelajaran yang atraktif, melibatkan siswa,
kepribadian, dan umpan balik yang informatif.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Siswa
Motivasi belajar yang tinggi dapat membantu siswa untuk meningkatkan
kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan instruksional yang ingin
dicapai. Untuk meningkatkan motivasi belajar perlu memperhatikan beberapa
hal, yakni:
a)
Faktor internal, yaitu kondisi (situasi) yang ada di dalam diri siswa itu
sendiri, misalnya kesehatannya, keamanannya, ketentramannya, siswa
dapat belajar dengan baik apabila kebutuhan primer manusia yang harus
dipenuhi, yakni:
(1) Kebutuhan fisiologis, yaitu kebutuhan jasmani manusia misalnya,(2)
kebutuhan akan makan, minum, tidur, istirahat dan kesehatan,(3)
Kebutuhan
akan
keamanan.
Manusia
membutuhkan ketentraman
dan keamanan jiwa ,(4) Kebutuhan akan kebersamaan dan cinta. Manusia
dalam hidup membutuhkan kasih sayang dari orang tua, saudara dan
teman-teman yang lain, (5). Kebutuhan akan status (misalnya keinginan
akan keberhasilan), (6) Kebutuhan self actualization. Belajar yang efektif
dapat diciptakan(7) ntuk memenuhi kebutuhan sendiri, image seseorang,
(8) Kebutuhan untuk mengetahui dan mengerti yaiyu kebutuhan untuk
memuaskan rasa ingin tahu, mendapatkan pengetahuan, informasi, dan
untuk mengerti sesuatu, (9) Kebutuhan estetik yaitu kebutuhan yang
dimanifestasikan sebagai kebutuhan akan ketentraman, keseimbangan dan
kelengkapan dari suau tindakan.
b. Faktor Eksternal, yaitu kondisi yang ada diluar diri pribadi manusia,
umpamanya kebersihan rumah, penerangan, serta keadaan lingkungan fisik
5
Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan
Thn. 2012
yang lain. Untuk dapat belajar yang efektif diperlukan lingkungan fisik
yang baik dan teratur, misalnya: ruang belajar harus bersih,ruangan cukup
terang,cukup sarana yang diperlukan untuk belajar
Dalam belajar memerlukan pula keterampilan-keterampilan tertentu yaitu
persiapan, sikap reseptif, penyesuaian terhadap guru, meningkatkan daya
konsetrasi belajar:
1) Persiapan bila dikaji mata pelajaran dengan persiapan yang baik, maka
hasilnya akan efektif
2).Memiliki sifat reseptif, hal yang kecil tetapi penting diingat ialah usaha
memperoleh suasana hati yang wajar guna mendengarkan dan be;ajar. Bila
anda suka duduk pada tempat tertentu dalam kelas dan tidak ditentukan
tempat duduksiswa pada tempat tertentu, berusahalah dating lebih awal.
Bila ada bahan-bahan tertentu yang harus di bawa ke dalam kelas,
disiapkan lebih dini sehingga dapat terhindar dari kejengkelan di kelas
karena kurang siap. Berusaha untuk selalu mempersiapkan alat tulis
menulis. Bila siswa memasuki kelas yang telah diatur sebelumnya, bersikap
reseftf dan tidak bersikap menyerang, dengan memperhatikan mata
pelajaran dan cara penyajiannya. Bersikap reseptif berarti menerima
keadaan dari pihak yang dihadapi sebagaimana adanya, keadaan atau pihak
yang tidak disetujui, nanti ditanggapi atau dikritik pada waktu dan tempat
yang telah ditentukan sesuai aturan yang berlaku. Proses belajar yang
efektif akan dicapai kalau mendengarkan secara efektif.
3. Penyajiannnya terhadap guru, yaitu bila guru tergolong rendah suaranya
dan siswa mengalami kesulitan mendengarkannya, amak pada saat itu
senantiasa mencoba mencari tempat duduk yang dekat pada guru,
sekalipun tidak mungkin seluruh kelas mendapat tempat duduk pada
barisan depan.
Meningkatkan daya konsentrasi belajar, yaitu hubungan antar mata pelajaran
dapat diperluas, mungkin dapat dipusatkan kepada salah satu pusat minat,
6
Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan
Thn. 2012
sehingga siswa yang memperoleh pengetahuan secara luas dan mendalam.
Siswa melihat pula hubungan pelajaran yang satu dengan yang lainnya.
Perencanaan bersama guru dan siswa membangkitkan minat siswa untuk
belajar. Di dalam konsentrasi pelajaran banyak mengandung situasi yang
problematik, sehingga dengan metode pemecahan soal siswa yang terlatih
memecahkan soal sendiri. Pelajaran yang saling berhubungan merupakan
suatu kesatuan pelajaran yang bulat, tidak terpisah-pisahkan. Pertumbuhan
siswa dapat berkembang dengan baik, siswa tidak merasa dipaksa untuk
belajar membaca, berhitung dan sebagainya. Usaha konsentrasi pelajaran
menyebabkan siswa memperoleh pengalaman langsung, mengamati sendiri,
meneliti sendiri untuk menyusun dan menyimpulkan pengetahuan itu sendiri.
Dalam situasi belajar siswa nampak pula kelompok sosialisasi, pada proses
belajar siswa melatih bekerjasama dalam kelompok berdiskusi. Mereka
bertanggung jawab bersama dalam proses memecahkan masalah. Timbulnya
pertanyaan, saran dan komentar mendorong mereka untuk berpikir lebih
lanjut, dan berusaha memperbaiki kekurangannya. Selanjutnya fasilitas sosial.
seseorang akan lebih baik melakukan tugasnya bila ia melakukannya dalam
kelompok dengan orang-orang yang bersamaan tugasnya. Bekerja secara
kelompok semacam itu, timbul kecenderungan mencapai kecepatan belajar
yang lebih besar, menimbulkan kesungguhan bekerja, dan menghasilkan
ketelitian bekerja. Jadi guru tidak perlu memberi suatu dorongan yang
dibutuhkan siswa, tetapi berikanlah masalah dan berikan cara untuk
pemecahan masalahnya.
Selanjutnya kelompok demokratis. Anggota kelompok yang
diorganisir dan diatur dengan cara-cara demokratis akan memperlihatkan cara
dan hasil belajar yang lebih baik. Kita mendapatkan situasi belajar yang
sebaik-baiknya, bila kelompok manusia yang sedang belajar dan merasakan
bahwa mereka berbuat sesuatu berdasarkan inisiatif dan kehendak sendiri,
menerima tanggungjawab bersama, dan ketua kelompok akan bersikap
objektif, menunjukkan penghargaan terhadap manusia dan individu, serta
7
Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan
Thn. 2012
kehadirannya untuk melihat apakah semua berjalan lancer dan membantu
pelaksanaan pekerjaan yang sedang berjalan, situasi kelas yang demokratis
merupakan unsur yang amat penting dalam organisasi belajar realistis, demi
hasil-hasil belajar autentik. Klasifikasi penggunaan sosialisasi yang dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa yaitu: Pola sosialnya ditandai oleh sikap
menyerah, fungsi kelompok menjawab pertanyaan-pertanyaan, Secara khusus
mempunyai ciri pada sumbangan anggota kelompok member saran-saran,
Kerjasama fungsi kelompok melaksanakan usaha bersama sampai selesai. Jadi
pelaksanaan sosialisasi yang penting harus dijalankan ialah perencanaan
kooperatif, karena semamgat kerja yang lebih baik dan menyadari tentang
tanggung jawab bersama, dapat meningkatkan hasil belajar siswa, baik secara
individual maupun secara kelompok.
Daftar buku bacaan.
An Ubay.2007.. Strategi Mereformasi Diri ( Pandua untuk Merubah
Diri),Restu Agung, Jakarta
Danil Muiijs and David Reinolds.2008.Efektive Teaching ( Teori dan
Aplikasi).Pustaka Pelajara,Yogyakarta.
Ratnah Willis Dahar.1988.Teori-Teori Belajar.Depdikbud Direktorat
Pendidikan Tinggi.jakarta
Maslow,Abraham.1968 ( Terjemahan
kebutuhan,Balai Pustaka, Jakarta
oleh
Slamnto).
Motivasi
dan
Mel Silberman.2005.Active Learning( 101 Strategi Pembelajaran Aktif),Insan
madani,Jakarta.
8
Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan
Thn. 2012
Download