PRESENTASI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA BN. P DENGAN ASFIKSIA DI RUANG PERINATOLOGI RSPA BOYOLALI Disusun sebagai tugas Program Profesi Ners Stase Anak Disusun Oleh : Yurlita P.140.142 PROGRAM PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH KLATEN 2015 0 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka kematian bayi merupakan salah satu indikator dalam menentukan derajat kesehatan anak. Setiap tahun kematian bayi baru lahir atau neonatal mencapai 37% dari semua kematian pada anak balita. Setiap hari 8.000 bayi baru lahir di dunia meninggal dari penyebab yang tidak dapat dicegah. Mayoritas dari semua kematian bayi, sekitar 75% terjadi pada minggu pertama kehidupan dan antara 25% sampai 45% kematian tersebut terjadi dalam 24 jam pertama kehidupan seorang bayi. Penyebab utama kematian bayi baru lahir atau neonatal di dunia antara lain bayi lahir prematur 29%, sepsis dan pneumonia 25% dan 23% merupakan bayi lahir dengan Asfiksia dan trauma. Asfiksia lahir menempati penyebab kematian bayi ke 3 di dunia dalam periode awal kehidupan (WHO, 2012). Asfiksia Neonatorum merupakan kondisi atau keadaan di mana bayi tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur segera setelah lahir. Keadaan tersebut akan disertai dengan keadaan hipoksia, hiperkapnea, dan berakhir dengan asidosis (Ilyas, 1994). Asfiksia merupakan masalah yang terjadi pada bayi baru lahir, suatu kelahiran erat kaitannya dengan proses persalinan, dalam persalinan terdapat 4 tahapan yaitu kala I (pembukaan 0 sampai lengkap), kala II (persalinan janin), kala III (persalinan plasenta), kala IV (2 jam setelah plasenta lahir). B. Rumusan masalah 1. Apakah konsep dasar dari asfiksia ? 2. Bagaimana asuhan keperawatan pada bayi dengan asfiksia ? C. Tujuan 1. Mampu memahami konsep dasar dari asfiksia. 2. Mampu menerapkan asuhan keperawatan pada bayi dengan asfiksia 1 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Asfiksia berarti hipoksia progresif penimbunan CO2 dan asidosis jika prosese ini berlangsung terlalu jauh dapat mengaibatkan kerusakan otak atau kematian, mempengaruhi fungsi vital lainnya. Asfiksia lahir ditandai dengan hipoksemia (PaO2 menurun) dan hiperkarbia (peningkatan PaCO2) (FKUI, 2007). Asfiksia neonatum adalah keadaan bayi baru lahir tidak dapt bernafas secara spontan dan teratur dalam satu menit setelah lahir (Hidayat, 2005). B. Etiologi 1. Factor ibu a) Pre eklams dan eklamsi, DM, anemia, HT b) Perdarahan abnormal (plasenta previa dan solusio plasenta) c) Partus lama dan macet d) Demam selama persalinan, infeksi berat (malaria, sifilis, TBC, HIV) e) Kehamilan lewat waktu 2. Factor tali pusat a) Lilitan tali pusat b) Tali pusat pendek c) Simpul tali pusat d) Prolapus tali pusat 3. Factor bayi a) Bayi premature ( < 37 minggu) b) Presentasi janin abnormal c) Persalinan dengan tindakan ( ekstraksi vacuum, ekstraksi forcep) 4. Factor yang mendadakan a. Bayi 1) Gangguan peredaran darah pada tali pusat karena tekanan tali pusat 2 2) Depresi pernafasan karena obat-obat anastesi atau analgetik yang diberikan pada ibu, perdarahan itral karnial, dan kelainan bawaan. b. Ibu 1) Gangguan his, misalnya hipertoni dan tetani 2) Hipotensi mendadak pada ibu karena perdarahan 3) Hipertensi eklamsi 4) Gangguan mendadak pada plasenta seperti solusio C. Manisfestasi klinis 1. Pada kehamilan a. DJJ > 160 x permenit atau < 100 x permenit, b. Halus dan ierguler, c. Adanya pengeluaran mekonium 2. Setelah bayi lahir a. Bayi pucat dan sianosis b. Usaha bernafas minimal atau tidak ada c. Hipoksia d. Asidosi metabolic dan respiratorik e. Perubahan fungsi jantung f. Kalau sudah mengalami perdarahan di otak maka ada gejala neurologic, kejang, nistagamus, menangis kurang baik/tidak menangis g. Bayi tidak bernafas/ nafas megap-megap, tidak ada reflex rangsangan, denyut jantung < 100 kali permenit, kulit sianosis,pucat, tonus otot mneurun, apgar Skor menurun. D. Pemeriksaan diagnostic a. Laboratorium AGD : mengkaji tingkat dimana paru-paru mampu memberikan O2 yang adekuat. b. Riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik c. Babygram (photo rongten dada) d. Ekstrolit darah e. Gula darah 3 f. Pulse oximetry : metode pemantauan non invasive secara kontinau terhadap saturasi O2 Hb, pemantauan SPO2 E. Penatalaksanaan medis 1. Resusitasi a. Apneu pprimer : nafas cepat, tonus otot berkurang, sianosis b. Apneu sekunder : nafas megap-mega dan dalam, denyut jantung menurun, lemas, tidak berespon terhadap rangsangan c. Tindakan ABC 1) Assesment/Airway : observasi warna, suara, aktivitas bayi, HR, RR, Capilary refill 2) Breathing : melakukan rangsangan taksil untuk mulai pernafasan 3) Circulation : bila HR < 60 x ermenit atau 80 x permenit, jika tidak ada perbaiakan dilakukan kompresi. 4 F. Pathway 5 G. Pengkajian focus 1. Data biografi 2. Riwayat persalinan 3. Pemeriksaan fisik 4. Riwayat kesehatan klien / bayi saat ini 5. Riwayat kelahiran bayi 6. Nilai apgar skore 7. Pengkajian ABC 8. Pemerikasaan tingkat perkembangan/efleks premitif H. Diagnose dan Intervensi 1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan mucus a. Bersihkan jalan nafas b. Auskultasi suara nafas c. Berikan O2 baik nasal atau dengan headbox d. Monitor status O2 e. Monitor respirasi f. Lakukan fisioterapi dada g. Posisikan bayi untuk memaksimalkan ventilasi h. Kalaborasi dengan tim medis untuk pemberian obat 2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hipoventilasi a. Buka jalan nafas b. Posisikan bayi c. Auskultasi suara nafas d. Keluarkan lender dengar suction e. Monitor adanya cuping hidung f. Monitor respirasi g. Berikan O2 sesuai indikasi h. Pertahankan kepatenan jalan nafas dengan suction i. Kalaborasi dengan untuk pemeriksaan AGD dan terapi obat 6 3. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan perfusi ventilasi a. Kaji bunyi paru, frekuensi, kedalaman pernafasan dan produksi sputum b. Pantau saturasi O2 dengan oksimetri c. Pantau keadaan dan keluhan pasien d. Pantau vital sign e. Pantau hasil AGD 4. Resiko cidera berhubungan dengan anomaly congenital tidak terdeteksi, tidak teratasi pemajanan pada agen infeksius a. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien b. Pakai sarung tangan steril c. Ajarkan keluarga tentang tanda dan gejala infeksi d. Bebaskan dari cidera dan komplikasi 5. Resiko ketidakseimbangan suhu tubuh (hipo/hipertermia) berhubungan dengan transisi lingkungan a. Hangatkan bayi b. Monitor gejala hipotermi atau hipertermi c. Monitor vital sign d. Monitor adanya bradikardi e. Monitor pernafasn f. Kaji warna kulit dan gejala siaonosis 6. Proses keluarga terhenti berhubungan dengan pergatian status kesehatan anggota keluarga a. Tentukan proses tipe keluarga b. Identifikasi efek pertukaran peran dalam anggota keluarga c. Bantu anggota keluarga menggunakan metode support yang ada d. Bantu anggota kelaurga untuk merencanakan strategi yang normal dalam segala situasi 7. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan respon imun yang terganggu a. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan bayi b. Lakukan tehnik aseptic dan antiseptic dalam pemberian askep c. Lakukan perawatan tali pusat 7 d. Jaga kebersihan badan dan lingkungan bayi e. Observasi tanda infeksi f. Hindarkan bayi kontak dengan yang sakit g. Kalaborasi pemberian obat dan antiseptic 8. Resiko terjadinya hipoglikemi berhubungan dengan metabolism meningkat a. Berikan nutrisi secara adekuat b. Hanagtkan bayi c. Observasi tanda vital d. Lakukan cek GDS e. Monitor keadaan umum f. Kalaborasi dengan tim medis utnuk pemeriksaan laboratorium I. Evaluasi 1. Bersihan jalan nafas efektif 2. Pola nafas efektif 3. Pertukaran gas adekuat 4. Resiko cidera dapat dicegah 5. Suhu kembali normal 6. Koping keluarga adekuat 7. Tidak terjadi infeksi 8. Tidak terjadi hipoglikemi selama masa perawatan 8 BAB III ASUHAN KEPERAWATAN I. II. Nama : Yurlita Tempat praktek : Perinatologi Tanggal : Rabu, 3 Februari 2015 Identitas Nama : Bn. P Tanggal lahir : 03 Februari 2015 Nama ayah/ibu : Tn. S / Ny. P Pekerjaan ayah/ibu : Buruh / IRT Pendidikan ayah/ibu : SMA Alamat : Delanggu, Klaten Agama : Islam Suku : Jawa Keluhan utama Bn. P masuk ruang perinatologi kiriman dari Rumah Sakit Rejosari Delanggu dengan keluhan nangis merintih, perut kembung, sesak nafas disertai dengan lender, akral dingin, reflek premitif positif tetapi lemah, tampak retraksi dada, keadaan umum lemah, apgar skore lahir 4/5/6. Bn. P lahir spontan dengan ekstraksi vakum usia kehamilan 39 minggu. III. Riwayat kehamilan dan kelahiran A. Prenatal Ibu mengatakan sering memeriksakan kehamilannya ke bidan desa, ibu di ajurkan banyak mengkonkumsi buah da sayur, mendapatkan penyuluhan persiapan menjelang persalinan. 9 Selama hamil ibu mendapatkan vitamin dan suplemen penambah darah. Ibu mengalami kenaikan berat badan selama hamil adalah 10 kg. B. Natal Ibu mengatakan ketuban sudah pecah sejak 15 jam, pada jam 06.00 pagi ibu sudah pembukaan 7 tapi pembukaan tidak bertambah sehingga dilakukan vakum ekstraks jam 12.30 siang, tidak ada komplikasi persalinan. Cara melahirkan dengan spontan di RS Rejosari. C. Post natal Usaha nafas bayi spontan, apgar lahir 4/5/6, obat yang diberikan pada Bn. P setelah masuk ke ruang perinatologi adalah infuse D 10 %*ml/jam, ampisilin 80 gr/12jam, O2 headbox 5 lpm, belum ada reaksi antara bayi dan orang tua, tidak ada trauma lahir.Bn. P Sudah Meconium tapi belum BAK. IV. Riwayat keluarga Genoogram X Keterangan : Perempuan Serumah Laki – laki Keturunan 10 Pasien V. X Meninggal Riwayat social Hubungan orang tua dengan bayi belum terjalin karena Bn. P segera di rujuk ke RSPA Boyolali karena Bn. P mengalami Asfiksia. Anak yang lain : ibu mengatakan Bn P sekarang adalah anak pertama mereka. Lingkungan rumah dipedesaan yang padat penduduknya. VI. Keadaan kesehatan saat ini 1. Diagnose medis : asfiksia sedang, 2. Lahir spontan dengan indikasi vacuum ekstrasi. 3. Bn. P dipuasakan sampai jam 06.00 pagi, 4. Status cairan infuse D 10 % 10cc/jam, 5. Terapi obat mendapatkan ampisilin 80 mg/12 jam, injeksi vitamin K, aktivitas bayi sangat lemah. 6. Tindakan keperawatan yang dilakukan : a. Mengobservasi keadaan umum bayi b. Mengukur vital sign c. Mengukur antropometri d. Memberikan terapi O2 headbox e. Melakukan suction f. Memasang NGT dan infuse g. Memberikan terapi cairan infuse D 10% 10cc/jam h. Megobservasi respirasi i. Menilai Apgar skore j. Mengobservasi tanda kejang dan sianosis k. Mengganti baju dan popok bayi 11 VII. Pemeriksaan fisik 1. Keadaan umum : lemah 2. Kesadaran : apatis E2 V4 M4 3. Tanda vital : HR : 145x/menit, RR : 66x/menit, suhu : 36 C, 4. Antropometri : BBL : 3800 gram, LiLa : 11 cm, LD : 32,5 cm, PB : 50 cm, LP : 34 cm, LK : 31,5 cm 5. Refleks : Moro (+), menggenggam (+), isap (+), reflex lemah. 6. Aktivitas / tonus : aktif, tanda-tanda kejang, menangis lemah 7. Kepala/ leher : frontal anterior lunak, sutura sagitalis tepat, gambaran wajah simetris, molding bersesuaian 8. Mata : bersih, ada keduanya, reflex cahaya (+/+) 9. THT : telinga normal, palatum normal, hidung bilateral 10. Abdomen : kembung, tali pusat segar, lingkar perut 34 cm 11. Thorax : simetris, terdapat retraksi dada 12. Paru-paru : a. Suara nafas : stidor sebelum di suction, terdengar di semua lapang paru b. Respirasi : spontan, tampak sesak, RR 66x/menit, menggunaka headbox 13. Jantung : bunyi jantung normal 14. Extremitas : aktremitas bergerak semua, dan simetris, tidak ada kelainan 15. Umbilicus : normal 16. Genetalia : laki-laki normal, testil turun. 17. Anus : paten 18. Spina : normal 19. Kulit : warna kulit pucat, sianosis 20. Suhu : 36 C, penghangat radian 12 VIII. Pemeriksaan tingkat perkembangan a. Kemandirian dan bergaul : bayi hanya tidur b. Motorik halus : gerakan mata ada, reflex (+) c. Kognitif dan bahasa : bayi menangis jika merasa tidak nyaman d. Motorik kasar : bayi menggerakkan kaki dan tangan jika ada respon dari sekitar. e. Kesimpulan : bayi menangis saat merasa tidak nyaman dan mengeluarkan suara saat menangis ( merintih ). IX. Informasi lain Terapi yang diberikan : 1. Tanggal 3 februari 2015 a. Infuse D10% 10cc/jam b. Injeksi ampisilin 2x180 mg/12jam c. Injeksi gentamicin 1x18 mg/24jam 2. Tanggal 4 februari 2015 a. Infuse D10% 10cc/jam b. Injeksi ampisilin 2x180 mg/12jam c. Injeksi gentamicin 1x18 mg/24jam 3. Tanggal 5 februari 2015 a. Infuse D10% 10cc/jam b. Injeksi ampisilin 2x180 mg/12jam c. Injeksi gentamicin 1x18 mg/24jam X. Analisa data Data Problem DS : - Bersihan jalan nafas Penumpukkan DO : tidak efektif 1. Bayi tampak sulit bernafas 2. Terdapat secret dimulut 3. Bayi tampak sesak 4. Bayi terpasang O2 HB 5lpm 13 Etiologi mucus 5. RR : 66x/menit 6. HR : 145x/menit 7. Retraksi dada (+) DS : - Resiko hipotermi DO : Transisi lingkungan luar 1. Akral dingin 2. Suhu 36 C 3. RR : 66x/menit 4. Bayi tampak lemah 5. Kuku jari tampak sianosis 6. Apgar skore lahir 4/5/6 DS : - Resiko infeksi DO : terganggu 1. Umbilicus terpasang infuse D10% 10cc/jam mulai tanggal 4 februari 2015 2. Terpasang OGT XI. Respon imun yang Diagnose keperawatan 1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d penumpukan secrer 2. Resiko hipotermi b.d transisi lingkungan luar 3. Resiko infeksi b.d respon imun yang terganggu 14 XII. Intervensi No I NOC NIC Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam 1. Auskultasi suara nafas diharapkan jalan nafas efektif ditandai dengan : 2. Berikan O2 HB 5lpm Respirasi dalam batas normal ( 40-60x/menit) 3. Monitor status O2 dan respirasi Tidak ada suara nafas tambahan 4. Posisikan pasien Vital sign dalam batas normal 5. Lakukan suction 6. Kalaborasi dengan tim medis pemberian terapi obat II Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam 1. Monitor vital sign diharapkan tidak terjadi hipotermi ditandai dengan : 2. Hangatkan bayi Vital sign dalam batas normal (khususnya suhu 36,5-37,5 C) 3. Monitor gejala hipotermi atau hipertermi 4. Monitor adanya bradikardi 5. Monitor pernafasn 6. Kaji warna kulit dan gejala siaonosis III Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam 1. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan bayi diharapkan tidak terjadi infeksi ditandai dengan : 2. Lakukan tehnik aseptic dan antiseptic dalam pemberian askep Tidak ada tanda gejala infeksi 3. Lakukan perawatan tali pusat Suhu dalam batas normal 4. Jaga kebersihan badan dan lingkungan bayi Tidak terjadi kejang 5. Observasi tanda infeksi 15 6. Hindarkan bayi kontak dengan yang sakit 7. Kalaborasi pemberian obat dan antiseptic XIII. Implementasi dan Evaluasi Hari/tgl 03/02/2015 Jam 15.15 Dx I Implementasi 1. Mengauskultasi suara nafas 2. 3. 4. 5. 6. Jam 16.40 II Respon 1. DS : DO : stridor, Memberikan O2 HB 5lpm 2. DS : DO : terpasang O2 HB 5 lpm Memonitor status O2 dan respirasi 3. DS : Memposisikan pasien DO : SPO2 100 4. DS : Melakukan suction DO : kepala menengadah Mengkalaborasi dengan tim medis 5. DS : DO : terdapat lendir 5 cc pemberian terapi obat 6. DS : DO : Injeksi gentamicin 1x18 mg/24jam 1. DS : DO : suhu 36 C, RR 66x/menit 2. Menghangatkan bayi HR 145x/menit, 3. Memonitor gejala hipotermi atau 2. DS : DO :bayi digedong hipertermi 3. DS : DO : akral dingin, suhu 36 C 4. Memonitor adanya bradikardi 4. DS : 1. Memonitor vital sign 16 Evaluasi S: - O: Ku lemah, kesadaran Apatis, menangis merintih, RR 66 x/menit, HR 145x/menit Suara nafas stridor Tampak sesak A Masalah teratasi sebagian P Monitor ku dan respirasi Lanjut intervensi S - O Akral dingin, suhu 36 C, kulit pucat tampak sianosis A Masalah teratasi sebagian 5. Memonitor pernafasn 6. Mengkaji warna kulit dan gejala siaonosis Jam 17.50 III 1. Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan bayi 2. Melakukan tehnik aseptic dan antiseptic dalam pemberian askep 3. Melakukan perawatan tali pusat 4. Menjaga kebersihan badan dan lingkungan bayi 5. Mengobservasi tanda infeksi 6. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI 7. Mengkalaborasi pemberian obat dan antiseptic DO : HR 145x/menit (normal) 5. DS : DO : pernafasan vesikuler 6. DS : DO : kulit pucat dan tampak sianosis 1. DS : DO : perawat mencuci tangan 2. DS : DO : setiap BAB di bersihkan dengan savlon, sebelum injeksi IV dibersihkan dengan alkohol 3. DS : DO : memberikan betadin setiap habis mandi 4. DS : DO : bed pasien tampak bersih 5. DS : DO : tidak ada tanda infeksi 6. DS : DO : ibu sudah memberikan ASI setiap 2 jam 7. DS : DO : Injeksi ampisilin 2x180 mg/12jam, 17 P Monitor Vs dan hipotermi Lanjutkan intervensi S - O Tidak ada tanda infeksi, suhu 36 C, ampisilin masuk 180 mg A Masalah teratasi sebagian P Pantau Vs Observasi tanda infeksi Lanjut intervensi 05/02/2015 Jam 14.15 Jam 16.00 I II 1. DS : DO : tidak ada suara tambahan 2. Memberikan O2 Suara nafas vesikuler 2. DS : 3. Memonitor respirasi DO : terpasang O2 nasal 1 lpm 4. Mengkalaborasi dengan tim medis 3. DS : DO : respirasi normal, RR pemberian terapi obat 40x/menit 4. DS : 5. DO : Injeksi gentamicin 1x18 mg/24jam S - O Tidak ada suara tambahan O2 1 lpm RR 40x/menit HR 136x/menit A Masalah teratasi sebagian P Monitor pernafasan Lanjut intervensi 1. DS : DO : Ku lemah, RR 40x/menit, Menghangatkan bayi suhu 37,4 C, HR 134x/menit Memonitor gejala hipotermi atau 2. DS : DO : bayi digedong, penghangat hipertermi radian 3. DS : Memonitor adanya bradikardi DO : suhu normal Memonitor pernafasn 4. DS : Mengkaji warna kulit dan gejala DO : HR normal siaonosis 5. DS : Menganjurkan ibu untuk melakukan DO : pernafasan vesikuler, tidak skin to skin sesak 6. DS : DO : kulit kemerahan 7. DS : DO : ibu kooperatif S - O Tidak terdapat tanda hipotermi Suhu 37,4 C Akral hangat A Masalah teratas sebagaian P Monitor suhu Lanjutkan intervensi 1. Mengauskultasi suara nafas 1. Memonitor vital sign dan Ku 2. 3. 4. 5. 6. 7. 18 Jam 19.00 III 2. 3. 4. 5. 6. 7. 06/02/2015 Jam 20.45 I dan 1. DS : DO : perawat sudah mencuci sesudah kontak dengan bayi tangan Melakukan tehnik aseptic dan 2. DS : DO : setiap BAB di bersihkan antiseptic dalam pemberian askep dengan savlon, sebelum injeksi IV dibersihkan dengan alkohol Melakukan perawatan tali pusat 3. DS : Menjaga kebersihan badan dan DO : memberikan betadin setiap habis mandi lingkungan bayi 4. DS : Mengobservasi tanda infeksi DO : membersihkan box bayi setiap pagi, mengganti popok Menganjurkan ibu untuk setelah BAK dan BAB memberikan ASI 5. DS : DO : tidak ada tanda infeksi Mengkalaborasi pemberian obat dan 6. DS :antiseptic DO :ibu memberikan ASI setiap 2 jam 7. DS : DO : Injeksi ampisilin 2x180 mg/12jam, 1. Mencuci tangan sebelum 1. DS : DO : tidak ada suara tambahan 2. Memberikan O2 RR : 44x/menit 3. Mengkalaborasi dengan tim medis HR : 136x/menit pemberian terapi obat 2. DS : DO : O2 dilepas 1. Mengauskultasi suara nafas 19 S - O Tidak ada tanda infeski Suhu 37,4 C A Masalah teratasi sebagian P Monitor tanda infeksi Lanjut intervensi S - O tidak ada suara tambahan RR : 44x/menit HR : 136x/menit Masalah teratasi A 3. DS : DO : gentamicin 1x18mg/ 24 jm Jam 21.00 II 3. 4. 5. III - dan 1. DS : DO : perawat dan orang tua sudah sesudah kontak dengan bayi mencuci tangan Melakukan tehnik aseptic dan 2. DS : DO : membersihkan box bayi antiseptic dalam pemberian askep setiap pagi, mengganti popok setelah BAK dan BAB Melakukan perawatan tali pusat 3. DS : Menjaga kebersihan badan dan DO : mengganti kassa setiap pagi 4. DS : lingkungan bayi DO : membersihkan box bayi Mengobservasi tanda infeksi setiap pagi S - O Tidak ada tanda infeksi Suhu 36,9 C A Masalah teratasi sebagian P Pantau tanda infeksi dan Vs Lanjut intervensi 1. Mencuci 2. 3. 4. 5. Hentikan intervensi 1. DS : S DO : Ku lemah, suhu 36,9 C, HR menghangatkan bayi 134x/menit O Mengmonitor gejala hipotermi atau 2. DS : DO : bayi digedong hipertermi 3. DS : A DO : suhu 36,9 C Memonitor pernafasn 4. DS : P Mengkaji warna kulit dan gejala DO : RR 45x/menit siaonosis 5. DS : DO : kulit kemerahan, tidak ada gejala sianosis 1. memonitor vital sign 2. Jam 06.00 P tangan sebelum 20 Tidak ada tanda hipotermi Suhu 36,9 C Masalah teratasi s Hentikan intervensi 6. Mengkalaborasi pemberian obat dan 5. DS : antiseptic DO : tidak ada tanda infeksi 6. DS : DO : Injeksi ampisilin 2x180 mg/12jam 21 DAFTAR PUSTAKA 1. Hidayat, A.A.2008. pengantar ilmu kesehatan anak untuk pendidikan kebidanan. Jakarta : Medika Selemba. 2. Mohan, H. 2013. Pathology practical book. Ed 3. Jaypee Replika press PVT 3. Manuaba, dkk. 2007. Pengantar kuliah obstetric. Cet . penerbit buku kedokteran EGC : Jakarta 4. Wilkinson. 2007. Buku saku diagnosis keperawatan dengan intervensi NIC dan criteria hasil NOC. Edisi 7. Jakarta : EGC 5. http://digilib.ump.ac.id/files/disk1/18/jhptump-a-mayanginda-896-1-babi.pdf 6. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37594/4/Chapter%20I.pdf 22