Uploaded by Ryan.putra10pku

Alterasi Hydrothermal pada lapangan panas bumi daerah gunung ringgit

advertisement
PROSIDING PEMAPARAN HASIL PENELITIAN PUSAT PENELITIAN GEOTEKNOLOGI LIPI TAHUN 2014
“Peran Penelitian Geoteknologi untuk Menunjang Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia”
ALTERASI HIDROTERMAL PADA LAPANGAN PANAS BUMI
DAERAH GUNUNG RINGGIT, PROVINSI SUMATERA SELATAN
Fitriany Amalia Wardhani1
1
UPT Balai Informasi Konservasi Kebumian Karangsambung LIPI
Email: [email protected]
ABSTRAK
Lapangan Panas Bumi Gunung Ringgit merupakan salah satu lapangan eksplorasi milik PT.
Pertamina Geothermal Energy (PT. PGE). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui alterasi
hidrotermal yang muncul berdasarkan karakteristik manifestasi panas bumi di daerah penelitian dan
mengetahui evolusi fluida di daerah penelitian sebagai bahan pertimbangan untuk pengembangan
potensi panas bumi di daerah penelitian. Karakteristik alterasi di daerah penelitian berasosisasi
dengan manifestasi permukaan berupa mata air bikarbonat, mata air sulfat, fumarola, tanah beruap,
dan kolam lumpur. Alterasi ini secara umum berkembang pada batuan vulkanik berupa intrusi granit,
breksi andesit,lava andesit, dan breksi tuf yang berumur Tersier – Kuarter. Manifestasi permukaan
pada daerah penelitian berhubungan dengan rekahan yang dikontrol oleh Sesar Sumatera yang
berarah baratlaut – tenggara. Berdasarkan hasil analisis petrografi dan XRD, kelompok Manifestasi
Ringke dan Keniningan dipengaruhi oleh asosiasi mineral kristobalit±kaolinit ±haloisit±smektit
dengan fluida asam yang terbentuk pada suhu 100-160°C, dan diinterpretasikan sebagai zona
penudung pada sistem panas bumi. Sementara itu, Kelompok Manifestasi Keniningan
juga
diinterpretasikan sebagai zona transisi yang ditunjukkan oleh asosiasi mineral klorit+kuasa+smektit
dengan fliuda netral yang terbentuk pada suhu 140-160°C. Kelompok Manifestasi Danau Rakihan
diinterpretasikan sebagai zona batuan penudung yang dipengaruhi oleh asosiasi mineral
kuarsa±smektit, dengan fluida netral yang kaya akan CO 2 dengan temperatur 120-160°C. Daerah ini
memiliki potensi panas bumi sebagai sumber energi baik langsung maupun tidak langsung. Penelitian
lanjutan diperlukan dalam berbagai aspek, terutama aspek ekonomis dan teknologi
sehingga
lapangan ini dapat dikembangkan dan dimanfaatkan dengan baik.
Kata kunci: Gunung Ringgit, alterasi hidrotermal, panas bumi, manifestasi.
ABSTRACT
Gunung Ringgit Geothermal Field is one of exploration fields belong to PT. Pertamina Geothermal
Energy (PT. PGE). This study aims to determine hydrothermal alteration based on the
characteristics of the geothermal manifestations in the area of study and to know the evolution of the
fluid in the area of study as consideration for the development of geothermal potential in the study
area. The characteristic of hydrothermal alteration in study area associated with surface
403
ISBN: 978-979-8636-23-3
manifestations such as bicarbonate springs, sulfate springs, fumarole, steaming ground, and mud
pools. This hydrothermal alteration generally grown in volcanic rocks such as granite, andesite lava
andesite breccia, and tuff breccia that are Tertiary - Quaternary. The surface manifestations in study
area related to the NW-SW Sumatera Fault. Based on the result of petrography and XRD analysis,
Ringke
and
Keniningan
manifestation
groups
influenced
by
cristobalite±kaolinite
±haloysite±smectite mineral associated with acid fluid which form at temperature 100-160°C, and
is interpreted as cap rock in geothermal system. Keniningan manifestation group also interpreted as
transition zone indicated by chlorite+quartz+smectite with neutral fluid which form at 140 -160°C.
Danau Rakihan manifestation group is interpreted as cap rock influenced by quartz±smectite
mineral associated with CO2 rich of neutral fluid at 120-160°C. This study area has geothermal
energy source, either directly or indirectly. Further research is necessary in many aspects, especial ly
economic and technological aspects that can be developed and used well.
Keywords: Mount Ringgit, hydrothermal alteration, geothermal, manifestations.
PENDAHULUAN
Secara administratif Lapangan panas bumi Gunung Ringgit sebagian besar termasuk dalam
Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan, Provinsi Sumatera Selatan. Daerah penelitian merupakan
daerah yang memiliki potensi panas bumi yang berhubungan dengan sistem vulkanik dan terletak
pada Provinsi Sumatera Selatan (Hochstein dan Sudarman, 2008). Alterasi hidrotermal di daerah
penelitian berhubungan dengan manifestasi panabumi yang muncul di permukaan. Alterasi
hidrotermal dibagi menjadi dua tipe berdasarkan fluida hidrotermalnya yaitu alterasi dengan pH
netral (neutral pH alteration) dan alterasi dengan pH asam (acid alteration) (Reyes, 2000).
Lapangan panas bumi Gunung Ringgit adalah lapangan panas bumi milik PT. Pertamina Geothermal
Energy (PT. PGE) yang memasuki tahap eksplorasi. Penelitian dalam tahap eksplorasi ini dilakukan
untuk mengetahui karakteristik sistem panas bumi daerah penelitian sehingga dapat dimanfaatkan
dan dikembangkan sebagai sumber energi listrik oleh PT. PGE. Data yang dihasilkan pada eksplorasi
tahap awal berupa data geologi dan belum terdapat analisis karakteristik alterasi permukaan yang
mendalam.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui alterasi hidrotermal yang muncul berdasarkan
karakteristik manifestasi panas bumi di daerah penelitian dan mengetahui evolusi fluida di daerah
penelitian sebagai bahan pertimbangan untuk pengembangan potensi panas bumi di daerah penelitian
404
PROSIDING PEMAPARAN HASIL PENELITIAN PUSAT PENELITIAN GEOTEKNOLOGI LIPI TAHUN 2014
“Peran Penelitian Geoteknologi untuk Menunjang Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia”
METODE
Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif menggunakan data sekunder dari PT. Pertamina
Geothermal Energy. Data sekunder berupa data geologi meliputi peta geologi dan manifestasi, lokasi
pengambilan sampel batuan untuk analisis XRD, dan sayatan tipis petrografi.
Analisis petrografi dan XRD dilakukan untuk mengetahui zonasi alterasi di daerah penelitian
berdasarkan jenis mineral sekunder, intensitas alterasi, dan proses alterasi pada batuan. Temperatur
pembentukan mineral dan pH fluida hidrotermal ditentukan berdasarkan Browne (1999),Corbett dan
Leach (1998), dan Reyes (2000). Hasil analisis struktur geologi dan alterasi hidrotermal kemudian
disajikan dalam bentuk peta alterasi daerah penelitian.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Peta geologi daerah penelitian menunjukkan stratigrafi daerah penelitian, dari tua ke muda terdiri
dari Satuan Granit, Satuan Breksi Andesit G. Kubupangkul, Satuan Lava Andesit G. Garanggarag,
Satuan Lava Andesit G. Cabut, Satuan Breksi Tuf Penangkulan, Satuan Lava Andesit G. Rakihan,
Satuan Andesit G. Besar, Satuan Lava Andesit G. Ringgit (PT. PGE, 2010) (Gambar 1).
Manifestasi di daerah penelitian dapat dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan karakterisik
manifestasi di daerah penelitian yaitu : Kelompok Manifestasi Keniningan (mata air panas, mata air
hangat, fumarola, tanah beruap, dan kolam lumpur), Kelompok Manifestasi Ringke (fumarola dan
mata air panas), Kelompok Manifestasi Danau Rakihan (mata air hangat bikarbonat).
Struktur geologi di daerah penelitian diinterpretasikan berdasarkan analisis kelurusan pada citra
SRTM dan dari data sekunder PT. PGE (2010). Hasil analisa kelurusan kemudian di olah
menggunakan diagram roset untuk mengetahui arah kelurusan struktur yang mempengaruhi
kemunculan manifestasi permukaan di daerah penelitian secara umum.
405
ISBN: 978-979-8636-23-3
Gambar 1. Peta geologi daerah penelitian (Modifikasi berdasarkan peta geologi PT. PGE,2010, Gafoer, dkk,
1992, Masdjuk 2000).
Gambar 2. Peta hasil interpretasi citra SRTM daerah penelitian.
406
PROSIDING PEMAPARAN HASIL PENELITIAN PUSAT PENELITIAN GEOTEKNOLOGI LIPI TAHUN 2014
“Peran Penelitian Geoteknologi untuk Menunjang Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia”
Dari hasil analisis struktur diketahui bahwa pola struktur di daerah penelitian terutama dikontrol oleh
rekahan-rekahan yang terbentuk akibat sesar Sumatera. Struktur geologi regional yang mengontrol
Pulau Sumatera adalah Sesar Semangko (Sumatera Fault System). Keberadaan sesar Semangko ini
memicu aktivitas vulkanik dan keluarnya mata air panas disekitar zona sesarnya (Darman dan Sidi,
2000).
Pengamatan alterasi hidrotermal di daerah penelitian dilakukan dengan analisis petrografi dan
interpretasi hasil analisis XRD (X-Ray Diffraction) (PT.PGE,2010). Analisis petrografi dilakukan
dengan mikroskop polarisasi pada 12 sayatan tipis batuan yang diambil di dekat manifestasi panas
bumi. Analisis XRD diperoleh dari data sekunder PT. PGE. Hasil analisis dengan menggunakan
XRD memperlihatkan mineral sekunder yang terbentuk dapat dilihat pada Tabel 1.
Alterasi hidrotermal yang terdapat pada daerah penelitian merupakan alterasi permukaan yang
berada di dekat daerah manifestasi dan dikontrol oleh struktur sesar. Alterasi hidrotermal pada
daerah penelitian berada di dekat manifestasi panas bumi dan terbentuk pada litologi andesit dan tuf
(Gambar 3). Kehadiran alterasi permukaan yang dekat dengan manifestasi panas bumi menunjukkan
bahwa jenis alterasi disekitar manifestasi dipengaruhi oleh jenis manifestasi yang terdapat pada
masing – masing kelompok manifestasinya.
Pada kelompok manifestasi Ringke terdapat zona ubahan berupa zona kristobalit±kaolinit±
haloisit±smektit. Zona tersebut terdapat pada manifestasi berupa fumarola dan mata air bikarbonat.
Zona ini terdapat pada litologi andesit. Intensitas alterasi pada zona ini termasuk lemah -sedang (2575%). Berdasarkan perajahan temperatur mineral (Tabel 1), diketahui bahwa temperatur
pembentukan zona ini adalah 100-160°C dengan pH yang asam.
407
ISBN: 978-979-8636-23-3
Tabel 1. Perajahan mineral sekunder hasil analisis petrografi dan XRD.
Jenis
Manifestas
i
Zona
mata air
kristobalit±kaoli
panas
nit±4haloisit±
bikarbonat
1
Mineral Ubahan
pH**
oksida besi
smektit
2
Kisaran
mineral lempung
4
mineral lempung
Andesit
mineral opak (pirit?)*
Ringke
3
fumarola
4-6
3-4
(kaolinit?)*
kristobalit
<2-7
6
tridimit
<2-7
7
natroalunit
<3
8
kuarsa
<2-7
9
haloisit
Zona
mata air
kristobalit±kaol
sulfat
10
mineral lempung
4-6
(smektit?)*
init±4haloisit±
11
mineral opak (pirit?)*
smektit
12
mata air
13
bikarbonat
oksida besi
panas
15
kalsit
>4
aragonit
fumarola
16
Andesit
Keniningan
14
kristobalit
<2-7
haloisit
tanah
17
natroalunit
<3
beruap
18
sulfur
kolam
19
lumpur
408
Rongga
Kalsit
(smektit?)*
5
Urat
Temperatur
Litologi
Kelompok
Zona Alterasi
Manifestasi
No.
alunit
<3
PROSIDING PEMAPARAN HASIL PENELITIAN PUSAT PENELITIAN GEOTEKNOLOGI LIPI TAHUN 2014
“Peran Penelitian Geoteknologi untuk Menunjang Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia”
20
kaolinit
24
Zona klorit+
klorit
6-7
25
kuasa+
kuarsa
<2-7
klorit
26
Andesit
dan
mineral
lempung
mineral lempung
kuarsa
3-4
(smektit)
(smektit)
lempung
(smektit)
30
mineral lempung
Tuf
hangat
4-6
kalsit
kalsit
dan
(smektit)
bikarbonat
kuarsa
mineral opak (pirit)
Andesit
mineral
29
mata air
Zona kuarsa±
Danau Rakihan
27
kuarsa
<2-7
Keterangan:
* = mineral lempung hasil analisis XRD
Kode sampel analisis XRD = 1-22
** =ppH menurut Corbett dan Leach (1998) ; Temperatur menurut Reyes (2000)
Kode sampel analisis Petrografi = 5E-19S
Gambar 3. Peta zonasi alterasi daerah penelitian.
Zona ini dicirikan oleh kehadiran mineral lempung (smektit, kaolinit, dan haloisit) dan kristobalit.
Pada gambar 4a dan 4b mineral lempung menggantikan fenokris plagioklas serta menggantikan
massa dasar berupa gelas. Mineral opak menggantikan piroksen. Berdasarkan hasil analisis XRD,
mineral lempung tersebut berupa smektit dan mineral opak diduga berupa pirit. Kehadiran mineral
sekunder berupa silika (kristobalit, kuarsa, tridimit), natroalunit, smektit, kaolinit, dan pirit (Tabel 1)
pada manifestasi Ringke menunjukkan bahwa alterasi permukaan pada kelompok manifestasi Ringke
dipengaruhi oleh fluida asam.
409
ISBN: 978-979-8636-23-3
Mineral opak dan mineral lempung hadir menggantikan mineral primer pada sayatan tipis batuan.
Pada gambar 5b mineral lempung dan mineral opak hadir menggantikan hornblenda dan piroksen.
Mineral lempung juga merubah sebagian massa dasar gelas pada sayatan tipis 8H.
Zona klorit+kuarsa+smektit terdapat di sekitar 2 km ke selatan dari kelompok manifestasi
Keniningan (sampel 6F). Zona ini terdapat pada litologi andesit. Intensitas alterasi pada zona ini
termasuk sedang (25-75%). Berdasarkan perajahan temperatur mineral (Tabel 1), diketahui bahwa
temperatur pembentukan zona ini adalah 140-160°C dengan pH yang netral.
(a)
(b)
Gambar 4. (a) Foto sayatan pada sampel batuan 5E. Plagioklas (F2) sebagian tergantikan oleh mineral
lempung pada bagian tengah mineral. Piroksen (I2) hampir seluruhnya digantikan oleh mineral
opak yang diduga berupa pirit. (b) Foto sayatan pada sampel batuan 5E. Rongga di tengah mineral
plagioklas (D6).
410
PROSIDING PEMAPARAN HASIL PENELITIAN PUSAT PENELITIAN GEOTEKNOLOGI LIPI TAHUN 2014
“Peran Penelitian Geoteknologi untuk Menunjang Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia”
Zona kristobalit±kaolinit±haloisit±smektit terdapat pada kelompok manifestasi Keniningan yang
berupa fumarola, tanah beruap, mata air bikarbonat, mata air sulfat, dan kolam lumpur. Zona ini
terdapat pada litologi andesit. Intensitas alterasi pada zona ini termasuk lemah-sedang (<25-75%).
Berdasarkan perajahan temperatur mineral (Tabel 1) diketahui bahwa temperatur pembentukan zona
ini adalah 100-160°C dengan pH yang asam.
(a)
(b)
Gambar 5. (a) Foto sayatan pada sampel 7G. Kalsit (E4) hadir mengisi rongga. Kalsit berwarna merah karena
telah diberi alizarin red. (b) Mineral lempung berupa smektit (D4) dan mineral opak. (G6) hadir
menggantikan hornblenda (G3) dan piroksen (D4,G6). Mineral lempung juga merubah sebagian
massa dasar gelas.
Zona ini dicirikan oleh mineral sekunder berupa klorit, kuarsa, mineral lempung berupa smektit, dan
mineral opak yang terdapat pada sayatan tipis 6F. Pada gambar 6a dan 6b, klorit menggantikan
mineral piroksen dan plagioklas, baik sebagian maupun pseudomorf pada sayatan tipis 6F.
411
ISBN: 978-979-8636-23-3
Kehadiran mineral klorit di daerah selatan manifestasi pada sayatan tipis 6F kemungkinan
dipengaruhi oleh fluida yang memiliki pH netral. Lokasi sampel sayatan tipis 6F yang jauh dari
daerah manifestasi diinterpretasikan sebagai batas dari lapangan panas bumi.
Di beberapa sayatan batuan pada daerah manifestasi Keniningan terdapat rongga di dalam plagioklas
(Gambar 7a). Rongga tersebut kemungkinan dihasilkan oleh proses pencucian oleh uap dan gas H 2S
yang ditandai dengan adanya manifestasi berupa fumarol di daerah manifestasi Keniningan.
(a)
(b)
Gambar 6. (a) Foto sayatan pada sampel batuan 6F. Piroksen (D3) digantikan oleh klorit. Klorit (H2) diduga
merupakan pseudomorf dari plagioklas. (b) Foto sayatan pada sampel batuan 6F. Piroksen (E6)
digantikan oleh smektit. Kuarsa (E2) diduga merupakan pseudomorf dari plagioklas.
Urat mineral lempung-klorit-kuarsa hadir sebagai urat dan mengisi rongga pada sayatan tipis 6F.
Mineral lempung berupa smektit hadir mengisi tepi rongga, di dalam rongga terisi oleh kuarsa
sekunder. Rongga pada batuan dihasilkan oleh pencucian (leaching) kemudian terisi oleh kuarsa di
bagian tengah rongga.
412
PROSIDING PEMAPARAN HASIL PENELITIAN PUSAT PENELITIAN GEOTEKNOLOGI LIPI TAHUN 2014
“Peran Penelitian Geoteknologi untuk Menunjang Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia”
Pada kelompok manifestasi Danau Rakihan terdapat zona ubahan yaitu zona kuarsa±smek tit. Zona
ini terdapat pada manifestasi berupa mata air bikarbonat. Zona ini terdapat pada litologi andesit dan
tuf. Intensitas alterasi pada zona ini termasuk lemah-sedang (<25-75%). Berdasarkan perajahan
temperatur mineral (Tabel 1), diketahui bahwa temperatur pembentukan zona ini adalah 120-160°C.
(a)
(b)
Gambar 7. (a) Foto sayatan pada sampel batuan 6F. Piroksen digantikan oleh klorit (F3). Mineral lempung
mengisi tepi rongga (E4). (b) Kuarsa menggantikan plagioklas (A4). Rongga pada batuan
dihasilkan oleh pencucian (leaching) kemudian terisi oleh kuarsa (C3) di bagian tengah rongga.
Pada kelompok manifestasi Danau Rakihan terdapat zona ubahan yaitu zona kuarsa±smek tit. Zona
ini terdapat pada manifestasi berupa mata air bikarbonat. Zona ini terdapat pada litologi andesit dan
tuf. Intensitas alterasi pada zona ini termasuk lemah-sedang (<25-75%). Berdasarkan perajahan
413emperature mineral (Tabel 1), diketahui bahwa 413emperature pembentukan zona ini adalah 120160°C.
413
ISBN: 978-979-8636-23-3
Gambar 8. Foto sayatan pada sampel batuan 18R. Mineral lempung hadir menggantikan gelas (A3, I1).
.
(a)
(b)
Gambar 9. (a) Foto sampel batuan 13M. Kalsit (E5) hadir sebagai urat. (b) Foto sayatan pada sampel batuan
15O. Kuarsa (E3) hadir sebagai urat.
Zona ini dicirikan oleh kehadiran mineral sekunder berupa smektit, mineral opak, dan kuarsa
sekunder di sekitar kelompok manifestasi Danau Rakihan. Pada gambar 8, mineral lempung
menggantikan fenokris plagioklas serta menggantikan massa dasar berupa gelas pada sayatan tipis
18R. Mineral lempung berwarna kecoklatan dan keruh, diduga berupa smektit. Mineral opak
menggantikan hornblenda.
414
PROSIDING PEMAPARAN HASIL PENELITIAN PUSAT PENELITIAN GEOTEKNOLOGI LIPI TAHUN 2014
“Peran Penelitian Geoteknologi untuk Menunjang Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia”
Kalsit hadir sebagai urat pada sayatan tipis 13M. Selain sebagai urat, kalsit juga hadir mengisi rongga
pada batuan. Kalsit yang hadir dominan sebagai urat dan mengisi rongga pada batuan di daerah
Danau Rakihan menunjukkan bahwa fluida yang kaya CO2 berpengaruh terhadap alterasi permukaan
di daerah Danau Rakihan. Kuarsa hadir sebagai urat pada sayatan tipis 15O.
Evolusi Fluida Hidrotermal
Fluida hidrotermal yang mempengaruhi alterasi hidrotermal di daerah penelitian dapat ditentukan
dengan melihat kehadiran mineral sekunder berdasarkan analisis petrografi dan XRD. Kehadiran
mineral sekunder menunjukkan temperatur dan sifat kimia dari fluida hidrotermal. Alterasi
hidrotermal pada daerah penelitian di pengaruhi oleh fluida asam, netral dan fluida yang kaya akan
CO2.
Pada daerah Ringke dan Keniningan, fluida meteorik dari daerah resapan akan dipanaskan oleh
sumber panas. Ketika terpanaskan, densitas fluida tersebut akan semakin rendah dengan temperatur
dan tekanan fluida yang tinggi. Fluida tersebut akan naik ke atas dan merekahkan batuan samping
karena memiliki tekanan fluida yang tinggi. Rekahan-rekahan ini akan menjadi zona permeabel pada
reservoar. Fluida yang terpanaskan akan menginteraksi batuan samping dengan sifat fluida netral.
Ketika mencapai temperatur 120-160°C akan membentuk zona mineral klorit+kuarsa+smektit pada
batuan samping yang dapat disetarakan dengan zona transisi. Pada kondisi temperatur dan tekanan
saturasi, fluida akan mengalami pendidihan atau boiling.
Pendidihan ini akan menghasikan senyawa CO 2, semakin banyak CO2 yang terbentuk maka jumlah
H+ yang terbentuk akan bertambah dan menurunkan pH fluida sehingga pada temperatur 100-160°C
akan membentuk zona 1kristobalit1±1kaolinit±1haloisit1±1smektit dengan fluida yang bersifat
asam. Pada system panas bumi, zona ini dapat berperan sebagai zona batuan penudung (cap rock).
Pada daerah manifestasi Danau Rakihan, fluida bersifat netral ditunjukkan oleh adanya zona
kuarsa±smektit dengan temperatur 120-160°C. Fluida juga diperkaya oleh kandungan CO2 yang
ditunjukkan oleh manifestasi berupa mata air hangat bikarbonat dan mineral kalsit pada urat batuan.
Zona kuarsa±smektit merupakan zona penudung dari sistem panas bumi daerah kelompok
manifestasi Danau Rakihan.
Pola aliran fluida dapat ditentukan dari manifestasi yang terdapat pada daerah penelitian.
Keterdapatan manifestasi fumarola pada kelompok manifestasi Keniningan dan Ringke
415
ISBN: 978-979-8636-23-3
menunjukkan bahwa daerah kelompok manifestasi kelompok tersebut merupakan aliran vertikal
(upflow) pada zona kristobalit±kaolinit± haloisit±smektit.
KESIMPULAN DAN SARAN
Daerah penelitian secara umum dapat dibagi menjadi
tiga zona ubahan yaitu zona
kristobalit±kaolinit±haloisit±smektit dengan temperatur 100-160°C berperan sebagai zona batuan
penudung. Zona klorit±kuasa± smektit dengan temperatur 140-160°C yang merupakan zona transisi.
Serta zona kuarsa±smektit dengan temperatur 120-160°C sebagai zona batuan penudung. Fluida
hidrotermal yang berperan pada daerah kelompok manifestasi Ringke dan Keniningan adalah fluida
asam dan netral sedangkan pada kelompok manifestasi Danau Rakihan dipengaruhi oleh fluida netral
kaya CO2. Daerah kelompok manifestasi kelompok Ringke dan Keniningan merupakan aliran
vertikal (upflow) pada zona kristobalit±kaolinit± haloisit±smektit. Zona transisi dan zona penudung
yang tersingkap pada permukaan ini perlu dibuktikan lebih lanjut dengan data bawah permukaan.
Dengan adanya zona penutup sebagai penahan uap air pada sistem panas bumi, daerah ini memiliki
potensi panas bumi sebagai sumber energi baik langsung maupun tidak langsung. Penelitian lanjutan
diperlukan dalam berbagai aspek, terutama aspek ekonomis dan teknologi sehingga lapangan ini
dapat dikembangkan dan dimanfaatkan dengan baik.
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada PT. Pertamina Geothermal Energy yang telah
memberikan fasilitas, dukungan dan masukan sehingga tulisan ini dapat terselesaikan. Ucapan terima
kasih juga diberikan kepada Bapak Siswandi dari Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, dan
Ibu Niniek Rina Herdianita dari Institut Teknologi Bandung, serta kepada Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia yang telah membantu dan memberikan fasilitas dalam menyelesaikan tulisan
ini.
DAFTAR PUSTAKA
Browne, P. R. L. (1999). Hydrotermal Alteration, Lecture Handout. The University of Auckland.
Corbett, G. J. dan Leach, T. M.,. (1998). Southwest Pacific Rim Gold-Copper System: Structure
Alteration and Mineralization. Society of Economic Geologist, USA.
416
PROSIDING PEMAPARAN HASIL PENELITIAN PUSAT PENELITIAN GEOTEKNOLOGI LIPI TAHUN 2014
“Peran Penelitian Geoteknologi untuk Menunjang Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia”
Darman, H., dan Sidi, F. H. (2000). An Outline of The Geology of Indonesia. Jakarta: IAGI.
Gafoer, S. A. (1992). Peta Geologi Lembar Baturaja Sumatera, skala 1:250.000. Pusat Penelitian
dan Pengembangan Geologi.
Hochstein, M. P. dan Sudarman, S. (2008, June). History of Geothermal Exploration in Indonesia.
Geothermics, 37(3), 253-257.
Masdjuk, M. (2000). Evaluasi Data Eksplorasi Secara Terpadu Daerah Margabayur, Dalam
Persiapan Lahan Baru Proyek Pengembangan Panas Bumi di Sumatera Selatan. Dinas
Eksplorasi Divisi Panas Bumi Pertamina. Tidak diterbitkan.
PT. PGE. (2010). Laporan Evaluasi Data Eksplorasi Lapangan Margabayur. Tidak diterbitkan.
Reyes, A. G. (2000). Petrology and Mineral Alteration in Hydrotermal Systems: From Diagenesis
to Volcanic Catastrophes. New Zealand: United Natoins University.
417
Download