RANCANGAN PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL TENTANG PEMBUATAN DAN PELAKSANAAN KLHS DALAM PERENCANAAN TATA RUANG Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Direktorat Jenderal Tata Ruang DAFTAR ISI 1. Peraturan Perundangan Terkait KLHS 2. Persoalan Pembuatan dan Pelaksanaan KLHS serta Kebutuhan Integrasi dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang 3. Peluang Integrasi 4. Rancangan Materi Rapermen ATR/BPN Tentang Pembuatan dan Pelaksanaan KLHS dalam Perencanaan Tata Ruang 5. Diskusi 1. PERATURAN PERUNDANGAN TERKAIT KLHS UU 32/2009 Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup PP 46/2016 tentang Tata Cara Penyelenggaraan KLHS 2011 2009 2010 Permen LH 27/2009 Pedoman Pelaksanaan KLHS 2017 2012 2016 Permen LH 09/2011 Pedoman Umum KLHS (menggantikan Permen LH 27/2009) Permen LHK P.69/2017 Pelaksanaan PP 46/2016 tentang Tata Cara penyelenggaraan KLHS (mencabut Permen LH 09/2011) Permendagri No. 67/2012 untuk KLHS Surat Edaran Menlhk No. 4/ bagi RPJMD Menlhk-II/2015 2. PERSOALAN PEMBUATAN DAN PELAKSANAAN KLHS SERTA KEBUTUHAN INTEGRASI DALAM PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG Problem Sense and Problem Situation Konsultasi teknis dan rekomendasi dengan BIG Persetujuan Substansi oleh Kementerian ATR, Konsultasi Teknis Penyusunan RTR (Tim Penyusun RTR) Pengadaan dan Rekomendasi Peta Dokumen KLHS (Pokja) Konsultasi teknis dan Validasi dengan KLHK - Prosedur semakin panjang (konsultasi teknis, penyelenggaran partisipasi) - Konsultasi dilakukan ke cukup banyak pihak - Tidak murah (apalagi untuk Rencana Rinci) PERSOALAN TEKNIS PENYUSUNAN RTR DAN KLHS DI DAERAH Keterkaitan dan kesamaan data, informasi dan lingkup analisis Koordinasi Pengangaran Program (Penyusunan RTR dan KLHS) • • • Inefiseinsi dalam proses pengumpulan dan analisis data dan informasi Sumber penganggaran pada instansi yang berbeda. Seringkali penganggaran tidak bersamaan dengan penyusunan RTR Waktu penyusunan RTR dan paling sedikit 2 tahun Persoalan teknis untuk mengintegrasikan rekomendasi KLHS dalam RTR (jika KLHS disusun pada tahun kedua) Pembiayaan yang ‘mungkin’ tidak murah Paduserasi, pemahaman KEBUTUHAN RENCANA TATA RUANG YANG EFEKTIF DAN EFISIEN Efektif dan Efisien Biaya Relatif lebih “murah” Waktu Lebih cepat Teknis dan Proses Pengumpulan data, analisis dan integrasi PERTIMBANGAN: PRINSIP PENGATURAN PP KLHS 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Mewajibkan pemerintah untuk melakukan “safeguarding” dengan KLHS pada kebijakan, rencana, dan/atau program pembangunannya Memandatkan para menteri/kepala lembaga untuk membina dan menerapkan KLHS sebagai bagian yang terintegrasi langsung dengan sistem perencanaan pembangunannya (built-in system safeguard) Menetapkan standar minimum mekanisme, prosedur, muatan penyusunan dan pendokumentasian KLHS, serta jaminan keterbukaan informasi dan keterlibatan masyarakat dalam prosesnya. Memandatkan tanggung jawab pelaksanaan penjaminan kualitas mandiri kepada setiap pembuat kebijakan, rencana dan/atau program yang menyusun KLHS Memandatkan tanggung jawab validasi hasil KLHS yang telah dijamin kualitasnya kepada Menteri LHK untuk tingkat nasional dan provinsi, serta Gubernur untuk tingkat kabupaten/kota Memandatkan kepada Menteri LHK, menteri/kepala lembaga serta pemerintah daerah untuk melaksanakan pemantauan dan evaluasi secara seksama Memandatkan tindakan penyesuaian kepada kebijakan, rencana dan/atau program yang telah berjalan dalam periode transisi yang ditetapkan Sumber: Kementerian LHK. 2018 Permen LHK No. P.69/MENLHK/SEKJEN/KUM.1/12/201746/2017 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2016 tentang Tata Cara Penyelenggaraan KLHS Peraturan Menteri ini mengatur tentang penyelenggaraan KLHS, yang meliputi (Pasal 2): 1. kebijakan, Rencana, dan/atau Program yang wajib dibuat dan dilaksanakan KLHS; 2. pembuatan dan pelaksanaan KLHS; 3. penjaminan kualitas dan pendokumentasian KLHS; 4. validasi KLHS; dan 5. pembinaan, pemantauan dan evaluasi KLHS. KLHS WAJIB DILAKSANAKAN PADA KEBIJAKAN, RENCANA DAN/ATAU PROGRAM DALAM: (Pasal 3-Pasal 5 Permen LHK P.69 tahun 2017) Nasional Provinsi Kabupaten/Kota a) Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional beserta rencana rincinya; b) Rencana Tata Ruang Pulau/Kepulauan; c) Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional; d) Rencana Tata Ruang Laut Nasional; e) Rencana Strategis Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau kecil beserta rencana rincinya; f) Rencana Zonasi Kawasan Strategis Nasional Tertentu Untuk Pulau-Pulau Kecil Terluar; g) Rencana Pengelolaan dan Zonasi Kawasan Konservasi Perairan; h) Rencana Pembangunan Pusat Pertumbuhan Ekonomi Tingkat Nasional; i) Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional; j) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional; dan k) Kebijakan, Rencana dan/atau Program yang berpotensi dampak dan/atau risiko Lingkungan Hidup lainnya di tingkat nasional atau lintas Daerah provinsi. a) Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi; b) Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi; c) Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil; d) Rencana Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau- Pulau Kecil; e) Rencana Pembangunan Jangka Panjang Provinsi; f) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi; g) Rencana Pembangunan Pusat Pertumbuhan Ekonomi Tingkat Provinsi; h) Rencana Perubahan Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan Tingkat Provinsi; dan i) Kebijakan, Rencana dan/atau Program yang berpotensi dampak dan/atau risiko Lingkungan Hidup lainnya di tingkat provinsi, atau lintas kabupaten/kota. a) Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota; b) Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Kabupaten/Kota; c) Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten/Kota; d) Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan yang merupakan bagian wilayah kabupaten; e) Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten/Kota; f) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten/Kota; dan g) Kebijakan, Rencana dan/atau Program yang berpotensi dampak dan/atau risiko Lingkungan Hidup lainnya di tingkat kabupaten/kota. Isu PB Prioritas Analisis Spasial Ps 9 (1) Isu Yang Paling Strategis Penapisan jika ada KRP atas permintaan masyarakat Pasal 3 S/d 12 2 1 Menyusun KAK Pasal 18&19 Konsultasi Publik dg “focussing” Pasal 20 & 21 3 Isu Muatan Materi KRP Pasal 22 Rumusan Alternatif Pasal 26 FGD Penjaminan Kualitas Pasal 31 s/d 34 Ps 7 (C) Identifikasi Isu Pembangunan Berkelanjutan Pasal 20 1. Uji Silang Ps 3 (2) a 2. PS 9 (2) 3. PS 15 UU NO.32 Proses KLHS Skoring PS 9 (2) Pengintegrasian Pasal 30 Analisis Pengaruh Pasal 23 4 5 6 7 Pengkajian Pengaruh KRP thdp kondisi LH Pasal 23 ayat (4) dan Pasal 24 1. 2. 3. 4. 5. 6. DDDT Jasa ekosistem Pengaruh dampak resiko Efisiensi Pemanf SDA Perubahan Iklim Biodiversity 8 9 10 11 Penyusunan Rekomendasi Pasal 28 Pendokumentasian Pasal 35 SETELAH SELURUH PROSES SELESAI DILAKUKAN VALIDASI (Pasal 36 s/d 40) KEWENANGAN BIDANG TATA RUANG DALAM PEMBUATAN DAN PENYELENGGARAAN KLHS Pembuatan dan Pelaksanaan KLHS Penjaminan Kualitas dan Pendokumentasian KLHS Validasi KLHS 1. Pengkajian pengaruh kebijakan, rencana dan/atau program terhadap kondisi Lingkungan Hidup: - Identifikasi dan perumusan isu pembangunan berkelanjutan; - Identifikasi materi muatan kebijakan, rencana dan/atau program yang menimbulkan pengaruh terhadap kondisi lingkungan hidup; - Analisis pengaruh hasil identifikasi dan perumusan tersebut di atas. 2. Perumusan alternatif penyempurnaan kebijakan, rencana dan/atau program. 3. Penyusunan rekomendasi perbaikan untuk pengambilan keputusan kebijakan, rencana dan/atau program. 1. Penjaminan kualitas KLHS (melalui penilaian mandiri penyusun kebijakan, rencana dan/atau program untuk memastikan bahwa kualitas dan proses pembuatan dan pelaksanaan KLHS sesuai ketentuan). 2. Pendokumentasian KLHS dalam laporan KLHS (Dasar pertimbangan kebijakan, rencana dan/atau program; metoda, teknik, rangkaian langkah-langkah dan hasil pengkajian pengaruh kebijakan, rencana dan/atau program terhadap kondisi lingkungan hidup… dst (pasal 23 ayat (2)) 1. Menteri untuk kebijakan, rencana dan/atau program tingkat nasional dan provinsi. 2. Gubernur untuk kebijakan, rencana dan/atau program ditingkat kabupaten/kota KEWENANGAN Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional: 1. Menapis dan menentukan jenis KRP (Selain rencana umum dan rencana rinci tata ruang) yang wajib KLHS (Pasal 3 ayat 3 PP 46 Tahun 2016) 2. Mengatur pembuatan dan pelaksanaan KLHS (Pasal 17 ayat (1) PP 46/2016) dengan tetap berpedoman pada Peraturan menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup (ayat (2)) 3. Melaksanakan penjaminan kualitas KLHS (Pasal 10 ayat (1) PP 46/2016), Secara mandiri penyusun KRP 4. Melaksanakan monitoring dan evaluasi 4. RANCANGAN MATERI RAPERMEN ATR/BPN TENTANG PEMBUATAN DAN PELAKSANAAN KLHS DALAM PERENCANAAN TATA RUANG MATERI PEDOMAN Terdiri dari 11 Bab dan 33 Pasal serta 10 Lampiran 1. 2. 3. 4. 5. BAB I KETENTUAN UMUM BAB II MAKSUD, TUJUAN, DAN RUANG LINGKUP – Bagian Kesatu: Maksud dan Tujuan – Bagian Kedua: Ruang Lingkup BAB III RTR WAJIB KLHS BAB IV KEDUDUKAN DAN LINGKUP KLHS BAB V PENDEKATAN PEMBUATAN DAN PELAKSANAAN KLHS 6. BAB VI TATA CARA PEMBUATAN DAN PELAKSANAAN KLHS – – – – – Bagian Kesatu Bagian Kedua Bagian Ketiga Bagian Keempat Bagian Kelima • Paragraf 1 • Paragraf 2 • Paragraf 3 • Paragraf 4 – Bagian Keenam 7. 8. 9. 10. 11. : Umum : Persiapan : Pengumpulan Data dan Informasi : Pengolahan dan Analisis Data : Penyusunan Konsep RTR : Identifikasi Muatan RTR yang Berpotensi Menimbulkan Pengaruh Terhadap Kondisi Lingkungan Hidup : Analisis Pengaruh RTR Terhadap Kondisi Lingkungan Hidup : Perumusan Alternatif Penyempurnaan RTR : Penyusunan Rekomendasi Perbaikan untuk Pengambilan Keputusan RTR : Penyusunan dan Pembahasan Raperda RTR Bab VII Penjaminan Kualitas KLHS Bab VIII Pendokumentasian KLHS Bab IX Validasi KLHS dan Persetujuan Substansi RTR Bab X Peran Serta Masyarakat Bab XI Ketentuan Penutup Lampiran Pedoman 1. 2. 3. 4. 5. Lampiran I Lampiran II Lampiran III Lampiran IV Lampiran V : Kedudukan KLHS dalam Penyusunan RTR : Pendekatan Pembuatan dan Pelaksanaan KLHS : Data dan Informasi untuk KLHS dalam RTR : Identifikasi dan Perumusan Isu Pembangunan Berkelanjutan : Identifikasi Muatan Kebijakan, Rencana, dan/atau Program yang Diperkirakan Menimbulkan Dampak/Risiko Lingkungan Hidup 6. Lampiran VI : Analisis Pengaruh Rencana Tata Ruang terhadap Kondisi Lingkungan Hidup 7. Lampiran VII : Tata Cara Perumusan Alternatif Penyempurnaan RTR 8. Lampiran VIII : Penyusunan Rekomendasi Perbaikan untuk Penyempurnaan RTR 9. Lampiran IX : Tata Cara Penjaminan Kualitas KLHS 10. Lampiran X : Tata Cara Pendokumentasian KLHS A. DASAR PEDOMAN PEMBUATAN DAN PELAKSANAAN KLHS DALAM PERENCANAAN TATA RUANG (hal Menimbang) a) Bahwa dalam perencanaan tata ruang, Pemerintah dan pemerintah daerah harus memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup melalui kajian lingkungan hidup strategis yang bertujuan untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam rencana tata ruang; b) Bahwa pembuatan dan pelaksanaan kajian lingkungan hidup strategis dalam perencanaan tata ruang dilaksanakan secara terintegrasi, efektif dan efisien; c) Bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 3 ayat 3 Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2016 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Kajian Lingkungan Hidup, perlu menetapkan kebijakan, rencana, dan/atau program yang wajib dilaksanakan KLHS; d) Bahwa untuk melaksanakan Pasal 17 ayat 1 dan 2 Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2016 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Kajian Lingkungan Hidup, perlu menetapkan Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN tentang pembuatan dan pelaksanaan KLHS dengan berpedoman pada peraturan menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup; B. MAKSUD, TUJUAN DAN RUANG LINGKUP PEDOMAN (Pasal 2-3) MAKSUD: pedoman bagi Pemerintah dan pemerintah daerah dalam pembuatan dan pelaksanaan KLHS dalam perencanaan tata ruang. TUJUAN: untuk mewujudkan RTR yang telah mengintegrasikan prinsip pembangunan berkelanjutan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. RUANG LINGKUP: pembuatan dan pelaksanaan KLHS dalam perencanaan tata ruang: a. RTR Wajib KLHS; b. Kedudukan dan Lingkup KLHS; c. Pendekatan Pembuatan dan Pelaksanaan KLHS d. Tata Cara Pembuatan dan Pelaksanaan KLHS; e. Penjaminan Kualitas dan Pendokumentasian KLHS; f. Validasi KLHS dan Persetujuan Substansi RTR; dan g. Peran Serta Masyarakat. C. RTR WAJIB KLHS DALAM PERENCANAAN TATA RUANG (Pasal 4-5) 1. Pemerintah dan pemerintah daerah wajib membuat dan melaksanakan KLHS untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam RTR. 2. KLHS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib dilaksanakan dalam perencanaan tata ruang atau revisi RTR pada rencana umum dan rencana rinci tata ruang sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan. 3. Rencana Tata Ruang selain sebagaimana dimaksud pada ayat (2) atau program pemanfaatan ruang tertentu dapat dilakukan pembuatan dan pelaksanaan KLHS atas dasar permohonan dari masyarakat sebagaimana diatur dalam peraturan perundangan. Catatan: (Rancangan) Peraturan Menteri Agraria/BPN tidak menetapkan rencana tata ruang lain (non statutory/diluar UU 26/2007) wajib KLHS, kecuali atas dasar permintaan masyarakat yang pengajuannya pada Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup untuk RTR tingkat nasional atau yang diidentifikasi memiliki dampak lintas sektor atau kepada gubernur untuk kebijakan, rencana, dan/atau program RTR tingkat daerah RTR WAJIB KLHS 1. RTR Wilayah Nasional, RTR Pulau/Kepulauan, RTR Kawasan Strategis Nasional pada tingkatan nasional; 2. RTR Wilayah Provinsi dan RTR Kawasan Strategis Provinsi pada tingkatan provinsi; dan, 3. RTR Wilayah Kabupaten/Kota, Rencana Detail Tata Ruang, dan RTR Kawasan Strategis Kabupaten/Kota pada tingkatan kabupaten/kota, dan RTR Kawasan Perkotaan bagian dari Kabupaten. D. KEDUDUKAN DAN LINGKUP PEMBUATAN DAN PELAKSANAAN KLHS DALAM PERENCANAAN TATA RUANG (Pasal 6-7) KLHS merupakan bagian tidak terpisahkan dalam perencanaan tata ruang, pada tahapan: 1. persiapan, pengumpulan data, pengolahan dan analisis; dan, 2. perumusan kebijakan, rencana, dan/atau program RTR. Kebijakan, rencana dan/atau program RTR, meliputi: 1. tujuan penataan ruang; 2. kebijakan dan strategi; 3. rencana struktur ruang dan pola ruang; 4. penetapan kawasan strategis atau kawasan yang diprioritaskan penanganannya; 5. indikasi program perwujudan RTR atau ketentuan pemanfaatan ruang; dan, 6. Indikasi atau arahan peraturan zonasi, atau ketentuan umum peraturan zonasi atau peraturan zonasi sesuai jenis RTR Lingkup KLHS, meliputi: 1.kapasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup untuk pembangunan; 2.perkiraan mengenai dampak dan risiko lingkungan hidup; 3.kinerja layanan/jasa ekosistem; 4.efisiensi pemanfaatan sumber daya alam; 5.tingkat kerentanan dan kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim; dan 6.tingkat ketahanan dan potensi keanekaragaman hayati. Lingkup KLHS memperhatikan: 1. jenis, tema, hirarki dan skala informasi kebijakan, rencana, dan/atau program RTR; dan 2. prosedur dan mekanisme penyusunan dan/atau evaluasi kebijakan, rencana, dan/atau program RTR Undang-undang No. 26 Tahun 2006 tentang Penataan Ruang Undang-undang No. 23 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Peraturan Pemerintah No. 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2016 tentang Tata Cara Penyelenggaraan KLHS Peraturan Menteri Agraria dan tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 1 Tahun 2018 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, Kabupaten dan Kota Pedoman, standar untuk Penyusunan Rencana Tat ruang Peraturan Menteri Agraria dan tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 37 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi dan Rencana tata Ruang Kawasan Strategis Kabupaten Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No.P.69 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2016 tentang Tata Cara Penyelenggaraan KLHS Peraturan Menteri Pekerjaan umum No. 20 tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang PEDOMAN PEMBUATAN DAN PELAKSANAAN KLHS DALAM PERENCANAAN TATA RUANG Pedoman, standar untuk Penyusunan KLHS E. PENDEKATAN PEMBUATAN DAN PELAKSANAAN KLHS DALAM PERENCANAAN TATA RUANG (pasal 8) Skala Sifat RTR Lebih kecil Umum, atau sama dan/atau makro dengan 1:50.000 Lebih besar 1:50.000 RTR RTR Wilayah (Nasional, Provinsi, Kabupaten) Pendekatan Strategis RTR Pulau/Kepulauan RTR Kawasan Strategis Nasional dan Provinsi yang disusun pada skala lebih kecil atau sama dengan 1:50.000 Fokus, detail, RTR Kawasan Strategis (Nasional,Provinsi, Dampak Kabupaten/Kota) yang disusun pada skala terikat, lebih besar 1: 50.000 bagian wilayah RTR Kota, RTR Kawasan Perkotaan dalam dan/atau wilayah kabupaten teknis Rencana Detail Tata Ruang (Kabupaten, Kota) Kerangka Pendekatan Strategis dan Pendekatan Dampak dalam Pembuatan dan Pelaksanaan KLHS (1) Tahapan KLHS Pendekatan Dampak Pendekatan Strategis Tahap Pengkajian Pengaruh Muatan RTR Terhadap Kondisi Lingkungan Hidup Identifikasi dan perumusan isu Ditujukan untuk menemukan akar masalah dan tipologi isuisu yang diangkat Ditujukan untuk menemukan akar masalah dan tipologi isuisu yang diangkat Identifikasi muatan RTR yang berpotensi mempengaruhi lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan Difokuskan pada konteks RTR Difokuskan pada rincian/penjabaran muatan RTR (biasanya muatan RTR masih di tatanan makro dan umum) (biasanya muatan RTR sudah detail) Analisis pengaruh Menganalisis bagaimana muatan RTR menimbulkan dampak/resiko LH dan pengaruhnya terhadap daya dukung dan daya tampung LH Menganalisis muatan RTR mana yang paling berkelanjutan dan tidak menyebabkan daya dukung dan daya tampung LH Kerangka Pendekatan Strategis dan Pendekatan Dampak dalam Pembuatan dan Pelaksanaan KLHS (2) Tahapan KLHS Pendekatan Dampak Pendekatan Strategis Tahap Perumusan Alternatif Penyempurnaan RTR Menguji masing-masing alternatif dalam kapasitasnya sebagai solusi mitigasi dampak yang paling tepat Menguji masing-masing alternatif dalam memenuhi pertimbangan kritis/penting yang mempengaruhi pengambil keputusan Mengusulkan rincian perbaikan muatan RTR yang dapat memitigasi dampak Mengusulkan muatan RTR yang terbaik bagi pengambil keputusan Tahap Rekomendasi Perbaikan Contoh Kebutuhan Data dan Analisis Skala Peta ≤ 1: 50.000 Contoh Kebutuhan Data dan Analisis Skala Peta ≤ 1: 50.000 Contoh Kebutuhan Data dan Analisis Skala Peta ≤ 1: 50.000 Contoh Kebutuhan Data dan Analisis Skala Peta > 1: 50.000 Contoh Kebutuhan Data dan Analisis Skala Peta > 1: 50.000 Contoh Kebutuhan Data dan Analisis Skala Peta > 1: 50.000 Contoh Kebutuhan Data dan Analisis Skala Peta > 1: 50.000 F. TATA CARA PEMBUATAN DAN PELAKSANAAN KLHS (Pasal 9-25) 1. Integrasi proses dan prosedur penyusunan RTR dan pembuatan serta pelaksanaan KLHS 2. Integrasi tim penyusun RTR dan Pokja pemanfaatan ruang. Pokja KLHS Kelompok kerja yang dibentuk oleh penyusun RTR menjadi bagian dari tim penyusunan rencana tata ruang yang terdiri atas unsur perwakilan kementerian/lembaga pemerintah non kementerian terkait, untuk rencana tata ruang tingkat nasional, dan perwakilan perangkat daerah terkait, untuk rencana tata ruang tingkat provinsi, Kabupaten/kota Tim Penyusun RTR Tim yang dibentuk oleh menteri atau kepala daerah terdiri atas unsur pemerintah atau pemerinah daerah khususnya dalam lingkup Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah (BKPRD) serta tim ahli yang dibutuhkan dalam perencanaan tata ruang yang diketuai oleh profesional perencana wilayah dan kota yang bersertifikat. Pokja KLHS Untuk perencanaan tata ruang pada tingkatan nasional: Ketua pokja KLHS adalah Pejabat penyusun RTR setara eselon 1 dengan anggota berasal dari pejabat eselon 1 dan anggota lainnya yang terdiri dari satu atau lebih tenaga ahli yang memiliki standar kompentensi KLHS dan relevan terhadap isu dan/atau muatan RTR; Untuk perencanaan tata ruang pada tingkatan provinsi, kabupaten/kota adalah: 1. Ketua Pokja KLHS adalah Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi/ Kabupaten/ Kota dengan wakil ketua Kepala Perangkat daerah Penyusun RTR, atau sebaliknya diketuai oleh Kepala Perangkat Daerah Penyusun RTR, dengan wakil ketua Kepala Dinas Lingkungan Hidup. 2. Sekretaris yang dijabat oleh pejabat eselon III/kepala bidang dari Perangkat Daerah yang menyusun RTR. 3. Anggota yang berasal dari unsur Perangkat Daerah terkait. 4. Anggota lain yang terdiri dari satu atau lebih tenaga ahli yang memiliki standar kompetensi KLHS dan relevan terhadap isu dan/atau muatan Kebijakan, Rencana dan/atau Program Tata Cara Pembuatan dan Pelaksanaan KLHS dalam Perencanaan Tata Ruang 1. Pembuatan dan pelaksanaan KLHS dalam perencanaan tata ruang menjadi satu-kesatuan dengan proses penyusunan RTR yang diintegrasikan dalam tahapan perencanaan tata ruang, pada tahapan: a) Persiapan b) Pengumpulan data dan informasi jenis data dan informasi KLHS untuk rencana umum dan rencana rinci tercantum dalam Lampiran III c) Pengolahan dan analisis data langkah-langkah untuk melakukan identifikasi isu pembangunan berkelanjutan tercantum dalam Lampiran IV d) Penyusunan konsep RTR tercantum dalam Lampiran V, Lampiran VI, Lampiran VII, Lampiran VIII e) Penyusunan dan Pembahasan Raperda RTR 2. Rekomendasi perbaikan untuk penyempurnaan RTR tercantum dalam Lampiran VIII TAHAPAN PERENCANAAN TATA RUANG (PERMEN ATR 1/2018) PEMBUATAN DAN PELAKSANAAN KLHS § Pembentukan pokja KLHS yang menjadi bagian dalam Tim penyusunan RTR menyusun kerangka acauan kerja KLHS. pengumpulan dokumen RTR yang sedang dalam proses penyusunan dan telah memiliki delineasi wilayah yang tetap; penyusunan format data dan informasi yang akan dikumpulkan; penyiapan peta dasar guna lahan dengan skala sesuai dengan RTR; dan, penyusunan jadwal pembuatan dan pelaksanaan KLHS. § Pengumpulan data dan informasi § § § Persiapan § § Pengumpulan Data dan Informasi Pengolahan dan Analisis Data Pokja KLHS melakukan identifikasi isu pembangunan berkelanjutan meliputi kegiatan: § penyusunan dan penyajian informasi dasar; § penyusunan kajian konsep pengembangan; dan, § identifikasi dan perumusan isu pembangunan berkelanjutan. § Penyusunan Konsep RTR § § § Identifikasi muatan RTR yang berpotensi menimbulkan pengaruh terhadap kondisi lingkungan hidup; Analisis pengaruh RTR terhadap Kondisi Lingkungan Hidup; Perumusan alternatif penyempurnaan RTR; dan, Penyusunan Rekomendasi Perbaikan untuk Pengambilan Keputusan RTR PENJAMINAN MUTU Penyusunan dan Pembahasan Raperda PROSES VALIDASI (PERMEN LHK P.69/2017) TAHAPAN PEMBUATAN DAN PELAKSANAAN KLHS (PERMEN LHK P.69/2017) DOKUMEN KLHS yang sudah TERVALIDASI (sebagai Persyaratan Persetujuan Substansi) Permen ATR/BPN 8/2017 pasal 6 terkait dokumen kelengkapan admnistrasi (Lampiran IV) 1. Menyusun KAK 2. Identifikasi Isu Pembangunan Berkelanjutan 3. Isu Muatan Materi KRP 4. Analisis Pengaruh 5. Pengkajian Pengaruh KRP terhadap kondisi Lingkungan Hidup 6. Rumusan Alternatif 7. Penyusunan Rekomendasi 8. Pengintegrasian 9. Penjaminan Kualitas 10. Pendokumentasian KONSULTASI TEKNIS DALAM PEMBUATAN DAN PELAKSANAAN KLHS DALAM PENYUSUNAN RTR 1. Pokja KLHS wajib melaksanakan konsultasi teknis 2. Konsultasi teknis dilaksanakan oleh: a) Kementerian yang melaksanakan urusan pemerintahan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup untuk RTR tingkat nasional dan provinsi; atau b) Dinas Provinsi yang melaksanakan urusan pemerintahan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup untuk RTR Kabupaten/Kota Konsultasi teknis dilaksanakan pada tahap: 1 Persiapan untuk konsultasi kerangka acuan kerja KLHS; 2 Pengolahan dan analisis data untuk konsultasi hasil dari identifikasi isu pembangunan berkelanjutan; 3 Penyusunan Konsep RTR untuk konsultasi hasil dari: a) identifikasi muatan RTR yang berpotensi menimbulkan pengaruh terhadap kondisi lingkungan hidup; b) analisa pengaruh muatan RTR terhadap kondisi lingkungan hidup; c) perumusan alternatif penyempurnaan RTR; dan d) penyusunan rekomendasi perbaikan untuk penyempurnaan muatan RTR. 4 Penyusunan dan pembahasan rancangan peraturan RTR untuk konsultasi hasil dari: a) penjaminan kualitas; dan b) pendokumentasian. G. VALIDASI DAN PERSETUJUAN SUBSTANSI (Pasal 30) Validasi dilakukan oleh: 1. Menteri yang menjalankan urusan pemerintahan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, untuk RTR tingkat nasional dan provinsi; atau 2. Gubernur, untuk RTR tingkat kabupaten/kota. Pelaksanaan Validasi: Pada tahap akhir pembuatan dan pelaksanaan KLHS. Permohonan Validasi secara tertulis diajukan kepada Menteri atau Gubernur, dengan melampirkan 1. Rancangan RTR; 2. Laporan KLHS; dan 3. Bukti pemenuhan standar kompetensi Penyusun KLHS. Permohonan persetujuan substansi RTR Permohonan persetujuan substansi RTR dilakukan setelah mendapatkan validasi KLHS atau sekurang-kurangnya 14 hari sejak pengajuan permohonan validasi. DISKUSI • INTEGRASI PROSEDUR pembuatan dan pelaksanaan KLHS dalam Perencanaan Tata Ruang • INTEGRASI KELEMBAGAAN pembuatan dan pelaksanaan KLHS dalam Perencanaan Tata Ruang Konsultasi teknis yang dilakukan selama proses penyusunan • KESAMAAN PERSPEKTIF DALAM MUATAN RTR dan PENDEKATAN pembuatan dan pelaksanaan KLHS dalam Perencanaan Tata Ruang (strategis dan dampak) serta INSTRUMENNYA. TERIMA KASIH 21Agustus 2018 Kebutuhan Data KLHS berdasarkan Materi RDTR