Uploaded by User13578

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

advertisement
“KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH”
DOSEN PENGAMPU : Ns. Haris Suhamdani, M.Kep.
SOAL KASUS
DISUSUN OLEH :
BAIQ ELMA WIRIASTATI
1420118001EX
UNIVERSITAS QAMARUL HUDA BADARUDDIN
FAKULTAS KESEHATAN S-1 KEPERAWATAN EXTENSI SEMESTER II
BAGU-LOMBOK TENGAH
2019
SOAL !
Tn. A dirawat di RS Qamarul Huda dengan keluhan nyeri dada bagian kiri menjelar
ke lengan, nyeri dirasakan terus menerus dengan skala nyeri 8. Hasil pemeriksaan
fisik TTV 190/100 mmHg, Nadi 110x/menit, RR 24 x/menit, suhu 37◦C. Hasil EKG
terdapat ST Elevasi pada lead II, III, aVF.
Buatlah resume perjalanan penyakit pada kasus diatas
a. Pengertian
Dari kasus diatas dapat disimpulkan Diagnosa Medis adalah CHF (Congestive
Heart Failure).
Gagal jantung Kongsetif adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa
darah dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan terhadap
oksigen dan nutrient dikarenakan adanya kelainan fungsi jantung yang berakibat
jantung gagal memompa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan
dan atau kemampuannya hanya ada kalau disertai peninggian tekanan pengisian
ventrikel kiri (Smeltzer & Bare, 2001).
Gagal jantung konsgestif adalah ventrikel kiri atau kanan dari jantung
mengakibatkan ketidakmampuan untuk memberikan pengeluaran yang cukup
untuk memenuhi kebutuhan jaringan dan menyebabkan terjadinya kongesti
pulmonal dan sistemik (Marilynn E. Doengoes, 2000: 52).
Congestive Heart Failure (CHF) adalah suatu kondisi dimana jantung
mengalami kegagalan dalam memompa darah guna mencukupi kebutuhan sel-sel
tubuh akan nutrien dan oksigen secara adekuat. Hal ini mengakibatkan peregangan
ruang jantung (dilatasi) guna menampung darah lebih banyak untuk dipompakan
ke seluruh tubuh atau mengakibatkan otot jantung kaku dan menebal. Jantung
hanya mampu memompa darah untuk waktu yang singkat dan dinding otot
jantung yang melemah tidak mampu memompa dengan kuat. Sebagai akibatnya,
ginjal sering merespons dengan menahan air dan garam. Hal ini akan
mengakibatkan bendungan cairan dalam beberapa organ tubuh seperti tangan,
kaki, paru, atau organ lainnya sehingga tubuh klien menjadi bengkak (congestive)
(Udjianti, 2010).
Gagal jantung kongestif (CHF) adalah suatu keadaan patofisiologis berupa
kelainan fungsi jantung sehingga jantung tidak mampu memompa darah untuk
memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan dan/ kemampuannya hanya ada kalau
disertai peninggian volume diastolik secara abnormal (Mansjoer dan Triyanti,
2007).
b. Pathway
c. Pengkajian
1. Aktivitas/istirahat
a) a. Gejala : Keletihan/kelelahan terus menerus sepanjang hari,
insomnia,
nyeri dada dengan aktivitas, dispnea pada saat istirahat.
b) Tanda : Gelisah, perubahan status mental mis : letargi, tanda vital berubah
pad aktivitas.
2. Sirkulasi
a) Gejala : Riwayat HT, IM baru/akut, episode GJK sebelumnya, penyakit
jantung , bedah jantung , endokarditis, anemia, syok septic, bengkak pada
kaki, telapak kaki, abdomen.
b) Tanda :
(1) TD ; mungkin rendah (gagal pemompaan).
(2) Tekanan Nadi ; mungkin sempit (tidak teraba)
(3) Irama Jantung ; Disritmia.
(4) Frekuensi jantung ; Takikardia.
(5) Nadi apical ; PMI mungkin menyebar dan merubah posisi secara inferior
ke kiri.
(6) Bunyi jantung ; S3 (gallop) adalah diagnostik, S4 dapat terjadi, S1 dan S2
mungkin melemah.
(7) Murmur sistolik dan diastolic.
(8) Warna ; kebiruan, pucat abu-abu, sianotik.
(9) Punggung kuku ; pucat atau sianotik dengan pengisian kapiler lambat.
(10)
Hepar ; pembesaran/dapat teraba.
(11)
Lien : pembesaran / dapat teraba.
(12)
Bunyi napas ; krekels, ronkhi.
(13)
Edema ; mungkin dependen, umum atau pitting khususnya pada
ekstremitas.
3. Integritas ego
a) Gejala : Ansietas, kuatir dan takut. Stres yang berhubungan dengan
penyakit/keperihatinan finansial (pekerjaan/biaya perawatan medis)
b) b. Tanda
: Berbagai manifestasi perilaku, mis : ansietas, marah, ketakutan
dan mudah tersinggung.
4. Eliminasi
Gejala
: Penurunan berkemih, urine berwana gelap, berkemih malam hari
(nokturia), diare/konstipasi.
5. Makanan/cairan
a) Gejala : Kehilangan nafsu makan, mual/muntah, penambhan berat badan
signifikan, pembengkakan pada ekstremitas bawah, pakaian/sepatu terasa
sesak, diet tinggi garam/makanan yang telah diproses dan penggunaan
diuretic.
b) b. Tanda : Penambahan berat badan cepat dan distensi abdomen (asites) serta
edema (umum, dependen, tekanan dn pitting).
6. Higiene
a) Gejala : Keletihan/kelemahan, kelelahan selama aktivitas Perawatan diri.
b) b. Tanda : Penampilan menandakan kelalaian perawatan personal.
7. Neurosensori
a) Gejala : Kelemahan, pening, episode pingsan.
b) Tanda : Letargi, kusut pikir, diorientasi, perubahan perilaku dan mudah
tersinggung.
8. Nyeri/Kenyamanan
a) Gejala : Nyeri dada, angina akut atau kronis, nyeri abdomen kanan atas dan
sakit pada otot.
b) Tanda : Tidak tenang, gelisah, focus menyempit danperilaku melindungi diri.
9. Pernapasan
a) Gejala : Dispnea saat aktivitas, tidur sambil duduk atau dengan beberapa
bantal, batuk dengn/tanpa pembentukan sputum, riwayat penyakit kronis,
penggunaan bantuan pernapasan.
b) b. Tanda :
(1) Pernapasan; takipnea, napas dangkal, penggunaan otot asesori pernpasan.
(2) Batuk : Kering/nyaring/non produktif atau mungkin batuk terus menerus
dengan/tanpa pemebentukan sputum.
(3) Sputum ; Mungkin bersemu darah, merah muda/berbuih (edema pulmonal)
(4) Bunyi napas ; Mungkin tidak terdengar.
(5) Fungsi mental; Mungkin menurun, kegelisahan, letargi.
(6) Warna kulit ; Pucat dan sianosis.
10. Keamanan
Gejala : Perubahan dalam fungsi mental, kehilangankekuatan/tonus otot, kulit
lecet.
11. Interaksi sosial
Gejala
: Penurunan keikutsertaan dalam aktivitas sosial yang biasa dilakukan.
12. Pemeriksaan Diagnostik :
a) Foto torak dapat mengungkapkan adanya pembesaran jantung, edema atau
efusi pleura yang menegaskan diagnosa CHF.
b) EKG dapat mengungkapkan adanya takhikardi, hipertropi bilik jantung dan
iskemi (jika disebabkan oleh AMI).
c) Elektrolit serum yang mengungkapkan kadar natrium yang rendah sebagai
hasil hemodilusi darah dari adanya kelebihan retensi air.
d) Enzym dan isoenzym pada jantung: CPK-MB meningkat dalam 4-12 jam,
dan mencapai puncak pada 24 jam. Peningkatan SGOT dalam 6-12 jam dan
mencapai puncak pada 36 jam.
e) Elektrolit: ketidakseimbangan yang memungkinkan terjadinya penurunan
konduksi jantung dan kontraktilitas jantung seperti hipo atau hiperkalemia
f) Echocardiogram: Mungkin harus di lakukan guna menggambarkan fungsi
atau kapasitas masing-masing ruang pada jantung.
d. Diagnosa
a) Penurunan perfusi jaringan behubungan dngan menurunnya curah jantung ,
hipoksemia jaringan, asidosis, dan kemungkinan thrombus atau emboli
Kemungkinan dibuktikan oleh :
1) Daerah perifer dingin
2) EKG elevasi segmen ST & Q patologis pada lead tertentu
3) RR lebih dari 24 x/ menit
4) Kapiler refill Lebih dari 3 detik
5) Nyeri dada
6) Gambaran foto torak terdpat pembesaran jantung & kongestif paru
7) HR lebih dari 100 x/menit, TD > 120/80AGD dengan : pa O2 < 80 mmHg, pa
Co2 > 45 mmHg dan Saturasi < 80 mmHg. Nadi lebih dari 100 x/ menit
8) Terjadi peningkatan enzim jantung yaitu CK, AST, LDL/HDL
b) Kerusakan pertukarann gas
Dapat dihubungkan oleh :
1) Gangguan aliran darah ke alveoli atau kegagalan utama paru, perubahan
membran alveolar- kapiler ( atelektasis , kolaps jalan nafas/ alveolar edema
paru/efusi, sekresi berlebihan / perdarahan aktif
2) Kemungkinan dibuktikan oleh :
3) Dispnea berat, gelisah, sianosis, perubahan GDA, hipoksemia
c) Kelebihan volume cairan ekstravaskuler
Faktor resiko meliputi :
1) Penurunan perfusi ginjal, peningkatan
natrium/ retensi air, peningkatan
tekanan hidrostatik atau penurunan protein plasma ( menyerap cairan dalam
area interstisial/ jaringan )
2) Kemunkinan dibuktikan oleh : tidak adanya tanda-tanda dan gejala gejala
membuat diagnosa actual.
d) Pola nafas tidak efektif
1) Yang berhubungan
dengan : Penurunan volume paru, hepatomegali,
splenomigali
2) Kemungkinan dibukikan oleh : Perubahan kedalaman dan kecepatan
pernafasan, gangguan pengembangan dada, GDA tidak normal.
e) Intoleransi aktifitas dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari
1) Dapat dihubungakan dengan : ketidakseimbangan antar suplai oksigen
miocard dan kebutuhan, adanya iskemik/ nekrotik jaringan miocard.
2) Kemungkinan dibuktikan oeh : Gangguan frekuensi jantung, tekanan darah
dalam aktifitas, terjadinya disritmia, kelemahan umum.
e. Intervensi NIC NOC
Diagnosa Keperawatan/ Masalah
Kolaborasi
Rencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil
Perfusi jaringan kardiopulmonal tidak
efektif b/d gangguan afinitas Hb oksigen,
penurunan konsentrasi Hb, Hipervolemia,
Hipoventilasi, gangguan transport O2,
gangguan aliran arteri dan vena
DS:
- Nyeri dada
- Sesak nafas
DO
- AGD abnormal
- Aritmia
- Bronko spasme
- Kapilare refill > 3 dtk
- Retraksi dada
- Penggunaan otot-otot tambahan
Diagnosa Keperawatan/ Masalah
Kolaborasi
NOC :
❖ Cardiac pump Effectiveness
❖ Circulation status
❖ Tissue Prefusion : cardiac,
periferal
❖ Vital Sign Statusl
Setelah dilakukan asuhan
selama………ketidakefektifan perfusi
jaringan kardiopulmonal teratasi
dengan kriteria hasil:
❖ Tekanan systole dan diastole
dalam rentang yang
diharapkan
❖ CVP dalam batas normal
❖ Nadi perifer kuat dan simetris
❖ Tidak ada oedem perifer dan
asites
❖ Denyut jantung, AGD, ejeksi
fraksi dalam batas normal
❖ Bunyi jantung abnormal tidak
ada
❖ Nyeri dada tidak ada
❖ Kelelahan yang ekstrim tidak
ada
❖ Tidak ada ortostatikhipertensi
NIC :
❖ Monitor nyeri dada (durasi, intensitas dan faktor-faktor
presipitasi)
❖ Observasi perubahan ECG
❖ Auskultasi suara jantung dan paru
❖ Monitor irama dan jumlah denyut jantung
❖ Monitor angka PT, PTT dan AT
❖ Monitor elektrolit (potassium dan magnesium)
❖ Monitor status cairan
❖ Evaluasi oedem perifer dan denyut nadi
❖ Monitor peningkatan kelelahan dan kecemasan
❖ Instruksikan pada pasien untuk tidak mengejan selama
BAB
❖ Jelaskan pembatasan intake kafein, sodium, kolesterol
dan lemak
❖ Kelola pemberian obat-obat: analgesik, anti koagulan,
nitrogliserin, vasodilator dan diuretik.
❖ Tingkatkan istirahat (batasi pengunjung, kontrol
stimulasi lingkungan)
Rencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil
Gangguan Pertukaran gas
Berhubungan dengan :
 ketidakseimbangan perfusi ventilasi
 perubahan membran kapiler-alveolar
DS:
 sakit kepala ketika bangun
 Dyspnoe
 Gangguan penglihatan
DO:
 Penurunan CO2
 Takikardi
 Hiperkapnia
 Keletihan
 Iritabilitas
 Hypoxia
 kebingungan
 sianosis
 warna kulit abnormal (pucat,
kehitaman)
 Hipoksemia
 hiperkarbia
 AGD abnormal
 pH arteri abnormal
frekuensi dan kedalaman nafas
abnormal
Intervensi
NOC:
❖ Respiratory Status : Gas exchange
❖ Keseimbangan
asam
Basa,
Elektrolit
❖ Respiratory Status : ventilation
❖ Vital Sign Status
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan selama …. Gangguan
pertukaran pasien teratasi dengan
kriteria hasi:
❖ Mendemonstrasikan peningkatan
ventilasi dan oksigenasi yang
adekuat
❖ Memelihara kebersihan paru paru
dan bebas dari tanda tanda
distress pernafasan
❖ Mendemonstrasikan batuk efektif
dan suara nafas yang bersih, tidak
ada sianosis dan dyspneu
(mampu mengeluarkan sputum,
mampu bernafas dengan mudah,
tidak ada pursed lips)
❖ Tanda tanda vital dalam rentang
normal
❖ AGD dalam batas normal
Intervensi
NIC :
● Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
● Pasang mayo bila perlu
● Lakukan fisioterapi dada jika perlu
● Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
● Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
● Berikan bronkodilator ;
-………………….
-………………….
● Barikan pelembab udara
● Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan.
● Monitor respirasi dan status O2
● Catat pergerakan dada,amati kesimetrisan, penggunaan
otot tambahan, retraksi otot supraclavicular dan intercostal
● Monitor suara nafas, seperti dengkur
● Monitor pola nafas : bradipena, takipenia, kussmaul,
hiperventilasi, cheyne stokes, biot
● Auskultasi suara nafas, catat area penurunan / tidak
adanya ventilasi dan suara tambahan
● Monitor TTV, AGD, elektrolit dan ststus mental
● Observasi sianosis khususnya membran mukosa
● Jelaskan pada pasien dan keluarga tentang persiapan
tindakan dan tujuan penggunaan alat tambahan (O2,
Suction, Inhalasi)
● Auskultasi bunyi jantung, jumlah, irama dan denyut jantung
❖
Diagnosa Keperawatan/ Masalah
Kolaborasi
Status neurologis dalam batas
normal
Rencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil
Kelebihan Volume Cairan
Berhubungan dengan :
Mekanisme pengaturan
melemah
Asupan cairan berlebihan
DO/DS :
Berat badan meningkat pada
waktu yang singkat
Asupan berlebihan dibanding
output
Distensi vena jugularis
Perubahan pada pola nafas,
dyspnoe/sesak nafas,
orthopnoe, suara nafas
abnormal (Rales atau crakles),
, pleural effusion
Oliguria, azotemia
Perubahan status mental,
kegelisahan, kecemasan
NOC :
❖ Electrolit and acid base
balance
❖ Fluid balance
❖ Hydration
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama …. Kelebihan
volume cairan teratasi dengan kriteria:
❖ Terbebas dari edema, efusi,
anaskara
❖ Bunyi nafas bersih, tidak ada
dyspneu/ortopneu
❖ Terbebas dari distensi vena
jugularis,
❖ Memelihara tekanan vena
sentral, tekanan kapiler paru,
output jantung dan vital sign
DBN
❖ Terbebas
dari
kelelahan,
kecemasan atau bingung
Diagnosa Keperawatan/ Masalah
Kolaborasi
Rencana keperawatan
Pola Nafas tidak efektif berhubungan
dengan :
- Hiperventilasi
- Penurunan energi/kelelahan
- Perusakan/pelemahan muskuloskeletal
- Kelelahan otot pernafasan
- Hipoventilasi sindrom
- Nyeri
- Kecemasan
- Disfungsi Neuromuskuler
- Obesitas
- Injuri tulang belakang
DS:
- Dyspnea
- Nafas pendek
DO:
- Penurunan tekanan inspirasi/ekspirasi
- Penurunan pertukaran udara per menit
- Menggunakan otot pernafasan
tambahan
- Orthopnea
- Pernafasan pursed-lip
- Tahap ekspirasi berlangsung sangat
lama
- Penurunan kapasitas vital
- Respirasi: < 11 – 24 x /mnt
Intervensi
NIC :
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
Pasang urin kateter jika diperlukan
Monitor hasil lab yang sesuai dengan retensi cairan
(BUN , Hmt , osmolalitas urin )
Monitor vital sign
Monitor indikasi retensi / kelebihan cairan (cracles,
CVP , edema, distensi vena leher, asites)
Kaji lokasi dan luas edema
Monitor masukan makanan / cairan
Monitor status nutrisi
Berikan diuretik sesuai interuksi
Kolaborasi pemberian obat:
....................................
Monitor berat badan
Monitor elektrolit
Monitor tanda dan gejala dari odema
Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi
NOC:
❖ Respiratory status : Ventilation
❖ Respiratory status : Airway patency
❖ Vital sign Status
NIC:
● Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
● Pasang mayo bila perlu
● Lakukan fisioterapi dada jika perlu
● Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
● Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
● Berikan bronkodilator :
-…………………..
…………………….
● Berikan pelembab udara Kassa basah NaCl Lembab
● Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan.
● Monitor respirasi dan status O2
❖ Bersihkan mulut, hidung dan secret trakea
❖ Pertahankan jalan nafas yang paten
❖ Observasi adanya tanda tanda hipoventilasi
❖ Monitor adanya kecemasan pasien terhadap oksigenasi
❖ Monitor vital sign
❖ Informasikan pada pasien dan keluarga tentang tehnik
relaksasi untuk memperbaiki pola nafas.
❖ Ajarkan bagaimana batuk efektif
❖ Monitor pola nafas
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama ………..pasien
menunjukkan keefektifan pola nafas,
dibuktikan dengan kriteria hasil:
❖ Mendemonstrasikan batuk efektif
dan suara nafas yang bersih, tidak
ada sianosis dan dyspneu (mampu
mengeluarkan sputum, mampu
bernafas dg mudah, tidakada
pursed lips)
❖ Menunjukkan jalan nafas yang
paten (klien tidak merasa tercekik,
irama nafas, frekuensi pernafasan
dalam rentang normal, tidak ada
suara nafas abnormal)
❖ Tanda Tanda vital dalam rentang
normal (tekanan darah, nadi,
pernafasan)
Diagnosa Keperawatan/ Masalah
Kolaborasi
Rencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil
Intoleransi aktivitas
Berhubungan dengan :
● Tirah Baring atau imobilisasi
● Kelemahan menyeluruh
● Ketidakseimbangan antara suplei
oksigen dengan kebutuhan
Gaya hidup yang dipertahankan.
DS:
●
●
Melaporkan secara verbal adanya
kelelahan atau kelemahan.
Adanya dyspneu atau
ketidaknyamanan saat beraktivitas.
DO :
●
●
Respon abnormal dari tekanan
darah atau nadi terhadap aktifitas
Perubahan ECG : aritmia, iskemia
NOC :
❖ Self Care : ADLs
❖ Toleransi aktivitas
❖ Konservasi eneergi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama …. Pasien bertoleransi terhadap
aktivitas dengan Kriteria Hasil :
❖ Berpartisipasi dalam aktivitas fisik
tanpa disertai peningkatan tekanan
darah, nadi dan RR
❖ Mampu melakukan aktivitas sehari
hari (ADLs) secara mandiri
❖ Keseimbangan aktivitas dan
istirahat
Intervensi
NIC :
❖ Observasi adanya pembatasan klien dalam
melakukan aktivitas
❖ Kaji adanya faktor yang menyebabkan kelelahan
❖ Monitor nutrisi dan sumber energi yang adekuat
❖ Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan emosi
secara berlebihan
❖ Monitor respon kardivaskuler terhadap aktivitas
(takikardi, disritmia, sesak nafas, diaporesis, pucat,
perubahan hemodinamik)
❖ Monitor pola tidur dan lamanya tidur/istirahat pasien
❖ Kolaborasikan dengan Tenaga Rehabilitasi Medik
dalam merencanakan progran terapi yang tepat.
❖ Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang
mampu dilakukan
❖ Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yang sesuai
dengan kemampuan fisik, psikologi dan sosial
❖ Bantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan
sumber yang diperlukan untuk aktivitas yang
diinginkan
❖ Bantu untuk mendpatkan alat bantuan aktivitas seperti
kursi roda, krek
❖ Bantu untuk mengidentifikasi aktivitas yang disukai
❖ Bantu klien untuk membuat jadwal latihan diwaktu
luang
❖ Bantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasi
kekurangan dalam beraktivitas
❖ Sediakan penguatan positif bagi yang aktif beraktivitas
❖ Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri dan
penguatan
❖ Monitor respon fisik, emosi, sosial dan spiritual
Download