Uploaded by Moch Rizal

TUGAS METODOLOGI PROPOSAL PAK EDWIN (Baru)-1

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam persaingan bisnis antar perusahaan, peranan sumberdaya manusia
yang berkualitas dan berkompeten pada suatu bidang sangat dibutuhkan untuk
mewujudkan setiap tujuan perusahaan. Setiap perusahaan harus memiliki
sumberdaya manusia yang dapat menyelesaikan setiap pekerjaan dengan baik agar
dapat memenangkan persaingan bisnis. Persaingan yang ketat dalam bisnis
berdampak pada makin tinggi harapan perusahaan kepada karyawan untuk
memenuhi target yang telah ditetapkan. Pengarahan perusahaan yang dilakukan
dalam mencapai tujuan setiap waktu, dapat menimbulkan perbedaan pendapat
kepada pimpinan maupun kepada sesama karyawan yang dapat menimbulkan
permasalahan kerja yaitu konflik kerja. Konflik kerja pada karyawan dapat
menimbulkan hal yang positif, namun apabila tidak dapat dikelola dengan baik
maka akan berdampak buruk. Menurut
Robbins (2003,162) bahwa “Tingkat
konflik yang tidak memadai atau berlebihan dapat merintangi keefektifan dari
suatu kelompok/organisasi, dan akhirnya menurunnya produktifitas.”
Sumber daya manusia merupakan salah satu bagian yang berperan penting
di dalam suatu organisasi, dengan hasil kinerja yang baik dari karyawannya maka
tujuan perusahaan akan bisa dicapai sesuai dengan apa yang telah dirumuskan.
Dalam suatu organisasi tidak semua kinerja yang dihasilkan karyawan
memperoleh hasil yang baik, sebab tingkat kinerja setiap orang itu berbeda-beda,
1
2
karyawa karyawan mempunyai cara sendiri untuk meningkatkan
kinerjanya masingmasing, misalnya dengan memperbanyak komunikasi guna
untuk bertukar pendapat antara seluruh karyawan ataupun dengan atasan.
Komunikasi didalam organisasi terjadi setiap hari baik antar bawahan, bawahan
dengan atasan dan begitu pula sebaliknya. Handoko (Wibowo dan Made,
2013:704) mengatakan bahwa dengan terjalinnya komunikasi yang baik diantara
karyawan dapat menimbulkan kinerja yang lebih baik sehingga mengurangi
tingkat penurunan kinerja dari karyawan instansi-instansi pemerintahan. Akan
tetapi komunikasi tidak selalu bisa disampaikan dengan baik, karena kadang
pendengar tidak paham oleh apa yang dikatakan komunikatornya. Hal seperti
inilah yang biasanya dapat menyebabkan konflik dan masalah baru pada
pekerjaannya.
Dalam suatu organisasi tidak hanya membutuhkan komunikasi yang baik
saja agar tujuan organisasi tersebut dapat dicapai, melainkan hubungan kerja yang
baik pun juga diperlukan antara atasan dengan bawahan.Namun di dalam
organisasi konflik juga sering terjadi antar individu, antar kelompok, dan antara
individu dengan kelompok.Konflik yang terjadi didalam suatu organisasi
sangatlah berpengaruh terhadap penurunan kinerja karyawan, sehingga dapat
menyebabkan tidak tercapainya tujuan.Maka dari itu untuk mencapai tujuan
sesuai yang diharapkan, seorang pimpinan harus bisa menyelesaikan konflik yang
terjadi dengan baik. Karena jika konflik masih terus terjadi maka, hal ini akan
menghambat kinerja karyawan. Namun konflik tidak selalu mempunyai efek
negatif bagi organisasi yang dapat menciptakan masalah dalam organisasi atau
3
hubungan antar karyawan.Akan tetapi konflik juga dapat memberi efek positif
ketika konflik dapat diselesaikan dengan baik, sehingga mendorong munculnya
kreativitas,serta motivasi-motivasi baru dalam membuat adanya perubahan baru
bagi perusahaan, merubah sudut pandang karyawan, dan mengembangkan
kemampuan manusia untuk dapat menangani perbedaan interpesonal.
1.2 Rumusan Masalah
1) Apakah ada pengaruh yang signifikan antara Konflik, terhadap Kinerja
Pegawai secara Parsial?
2) Apakah ada pengaruh yang signifikan antara Komunikasi terhadap Kinerja
Pegawai secara Parsial?
3) Apakah ada pengaruh yang signifikan antara Motivasi terhadap Kinerja
pegawai secara Parsial ?
4) Apakah ada pengaruh yang signifikan anatara Konflik, Komunikasi, dan
Motivasi terhadap Kinerja pegawai secara Simultan?
1.3 Tujuan Penelitian
1) Menganalisis dan Mengetahui besarnya pengaruh Konflik terhadap
Kinerja Pegawai secara Parsial.
2) Menganalisis dan Mengetahui besarnya pengaruh Komunikasi terhadap
Kinerja Pegawai secara parial.
3) Menganalisi dan Mengetahui besarnya pengaruh Motivasi terhadap
Kinerja Pegawai secara Parsial
4
4) Menganalisis dan Mengetahui besarnya pengaruh Konflik, Komuniksi,
dan Motivasi terhadap Kinerja Pegawai secara Simultan.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian ini dapat menjadi landasan dalam pengembangan
media pembelajaran secara lebih lanjut. Selain itu juga menjadi sebuah
nilai tambah khasanah pengetahuan dan Ilmu ilmiah di bidang Manajemen
terutama yang berhubungan dengan Pengaruh Konflik, Komunikasi, dan
Motivasi terhadap Kinerja Pegawai.
1.4.2 Manfaat Praktis
a) Bagi Mahasiswa, hasil penelitian diharapkan dapat meningkatkan
hasil belajar serta tambahan ilmu pengetahuan mengenai hasil yang
di kaji dalam penelitian
b) Bagi Dosen, penerapan media papan lempar dalam pembelajaran
dapat memfasilitasi siswa dalam belajar dan mempelajari materi
dengan mudah dan bermakna.
c) Bagi Universitas, hasil dari penelitian penerapan media papan
lempar ini memberikan referensi dalam meningkatkan kualitas
pendidikan dan proses belajar mengajar yang dilakukan oleh dosen
pengampu. Serta dapat mendukung dosen untuk menciptakan
media pembelajaran yang lebih bervariasi lagi.
5
d) Bagi Peneliti, peneliti mampu menerapkan media yang sesuai
dalam materi pembelajaran tertentu. Serta peneliti mempunyai
pengetahuan
dan
wawasan
pembelajaran yang sesuai.
mengenai
materi
dan
media
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
A.
Berdasarkan
penelitian
terdahulu
yang
dilakukan
oleh
(ENDANG
DWININGSIH STIE – AUB Surakarta) dengan judul “Pengaruh
Komunikasi, Motivasi Kerja, Lingkungan Kerja, Kemampuan Kerja,
Manajemen Konflik, dan Tingkat Kesejahteraan Terhadap Kinerja
Karyawan Pada Akademi Perawatan PANTI KOSALA SURAKARTA”
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) pengaruh komunikasi,
motivasi kerja, lingkungan kerja, kemampuan kerja, manajemen konflik,
dan tingkat kesejahteraan secara parsial terhadap kinerja karyawan; 2)
pengaruh komunikasi, motivasi kerja, lingkungan kerja, kemampuan kerja,
manajemen konflik, dan tingkat kesejahteraan secara simultan terhadap
kinerja karyawan; 3) faktor yang berpengaruh paling dominan terhadap
kinerja karyawan
pada Akademi Perawatan Panti Kosala Surakarta.
Penelitian ini mengambil lokasi di Akademi Perawatan Panti Kosala
Surakarta dengan populasi sebanyak 39 responden. Pengambilan data
diperoleh secara langsung dengan kuesioner. Penelitian di Akademi
Perawatan Panti Kosala Surakarta menyimpulkan bahwa: 1) komunikasi,
motivasi kerja, kemampuan kerja, dan tingkat kesejahteraan secara
individual berpengaruh positif dan signifikan sedangkan lingkungan kerja
6
7
tidak berpengaruh dan tidak signifikan serta manajemen konflik tidak
berpengaruh dan
signifikan terhadap kinerja karyawan; 2) komunikasi,
motivasi kerja, lingkungan kerja, kemampuan kerja, manajemen konflik,
dan tingkat kesejahteraan secara simultan berpengaruh dan signifikan
terhadap kinerja karyawan. Persamaan regresi yang diperoleh adalah :Y =
8,963 + 0,214 X1 + 0,383 X2 – 0,140 X3 + 0,612 X4 – 0,196 X5 + 0,507
X6 + e; Nilai koefisien determinasi sebesar 0,895 menunjukkan bahwa
komunikasi,
motivasi
kerja,
lingkungan
kerja,
kemampuan
kerja,
manajemen konflik, dan tingkat kesejahteraan memberikan pengaruh
terhadap kinerja karyawan sebesar 89,5%, sisanya sebesar 10,5%
dipengaruhi oleh variabel lain di luar model ini; 3) faktor yang berpengaruh
paling dominan terhadap kinerja karyawan adalah faktor kemampuan kerja
ditunjukkan dengan hasil perolehan koefisien regresi untuk kemampuan
kerja merupakan nilai terbesar yaitu 0,612.
B. ..............................
C. .............................
D. ...........................
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Teori Tentang Konflik
Pengertian Konflik (Juanita, 2002) Konflik adalah suatu situasi yang
memancing emosi, menimbulkan tekanan batin, menimbulkan gangguan dlm
8
hubungan kerja, menciptakan suasana bermusuhan. Keadaan tersebut dapat timbul
karena situasi-situasi berikut ini:
1) Apabila ada hambatan / kendala yang mencegah pencapaian tujuan atau
sasaran yang ditimbulkan oleh seseorang atau kelompok.
2) Apabila ada perbedaan dalam keinginan seseorang atau kelompok
dengan keinginan atau harapan orang lain.
3) Apabila seseorang memiliki pandangan yang berbeda dengan orang atau
kelompok lain
dalam cara menyelesaikan atau melihat suatu masalah.
Robbins (1996) menjelaskan bahwa konflik adalah suatu proses interaksi
yang terjadi akibat adanya ketidaksesuaian antara dua pendapat (sudut pandang)
yang berpengaruh atas pihak - pihak yang terlibat baik pengaruh positif maupun
pengaruh negatif. Menurut Luthans (1995) konflik merupakan kondisi yang
ditimbulkan oleh adanya kekuatan yang saling bertentangan yang bersumber pada
keinginan manusia. Istilah konflik sendiri diterjemahkan dalam beberapa istilah,
yaitu : perbedaan pendapat, persaingan dan permusuhan.
Jenis-jenis Konflik (Juanita, 2002) yaitu : 1) Konflik Intra personal. Konflik intra
personal adalah konflik seseorang dengan dirinya sendiri. Konflik terjadi bila pada
waktu yang sama seseorang memiliki dua keinginan yang tidak mungkin dipenuhi
sekaligus. 2) Konflik Interpersonal. Konflik interpersonal adalah pertentangan
antara seseorang dengan orang lain karena pertentangan kepentingan atau
keinginan, hal inisering terjadi antara dua orang yang berbeda status, jabatan,
bidang
kerja
dan
lain-lain.
3)
Konflik
antar
individuindividu
dan
9
kelompokkelompok. Konflik ini sering berhubungan dengan cara individu
menghadapi tekanan-tekanan untuk mencapai konformitas, yang ditekankan
kepada anggota oleh kelompok kerja mereka. 4) Konflik antara kelompok dalam
organisasi yang sama. Konflik ini merupakan tipe konflik yang banyak terjadi
dalam organisasi. Konflik antar lini dan staf, pekerja dan
pekerja manajemen
merupakan dua macam bidang konflik antarkelompok. 5) Konflik antar
organisasi. Konflik ini berdasarkan pengalaman ternyata telah menyebabkan
timbulnya pengembangan produk-produk baru, teknologi baru dan servis baru,
harga lebih rendah dan pemanfaatan sumber daya secara lebih efisien. Konflik ini
biasanya disebut persaingan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi konflik (Juanita, 2002) yaitu :
1) Faktor - faktor internal dapat disebabkan antara lain :
a) Kemantapan organisasi.
b) Sistem nilai.
c) Tujuan Sistem lain dalam organisasi.
2) Faktor-faktor eksternal meliputi :
a) Keterbatasan sumber daya.
b) Kekaburan aturan / norma di masyarakat.
c) Derajat ketergantungan dengan pihak lain.
d) Pola interaksi dengan pihak lain.
Situasi yang dapat memperburuk konflik. (Perdhaki, 2006)
1) Hambatan komunikasi, baik dalam bentuk komunikasi formal maupun
informal.
10
2) Jenjang komunikasi majemuk.
3) Dorongan untuk konsensus.
4) Peraturan terlalu kaku.
5) Konflik yang tidak tuntas.
Strategi penanggulangan konflik. (Perdhaki, 2006) Tiga strategi dasar untuk
penanggulangan konflik, yaitu :
1) Strategi menang - kalah (dominasi/penekanan)
2) Strategi kompromi.
3) Strategi menang-menang.
2.2.2 Teori Tentang Komunikasi
Pengertian komunikasi (Liliweri, 2007 : 4 - 5) adalah sebagai berikut:
a. Komunikasi adalah proses yang menggambarkan siapa mengatakan apa dengan
cara apa kepada siapa dengan efek apa (Laswel).
b. Komunikasi merupakan rangkaian proses pengalihan informasi dari satu orang
kepada orang lain dengan maksud tertentu.
c. Komunikasi adalah proses yang melibatkan seseorang untuk menggunakan
tandatanda (alamiah) berupa simbol-simbol (berdasarkan perjanjian manusia)
verbal atau nonverbal yang disadari atau tidak disadari yang bertujuan untuk
mempengaruhi sikap orang lain.
d. Komunikasi merupakan proses pengalihan suatu maksud dari satu sumber
kepada penerima, proses tersebut merupakan suatu sisi aktivitas, rangkaian /
tahap-tahap yang memudahkan peralihan maksud tersebut.
11
e. Komunikasi adalah segala aktivitas interaksi manusia yang bersifat human
relationship disertai dengan peralihan sejumlah fakta (Azriel Winnett, 2004)
f. Komunikasi merupakan interaksi antarpribadi yang menggunakan sistem simbol
linguistik, seperti simbol verbal (kata-kata) dan nonverbal. Sistem ini dapat
disosialisasikan secara langsung / tatap muka atau melalui media lain seperti
tulisan dan visual (Karlfried Knapp,2003)
g. Komunikasi adalah interaksi atau transaksi antara dua orang
h. Komunikasi dapat diartikan sebagai pengalihan suatu pesan dari satu sumber
kepada penerima agar dapat dipahami
i. Komunikasi merupakan setiap proses pertukaran informasi, gagasan dan
perasaan.
j. Komunikasi adalah pernyataan diri yang efektif; pertukaran pesan-pesan yang
tertulis, pesan-pesan dalam percakapan, bahkan melalui imajinasi, pertukaran
informasi atau hiburan dengan kata-kata melalui percakapan atau dengan metode
lain; pengalihan informasi dari seseorang kepada orang lain; pertukaran makna
antarpribadi dengan simbol; dan proses pengalihan pesan melalui saluran tertentu
kepada orang lain dengan efek tertentu. Berdasarkan uraian-uraian mengenai
pengertian komunikasi, maka pada hakikatnya karakteristik komunikasi adalah:
a. Komunikasi merupakan proses simbolis.
b. Proses sosial.
c. Proses satu arah, interaksi dan transaksional.
d. Koorientasi.
e. Aktivitas yang bersifat purposif.
12
f. Komunikasi merupakan aktivitas pertukaran makna.
g. Komunikasi terjadi dalam konteks.
2.2.3 Teori Tentang Motivasi
Motivasi merupakan satu penggerak dari dalam hati seseorang untuk
mencapai sesuatu tujuan, juga merupakan sebagai suatu rencana atau keinginan
untuk menuju sukses atau proses menuju tercapainya suatu tujuan. Motivasi itu
sendiri berasal dari kata latin “movere” yang berarti dorongan atau menggerakkan.
(dalam Pujilistiyani, 2007) Motivasi menurut Indriyo Gitosudarmo & I Nyoman
Sudita (2000: 28) adalah faktor-faktor yang ada dalam diri seseorang yang
menggerakkan, mengarahkan perilakunya untuk memenuhi tujuan tertentu. Proses
timbulnya motivasi seseorang merupakan gabungan dari konsep kebutuhan,
dorongan, tujuan dan imbalan. Motivasi adalah karakteristik psikologi manusia
yang
memberi kontribusi pada tingkat komitmen seseorang, termasuk
faktorfaktor yang menyebabkan, menyalurkan dan mempertahankan tingkah laku manusia dalam arah tekad tertentu. (Stoner & Freeman, 1995 : 134);
Motivasi menurut Ngalim Purwanto (2000 : 60) adalah segala sesuatu yang
mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi adalah perasaan atau
13
pikiran yang mendorong seseorang melakukan pekerjaan atau menjalankan
kekuasaan terutama dalam berperilaku (Sbortell & Kaluzny, 1994 : 59). (dalam
Nursalam, 2002 : 93) Menurut Nursalam (2002: 97) motivasi kerja adalah suatu
kondisi yang berpengaruh untuk membangkitkan, mengarahkan dan memelihara
perilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja; Terdapat beberapa prinsip
dalam memotivasi kerja karyawan (Mangkunegoro,2000) yaitu prinsip :
partisipasi, komunikasi, mengakui andil anak buah, pendelegasian wewenang,
memberi perhatian.
Teori-teori Motivasi, yaitu:
1) Teori Kebutuhan (A. Maslow) Maslow (Winardi,2002: 11) menyatakan
beberapa hirarki kebutuhan yang terkait atau berhubungan erat dgn motivasi
seorang individu adalah berdasarkan tingkatan-tingkatan kebutuhan sebagai
berikut:
a) Kebutuhan fisiologis, kebutuhan yg meliputi makan, minum, tempat
tinggal, dan sembuh dari sakit.
b) Kebutuhan keamanan dan keselamatan, kebutuhan ini meliputi bebas
dari penjajahan, bebas dari ancaman, bebas dari rasa sakit, bebas dari teror
dan sebagainya.
c) Kebutuhan sosial dan kasih sayang, kebutuhan ini meliputi kebutuhan
memiliki teman, keluarga, kebutuhan kasih sayang, dan sebagainya.
d) Kebutuhan penghargaan, kebutuhan ini terdiri dari : kebutuhan harga
diri, pujian, hadiah, penghargaan, dan sebagainya.
14
e) Kebutuhan aktualisasi diri, merupakan kebutuhan untuk memenuhi diri
seseorang melalui optimalisasi penggunaan kemampuan, keahlian dan
potensi yang dimiliki.
2) Teori ERG (Gitosudarmo & Sudita, 2000 : 36) Teori ERG dikembangkan oleh
Clayton Alderfer. Akronim ERG merupakan huruf pertama dari tiga kata yaitu:
Existence, Relatedness, dan Growth. Alderfer menyatakan kebutuhankebutuhan
individu tersusun secara hirarki, yaitu:
a) Existence (eksistensi), kebutuhan ini meliputi kebutuhankebutuhan yang
sangat mendasar dan terpuaskan berarti terpenuhinya kebutuhan dasar
manusia dengan menggunakan klasifikasi Maslow, antara lain : makan,
minum, gaji dan lain sebagainya.
b) Relatedness (keterkaitan), kebutuhan ini meliputi kebutuhan yang
terpuaskan dengan adanya hubungan sosial dan interpersonal yang berarti.
c) Growth (pertumbuhan), kebutuhan ini merupakan kebutuhan-kebutuhan
yang terpuaskan bila seseorang individu mampu menciptakan kontribusi
yang produktif dalam perjalanan hidupnya seperti pada klasifikasi Maslow
tentang aktualisasi diri.
3) Teori Kebutuhan Mc Clelland (Gitosudarmo & Sudita, 2000 : 36) Teori ini
diajukan oleh Mc Clelland, yang erat kaitannya dengan konsep belajar. Inti teori
Mc Clelland adalah bahwa seseorang dengan suatu kebutuhan yang kuat akan
termotivasi untuk menggunakan tingkah laku yang sesuai guna memuaskan
kebutuhan. Kebutuhan seseorang dapat dipelajaridari kebudayaan suatu
masyarakat. Tiga kebutuhan yang diajukan oleh Mc Clelland meliputi:
15
a) Kebutuhan prestasi, merupakan kebutuhan seseorang untuk berprestasi
yaitu mempunyai keunggulan dan kelebihan dalam kaitannya dengan
seperangkat standar.
b) Kebutuhan berafiliasi, merupakan kebutuhan individu untuk melakukan
kerjasama dengan orang lain dengan suasana yang bersahabat dan
menyenangkan
c) Kebutuhan
kekuasaan, merupakan kebutuhan yang mendorong
seseorang untuk memiliki pengaruh terhadap orang lain agar bertindak dan
berperilaku sesuai dengan keinginan orang yang berkuasa.
4) Teori Kebutuhan Mc Gregor (Thoha, 2007 : 241) Seorang ilmuwan lain yang
hasil karyanya dimanfaatkan dalam usaha mendalami teori motivasi adalah
Douglas Mc Gregor yangberusaha menonjolkan pentingnya pemahaman tentang
peranan sentral yang dimainkan oleh manusia. Inti teori Mc Gregor terlihat
pada klasifikasi yang dibuat tentang manusia yaitu:
a) Teori X, yang pada dasarnya mengatakan bahwa manusia cenderung
berperilaku negatif. Teori X menyatakan bahwa manusia lebih suka
diperintah, dan tidak tertarik akan rasa tanggung jawab, serta
16
menginginkan keamanan atas segalanya. Lebih jauh menurut asumsi teori
X bahwa orangorang pada hakekatnya tidak menyukai bekerja, tidak
menyukai kemauan dan ambisi untuk bertanggung jawab, mempunyai
kemampuan yang kecil untuk berkreasi dlam mengatasi masalah, hanya
membutuhkan motivasi fisiologis dan keamanan saja dan harus diawasi
secara ketat dan sering dipaksa utk mencapai tujuan organisasi.
b) Teori Y, cenderung berperilaku positif,yang pada dasarnya mengatakan
bahwa manusia menganggap bahwa pekerjaan dapat memberi kepuasan,
dapat mengawasi diri sendiri, memiliki kemampuan untuk berkreativitas
dalam memecahkan masalah, motivasi berlaku pada kebutuhan sosial,
penghargaan, aktualisasi diri maupun pada kebutuhan fisiologi dan
keamanan.
5) Teori Motivasi Dua Faktor (Gitosudarmo & Sudita,2000: 35) Teori ini
dikembangkan oleh Frederick Herzberg. Hal yang sangat menarik dari teori ini
adalah apabila para pekerja merasa puas dengan pekerjaannya, kepuasan itu
didasarkan pada faktor-faktor yang sifatnya intrinsik, seperti keberhasilan
mencapai sesuatu, pengakuan yang diperoleh, sifat pekerjaan yang dilakukan, rasa
tanggung jawab, kemajuan dalam karier dan pertumbuhan profesional intelektual
yang dialami oleh seseorang. Sebaliknya apabila pekerja tidak puas dengan
pekerjaannya, ketidakpuasan itupada umumnya dikaitkan dengan faktor-faktor
yang sifatnya ekstrinsik yang bersumber dari luar diri pekerja yang bersangkutan,
seperti keadaan perusahaan, hubungan dengan rekan kerja, hubungan dengan anak
buah, status dan kesejahteraan perusahaan. Seseorang dengan motivasi yang tinggi
17
dapat melakukan sesuatu tujuan yang ingin dicapai. Faktor-faktor yg
mempengaruhi motivasi adalah faktor instrinsik dan faktor ekstrinsik (dalam
Pujilistiyani, 2007). Motivasi yang bersifat intriksik adalah manakala sifat
pekerjaan itu membuat seseorang termotivasi, orang tersebut mendapat kepuasan
dengan melakukan pekerjaan bukan karena rangsangan lain seperti status, uang
atau bisa juga dikatakan seorang melakukan hobinya.
Motivasi ekstrinsik terjadi manakala elemenelemen di luar pekerjaan yang
melekat di pekerjaan tersebut menjadi faktor utama yang membuat seorang
termotivasi seperti status atau kompensasi.
2.2.4 Teori Tentang Kinerja Pegawai/Karyawan
Kinerja disamakan dengan performance, juga berarti prestasi kerja,
pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, atau hasil kerja / penampilan kerja
(Sudarmayanti, 2001: 50). Menurut Suprihanto (1996 : 26) kinerja karyawan pada
dasarnya adalah hasil kerja selama periode tertentu dibandingkan dengan berbagai
kemungkinan, seperti standar, target/sasaran atau kriteria yang telah disepakati
bersama, tentunya dalam penilaian kerja tetap mempengaruhi kinerja tersebut.
Kinerja karyawan menurut Simamoro (1995: 50) adalah tingkat hasil kerja
karyawan dalam mencapai persyaratan - persyaratan pekerjaan yang diberikan
dengan kata lain kinerja adalah hasil kerja karyawan dari segi kualitas maupun
kuantitas berdasarkan standar kerja yang telah ditentukan.
18
2.3 Kerangka Konseptual
Berdasarkan berbagai teori yang diuraikan pada bab sebelumnya, maka
dapat dibuat sebuah kerangka konseptual seperti gambar di bawah ini :
KONFLIK
X1
KOMUNIKA
SI
KINERJA
PEGAWAI
X2
Y
MOTIVASI
X3
Sumber : Berbagai teori dianalisis penulis (2018)
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
Keterangan:
= Parsial ( Sendiri )
= Simultan
19
2.4 Hipotesis
Berdasarkan landasan teori dan penelitian terdahulu, hipotesis yang diajukan
dalam penelitian ini adalah :
1) Konflik (X1) diduga berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Pegawai (Y)
secara Parsial.
2) Komunikasi (X2) diduga berpengaruh signifikan terhadap KInerja
Pegawai (Y) secara Parsial.
3) Motivasi (X3) diduga berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Pegawai
(Y) secara Parsial.
4) Konflik (X1), Komunikasi (X2), Motivasi (X3) berpengaruh signifikan
terhadap Kinerja Pegawai (Y) secara Simultan.
BAB III
METODE PENELITIAN
Download