Uploaded by User11982

format bahan-ajar

advertisement
BAHAN AJAR
ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN KALA I
A. Pendahuluan
1. Deskripsi Singkat
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin turun
ke dalam jalan lahir. Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang
terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan
presentasi belakang kepala yang berlangsung kurang dari 18 jam, tanpa
komplikasi baik pada ibu maupun pada janin. Sebab-sebab terjadinya
persalinan sampai kini masih merupakan teori-teori yang kompleks. Faktorfaktor hormonal, pengaruh prostaglandin, struktur uterus, sirkulasi uterus
saraf, dan nutrisi disebut sebagai faktor-faktor yang mengakibatkan partus
mulai. Proses persalinan dapat dibagi menjadi 4 tahap, yaitu kala I, kala II,
kala III, dan kala IV.
2. Manfaat
a. Mahasiswa dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang
asuhan kebidanan ibu bersalin kala I.
b. Mahasiswa dapat mengaplikasikan asuhan kebidanan ibu bersalin kala I
secara komprehensif.
c. Mahasiswa dapat mengevaluasi asuhan kebidanan pada ibu bersalin kala
I.
3. Tujuan Pembelajaran
a. Mahasiswa mampu menyebutkan dan menjelaskan perubahan fisiologis
dan psikologis pada kala 1 persalinan
b. Mahasiswa mampu memahami dan menerapkan menejemen Kala I
persalinan
c. Mahasiswa mampu memahami dan mengaplikasikan penatalaksanaan
Kala I persalinan
d. Mahasiswa mampu mamahami dan memberikan asuhan Kala I Persalinan
e. Mahasiswa mampu menyebutkan dan menganalisis tanda bahaya kala I
persalinan
4. Petunjuk Belajar
a. Mahasiswa diharapkan membawa bahan ajar ini pada setiap jadwal
pertemuan mata kuliah yang sudah ditentukan sesuai dengan kontrak
perkuliahan.
b. Mahasiswa diharapkan membaca dan memahami isi materi pada bab ini
secara seksama dan benar.
c. Mahasiswa mengerjakan latihan-latihan yang ada dan dikumpulkan pada
pertemuan selanjutnya.
d. Apabila mengalami kesulitan dalam mempelajari bahan ajar ini bisa
didiskusikan dengan kelompok ataupun bertanya kepada dosen.
5. Entry Behaviour
Sebelum mempelajari bab ini sebelumnya telah dijelaskan tentang
konsep dasar persalinan, faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan, proses
adaptasi psikologi dan fisiologi persalinan yang bertujuan untuk menjelaskan
macam-macam asuhan yang diberikan kepada ibu bersalin kala I dank ala II
sehingga dapat mengaplikasikan asuhan kebidanan persalinan pada ibu dalam
proses persalinan kala I dank ala II.
B. Penyajian
1. Uraian Materi
a. Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Kala I
1). Perubahan fisiologis dan psikologis pada kala 1
a). Perubahan fisiologis
(1) Tekanan Darah
Tekanan darah meningkat selama terjadinya kontraksi
(sistolik rata-rata naik 15 (10-20) mmHg, diastolik 5-10
mmHg). Antara kontraksi, tekanan darah kembali normal
pada level sebelum persalinan. Rasa sakit, takut dan cemas
juga akan meningkatkan tekanan darah.
(2) Metabolisme
Metabolisme karbohidrat aerob akan meningkat secara
berangsur disebabkan karena kecemasan dan aktifitas otot
skeletal.
Peningkatan
ini
ditandai
dengan
adanya
peningkatan suhu tubuh, denyut nadi, kardiak output,
pernafasan dan cairan yang hilang.
(3) Suhu tubuh
Karena terjadi peningkatan metabolisme, maka suhu
tubuh sedikit meningkat selama persalinan. Peningkatan ini
jangan melebihi 0.5ºC sampai dengan 1ºC.
(4) Detak jantung
Berhubungan dengan peningkatan metabolisme, detak
jantung secara dramatis naik selama kontraksi. Antara
kontraksi, detak jantung sedikit meningkat dibandingkan
sebelum persalinan.
(5) Pernafasan
Karena terjadi peningkatan metabolisme, maka terjadi
sedikit peningkatan laju pernafasan yang dianggap normal.
Hiperventilasi yang lama dianggap tidak normal dan bias
menyebabkan alkalosis.
(6) Perubahan pada ginjal
Poliuria sering selama pada persalinan, mungkin
disebabkan oleh peningkatan kardiak output, peningkatan
filtrasi
glomerullus
dan peningkatan plasma ginjal.
Proteinuria yang sedikit dianggap biasa dalam persalinan.
(7) Perubahan gastrointestinal
Motilitas lambung dan absorpsi makanan padat secara
subtansial berkurang banyak sekali selama persalinan. Selain
itu, pengeluaran getah lambung berkurang, menyebabkan
aktifitas pencernaan hampir berhenti, dan pengosongan
lambung menjadi sangat lamban. Cairan tidak berpengaruh
dan meninggalkan perut dalam tempo yang biasa. Mual atau
muntah biasa terjadi sampai ibu mencapai akhir Kala I.
(8) Perubahan hematologi
Hemoglobin meningkat sampai 1.2 gram/100 ml selama
persalinan dan akan kembali pada tingkat seperti sebelum
persalinan sehari setelah pasca salin kecuali adan perdarahan
postpartum.
b). Perubahan Psikologis
Beberapa keadaan dapat terjadi pada ibu dalam persalinan,
terutama pada ibu yang pertama kali melahirkan sebagai berikut
:
a). Perasaan tidak enak
b). Takut dan ragu akan persalinan yang akan dihadapi.
c). Sering memikirkan antara lain :
(a) Apakah persalinan berjalan normal.
(b) Menganggap persalinan sebagai percobaan.
(c) Apakah penolong persalinan dapat sabar dan bijaksana
dalam menolongnya.
(d) Apakah bayinya normal apa tidak.
(e) Apakah ia sanggup merawat bayinya
d). Ibu merasa cemas (Pusdiknakes, 2003)
2). Menejemen Kala I
a). Mengidentifikasi masalah
Melakukan identifikasi terhadap permasalahan yang ditemukan.
b). Mengkaji riwayat kesehatan
(1) Riwayat kesehatan meliputi:
(a) Riwayat kesehatan sekarang
(b) Kapan mulai kontraksi atau kenceng-kenceng?
(c) Kapan kulit ketubannya pecah?
(d) Adakah perdarahan pervaginamnya?
(2) Riwayat kesehatan saat kehamilan ini:
(a) Riwayat pemeriksaan kehamilan (ANC)
(b) Keluhan selama hamil
(c) Penyakit selama hamil
c). Riwayat kesehatan yang lalu (bila ada)
d). Pemeriksaan fisik
(1) Keadaan umum
(2) Pemeriksaan head to toe
(3) Pemerikasaan vagina
e). Pemeriksaan janin
(1) Kesejahteraan janin diperiksa dengan DJJ (denyut jantung
janin) meliputi frekuensi, irama dan intensitas.
f). Menilai data dan membuat diagnose
(1) Diagnosa dirumuskan berdasarkan data yang ditemukan.
g). Menilai kemajuan persalinan
(1)
Pemeriksaan fisik
(2)
Pemeriksaan vagina
h). Membuat rencana asuhan kebidanan kala I
(1) Memantau perubahan tubuh ibu untuk menentukan apakah
persalinan dalam kemajuan yang normal. Memeriksa
perasaan ibu dan respon fisik terhadap persalinan.
(2)
Memeriksa bagaimana bayi bereaksi saat persalinan dan
kelahiran.
(3) Membantu ibu memahami apa yang terjadi sehingga dia
berperan serta aktif dalam menentukan asuhan.
(4) Membantu keluarga dalam merawat ibu selama persalinan,
menolong kelahiran dan memberikan asuhan pasca
persalinan dini.
(5) Mengenali masalah secepatnya dan mengambil keputusan
serta tindakan yang tepat guna dan tepat waktu.
(Sumarah, 2008)
3). Penatalaksanaan Kala I
a). Tanda vital ibu
Denyut jantung janin (DJJ) diperiksa setiap ½ jam
Frekuensi dan lamanya kontraksi uterus diperiksa setiap ½ jam
Nadi diperiksa setiap ½ jam
Pembukaan serviks diperiksa setiap 4 jam
Penurunan bagian terbawah janin diperiksa setiap 4 jam
Tekanan darah dan temperatur tubuh diperiksa setiap 4 jam
(APN, 2007; h. 56).
b). Pemeriksaan vagina selanjutnya
Pada persalinan kala 1, perlunya pemeriksaan vagina
selanjutnya untuk mengetahui status serviks dan station serta
posisi, dilakukan setiap 4 jam.
c). Asupan oral
Makanan harus di tunda pemberiannya selama proses
persalina aktif. Waktu pengosongan lambung memanjang secara
nyata saat proses persalinan berlangsung dan diberikan obat
analgesic. Sebagai akibatnya, makanan dan sebagian besar obat
yang dimakan tetap berada dilambung dan tidak diabsorpsi,
melainkan dapat dimuntahkan dan teraspirasi. Terdapat
kecenderungan memberikan cairan dengan jumlah yang terbatas
untuk wanita in partu.
d). Cairan intravena
Meskipun telah menjadi kebiasaan di banyak Rumah Sakit
untuk memasang sistem infuse intravena secra rutin pada awal
persalinan, jarang pada ibu hamil normal yang benar-benar
memerlukannya, setidaknya sampai analgesia diberikan.
e). Posisi ibu selama persalinan
Ibu yang dalam proses bersalin tidak perlu terus berbaring
di tempat tidur pada awal persalinan. Sebuah kursi yang nyaman
mungkin lebih bermanfaat secara psikologis dan mungkin juga
secara fisiologis. Ditempat tidur, ibu hendaknya diperbolehkan
mengambil posisi yang dirasa enak, paling sering adalah
berbaring miring.
f). Analgesia
Analgesia paling sering mulai diberikan berdasarka rasa
nyeri pada wanita yang bersangkutan. Jenis analgesi, jumlahnya
dan frekuensi pemberian hendaknya didasarkan pada kebutuhan
untuk menghilangkan nyeri di satu pihak, dan kemungkinan
melahirkan bayi yang sakit dilain pihak.
g). Amniotomi
Bila selaput ketuban masih utuh, ada dorongan yang besar
bahkan pada persalinan normal sekalipun untuk melakukan
amniotomi. Manfaat yang diperkirakan adalah persalinan yang
cepat, deteksi dini kasus pencemaran mekonium pada cairan
amnion, dan kesempatan untuk memasang elektroda ke janin
serta memasukkan pressure catheter ke dalam rongga uterus.
h). Fungsi kandung kemih
Distensi kandng kemih harus dihindarkan karena dapt
mengakibatkan persalinan macet dan selanjutnya menimbulkan
hipotonia serta infeksi kandung kemih. Produksi urin, aseton dan
protein diperiksa setiap 2 sampai 4 jam. (Cunningham, dkk.
2006; h. 341-343)
4). Asuhan Kala I
a). Penggunaan partograf
Partograf adalah alat untuk memantau kemajuan kala I
persalinan dan informasi untuk membuat keputusan klinik.
Tujuan utama dari penggunaan partograf adalah untuk :
(1) Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan
menilai pembukaan serviks melalui periksa dalam.
(2) Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan normal.
Dengan demikian juga dapat mendeteksi secara dini
kemungkinan terjadinya partus lama.
(3) Data pelengkap yang terkait dengan pemantauan kondisi ibu,
kondisi bayi, grafik kemajuan proses persalinan, bahan dan
medikamentosa yang diberikan, pemeriksaan laboratorium,
membuat keputusan klinik dan asuhan atau tindakan yang
diberikan dimana semua itu dicatatkan secara rinci pada status
atau rekam medik ibu bersalin dan bayi baru lahir (APN,
2007; h. 55).
Partograf harus digunakan :
(1) Untuk semua ibu dalam fase aktif kala satu persalinan dan
merupakan elemen penting dari asuhan persalinan.
(2) Selama persalinan dan kelahiran bayi di semua tempat
(rumah, puskesmas, klinik bidan swasta, RS, dll).
(3) Secara rutin oleh semua penolong persalinan yang
memberikan asuhan persalinan kepada ibu dan proses
kelahiran bayinya (APN. 2007; h. 55).
b). Memberi dukungan persalinan
(1) Ketika persalinan sudah maju dan kontraksi menjadi
semakin nyeri, ibu biasanya mendapat manfaat besar dari
dukungan berkesinambungan bidan mereka.
(2) Bila perlu, bidan dapat menggosok punggung ibu, berbicara
dengan ibu di antara kontraksi, mengatakan kepada ibu
betapa baiknya ia melakukan koping dan berikan penjelasan
maupun kata-kata yang memberi dorongan.
(3) Bagian dari pemberian dukungan adalah mendengarkan ibu
dan merespon bahasa tubuh verbal maupun nonverbal.
(4) Sensivitas diperlukan bisa menjadi saat “kilas balik” bagi ibu
yang pernah menjadi korban penganiayaan seksual di masa
kanak-kanak.
c). Persiapan persalinan
(1) Bagi Bidan :
Mempersiapkan
Ruangan
untuk
Persalinan
dan
Kelahiran Bayi.
Di manapun persalinan dan kelahiran bayi terjadi, diperlukan
hal-hal pokok sebagai berikut :
(a) Ruangan yang hangat dan bresih, memiliki sirkulasi
udara yang baik dan terlindung dari tiupan angin.
(b) Sumber air bersih dan mengalir untuk cuci tangan dan
memandikan ibu sebelum dan sesudah melahirkan.
(c) Air disinfeksi tingkat tinggi (air yang dididihkan dan
didinginkan) untuk membersihkan vulva dan perineum
sebelum dilakukan periksa dalam dan membersihkan
perineum ibu setelah bayi lahir.
(d) Kecukupan air bersih, klorin, deterjen, kain pembersih,
kain pel dan sarung tangan karet untuk membersihkan
ruangan, lantai, perabotan,
dekomentasi dan proses
peralatan.
(e) Kamar mandi yang bersih untuk kebersihan pribadi ibu
dan penolong persalinan.
(f) Tempat yang lapang untuk ibu berjalan-jalan dan
menunggu saat persalinan, melahirkan bayi dan untuk
memberikan asuhan bagi ibu dan bayinya setelah
persalinan. Pastikan ibu mendapatkan privasi yang
diinginkannya.
(g) Tempat tidur yang bersih untuk ibu.
(h) Meja yang bersih atau tempat untuk menaruh peralatan
persalinan.
d). Meja untuk tindakan resusitasi BBL
e). Persiapan perlengkapan, bahan-bahan dan obat-obatan
yang diperlukan.
(1) Bagi keluarga dan ibu bersalin :
(a) Rencanakan bersalin di polindes, Puskesmas, RB, RS
dan BPS.
(b) Tabungan untuk biaya persalinan.
(c) Menyiapkan untuk donor darah, jika sewaktu-waktu
diperlukan ibu.
(d) Ibu dan suami menyakan bidan /dokter kapan HPLnya.
(e) Menyiapkan kendaraan/alat transportasi jika sewaktuwaktu ibu dan bayi perlu segera ke RS.
(f) Menyiapkan perlengkapan dan peralatan ibu dan bayi
(KMS, 2009).
5). Tanda bahaya kala I
Tanda bahaya kala I dan manajemenya
Tabel Indikasi-indikasi untuk tindakan dan / atau rujukan segera
selama kala I persalinan (APN, 2007; h. 46-49):
Temuan-temuan anamnesis
Rencana untuk asuhan atau perawatan
dan/atau pemeriksaan
Riwayat bedah sesar
a. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang
mempunyai kemampuan untuk
melakukan bedah sesar.
b. Dampingi ibu ke tempat rujukan.
Berilah dukungan dan semangat.
Perdarahan pervaginam selain Jangan melakukan pemeriksaan dalam
dari lendir bercampur darah 1. Baringkan ibu ke sisi kiri.
(show)
2. Pasang infus menggunakan jarum
berdiameter besar (ukuran 16 atau
18) dan berikan ringer loktat atau
cairan garam fisiologis (NS).
3. Segera rujuk ke fasilitas yang
memiliki kemampuan untuk
melakukan bedah sesar.
4. Dampingi ibu ke tempat rujukan.
Kurang dari 37 minggu 1. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang
(persalinan kurang bulan)
memiliki
kemampuan
penatalaksanaan
kegawatdaruratan obstetrik dan
BBL.
2. Dampingi ibu ke tempat rujukan
dan berikan dukungan serta
semangat.
Ketuban
pecah
disertai 1. Baringkan ibu ke sisi kiri
dengan keluarnya mekonium 2. Dengarkan DJJ
kental
3. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang
memiliki
kemampuan
penatalaksanaan untuk melakukan
bedah sesar.
4. Dampingi ibu ke tempat rujukan
dan bawa partus set, kateter
penghisap lendir delle dan
handuk/kain untuk mengeringkan
dan menyelimuti bayi kalau ibu
melahirkan di jalan.
Ketuban pecah bercampur Dengarkan DJJ, jika ada tanda-tanda
dengan sedikit mekonium gawat janin laksanakan asuhan yang
disertai tanda-tanda gawat sesuai (lihat di bawah)
janin
Ketuban telah pecah (lebih 1. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang
dari 24 jam) atau ketuban
memiliki kemampuan melakukan
pecah pada kehamilan kurang
asuhan
kegawat
daruratan
bulan (usia kehamilan kurang
obstetrik.
dari 37 minggu)
2. Dampingi ibu ke tempat rujukan
dan berikan dukungan serta
semangat.
Tanda-tanda atau gejala- 1. Baringkan ibu miring kekiri
gejala infeksi :
2. Pasang infus menggunakan jarum
- Temperatur tubuh
berdiameter besar (ukuran 16 atau
- Menggigil
18) dan berikan ringer laktat atau
- Nyeri abdomen
cairan garam fisiologis (NS)
- Cairan ketuban yang berbau
dengan tetesan 125 ml/jam.
3. Segera rujuk ke fasilitas yang
memiliki kemampuan untuk
melakukan bedah sesar.
4. Dampingi ibu ke tempat rujukan
dan berikan dukungan serta
semangat.
Tekanan darah lebih dari 160/ 1. Baringkan ibu miring kekiri
110 dan/atau terdapat protein 2. Pasang infus menggunakan jarum
dalam urine (preeklamsia
berdiameter besar (ukuran 16 atau
berat)
18) dan berikan ringer laktat atau
cairan garam fisiologis (NS)
3. Jika mungkin berikan dosis awal 4
g MgSO4 20% IV selama 20
menit.
4. Suntikan 10 g MgSO4 50% 15 g
IM pada bokong kiri dan kanan.
5. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang
memiliki
kapabilitas
asuhan
kegawat daruratan obstetrik dan
BBL.
6. Dampingi ibu ke tempat rujukan
dan berikan dukungan serta
semangat.
Tinggi fundus 40 cm atau 1. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang
lebih
(makrosomia,
memiliki kemampuan untuk
polihidramniofis, kehamilan
melakukan bedah sesar.
ganda
DJJ kurang dari 100 atau lebih
dari 180 kali/menit pada 2 x
penilaian dengan jarak 5
menit (gawat janin)
Primipara dalam persalinan
fase aktif dengan palpasi
kepala janin masih 5/5
Presentasi bukan belakang
kepala
(sungsang,
letak
lintang, dll)
Presentasi ganda (majemuk)
(adanya bagian janin, seperti
misalnya lengan atau tangan,
bersamaan dengan presentasi
belakang kepala)
2. Dampingi ibu ke tempat rujukan
dan berikan semangat dan
dukungan.
Alasan :
Jika
diagnosisnya
adalah
polihidramnion,
mungkin
ada
masalah-masalah dengan janinnya.
Dengan adanya makrosomia risiko
distosia bahu dan perdarahan pasca
persalinan atau lebih besar.
1. Baringkan ibu miring ke kiri, dan
anjurkan untuk bernapas secara
teratur.
2. Pasang infus menggunakan jarum
berdiameter besar (ukuran 16 atau
18) dan berikan renger laktat atau
cairan garam fisiologis (NS)
dengan tetesan 125 ml/jam.
3. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang
memiliki
kemampuan
penatalaksanaan
kegawat
daruratan obstetrik dan BBL.
4. Dampingi ibu ke tempat rujukan
dan berikan dukungan dan
semangat.
1. Baringkan ibu miring ke kiri
2. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang
memiliki
kemampuan
pembedahan bedah sesar.
3. Dampingi ibu ke tempat rujukan
dan berikan dukungan dan
semangat.
1. Baringkan ibu miring ke kiri.
2. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang
memiliki
kemampuan
penatalaksanaan
kegawat
daruratan obstetri dan BBL.
3. Dampingi ibu ke tempat rujukan
dan berikan dukungan dan
semangat.
1. Baringkan ibu dengan posisi lutut
menempel ke dada atau miring ke
kiri.
2. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang
memiliki
kemampuan
Tali pusat menumbung (jika
tali pusat masih berdenyut)
Tanda-tanda gejala syok :
a. Nadi cepat, lemah (lebih
dari 110 kali/menit)
b. Tekanan darahnya rendah
(sistolik kurang dari 90
mm Hg
c. Pucat
d. Berkeringat atau kulit
lembab, dingin.
e. Napas cepat (lebih dari 30
x/menit)
penatalaksanaan
kegawat
daruratan obstetri dan BBL.
3. Dampingi ibu ke tempat rujukan
dan berikan dukungan dan
semangat.
1. Gunakan sarung tangan disinfeksi
tingkat, letakan satu tangan
divagina dan jauhkan kepala janin
dari tali pusat janin. Gunakan
tangan yang lain pada abdomen
untuk membantu menggeser bayi
dan menolong bagian terbawah
bayi tidak menekan tali pusatnya.
(keluarga
mungkin
dapat
membantu).
2. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang
memiliki
kemampuan
penatalaksanaan
kegawat
daruratan obstetri dan BBL.
3. Dampingi ibu ke tempat rujukan
dan berikan semangat serta
dukungan
ATAU
1. Minta ibu untuk melakukan posisi
bersujud dimana posisi bokong
tinggi melebih kepala ibu, hingga
tiba ke tempat rujukan.
2. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang
memiliki
kemampuan
penatalaksanaan
kegawatdaruratan obstetri dan
BBL.
3. Dampingi ibu ke tempat rujukan
dan berikan semangat serta
dukungan.
1. Baringkan ibu miring ke kiri
2. Jika mungkin naikkan kedua kaki
ibu untuk meningkatkan aliran
darah ke jantung.
3. Pasang infus menggunakan jarum
berdiameter besar (ukuran 16 atau
18) dan berikan RL atau cairan
garam fisiologis (NS), infuskan 1
liter dalam waktu 15 – 20 menit,
jika mungkin infuskan 2 liter
dalam waktu 1 jam pertama,
f. Cemas, bingung atau tidak
kemudian
turunkan
tetesan
sadar
menjadi 125 m/jam.
g. Produksi urin sedikit
(kurang dari 30 ml/jam)
4. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang
memiliki
kemampuan
penatalaksanaan
kegawat
daruratan obstetri dan BBL.
5. Dampingi ibu ke tempat rujukan
dan berikan dukungan dan
semangat.
Tanda-tanda gejala persalinan 1. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang
dengan fase laten yang
memiliki
kapasitas
memanjang.
kegawatdaruratan obstetri dan
a. Pembukaan
serviks
BBL.
kurang dari 4 cm setelah 8 2. Dampingi ibu ke tempat rujukan
jam.
dan berikan dukungan serta
b. Kontraksi teratur lebih
semangat.
dari 2 dalam 10 menit)
Tanda dan gejala belum 1. Anjurkan ibu untuk minum dan
inpartu
makan.
a. Kurang dari 2 kontraksi 2. Anjurkan ibu untuk bergerak
dalam
10
menit,
bebas dan leluasa.
berlangsung kurang dari 3. Jika kontraksi berhenti dan/atau
20 detik
tidak ada perubahan serviks,
b. Tidak ada perubahan
evaluasi djj, jika tidak ada tandaserviks dalam waktu 1 – 2
tanda kegawatan pada ibu dan
jam.
janin. Persilahkan ibu pulang
dengan nasehat untuk :
a. Menjaga cukup makan dan
minum
b. Datang untuk mendapatkan
asuhan
jika
terjadi
peningkatan frekuensi dan
lama kontraksi.
Tanda dan gejala partus lama 1. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang
a. Pembukaan
serviks
memiliki
kemampuan
mengarah
kesebelah
penatalaksanaan
kanan garis waspada
kegawatdaruratan obstetri dan
(partograf)
BBL.
b. Pembukaan
serviks 2. Dampingi ibu ke tempat rujukan
kurang dari 1 cm perjam
dan berikan semangat serta
dukungan.
c. Kurang dari 2 kontraksi
dalam waktu 10 menit,
masing-masing
berlangsung kurang dari
40 detik.
2. Latihan
Pertanyaan
a. Sebutkan perubahan-perubahan fisiologis yang terjadi paada ibu
bersalin kala I !
b. Apa yang termasuk dalam managemen kala I?
c. Mengapa asupan oral pada ibu dalam proses persalinan aktif harus
ditunda?
d. Kapan partograf harus digunakan oleh bidan?
e. Jelaskan secara urut tindakan yang dilakukan bidan jika seorang ibu
bersalin mengalami pacah ketuban disertai keluarnya mekonium!
3. Rangkuman
 Perubahan fisiologis pada ibu bersalin kala I
Tekanan darah, metabolism, suhu tubuh, detak jantung, pernafasan,
perubahan pada ginjal, perubahan gastrointestinal, hematologi.
Perubahan psikologis ibu bersalin kala II
a) Perasaan tidak enak
b) Takut dan ragu akan persalinan yang akan dihadapi.
c) Sering memikirkan antara lain : Apakah persalinan berjalan normal,
menganggap persalinan sebagai percobaan, Apakah penolong
persalinan dapat sabar dan bijaksana dalam menolongnya, Apakah
bayinya normal apa tidak, Apakah ia sanggup merawat bayinya
d) Ibu merasa cemas (Pusdiknakes, 2003)
 Managemen kala I meliputi mengidentifikasi masalah, mengkaji riwayat
kesehatan, riwayat kesehatan yang lalu (bila ada), pemeriksaan fisik,
pemeriksaan janin, menilai data dan menetukan diagnose, menilai
kemajuan persalinan, membuat rencana asuhan kebidanan kala I
 Penatalaksanaan kala I meliputi tanda vital ibu, pemeriksaan vagina
selanjutnya, asupan oral, cairan intravena, posisi ibu selama persalinan,
analgesia, amniotomi, fungsi kandung kemih
 Asuhan kala I meliputi 3 hal pokok yaitu penggunaan partograf, persiapan
persalinan dan pendampingan persalinan
 Tanda bahaya kala I :
 Riwayat bedah sesar
 Perdarahan pervaginam selain dari lendir bercampur darah (show)
 Kurang dari 37 minggu (persalinan kurang bulan)
 Ketuban pecah disertai dengan keluarnya mekonium kental
 Ketuban pecah bercampur dengan sedikit mekonium disertai tandatanda gawat janin
 Ketuban telah pecah (lebih dari 24 jam) atau ketuban pecah pada
kehamilan kurang bulan (usia kehamilan kurang dari 37 minggu), dll
C. Penutup
1. Tes Formatif
a. Apa saja perubahan psikologis yang terjadi pada ibu bersalin kala I?
b. Data yang dapat mendukung bidan menegakkan diagnose untuk ibu
bersalin adalah … karena …
c. Apa tujuan dilakukannya pemeriksaan vagina pada ibu bersalin?
d. Persiapkan apa yang harus dilakukan keluarga maupun ibu untuk proses
bersalin yang akan dihadapi?
e. Apabila seorang ibu bersalin mengalami komplikasi “presentasi bukan
belakang kepala”, tindakan apa yang harus di lakukan bidan?
2. Umpan Balik
No
Kriteria Jawaban
Skor
1
20
3
Jawaban disebutkan dan dijelaskan secara lengkap dan
benar
Jawaban disebutkan dan dijelaskan secara lengkap dan
benar
Jawaban diuraikan secara jelas, benar dan urut
4
Jawaban disebutkan dan dan dijelaskan secara lengkap
20
5
Jawaban diuraikan dengan benar dan runtut
20
2
Skor total
20
20
100
3. Tindak Lanjut
a. Membuat rangkuman materi.
b. Membuat kelompok belajar sebanyak 2 orang untuk melakukan praktik
anamnesa pada ibu bersalin sesuai dengan ceklist
c. Mencari atau mendapatkan lembar partograf untuk mendokumentasikan
hasil observasi proses persalinan sesuai dengan kasus
d. Mencari cara penanganan preeklamsi ibu hamil saat ibu sudah berada di
rumah sakit
4. Kunci Jawaban
1). Perubahan psikologis yang dialami ibu bersalin antara lain:
e) Perasaan tidak enak
f) Takut dan ragu akan persalinan yang akan dihadapi.
g) Sering memikirkan antara lain : Apakah persalinan berjalan normal,
menganggap persalinan sebagai percobaan, Apakah penolong
persalinan dapat sabar dan bijaksana dalam menolongnya, Apakah
bayinya normal apa tidak, Apakah ia sanggup merawat bayinya
h) Ibu merasa cemas (Pusdiknakes, 2003)
2). Data subyektif dan data obyektif, Karena data tersebut memuat hal-hal
mengenai diri ibu bersalin baik dari keterangan ibu sendiri maupun dari
hasil pemeriksaan.
3). Pada persalinan kala 1, perlunya pemeriksaan vagina selanjutnya untuk
mengetahui status serviks dan station serta posisi, dilakukan setiap 4 jam.
4). Persiapan yang harus dilakukan keluarga :
a) Rencanakan bersalin di polindes, Puskesmas, RB, RS dan BPS.
b) Tabungan untuk biaya persalinan.
c) Menyiapkan untuk donor darah, jika sewaktu-waktu diperlukan ibu.
d) Ibu dan suami menyakan bidan /dokter kapan HPLnya.
e) Menyiapkan kendaraan/alat transportasi jika sewaktu-waktu ibu dan
bayi perlu segera ke RS.
f) Menyiapkan perlengkapan dan peralatan ibu dan bayi
5). Yang harus dilakukan bidan adalah :
a). Baringkan ibu miring ke kiri.
b). Segera rujuk ibu ke fasilitas yang memiliki kemampuan
penatalaksanaan kegawat daruratan obstetri dan BBL
c). Dampingi ibu ke tempat rujukan dan berikan dukungan dan
semangat.
DAFTAR PUSTAKA
DepKes. 2007. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: jaringan nasional pelatihan
klinik.
Mochtar, R, 1998. Sinopsis Obstetri., jilid 1. Jakarrta : EGC.
Prawirohardjo, Sarwono. 2003. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal Dan Neonatal. Jakarta: YBP,SP.
Saiffudin. 2000. Buku Ajar Nasional Pelayanan Maternal dan Neonatal. Jakarta:
DepKes.
Wiknjosastro, H, 2005. Ilmu Kebidanan. Edisi etiga. Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka Saronwo Prawiroharjo
Wiknjosastro, Hanifa. 2007. Ilmu Kebidanan. Edisi etiga. Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka Sarono Prawiroharjo
SENARAI
Abdomen
: Perut
Amniotomi
: Tindakan memecah kulit ketuban
Analgesik
: Anti nyeri
Gastrointestinal
: Sistem pencernaan
Hematologi
: Pemeriksaan darah
In partu
: Dalam proses persalinan
Intravena
: Di dalam pembuluh darah vena
Makrosomia
: Bayi dengan berat badan lebih (bayi besar)
Mekonium
: Kotoran pertama yang keluar dari tubuh bayi baru lahir
Perineum
: Suatu daerah antara anus dan vagina
Pervaginam
: Melalui vagina
Polihidramnion
: Air ketuban yang terlalu sedikit jumlahnya (< 1 liter)
Poliuria
: Urin yang terlalu sedikit
Pre eklamsia
: Keracunan kehamilan
Proteinuria
: Protein yang terkandung didalam urin
Resusitasi
: Proses untuk melancarkan jalan nafas
Serviks
: Pintu rahim
Uterus
: Rahim
Vulva
: Vagina/Jalan lahir
Download