PEMERINTAH KOTA BATU POINTER MATERI ORASI ILMIAH WALIKOTA BATU “Pemantapan Perekonomian Daerah Berbasis AgroWisata Bagi Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat” PADA ACARA WISUDA PROGRAM DIPLOMA, SARJANA DAN PASCA SARJANA STIA MALANG Kota Batu Sabtu, 27 April 2019 1 WALIKOTA BATU POINTERS MATERI ORASI ILMIAH WALIKOTA BATU “Pemantapan Perekonomian Daerah Berbasis AgroWisata Bagi Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat” Disampaikan Dalam Acara WISUDA PROGRAM DIPLOMA, SARJANA DAN PASCA SARJANA STIA MALANG Malang, 27 April 2019 Bismillahirohmannirrohim. Assalamualaikum Wr.Wb. Salam Sejahtera Bagi Kita Semua. Yang Saya hormati : 1. Bapak Prof. Dr. Taher Alhabsyi, Ketua Yayasan Majapahit Malang; 2. Ibu Dr. Tri Murni, M.Si, Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Adiministrasi Malang beserta seluruh jajaran civitas akademika STIA Malang; 3. Bapak / Ibu ......; 4. .....; 2 5. Bapak Ibu Orang Tua dan Pendamping, Wisudawan Wisudawati, 6. Hadirin dan undangan Wisuda yang berbahagia; Pertama-tama marilah kita panjatkan, puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga pada hari ini kita dapat hadir dalam acara yang begitu membanggakan kita bersama yaitu “Wisuda Program Diploma, Sarjana dan Pasca Sarjana Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Malang dalam keadaan sehat walafi’at”. Berkaitan dengan hal tersebut ijinkan Kami atas nama Pemerintah Kota Batu, Kami menyampaikan terima kasih dan rasa hormat, karena telah diberikan kesempatan untuk menyampaikan ceramah ilmiah terkait arah strategi pembangunan khususnya pengembangan potensi pariwisata dalam konteks pembangunan daerah khususnya di Kota Batu. Selanjutnya dalam kesempatan yang baik ini ijinkan Saya akan menyampaikan pengalaman dalam melaksanakan pembangunan di Kota Batu dengan topik “Pemantapan Perekonomian Daerah Berbasis AgroWisata Bagi Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat” 3 A. Pengantar Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa Negara Kita memiliki potensi yang begitu besar yang tidak dimiliki oleh Negara lain yaitu sebagai daerah beriklim tropis yang terdiri dari hampir 17.504 pulau dengan 1340 suku bangsa serta mempunyai banyak sekali potensi alam dan hayati yang dapat dikembangkan untuk wisata. Dengan potensi yang demikian besar, maka negara kita memiliki peluang untuk dijadikan sebagai destinasi pariwisata, sampai dengan ke berbagai daerah termasuk di Kota Batu. Bahkan saat ini sektor Pariwisata telah berkembang menjadi sektor yang menjadi daya saing daerah, sehingga mendorong setiap daerah berupaya untuk menggali potensi pariwisatanya dengan tujuan untuk meningkatkan perekonomian daerah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Demikian halnya di Kota Batu sektor pariwisata telah menjadi program unggulan daerah bersama sektor lainya yaitu pertanian dan UMKM untuk menopang pertumbuhan perekonomian daerah yang lebih inklusif. Pengembangan sektor pariwisata oleh pemerintah daerah, adalah berkat Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yang telah memberikan peluang otonomi bagi daerah dalam membangun daerahnya masingmasing sesuai dengan petensi dan urusan pemerintahan yang 4 menjadi kewenangan daerah. Dengan kata lain, dalam rangka mendorong kemajuan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya, maka setiap daerah akan berusaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan sumber daya alamnya yang bersifat fundamental dan multidimensi baik dari segi politik, ekonomi, sosial maupun dari segi pariwisata. Demikian halnya yang sedang kita jalani dan alami di Kota Batu, sebagai satu-satunya daerah pemekaran di Propinsi Jawa Timur, yang berdiri sejak 17 Oktober 2001 melalui Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2001 tentang Pembentukan Kota Batu. Dari segi kondisi wilayah Kota Batu memiliki luas wilayah kurang lebih 199,087 Km2, yang terbagi ke dalam 57,5 persen berupa hutan; 20 persen berupa lahan pertanian, dan sisanya sebesar 22,5 persen ruang pengembangan pembangunan fisik. Secara administrasi Kota Batu terdiri dari 3 Kecamatan, 19 Desa dan 5 Kelurahan dengan jumlah penduduk pada tahun 2018 tercatat 211.357 jiwa, yang terbagi dalam 66,175 KK dan penduduk usia produktif mencapai 67,4 persen. Jumlah penduduk tersebut tersebar dalam 20 Desa dan 4 Kelurahan pada 3 (tiga) kecamatan yaitu Kecamatan Batu, Kecamatan Bumiaji dan Kecamatan Junrejo. Selanjutnya dari tiga kecamatan tersebut memiliki potensi dan karakteristik wisata yang berbeda. Kecamatan Bumiaji yang terletak paling Utara Kota Batu menyimpan beragam potensi 5 hortikultura dengan produk khas pegunungan seperti kentang, apel, wortel, kubis, bunga potong dan tanaman hias serta sayuran. Sementara Kecamatan Batu sebagai Ibu Kota Batu, merupakan sentra wisata dan perekonomian serta industri olahan hortikultura misalnya pengolahan apel menjadi produk olahan jenang dan minuman dan kentang diolah menjadi kripik kentang. Sedangkan Kecamatan Junrejo merupakan sentra wisata souvenir dan kerajinan Beragam souvenir dihasilkan sebagai pendukung wisata lain yang dapat menjadi sumber pencaharian masyarakat. Demikian halnya dari segi kondisi geografisnya Batu merupakan wilayah pegunungan yang subur dan memiliki panorama alam yang indah dan berudara sejuk. Dengan kondisi alam yang demikian, maka sejak zaman Belanda Kota Batu dijadikan sebagai daerah tujuan wisata dan peristirahatan serta pengembangan agrobisnis di Jawa Timur. Berangkat dari potensi yang ada tersebut, maka Pemerintah Kota Batu memprioritaskan program pembangunan pada sektor pariwisata dan pertanian. Hal ini sesuai dengan Visi dari Rencana Jangka Panjang Kota Batu (RPJPD) Tahun 2005-2020 “Terwujudnya Kota Batu sebagai Sentra Pariwisata berbasis Pertanian yang Berdaya Saing menuju Masyarakat Madani”. 6 Penetapan visi tersebut didasarkan pada pertimbangan besarnya potensi alam dan budaya yang kita miliki termasuk sektor pertanian yang paling banyak menyerap tenaga kerja, dengan potensi yang demikian besar pada kedua bidang tersebut, sehingga kami memiliki keyakinan apabila dikelola dengan baik akan bisa memberikan nilai tambah dan kontribusi yang cukup signifikan dalam mendongkrak pertumbuhan ekonomi daerah sekaligus mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dalam rangka membangun ke dua sektor tersebut guna mewujudkan kesejahteraan rakyat bukanlah hal mudah, melainkan harus diupayakan dengan kerja keras dan keterpaduan serta kebersamaan dengan para pemangku kepentingan yang lain yaitu pemerintah, dunia usaha dan masyarakat. Sebab dewasa ini instrumen pembangunan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat, tidak lagi semata-mata menjadi monopoli pemerintah, melainkan telah jauh berkembang. Dimana pemerintah, Swasta, dan masyarakat harus bersinergi dalam menjalankan fungsinya masing-masing. Selanjutnya dengan adanya kebersamaan dan sinergi yang terjalin dari tiga pilar tersebut, saya berkeyakinan bahwa dengan cara itu Batu akan lebih cepat dalam mewujudkan masyarakat yang sejahtera. 7 Sebagai bentuk dukungan pihak swasta dalam membangun Kota Wisata Batu, dapat dilihat dari semakin meningkatnya nilai investasi di Kota Batu yang terus menunjukkan trend positif. Dengan banyaknya minat sektor swasta yang menanamkan modalnya di Kota Wisata Batu tersebut menunjukkan adanya kepercayaan dari dunia usaha terhadap pemerintah Kota Batu serta Batu memiliki prospek yang cukup bagus untuk pengembangan dunia usaha maupun investasi. Sudah barang tentu peluang ini harus kita tangkap dengan sebaik-baiknya dengan memberikan kemudahan-kemudahan terutama yang menyangkut masalah perijinan maupun penyediaan fasilitas lain yang diperlukan. Sementara pada sisi yang lain kita juga harus melakukan persiapan terutama di bidang sumber daya manusia. Hal ini penting agar masyarakat Batu juga bisa turut menikmati dan berperan secara aktif dalam proses pembangunan sekaligus sebagai upaya untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan mengurangi angka penganguran. Beberapa indikator yang dapat digunakan untuk melihat berkembangnya dunia pariwisata adalah semakin meningkatnya angka kunjungan wisatawan dalam beberapa tahun terakhir serta tumbuhnya semangat kewirausahaan masyarakat yang ditandai dengan banyaknya tempat-tempat usaha baik yang 8 menjual souvenir dan hasil kerajinan lokal maupun produk makanan khas Batu. Kondisi yang demikian menggambarkan bahwa pertumbuhan perekonomian di Batu sedang menunjukkan trend yang cukup menggembirakan, sehingga perlu dipertahankan dan ditingkatkan agar kesejahteraan meningkat. Keberhasilan pembangunan selama ini dapat dilihat dari indikator makro ekonomi diantaranya angka pertumbuhan ekonomi yang mencapai rerata 6,56 persen per tahun dengan total PDRB atas dasar harga berlaku mencapai 12,95 Trilyun. Selanjutnya pada tahun 2017, angka Indeks Pembangunan Manusia mencapai 74,26 poin, angka kemiskinan sebesar 3,89 persen, tingkat pengangguran terbuka tercatat 2,26 persen serta indeks Gini Rasio tercatat pada angka 0,29. Di sektor pariwisata, Kota Batu telah berkembang menjadi salah satu destinasi pariwisata utama di Jawa Timur bahkan nasional, dapat dilihat dari angka kunjungan wisata, sampai dengan akhir tahun 2018 tercatat mencapai 6,45 juta jiwa, dengan rerata lama tinggal wisatawan mencapai 2-2,5 hari. Sektor pariwisata ini bersama sektor UMKM telah menjadi penyumbang terbesar bagi total Produk Domestik Bruto (PDRB) Kota Batu, yaitu dari total PDRB atas dasar harga yang berlaku sebesar 14,45 trilyun, sektor pariwisata dan UMKM memberikan kontribusi sebesar hampir 36 persen. 9 Hadirin dan Undangan Yang Saya Hormati, Berbagai kemajuan yang dicapai oleh Kota Batu, terutama terkait dengan pesatnya perkembangan sektor pariwisata, juga menyisakan tantangan besar bagi Kota Batu, antara lain : 1. Infrastruktur jalan; Permasalahan utama yang perlu mendapatkan perhatian adalah prasarana transportasi jalan kota perlu di tata dan benahi guna mengatasi masalah kemacetan lalu lintas sekaligus untuk memperlancar arus lalu lintas terutama pada saat liburan. Guna mengatasi hal tersebut perlu kiranya dilakukan pembangunan dan pelebaran jalan utama menuju Kota Batu serta membuat alternatif terutama pada Jalur Lingkar Utara maupun Jalur Lingkar Selatan. Selain itu perlu juga pembangunan dan peningkatan jalan desa guna mendorong laju pertumbuhan perekonomian di pedesaan khususnya pengembangan desa wisata. 2. Infrastruktur Jaringan Irigasi. Masalah irigasi juga perlu mendapatkan perhatian kita bersama, mengingat sebagian besar masyarakat kita bergerak di sektor pertanian, sehingga perlu diupayakan agar masyarakat tidak mengalamai kesulitan dalam hal 10 pengairan, mengingat Kota Batu sebagai daerah sumber mata air. Selain itu perlu kiranya pembangunan dan pembenahan saluran drainase, mengingat pada musim penghujan sebagian besar jaringan irigasi tidak mampu menampung air hujan sehingga air meluber ke jalan raya. 3. Daya Dukung Lingkungan Batu merupakan salah daerah konservasi air di Jawa Timur, sehingga perlu dijaga kelestariannya, mengingat dari 111 sumber mata air saat ini tinggal 57 titik dengan debit yang terus menurun. Selain itu Batu juga sebagai sumber mata air yang mengaliri Sungai Brantas dan melewati 16 Kabupaten/Kota Di Jawa Timur atau hampir mensuplai air kurang lebih 43 % penduduk Jawa Timur. 4. Penyediaan Fasilitas Umum Sebagai salah satu daerah yang menjadi kunjungan wisata di Jawa Timur Pemerintah Kota Batu masih memiliki keterbatasan terutaman dalam penyediaan fasilitas umum yang memenuhi standarisasi pariwisata baik untuk kepentingan masyarakat maupun para wisatawan. Dukungan fasilitas umum sangat penting guna mendukung terwujudnya visi Batu sebagai sentra pariwisata. 11 5. Permasalahan Sosial Kemasyarakatan dan Kemiskinan Bidang sosial kemasyarakatan juga menjadi perhatian kita bersama. Oleh karena itu dalam upaya menanggulangi kemiskinan perlu adanya prioritas pembangunan yang diarahkan pada program pemberdayaan masyarakat dan pengentasan kemiskinan. Hal ini penting mengingat upaya pembangunan sumber daya manusia dan peningkatan kesejahteraan rakyat harus dimulai dari upaya penanggulangan kemiskinan, keterbelakangan, dan ketertinggalan. Sebab tanpa kita dapat menyelesaikan masalah kemiskinan dan pengangguran, keterbelakangan, dan ketertinggalan, mustahil kita dapat mencapai tingkat kesejahteraan rakyat yang kita cita-citakan. B. Visi – Misi Pembangunan RPJMD 2017-2022 Hadirin dan Undangan Yang Saya Hormati, Dalam rangka untuk menjawab isu strategis dan permasalahan yang dihadapi, maka Kami telah menyiapkan VISI pembangunan yang tertuang dalam RPJMD Kota Batu Tahun 2017-2022, yaitu “Desa Berdaya Kota Berjaya Terwujudnya Kota Batu sebagai Sentra Agrowisata Internasional yang berkarakter, berdaya saing dan sejahtera”. Berdasarkan Visi tersebut, maka salah satu pilar pembangunan yang menjadi fokus Kami adalah bagaimana 12 terus melakukan inovasi pembangunan guna mendorong dan mempertahankan daya saing perekonomian daerah yang bertumpu pada potensi unggulan daerah Kami yaitu di sektor pariwisata, pertanian dan UMKM melalui pengintegrasian pembangunan tiga sektor unggulan dimaksud. Adapun strategi pembangunan yang dilaksanakan untuk menjawab permasalahan sebagaimaan tersebut diatas akan dilakukan melalui program kegiatan yang menyentuh kepada kepentingan masyarakat : 1. Pemenuhan hak dasar masyarakat, terutama bidang kesehatan, pendidikan serta sosial; 2. Pembangunan dan pengembangan infrastruktur, baik infrastruktur jalan dan jembatan maupun irigasi. Selain infrastruktur fisik yang tidak kalah pentingnya adalah pembangunan infrastruktur ekonomi yaitu pembangunan pasar serta infrastruktur sosial berupa fasilitas kesehatan. 3. Pembangunan pertanian, yaitu melalui pengembangan agrobisnis yang mendukung pariwisata, peningkatan kualitas SDM pertanian, peningkatan pemasaran dan pengolahan pasca panen, peningkatan teknologi tepat guna serta rehabilitasi hutan dan lahan; 4. Pembangunan dan Pengembangan Pariwisata, yaitu pembangunan wisata baik alam, budaya, buatan maupun religi serta pengembangan desa wisata tematik; 13 5. Pembangunan Koperasi dan UMKM melalui pembinaan kelembagaan, bantuan permodalan, bimbingan teknis, dan promosi serta pemasaran, pengemasan, sertifikasi produk; 6. Pengentasan kemiskinan dan peningkatkan kesejahteraan, melalui program pemberdayaan masyarakat miskin dan pemberian alokasi dana desa dalam rangka mewujudkan kemandirian desa. Selanjutnya khusus dalam konteks pengembangan pariwisata di Kota Batu selama ini ada 3 model pengembangan obyek daya tarik wisata (ODTW), yaitu: 1) Murni dibiayai oleh pihak swasta seperti misalnya pembangunan Obyek Daya Tarik Wisata (ODTW) Jatim Park Grup, dimana pemerintah hanya memberikan fasilitasi dan sarana dan prasarana umum menuju obyek yang dibangun; 2) Kedua dibiayai melalui kerjasama antara Pemerintah Desa, Sektor Swasta / pemangku pembangunan lain dengan difasilitasi oleh Pemerintah Daerah, semisalnya pembangunan Batu Night Spectakuler, Predator FunPark, Taman Langit, Kampung Indian; 3) Ketiga Murni dibiayai oleh masyarakat, seperti pengembangan Taman Wisata Selekta, Kampung Wisata, juga obyek-obyek wisata tematik berbasis budaya; Selain itu dalam upaya mendorong pemantapan ekonomi Daerah berbasis komoditas (UMKM) dan kawasan unggulan daerah dalam konsep pembangunan AgroWisata (pertanian 14 dan pariwisata), maka fokus pembangunan 3 sektor unggulan Kota diarahkan sebgai berikut : a) meningkatkan produktivitas dan pengembangan jejaring pemasaran produk pertanian berbasis kelompok (corporate farming), termasuk kerjasama mutualisme budidaya produk unggulan tanaman apel dengan Pemerintah Kota Fukushima Jepang; b) mendorong pariwisata berbasis komunitas / masyarakat melalui konsep pengembangan Desa Wisata yang berbasis pada keunggulan potensi Desa khususnya sektor pertanian; c) meningkatkan produksi dan produktivitas industri kecil, mikro, dan menengah melalui peningkatan nilai tambah diversifikasi produk, mengembangkan inovasi teknologi, peningkatan akses pasar, fasilitasi standarisasi dan sertifikasi produk UMKM; d) pemberdayaan Desa melalui BUMDesa berkolaborasi dengan BUMD Batu Wisata Resource. setiap desa memiliki satu unit Badan Usaha Milik Desa (Bumdes). Unit BUMDesa inilah yang akan mengelola berbagai potensi yang dimiliki desa menjadi nilai bisnis dan dipasarkan luas. Sekarang polanya, kita cari pembeli dulu, baru dibuat perusahaannya. Kita berharap peran aktif kaum muda mau dan mampu mengelola BUMDesa 15 C. Kerjasama Pembangunan PentaHelik – Model) Daerah (Kolaborasi Hadirin dan Undangan Yang Saya Hormati, Penyelenggaran pembangunan untuk menyelesaikan agenda-agenda prioritas pembangunan daerah sudah barang tentu membutuhkan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan yang ada, tidak hanya menjadi kewajiban antara Pemerintah sebagai Eksekutif dan DPRD selaku legislatif semata. Dibutuhkan kemitraan dan kolaborasi yang strategis dari berbagai pemangku kepentingan termasuk didalamnya adalah pihak Pemerintah akademisi. Kita dan akademisi semua dapat berharap antara bersinergi untuk menyelesaikan beragam permasalahan pembangunan yang ada di daerah. Demikian halnya dalam konteks pemerintahan dinamis (dynamic government) maka penyelenggaraan pembangunan membutuhkan kerjasama dengan elemen pemangku kepentingan lain dalam melaksanakan pembangunan, yaitu dalam hubungan kolaborasi pentahelix. Dalam kolaborasi pentahelix, akan melibatkan 5 unsur kolaborasi yang tidak terpisahkan yaitu akademisi, pemerintah (government), swasta (private sector), masyarakat (civil society), dan media. 16 Dalam teori kolaborasi pentahelix, tidak boleh ada yang dominan, semuanya harus masuk ke dalam satu kesatuan. Kalau Pemerintah dominan maka akan terjadi otoriter, kalau swasta dominan maka akan terjadi hubungan transaksional. Demikian pula masyarakat sipil, tidak boleh dominan. Dalam unsur Pemerintah di dalamnya ada struktur kepolisian dan TNI. Tidak akan masuk swasta berinvestasi ke daerah kalau tidak aman, karena itu TNI - POLRI satu dengan Pemerintah. Sektor swasta kita butuhkan karena keterbatasan anggaran untuk pembangunan terutama pengembangan dalam pengembangan ekonomi daerah kita butuh investasi, perbankan, itu masuk di sektor private, lalu civil society, akademisi, komunitas, lalu ada media. Media, media tidak boleh mendominasi, media itu harus berimbang, Mengapa? Karena menjadi referensi masyarakat, melalui sosial media, media massa. Khusus untuk akademisi, berbagai gagasan dan penelitian yang telah dihasilkan civitas akademika dari perguruan tinggi termasuk STIA Malang didalamnya seyogyanya mampu menyentuh permasalahan pembangunan yang ada di daerah. 17 D. Penutup Hadirin dan Undangan Yang Berbahagia, Sebagai penutup, kami ucapkan selamat untuk seluruh wisudawan-wisudawati STIA Malang. Hari ini adalah suatu capaian luar biasa bagi seluruh anak-anak kita semua setelah melalui suatu proses perjuangan pembelajaran yang luar biasa dan penuh perjuangan. Hasil perjuangan ananda jangan disiasiakan, pergunakanlah ilmu yang anda peroleh untuk memberi pencerahan dan perubahan dalam masyarakat. Jangan mudah lelah dan patah semangat untuk terus meningkatkan kompetensi sesuai bidang ilmunya masingmasing. Kebutuhan dunia usaha saat ini terutama memasuki era revolusi industri 4.0 adalah pada tenaga kerja yang memiliki kompetensi yang tersertifikasi menjadi trend baru sekaligus keniscayaan. Oleh karena itu, saya mendorong Ananda semua untuk mengikuti sertifikasi kompetensi yang dilakukan oleh Lembaga sertifikasi nasional yang dewasa ini sudah banyak ditawarkan. Disamping itu, penting untuk Ananda tanamkan agar mulai saat ini dapat menanamkan “Passion” untuk sukses,” . Ada enam elemen Passion yang bisa dimanfaatkan sebagai kunci mencapai kesuksesan yaitu Believe, Mindset, Habit, Attitude, Goals, dan Action. 18 Pertama, Believe mengarah pada pikiran mendasar dan mendalam yang menjadi dasar pandangan hidup seseorang. Kedua, Mindset atau pola pikir sukses berkaitan dengan pandangan mental seseorang dalam menghadapi sesuatu. Ketiga, Habit berkaitan dengan tindakan yang berulang-ulang dan menjadi kebiasaan. Keempat, Attitude berkaitan dengan sikap mental bagaimana kita merespon setiap peristiwa dalam kehidupan. Kelima, Goals menjadi pengarah bagi seseorang untuk mencari cara mencapai apa yang diinginkan. Keenam, Action yang berkaitan dengan bertindak nyata untuk sampai pada titik kesuksesan. Akhirnya semoga Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa senantiasa menyertai dan menganugerahi langkah kita dalam melaksanakan tugas dan pengabdian kepada bangsa, negara dan masyarakat. Sekian Terima Kasih. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. WALIKOTA BATU DEWANTI RUMPOKO 19 VISI : Desa Berdaya Kota Berjaya Terwujudnya Kota Batu Sebagai Sentra Agro Wisata Internasional Yang Berkarakter, Berdaya Saing dan Sejahtera 20 21