OPINI JURNAL MARKETING MANAGEMENT AS A KEY ELEMENT FOR IMPLEMENTING CHANGE WITHIN ORGANIZATION Matakuliah: Teori Manajemen Lanjutan Dosen: Prof. Dr. Pribadiyono, M.S. Disusun oleh: Nama: Ginanjar Rahmawan NIM: 183021903050 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA SURABAYA 2019 DAFTAR ISI DAFTAR ISI …………………………………………………………………………….. 1 BAB I: IDENTITAS JURNAL ………………………………………………………….. 2 BAB II: ISI JURNAL ……………………………………………………………………. 3 BAB III: KESIMPULAN ……………………………………………………………….. 8 1 BAB I IDENTITAS BUKU Judul Jurnal: Marketing Management As A Key Element For Implementing Change Within Organizational Penulis: Liana Marcu, Alina Teodora Ciuhureana, Nicolae Baltes Nama Jurnal: Annals of The University of Petrosani Economic Publiser: Universitas Petrosani, Fakultas Ilmu Ekonomi Subject: Bisnis dan Ekonomi Tahun: 2011 Volume: 11 Halaman: 167-174 2 BAB II ISI JURNAL PENDAHULUAN Globalisasi menjadikan perusahaan menghadapi peluang dan ancaman untuk bertahan. Peluang yang dihadapi oleh perusahaan berupa meningkatnya potensi pasar yang lebih luas, potensi perdagangan dan investasi yang lebih lebar, serta peluang asesabilitas terhadap sumber daya semakin luas. Disamping itu perusahaan juga menghadapi dua ancaman, satu berupa meningkatnya tingkat kompetisi dengan perusahaan lain dan yang kedua meningkatnya ketidakpastian dalam lingkungan bisnis. Globalisasi memberikan dampak dimana manusia saling terhubung satu sama lain yang tak terjadi sebelumnya, selain itu arus informasi dan arus uang menjadi sangat cepat lebih dari sebelumnya. Barang dan jada yang diprosuksi pada satu tempat, tiba-tiba bisa terdapat di seluruh tempat. Juga perjalanan internasional jadi lebih sering saat ini. Kemajuan teknologi komunikasi, kemajuan teknologi transportasi dan liberalisasi perdagangan menjadi factor pendorong perusahaan untuk melakukan change management. Ditambah lagi adanya krisis ekonomi global yang menimpa, dan berdampak pada semua bisnis, menjadikan semua bisnis sulit dikendalikan. METODOLOGI Penelitian ini dilakukan di Negara Rumania dengan unit analisis organisasi bisnis dalam upaya memberikan gambaran manajemen pemasaran dan perannya dalam perubahan manajemen. Penulis menggunakan dua pendekatan, pertama pendekatan kualitatif yang dilakukan dengan metode exploratory. Penulis melakukan analisis data sekunder, kemudian melakukan wawancara mendalam dengan para ahli, dan melakukan diskusi group focus dengan beberapa orang mengenai perdebatan dalam studi ini. Penelitian tersebut menggunakan 1100 responden yang dipilih dengan metode random sampling. Metode ini menggandung kombinasi antara metode multi stage sampling dan non porposional stratified random sampling. Sampel yang dipilih diambil dari data yang ada di Kantor Nasional di Rumanis. Dalam table dibawah ini dijelaskan antara tujuan dan hipotesis penelitian. 3 Q1 Pernyataan pengetahuan tentang H1 Sebagian besar manajer setuju pentingnya manajemen pemasaran manajemen pemasaran dalam perubahan manajemen dan tujuan manajemen H2 Sebagian besar manajer mempertimbangkan bahwa manajemen pemasaran berkontribusi dalam peningkatan kinerja organisasi pada kondisi yang berubah Q2 Tingkat dimana perusahaan H3 Sebagian besar organsasi tidak memiliki memiliki system manajemen system manajemen pemasaran pemasaran H4 Sebagian besar mengevaluasi penelitian pemasaran H5 Sebagian besar menggunakan metode analisis SWOT Q3 Tingkat dimana perusahaan mau H6 Tingkat pengeluaran perusahaan yang untuk membentuk SDM di rendah untuk meningkatkan keprofesionalan manajemen pemasaran SDM H7 Keterlibatan tim dalam manajemen pemasaran yang baik KESIMPULAN Pernyataan pengetahuan tentang manajemen pemasaran Data yang diproses menunjukkan 42,7% setuju bahwa manajemen pemasaran merupakan hal penting dan 38,2% diantaranya mengkonfirmasi pernyataan persetujuan. 14,5% dari responden memilih untuk berpendapat netral, sementara 14,5% responden lainnya menyatakan tidak setuju bahwa manajemen pemasaran penting dalam perubahan manajemen. Berdasarkan data tersebut, hipotesis pertama H1 Sebagian besar manajer setuju pentingnya manajemen pemasaran dalam perubahan manajemen dan tujuan manajemen, dinyatakan diterima. Manajemen pemasaran adalah satu-satunya yang dapat menawarkan informasi yang tepat, mempengaruhi perilaku dan pembiatan keputusan dari implementasi perubahan manajemen. 4 Diperoleh informasi bahwa 50% responden beranggapan bahwa manajemen pemasaran dapat mempertahankan kinerja perusahaan pada perubahan yang terjadi. 19.1% mengapresiasi bahwa system manajemen pemasaran sangat berguna, namun tidak terlalu dibutuhkan dan 30% responden justru mengatakan bahw system mnajemen pemasaran tidak penting bagi perningkatan kinerja organisasi. Artinya, H2 Sebagian besar manajer mempertimbangkan bahwa manajemen pemasaran berkontribusi dalam peningkatan kinerja organisasi pada kondisi yang berubah, diterima. Manajemen pemasaran dalam kondisi perubahan, dikatakan sebagai kompas, dimana dapat membantu organisasi menemukan cara yang benar untuk bertahan, mendapatkan kinerja sesuai yang diinginkan serta mampu beradaptasi secara efisien. Tingkat dimana perusahaan mengimplementasikan system manajemen pemasaran Hasil data mengatakan bahwa 70% perusahaan tidak memiliki system manajemen pemasaran, hanya 20% responden mengatakan bahwa mereka memiliki sistem manajemen pemasaran, dan 10% responden lainnya tidak bisa mengatakan bahwa mereka memiliki sistem manajemen pemasaran atau tidak. Artinya, H3 Sebagian besar organsasi tidak memiliki system manajemen pemasaran diterima. Dari perusahaan yang memiliki sistem manajemen pemasaran, 80% diantaranya adalah perusahaan besar. Hal ini mengindikasikan bahwa hanya perusahaan besar yang mau mendukung biaya untuk implementasi dalam rangka keuntungan jangka panjang. Aspek lain dari penelitian ini adalah pengevalusian fungsi manajemen. Dari penelitian ini didapatkan bahwa dari 50% responden didapati hanya 20% perusahaan melakukan evaluasi terhadap fungsi manajemen pemasaran, 31,8% mengevaluasi fungsi manajemen keuangan, 10,9% mengevaluasi fungsi manajemen produksi dan 9,1% mengevaluasi fungsi manajemen SDM. Sedangkan 50% sisanya ternyata tidak melakukan evaluasi fungsi manajemen apapun, sehingga H4 Sebagian besar mengevaluasi penelitian pemasaran, ditolak. Aspek penting dalam penelitian ini adalah identifikasi metode yang digunakan oleh perusahaan dalam sistem manajemen pemasaran. Diperoleh data bahwa 5.5% perusahaan menggunakan metode analisa SWOT untuk menganaisis manamene pemasaran. Sedangkan 21.8% menggunakan metode analisa Global Diagnosis, 38,2% responden menggunakan beberapa metode selain SWOT dan Global Diagnosi, dan 34,5% responden tidak menggunakan metode analisa apapun. Artinya, hipotesis H5 Sebagian besar menggunakan metode analisis SWOT, ditolak. Manajemen pemasaran di era abad 21 harusnya menjadi bagian terintegrasi dengan manajemen 5 umum, mendukung efisiensi operasional, dan dapat menganalisa biaya-manfaat dari reaksi yang dipilih dalam perubahan organisasi. Tingkat dimana organisasi mau untuk mengambangkan dan menyiapkan sumber daya manusia untuk terlibat dalam pemasaran Data yang diproses menunjukkan bahwa 38,2% responden tidak mau untuk mendukung pengeluaran pengembangan sumberdaya manusia. Hal ini tidak mengherankan, karena dari analisa sebelumnya, terlihat bahawa hanya sedikit perusahaan yang memiliki sistem manajemen pemasaran. Hanya 15.5% dari organisasi memiliki akses untuk program pelatihan sumberdaya manusia dan 5,5% responden sadar tentang pentingnya pembelajaran berkelanjutan.Sehingga hipotesis H6 Tingkat pengeluaran perusahaan yang rendah untuk meningkatkan keprofesionalan SDM, diterima. Sedangkan dari aspek kinerja tim, didapat hasil bahwa 55,5% responden menyatakan tim mereka memiliki kinerja yang baik, 20% reponden menyatakan bahwa tim mereka sangat tinggi kinerjanya dan hanya 2,7% responden menyatakan bahwa tim mereka tidak professional. Artinya, hipotesis H7 Keterlibatan tim dalam manajemen pemasaran yang baik, diterima. Pengembangan sumberdaya manusia dalam manajemen pemasaran dinilai masih kecil, hal ini dikarenakan tujuan pelatihan yang tidak jelas tujuannya, kurangnya strategi dalam pengembangan SDM, serta mahalnya biaya pelatihan. Padahal, pengembangan SDM perlu dilakukan agar organisasi sukses dimasa yang akan datang. Manajemen pemasaran dalam perubahan yang tidak bisa dihindari, merupakan dua hal yang berkaitan. Ada banyak kemungkinan kombinasi faktor yang mempengaruhi kegagalan bisnis, seperti kesalahan manusia, perubahan, kesalahan teknik, dan faktor external yang berkaitan dengan kegagalan. Pemimpin manajemen harus selalu mengevaluasi ulang kebijakan untuk menghadapi bahaya yang komplek yang akan dihadapi. Namun, hanya sedikit perusahaan yang berencana melakukan perubahan di struktur manajemen marketing. Untuk menangapi pentingnya manajemen pemasaran dalam perubahan manajemen, perlu adanya perubahan mentalitas terlebih dulu. Perubahan ini bisa dilakukan dengan memasukkan mata kuliah manajemen pemasaran dalam perunagan manajemen, tidak hanya pada teori manajemen pemasaran. Diperlukan adanya peningkatan kemampuan manajemen pemasaran dan 6 peningkatan kemampuan analisis fungsi manajemen pemasaran, praktik penelitian pemasaran, pengembangan kemampuan manajerial dalam situasi yang berubah, mengembangkan sistem manajemen pemasaran yang terintegrasi dalam satu organisasi, serta mengadaptasi metode dan teknik untuk mengkontrol pemasaran pada situasi yang berubah. 7 BAB III OPINI JURNAL Pada latar belakang penulis tidak menjelaskan pentingnya manajemen pemasaran pada perubahan manajemen secara kongkri. Misalkan, manajemen pemasaran mampu memberikan informasi mengenai perubahan selera konsumen yang diakibatkan oleh faktor lingkungan. Dari data tersebut dapat digunakan untuk mengubah manajemen dalam suatu organisasi dalam menghadapi ketidakpastian itu. Sedangkan dalam metode penelitian yang digunakan, penulis sebaiknya mengukur keterkaitan antar variable menejemen pemasaran dengan sustainabiliti perusahaan dimasa yang akan datang. Namun, penulis hanya membahas dari sisi tujuh aspek dalam hipotesa saja. Apabila penulis bisa menunjukkan/membuktikan hubungan antara variabel menejemn pemasaran dan tingkat suvival perusahaan dalam menghadapi ketidakpastian, tentunya akan lebih baik dari sekadar analisa diskritif yang dilakukan oleh penelii. Untu bagian analisa, peneliti hanya menganalisa diterima atau tidaknya hipotesa yang dibuat berdasarkan kuisioner yang diberikan kepada reponden, hal ini sangat sederhana dalam penelitian tersebut. Kurang adanya hubungan yang jelas antara hipotesis dengan kekuatan perusahaan dalam bertahan hidup, sebagai sense of crisis. Dan diakhir kesimpulan, peneliti hanya memberikan masukan untuk pengembangan kurikulum di universitas, namun tidak memberikan saran pada pelaku bisnis yang saat ini justru membutuhkan masukan dan saran dalam menghadapi tidak pastian dalam bisnis. 8